Anda di halaman 1dari 10

PERSAMAAN TEORI STRUKTURAL

FUNGSIONAL DENGAN TEORI KONFLIK

Kelompok 3 :
MURNIATI TASLIM (22033000149)

MAHESWARI SASIKARANA SAFA MAHARANI (22033000151)

ALINA PUSPITA HARISA (22033000152)

RICHIE SAMUDRA ARIOBIMA (22033000153)

MUDZLIFA KAHAR (22033000155)

GABRIELA OREIRO RIEUWPASSA (22033000156)

GARIN NOVANTA EMONRICO ESTRADA (22033000157)

DEWI AWWALIATUS ZULFA (22033000158)

MOH TAUFIQUR ROHMAN SALEH (22033000160)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

S1 ILMU KOMUNIKASI (B)


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.2 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
1.3 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
1.4 TUJUAN...........................................................................................................................4
1.5 MANFAAT......................................................................................................................5
BAB 2.........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Teori Struktural Fungsional..............................................................................................6
2.2 Teori Konflik....................................................................................................................6
2.3 Persamaan Teori Struktural Fungsional dan Teori Konflik.............................................8
BAB 3.......................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan apa adanya, dan ikhlas.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Sistem
Sosial Budaya Indonesia yaitu Ibu Sekar Arum Nuswantari ,S.I.Kom., M.A yang telah
memberikan bimbingannya. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam kelancaran membuat makalah kali ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini jauh lebih baik.
namun apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami sangat
mengharapkan adanya masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun dari semua
pihak. Makalah ini membahas tentang “Persamaan Teori Struktural Fungsional dengan
Teori Konflik”.

Semoga adanya makalah ini dapat menjadi bahan bacaan atau resensi bagi kita semua. Dan
semoga bisa menambah ilmu dan wawasan kita semua.

Terakhir kali kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang telah menurunkan hidayahnya sehingga kami bisa mengerjakan makalah ini dengan
apa adanya dan sebaik-baiknya.

Malang, 12 April 2023


BAB 1

PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG


Teori struktural fungsional adalah teori sosiologi yang menekankan pentingnya
hubungan antara bagian-bagian dalam sistem sosial. Teori ini berfokus pada bagaimana
berbagai komponen sosial saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam
sustem sosial lembaga, norma, dan peran masyarakat. Sementara itu, fungsional mengacu
pada cara di mana setiap bagian dan komponen sistem sosial berperan dalam memenuhi
kebutuhan dan tujuan sistem secara keseluruhan. Teori ini juga menekankan pentingnya
kestabilan dan keseimbangan yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup sistem
sosial.
Teori konflik adalah sebuah teori sosiologis yang menjelaskan tentang konflik atau
persaingan antara kelompok atau individu dalam mencapai kepentingan dan tujuan mereka.
Teori ini melihat ketidaksetaraan dan konflik sosial sebagai keadaan yang inheren dalam
masyarakat, dan juga bahwa persaingan, konflik dan kerusuhan merupakan bagian dari proses
sosial yang umum terjadi dalam masyarakat. Teori konflik menekankan pada aspek
ketidakadilan, perbedaan kekuasan dan hak, dan pertentangan dalam penggunaan sumber
daya dan distribusi kekayaan.

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu teori structural fungsional ?
2. Apa itu teori konflik ?
3. Apa persamaan teori structural fungsional dan teori konflik ?

1.4 TUJUAN
1. Memahami definisi dari teori structural fungsional dan teori konflik.
2. Memahami makna dari teori structural fungsional dan teori konflik.
3. Memahami kesamaan teori structural fungsional dan teori konflik.
1.5 MANFAAT
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai persamaan Teori Struktural
fungsional dengan teori konflik
2. Dapat memberikan pengetahuan secara rinci terhadap persamaan Teori Struktural
Fungsional dengan Teori Konflik serta menciptakan pemahaman bagi mahasiswa
3. Peneliti mampu memberikan wawasan dan peningkatan pemahaman kajian tentang
Persamaan Teori Struktural Fungsional dengan Teori Konflik
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Teori Struktural Fungsional


