Anda di halaman 1dari 21

PORTOFOLIO

Nama:Monica sinadia
Kls:X IPS 4

Gejala sosial ditandai dengan adanya masalah sosial.


Gejala sosial didefinisikan sebagai suatu fenomena sosial yang dipengaruhi dan bakalan
mempengaruhi tingkah laku orang-orang yang ada di dalam lingkungan tersebut.

Sama nggak sih sama masalah sosial? Beda, meski berkaitan. Gejala sosial yang terjadi
secara terus menerus maka bisa berpotensi menyebabkan masalah sosial di masyarakat.

Lebih lanjut mengenai gejala sosial yuk simak ulasan Diadona berikut:

Contoh Gejala Sosial

Gejala SosialGejala Sosial © 2020 shutterstock.com/ Travel Stock RAXAUL, INDIA - NOV 8

Suatu hal bisa disebut sebagai gejala sosial ketika melibatkan beberapa individu trus punya
dampak sosial terhadap individu lain maupun dalam kelompoknya. Contoh gejala sosial
dalam kehidupan sehari-hari bisa beragam banget, ada beberapa diantaranya:

Kesenjangan Ekonomi

Adanya ketimpangan penghasilan setiap masyarakat ini bisa menimbulkan masalah sosial di
masyarakat.

Kenakalan Remaja

Setiap remaja yang melakukan tindakan kenakalan pasti dipengaruhi oleh berbagai faktor,
dan mempengaruhi teman-temannya yang lain juga, kan. Nah, inilah contoh gejala sosial.
Bila dibiarkan, kenakalan remaja bisa menjurus pada masalah sosial, misalnya tawuran dan
lainnya.

Plagiarism

Ini merupakan contoh gejala sosial yang terjadi di lingkungan akademik. Perilaku ini bakalan
memberikan pengaruh ke orang lain, misalnya jadi ikut-ikutan melakukan plagiarism, atau
bisa saja kemudian mewajarkan perbuatan tersebut. Pada akhirnya, apa jadinya kalau karya
ilmiah yang harusnya berkualitas malah hasil dari menjiplak orang lain?

Menurut Study.com, pengertian dan defisini mengenai gejala sosial bisa terdengar kabur dan
membingungkan karena sangat luas dan rumit. Prinsipnya nih, gejala sosial adalah suatu
bentuk kejadian yang berpotensi membat suatu masalah dalam masyarakat

Gejala sosial yang ada di masyarakat muncul karena perubahan sosial. Nah, perubahan ini
terjaid karean pada dasarnya manusia mengalami perkembangan, yang pada kahirnya
bakalan berpengaruh pada sistem sosial, nilai, sikap, dan perilaku di kelompok dalam
masyarakat tersebut.

Perubahan sosial yang kemudian menjadi awal dari gejala sosial ini bisa berbentuk positif
atau negatif.

5 dari 5 halaman

Karakteristik Gejala Sosial

Gejala SosialGejala Sosial © 2020 shutterstock.com/A-photographyy

Ada beberapa karakteristik gimana suatu kondisi bsia disebut sebagai gejala sosial, yakni
diantaranya:

Beranekaragam

Gejala sosial bisa berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berebda pula.
Misalnya nih, gejala budaya nggak sama dengan gejala politik, dan lain sebagainya.

Bersifat Dinamis

Apa artinya? Gejala sosial akan terus berubah karena mengacu pada sifat manusia yang juga
terus mengalami perubahan. Perbuahan pada masyarakat tersebut terjadi karena berbagai
pengaruh, juga karena perkembangan zaman.
Kompleks

Di dalam gejala sosial ini terhadap hubungan antar manusia yang diperngaruhi oleh
berbagai faktor, misalnya ekonomi, sosial, budaya, psikologis, agama dan juga politik.
Masing-masing manusia memiliki karakter dalam poin tersebut yang berbeda.

Sulit Dimengerti

Ini terjadi karena gejala sosial timbul dari masyarakat yang mengalami perubahan atau
dinamis. Beda dengan gejala alam yang bisa diukur, dipelajari, bahkan bisa diprediksi.

Kurang Objektif

Penilaian pada gejala sosial tergantung pada kacamata yang melihatnya. Ini terjadi karena
gejala sosial mengacu pada perilaku masyarakatnya, sehingga tentu punya karakteristik
yang melekat di masing-masing individu. Misalnya nih, kemiskinan bisa dilihat sebagai
sesuatu yang baik atau buruk, tergantung pada persepsi masing-masing.

Bersifat Kualititaf

Apa itu? Gejala sosial nggak bisa diukur, tapi harus dilihat dan dicermati secara mendalam.
Kenapa? Karena menyangkut tentang interaksi sosial yang tentu nggak

ada alat ukurnya, bukan?

Sulit Diprediksi

Dari sifat gejala sosial yang udah Diadona sebutkan di atas, akhirnya membawa karakteristik
bahwa gejala ini nggak bisa diprediksi. Bersifat dinamis, sulit dimengerti, dan juga bersifat
kualitatif membuatnya jadi nggak bisa diperkirakan.
Punya Dampak Positif Maupun Negatif

Gejala sosial bisa menajdi efek positif kalau diterima dengan baik oleh masyarakat dan bisa
diikuti sehingga memebrikan banyak manfaat. Misalnya nih terjadinya perubahan terknologi
bisa membawa perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Lalu gimana tentang gejala sosial yang membawa dampak negatif? Akan membuat
masyarakat mengalami culture shock. Gejala sosial atau perilaku tersebut diangap tidak
sesuai dengan nimlai masyarakat, sehingga perilaku itu dicap sebagai suatu penyimpangan
sosial.

Gejala sosial bisa menjadi penanda bahwa ada nilai dan norma masyarakat yang sudah
ketinggalan zaman. Sehingga munculnya gejala sosial diharapkan dapat memunculkan nilai
dan norma baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Adanya Upaya Mewujudkan Kesetaraan Gender

Perkembangan zaman di masyarakat akan meningkatkan kesadaran bahwa laki-laki dan


perempuan memiliki hak asasi yang sama sebagai manusia. Ini jelas merupakan pertanda
yang baik karena dengan adanya kesetaraan gender, tidak ada lagi ketimpangan atau
judgement dari lingkungan terhadap suatu gender.

3. Adanya Diferensiasi Struktural

Diferensiasi struktural ini mengacu kepada berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru.


Berbagai macam kebutuhan di masyarakat yang semakin kompleks membutuhkan wadah
dan lembaga baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata

dampak positif gejala sosial


Sadar akan pendidikan adalah salah satu dampak dari munculnya gejala sosial.

Gejala sosial yang berhasil diatasi akan membawa pemahaman bahwa “pendidikan itu
penting”. Akibatnya, masyarakat akan lebih aware terhadap pendidikan dan berusaha untuk
mendapatkan akses pendidikan, khususnya pendidikan formal, yang lebih baik lagi.

4. Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pendidikan, munculnya berbagai penelitian


ilmiah terkait gejala sosial yang telah terjadi semakin menyadarkan masyarakat terhadap
pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup.

Baca Juga: Dampak Positif Penggunaan Gadget

5. Berkembangnya Industrialisasi

Ketika masyarakat sudah mendapatkan pendidikan yang baik, produktivitas masyarakat pun
akan meningkat dengan sendirinya. Hal ini mengakibatkan industri-industri semakin
berkembang menjadi lebih baik.

6. Kesadaran Politik Semakin Tinggi

Masyarakat yang terdidik umumnya akan menyadari pentingnya kontribusi setiap individu
dalam praktek politik. Tingginya kesadaran politik ini ditandai dengan meningkatnya
partisipasi dalam politik praktis.
7. Perlindungan terhadap Kebebasan dalam Kehidupan Beragama

Gejala sosial memberi pelajaran pada masyarakat akan pentingnya hidup berdampingan dan
menghormati keanekaragaman. Dengan begitu, diharapkan akan munculnya kerukunan
antar umat beragama yang berujung pada terwujudnya kebebasan beragama secara
hakikiRealitas sosial atau dalam Bahasa Inggris disebut ”social reality” adalah kenyataan
yang dikonstruksikan secara sosial. Dikonstruksikan secara sosial maksudnya adalah muncul
dari pikiran manusia dan berkembang menjadi kenyataan melalui konsensus, interaksi, dan
habituasi atau kebiasaan. Definisi tersebut diturunkan dari ide dua pakar sosiologi Peter
Berger dan Thomas Luckmann dalam bukunya ”The Social Construction of Reality”.

Sering kali kita melihat suatu fenomena sosial, lalu dengan sekejap menyebut itu sebagai
realitas. ”Realitas memang kejam”, ” realitasnya memang demikian”, ”realitas di sekitar
kita” dan sebagainya, merupakan ungkapan yang dapat diterjemahkan bahwa realitas
adalah ”kenyataan”, ”yang real”, atau bahkan ”kebenaran”.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan realitas sosial? Bagaimana para pakar sosiologi
mendefinisikannya? Postingan ini akan meringkas pengertian realitas sosial disertai
contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Barang kali pembaca sedang meraba-raba definisi
tentang realitas, apakah sama dengan fakta, atau merupakan sesuatu yang nyata? Artikel
ini ditulis sebagai usaha untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Pengertian realitas sosial

Konotasi umum dari istilah ”realitas” dalam kehidupan sehari-hari adalah ”kenyataan” atau
”yang nyata”. Para pakar sosiologi di Indonesia juga sering menggunakan istilah ”realitas”
dan ”kenyataan” secara bergantian dengan maksud yang sama.
Dalam sosiologi, apa yang dimaksud sebagai realitas sosial adalah sesuatu yang dianggap
nyata dalam kehidupan sosial, dan merupakan hasil konstruksi sosial. Pada paragraf
pertama, kita sudah membaca bahwa konstruksi sosial melibatkan konsensus, interaksi, dan
habituasi. Berger dan Luckmann melihat ketiga proses ini penting untuk membentuk sesuatu
menjadi ”nyata”, ”real”, ”fakta”, dimata masyarakat.

Baca juga Interaksi Sosial: Pengertian dan Contohnya

Berger dan Luckmann menyebut tiga tahap bagaimana kenyataan dikonstruksikan secara
sosial: eksternalisasi, objektivikasi, internalisasi. Simplifikasi penjelasan ketiganya sebagai
berikut:

» Eksternalisasi merupakan proses ide-ide yang muncul dari alam pikiran manusia menjadi
sesuatu yang eksis di luar diri individu. Dengan kata lain, eksistensi ide tersebut sudah
berada dalam struktur sosial.

» Objektifikasi merupakan proses ide-ide tersebut menjadi objek dan mulai dipersepsikan
sebagai kenyataan. Objektifikasi melibatkan konsensus, interaksi, dan habituasi. Ide-ide
tersebut disepakati, berlangsung melalui proses interaksi sosial, dan dilakukan secara
berulang-ulang. Proses objektifikasi bisa berlangsung sangat lama, lintas generasi, sehingga
mungkin saja generasi yang baru menenerima sesuatu sebagai sebuah kenyataan, namun
generasi awal tidak melihatnya demikian.

» Internalisasi merupakan proses dimana kenyataan objektif atau sesuatu yang sudah
mengalami objektifikasi, diserap masuk ke dalam diri manusia sebagai sebuah pengetahuan.
Pada tahap ini, individu atau aktor melihat realitas sebagai kenyataan objektif, padahal
sejatinya terbentuk dari ide-ide yang subjektif.
Setelah memahami tiga tahapan bagaimana kenyataan dikonstruksikan secara sosial, kita
bisa melihat realitas sosial sebernanya tidak murni objektif, melainkan melibatkan unsur-
unsur subjektif seperti ide, persepsi, dan opini.

W. I. Thomas memiliki pendapat yang bisa membantu kita mudah memahami tentang
realitas, sebagai berikut:

”Jika manusia mendefinsikan situasi sebagai kenyataan, situasi itu nyata pada
konsekuensinya”.

Realitas atau kenyataan sosial menurut W. I. Thomas adalah konsekuensi dari definisi kita
terhadap situasi. Bukan definisi situasi itu sendiri. Artinya apa yang kita anggap nyata
adalah produk dari persepsi dan hasil interpretasi kita terhadap apa yang nyata.

Memahami pengertian realitas sosial dari deskripsi yang dikemukakan para ahli di atas
barang kali cukup sulit karena terdengar terlalu filosofis. Saya akan sebutkan beberapa
contoh realitas sosial dan menjelaskannya berdasarkan pengertian yang sudah disebutkan di
atasContoh realitas sosial

Masyarakat

Individu senantiasa hidup dengan individu lain dan melakukan interaksi. Kita menyebutnya
sebagai masyarakat. Misal, setiap pagi seorang ibu pergi ke sawah untuk bertani, di jalan ia
bertemu tetangganya mau ke pasar. Ketika berpapasan ia saling sapa. Petani itu membawa
cangkul, pakai sandal japit dan selendang. Orang yang mau ke pasar bawa tas belanjaan,
pakai sandal dan bawa duit. Tindakan saling sapa ketika bertemu di jalan, dan sesuatu yang
dipakainya adalah kenyataan. Tidak ada yang aneh ketika orang yang saling kenal menyapa
ketika berpapasan di jalan. Tidak ada yang aneh pula ketika orang mau ke pasar bawa tas
belanjaan.
Begitulah cuplikan kecil tentang apa yang terjadi di masyarakat. Cuplikan itu membuat kita
menerima begitu saja realitas sebuah kehidupan di masyarakat. Padahal, masyarakat dan
dan segala aktivitasnya itu tidak hadir begitu saja. Tindakan saling sapa juga tidak hadir
begitu saja, melainkan ditentukan oleh definisi mereka terhadap situasi.

Sekolah

Sekolah tempat murid belajar tidak eksis begitu saja. Sebelumnya tidak ada gedung sekolah
dan tidak ada kesepakatan tentang gedung yang digunakan untuk sekolah. Sekolah itu ada
karena pihak-pihak terkait membuat konsensus bahwa bangunan itu, aktivitas di dalamnya,
serta sistem manajemennya disebut sebagai sekolah. Jika sekolah kamu sudah ada sebelum
kamu jadi murid, maka sekolah itu adalah produk kesepakatan orang-orang sebelum kamu.
Sekolah merupakan institusi sosial di bidang pendidikan. Dengan demikian, kita bisa melihat
insitusi sosial sebagai realitas sosial. Tentunya, realitas tersebut dikonstruksikan secara
sosial.

realitas sosial

Keluarga

Keluarga adalah realitas sosial. Lihatlah bagaimana keluarga kamu eksis. Sebelumnya, tentu
saja tidak ada. Dalam keluarga, ada norma dan nilai yang disepakati bersama. Misal,
keluargamu menyepakati bahwa nyolong duit itu tidak baik, minum dengan tangan kiri juga
tidak elok, dan sebagainya. Tiba-tiba kamu lahir, tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.
Kamu menerima keluargamu yang melarangmu untuk nyolong duit sebagai sebuah
kenyataan. Padahal keluargamu beserta nilai-nilai yang eksis itu adalah produk
kesepakatan, interaksi dan habituasi, dimulai sebelum kamu lahir dan barang kali masih
berlangsung ketika kamu hadir.

Negara

Kita menerima begitu saja keberadaan negara Indonesia, padahal sebelumnya tidak ada.
Negara adalah hasil kesepakatan politik yang diperoleh setelah syarat-syarat terbentuknya
negara terpenuhi. Artinya, negara adalah hasil konsensus. Terjadi interaksi antar aktor,
misalnya, kunjungan bilateral, atau kamu travelling ke negara lain dan mengatakan bahwa
kamu berasal dari Indonesia. Proses interaksi tersebut berlangung berulang-ulang hingga
kita menganggap bahwa negara Indonesia eksis sebagai kenyataan. Indonesia sebagai
sebuah negara adalah realitas yang dikonstruksikan secara sosial.

Baca juga Proses Sosial: Definisi dan Contohnya

Tentu saja tak terhitung contoh lain di luar sana yang belum disebutkan. Apa yang perlu
diketahui adalah bahwa konsensus, interaksi dan habituasi merupakan proses penting yang
membentuk realitas. Sebagai contoh, sekolah kamu bisa disebut sebagai sekolah (tempat
belajar-mengajar, dan lain-lain) karena murid, guru, pejabat publik, masyarakat umum dan
sebagainya sepakat bahwa itu adalah sebuah sekolah. Apabila tercipta konsensus, misalnya,
semua orang sepakat bahwa sekolah kamu mulai sekarang khusus digunakan untuk latihan
militer anak-anak dan semua mata pelajaran diganti dengan latihan fisik ala militer. Lulusan
sekolah itu akan dikirim ke Israel untuk merebut Jerusalem. Maka orang tua tidak akan lagi
memasukkan muridnya ke situ karena tidak ada lagi konsensus tentang sekolah seperti
semula.

44.7 jt orang terbantu

Pengertian masyarakat sebagai sistem sosial adalah dimana masyarakat tersebut melakukan
suatu tindakan atau kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu salah satu contohnya
adalah melakukan interaksi, baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok,
dan kelompok dengan kelompok.

Pembahasan
sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang memiliki objek kajian berupa masyarakat dan
memiliki fokus pembahasan berupa kehidupan sosial dan gejala - gejala sosial yang ada di
lingkungan masyarakat. SUatu ilmu sosiologi memiliki ciri - ciri diantaranya sebagai berikut :

Kumulatif, teori sosiologi yang kita ketahui kini merupakan hasil pengembangan dari teori
sosiologi yang sudah ada sebelumnya

Bersifat non etis, ilmu sosiologi berusaha untuk mengungkapkan suatu fakta terhadap
fenomena sosial yang terdapat di sekitar lingkungan masyarakat.

Empiris, ilmu sosiologi dapat bermula dari hasil suatu penelitian atau observasi

Teoritis, ilmu sosiologi merupakan ilmu yang bersifat abstrak yang disusun berdasarkan hasil
pengamatan empiris

Adapun sifat dan hakikat ilmu sosiologi diantaranya :

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang bersifat abstrak

Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan

Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang rasional

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang murni

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang katagoris

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang dapat menghasilkan pengertian - pengertian baru

Masalah sosial merupakan kondisi yang tidak diinginkan ada di dalam masyarakat karena
dapat mengganggu ketenteraman masyarakat dan diperlukan adanya tindakan sebagai
hasil dari kesepakatan bersama untuk mengatasinya atau memperbaikinya. Masalah sosial
dianggap sebagai persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang bersifat immoral,
berlawanan dengan hukum yang bersifat merusak. Masalah-masalah sosial tidak akan
mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Gbr. Pesta narkoba

Masalah sosial merupakan masalah yang timbul akibat dari interaksi sosial antara individu,
antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial
berkisar pada ukuran nilai, adat istiadat, ideologi dan tradisi yang ditandai dengan suatu
proses sosial yang disosiatif. Bahkan masalah sosial timbul dari proses perkembangan
masyarakat. Apalagi kalau proses perkembangan itu berlangsung dengan cepat sehingga
menimbulkan keguncangan di dalam masyarakat. Sehingga masyarakat kekagetan budaya
(cultural shock) dan kesenjangan budaya (cultural cultural lag).

Masalah sosial timbul karena adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, di mana dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat
terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut yang
menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Suatu kondisi yang normal terdapat integrasi serta
keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antara unsur-unsur masyarakat atau unsur-
unsur kebudayaan. Apabila antara unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan atau
ketidaksesuaian, maka hubungan-hubungan sosial terganggu yang mengakibatkan
kegoyahan dalam kehidupan kelompok.

Jenis-jenis masalah sosial

1. Kemiskinan.

Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,pendidikan dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan juga merupakan masalah
global.

Kemiskinan merupakan kendala dalam masyarakat ataupun dalam ruang lingkup yang lebih
luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial karena ketika kemiskinan mulai mewabah atau
bertambah banyak maka angka kriminalitas kemiskinan sebagai pangkal penyebab masalah
sosial dan ekonomi. Kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalam masyarakat
menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas. Sehingga adanya kejanggalan atau batas
pemisah dalam interaksi atau komunikasi antara orang yang berada di tingkatan yang di
bawah dan di atasnya.

Kemiskinan juga sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang akhirnya akan
merusak lingkungan itu sendiri. Penduduk miskin yang terdesak akanmencari lahan-lahan
kritis atau lahan-lahan konservasi sebagai tempat pemukiman. Lahan-lahan yang
seharusnya berfungsi sebagai kawasan penyangga atau mempunyai fungsi konservasi
tersebut akan kehilangan fungsi lingkungannya setelah dimanfaatkan untuk kawasan
pemukiman. Akibat berikutnya, maka akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
lingkungan. Kemiskinan juga memunculkan kantong-kantong slum dengan segala
permasalahannya.

Gbr. Perkampungan Kumuh

2.Kriminalitas.

Istilah kriminalitas berasal dari bahasa Inggris crime yakni kejahatan. Kejahatan secara
formal dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang melanggar norma-norma sosial dan
undang-undang pidana, bertentangan dengan moral kemanusiaan, bersifat merugikan,
sehingga ditentang oleh masyarakat.
Dalam pandangan sosiologis, kejahatan diartikan sebagai semua bentuk ucapan dan tingkah
laku yang melanggar norma-norma sosial, serta merugikan dan mengganggu keselamatan
masyarakat, baik secara ekonomis, politis maupun sosial psikologis.

Sesuai dengan pandangan teori faktor sosial, lingkungan sosial dan kekuatan-kekuatan
sosial sebagai faktor penyebab munculnya kejahatan. Seiring dengan berkembangnya
teknologi dan meningkatnya pertumbuhan suatu negara, pemerintah berusaha keras untuk
membentuk kekuatan baru dalam meningkatkan taraf keamanan. Namun di satu sisi, tingkat
kejahatan pun semakin berkembang dengan kualitas perbuatan yang semakin berat pula.
Bahkan terkadang kejahatan justru dapat menandingi atau bahkan lebih kuat dari kekuatan
hukum.Pada masa modern seperti sekarang ini, tingkah laku kriminal bisa saja tidak lagi
dianggap sebagai suatu bentuk kriminalitas sebab hal itu telah membudaya dan sudah
menjadi rahasia umum yang dapat ditebak. Biasa terdapat pada praktik-praktik korup, uang
pelican/suap untuk mempercepat penyelesaian masalah, bulu bekti/tanda bakti (gratifikasi)
kepada atasan demi menutupi perbuatan kriminal.

Gbr. Pembegalan

Dalam teknologi jaringan komputer, kejahatan diistilahkan dengan cybercrime, yakni sebuah
perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan dengan perantara internet yang berbasis
pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi. Karakteristik kejahatan dunia
maya ini pun berbeda dengan kejahatan dunia nyata, baik dari segi ruang lingkup, sifat,
pelaku, modus danjenis kerugian.

Masalah kriminal merupakan kenyataan sosial yang hakikatnya seringkali sulit untuk
dipahami, karena tidak melihat masalah dari proporsi yangsebenarnya secara dimensional.
Peningkatan dan penurunan nilai kriminalitas, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan
adalah relatif, sebab manusia dan lingkungan sekitar berperan besar dalam penentuan sifat
dan sikap.
Gbr. Prostitusi Online dan Terpidana Korupsi

3. Ketidakharmonisan Keluarga.

Keluarga merupakan tempat sosialisasi yang pertama dan utama bagi seorang anak, dan
satu-satunya media sosialisasi primer. Oleh karena itu keluarga memiliki peran yang sangat
penting bagi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Di dalam keluargalah anak
akan mendapatkan dasar-dasar penanaman nilai dan norma sosial. Serta di dalam keluarga
seharusnya anak mendapatkan pendidikan dan pengawasan yang lebih baik.

Kenakalan remaja yang terjadi dari waktu kewaktu menunjukkan peningkatan kuantitas dan
kualitas. Berbagai kasus kenakalan seperti tawuran pelajar hingga pembunuhan oleh anak
usia remaja dinilai salah satunya disebabkan oleh ketidakharmonisan keluarga.

Ketidakharmonisan keluarga juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perilaku
menyimpang. Ketidakharmonisan keluarga merupakan perpecahan keluarga sebagai unit,
karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan
peran sosialnya.

Gbr. Kekerasan dalam rumah tangga

Secara sosiologis, bentuk-bentuk ketidakharmonisan keluarga antara lain

adalah:

Unit keluarga yang tidak lengkap.

Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawinan.

Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut, yaitu dalam hal komunikasi antara anggota-
anggotanya.
Krisis keluarga, oleh karena salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga diluar
kemampuannya sendiri meninggalkan rumah tangga,mungkin karena meninggal dunia,
dihukum atau karena peperangan.

Krisis keluarga yang disebabkan oleh faktor-faktor intern, misalnya karena terganggu
keseimbangan jiwa salah satu anggota keluarga.

Jika ketidakharmonisan keluarga terus terjadi, atau bahkan menjadi lebih banyak keluarga
yang kehidupannya tidak harmonis, tidak dapat dipungkiri hal ini akan berdampak buruk
bagi negara. Karena selain moral sosial yang rusak, hal ini juga akan berdampak pada
kehidupan bernegara, kesemua aspek kehidupan.

4. Kesenjangan Sosial.

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam
masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Fenomena ini terjadi
hampir disemua negara di dunia termasuk Indonesia. Kesenjangan sosial di Indonesia
sangatlah terlihat antara yang kaya dan miskin, maupun antara pejabat dengan rakyat.
Yang menjadi faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial diantaranya adalah kemiskinan
dan kurangnya lapangan pekerjaan.

Kesenjangan sosial menjadi masalah sosial dikarenakan kesenjangan sosial bisa


menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial. Kecemburuan sosial yang terpendam dalam
kurun waktu lama sewaktu-waktu bisa meledak menjadi konflik sosial. Banyak contoh kasus
konflik horisontal yang pernah terjadi di Indonesia sebenarnya yang menjadi akar
permasalahannya adalah adanya kesenjangan sosial yang berimplikasi menimbun
kecemburuan sosial.Kesenjangan sosial ini lebih pada permasalahan sosial ekonomi.

Pada satu sisi ada kelompok masyarakat yang dapat hidup dengan segala kemewahan
materi, namun di sisi lain ada kelompok masyarakat hidup dengan segala keterbatasan
ekonomi. Hal ini biasanya diikuti dengan kemudahan aksesakses dalam bidang lain yang
tidak bisa dinikmati oleh kelompok yang lemah dari segi ekonomi
Gbr. Kesenjangan Sosial

Konflik- konflik horisontal yang pernah terjadi di Indonesia, apakah yang berlandaskan
sentiment suku, agama, penduduk asli dan pendatang lebih disebabkan karena masalah
kesenjangan ekonomi. Kesenjangan sosial sebenarnya tidak hanya dilihat dari masalah
ekonomi saja. Namun juga pada aspek kehidupan lain. Hukum, birokrasi, pendidikan,
pelayanan publik. Dan kesenjangan sosial ini selain berakibat munculnya konflik terbuka,
memberikan dampak pada keretakan relasi sosial. Munculnya stigma, prasangka-prasangka,
sentiment, rasa tidak puas yang berujung tumbuhnya kecemburuan sosial yang akut.

5. Peperangan.

Sosiologi menganggap peperangan sebagai suatu gejala yang disebabkan oleh berbagai
faktor. Peperangan merupakan satu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga
kemasyarakatan. Peperangan mengakibatkan disorganisasi sosial dalam berbagai aspek
kemasyarakatan, baik bagi negara yang ke luar sebagai pemenang, apalagi bagi negara
yang kalah.

Gbr. Korban Perang

Peperangan pada masa sekarang biasanya merupakan perang total, yaitu tidak hanya
angkatan bersenjata yang terlibat, namun seluruh lapisan masyarakat, misalnya
diberlakukannya suatu embargo dalam bidang tertentu.

Perang selalu menyisakan persoalan yang berkepanjangan. Retaknya hubungan sosial,


bahkan mungkin dendam berkepanjangan yang sulit dihentikan. Selain tentunya korban
harta bahkan nyawa. Trauma terhadap anakanak menjadi persoalan tersendiri yang dapat
mewarnai perkembangan kepribadian anak-anak korban perang. Serta persoalan
kemanusiaan lainnya, seperti pengungsi, pemenuhan kebutuhan pangan, dan pendidikan.
Peperangan jika dilihat dari lembaga sosial termasuk unsanctioned institutions, lembaga
sosial yang tidak dikehendaki oleh masyarakat, namun tetap ada dan hidup ditengah-tengah
kehidupan masyarakat. Bahkan negaranegara seperti berlomba memperkuat angkatan
perang dan teknologi persenjataannya. Seringkalipula peperangan ini menjadi pilihan untuk
menyelesaikan persoalan baik yang berskala nasional apalagi internasional.

6. Kependudukan.

Penduduk suatu Negara, pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi
pembangunan, sebab penduduk merupakan subyek sertaobyek pembangunan. Salah satu
tanggung jawab utama negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk serta
mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan memperoleh kesejahteraan.
Karena Kesejahteraan penduduk mengalami gangguan oleh perubahan-perubahan
demografis yang seringkali tidak dirasakan. Di Indonesia masalah kependudukan yang masih
membelit adalah persebaran penduduk, meskipun tingkat kelahiran mulai bisa dikendalikan,
dan yang masih sering disebut-sebut adalah kualitas SDM yang rendah.

Secara umum penduduk adalah masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah
tertentu. Dalam sosiologi penduduk merupakan kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Masalah kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah
sosial karena masalah itu terjadi di lingkungan sosial atau masyarakat. Masalah tersebut
bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, baik di negara maju maupun di negara yang sedang
berkembang seperti negara Indonesia. Masalah kependudukan bisa terjadi oleh faktor-faktor
tertentu, salah satunya adalah karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang.
Kemudian berkembang memunculkan masalahmasalah lain seperti kemiskinan, kesehatan,
pendidikan dan masalah lain yang umumnya timbul akibat masalah perkembangan
penduduk yang tidak seimbang.

Gbr. Pencari Kerja

Masalah kependudukan terbagi dalam dua garis besar yaitu, masalah kuantitas dan kualitas.
Permasalahan kuantitas diantaranya:

a. Jumlah penduduk.

b. Pertumbuhan penduduk.

c. Kepadatan penduduk.

d. Komposisi penduduk.

Gbr. Kepadatan Penduduk

Permasalahan kualitas diantaranya:

a. Masalah tingkat pendidikan.

b. Masalah kesehatan.

c. Masalah tingkat penghasilan/pendapatan.

Gbr. Pelayanan Kesehatan

7.Kebodohan.

Salah satu dampak negatif dari kebodohan adalah orang akan mudah untuk diperalat oleh
orang lain. Selain itu kebodohan akan membawa orang sulit meraih cita-cita yang tinggi.
Kebodohan bisa disebabkan oleh pendidikan yang rendah ataupun kurangnya pemerataan
pendidikan.

Meskipun tidak bisa dibilang masyarakat Indonesia masih terbelenggu kebodohan, namun
dari hasil survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey menempatkan kualitas SDM
Indonesia masih rendah. Masyarakat kurang mampu, serta masyarakat yang terisolir secara
geografis merupakan anggota masyarakat yang rentan terhadap masalah ini. Karena
sulitnya memperoleh akses pendidikan yang layak.
Maju dan tidaknya sebuah negara sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Maka jika sebuah negara ingin menjadi negara yang maju dan modern harus memiliki
kualitas sumber daya manusia yang berkualitas. Itu semua hanya bisa diraih melalui
pendidikan. Akan sangat kesulitan sebuah negara bisa menjadi negara yang maju jika
masyarakatnya masih terbelenggu dalam kebodohan.

Anda mungkin juga menyukai