Teori struktural fungsional atau disebut juga Teori Fungsionalisme adalah teori dalam
sosiologi yang menjelaskan interaksi manusia dalam suatu sistem sosial atau masyarakat.
Teori ini menganggap bahwa setiap elemen dalam sistem sosial berfungsi untuk menjaga
keseimbangan dan kestabilan sosial dengan saling melengkapi.
Teori ini menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik serta
perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya adalah fungsi, disfungsi, fungsi
laten, fungsi manifest, keseimbangan (equilibrium). Menurut teori ini, masyarakat merupakan
suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan
saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan
membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Penganut teori ini cenderung untuk
melihat hanya kepada sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadapa sistem yang lain dan
karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem dapat
menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial.
Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua
struktur adalah fungsional bagi suatu masyarakat. Maka jika terjadi konflik, penganut teori
fungsionalisme struktural memusatkan perhatiannya kepada masalah bagaimana cara
menyelesaikannya sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan.Singkatnya adalah
masyarakat menurut kaca mata teori (fungsional) senantiasa berada dalam keadaan berubah
secara berangsur-angsur dengan tetap memelihara keseimbangan. Setiap peristiwa dan setiap
struktur fungsional bagi sistem sosial itu. Demikian pula semua institusi yang ada, diperlukan
oleh sosial itu, bahkan kemiskinan serta kepincangan sosial sekalipun. Masyarakat dilihat
dalam kondisi: dinamika dalam keseimbangan.

2.2 Teori Konflik


Teori ini dibangun dalam rangka untuk menentang teori Fungsionalisme Struktural,
karena itu tidak mengherankan apabila proposisi yang dikemukakan oleh penganutnya
bertentangan dengan proposisi yang terdapat adalah Teori Fungsionalisme Struktural. Tokoh
utama Teori Konflik adalah Ralp Danrendorf.Jika menurut Teori Fungsionalisme Struktural
masyarakat berada dalam kondisi statis atau tepatnya bergerak dalam kondisi keseimbangan,
maka menurut Teori Konflik malah sebaliknya.
Kalau menurut Teori Fungsionalisme Struktural setiap elemen satau setiap institusi
memberikan dukungan terhadap stabilitas, maka Teori Konflik melihat bahwa setiap elemen
atau institusi memberikan sumbangan terhadap disintegerasi sosial. Kontras lainnya adalah
bahwa penganut Teori Fungsionalisme Struktural melihat anggota masyarakat terikat secara
informal oleh norma-norma, nilai-nilai dan moralitas umum, maka Teori Konflik menilai
keteraturan yang terdapat dalam masyarakat itu hanyalah disebabkan karena adanya teknan
atau pemaksaan kekuasaan atas golongan yang berkuasa.
Dahrendorf membedakan golongan yang terlibat konflik itu atas dua tipe. Kelompok
semu (quasi group) dan kelompok kepentingan (interest group). Kelompok semu merupakan
kumpulan dari para pemegang kekuasaan atau jabatan dengan kepentingan yang sama yang
terbentuk karena munculnya kelompok-kelompok kepentingan. Sedangkan kelompo dua,
yakni kelompok kepentingan terbentuk dari kelompok semu yang lebih luas. Kelompok
kepentingan ini mempunyai struktur, organisasi, program, tujuan serta anggota yang jelas.
Kelompok kepentingan inilah yang menjadi sumber nyata timbulnya konflik dalam
masyarakat.

Adapun mengenai fungsi dari adanya konflik, Berghe mengemukakan ada empat hal:
1) Sebagai alat untuk solidaritas
2) Membantu menciptakan ikatan aliansi dengan kelompok lain
3) Mengaktifkan peranan individu yang semula terisolasi
4) Fungsi komunikasi
Sebelum sebuah konflik kelompok tertentu mungkin tidak mengetahui posisi lawan.
Tapi dengan adanya konflik, posisi dan batas antara kelompok menjadi lebih jelas. Individu
dan kelompok tahu secara pasti di mana mereka berdiri, dan karena itu dapat mengambil
keputusan lebih baik untuk bertindak dengan lebih tepat. Singkatnya, teori Konflik ini
ternyata terlalu mengabaikan keteraturan dan stabilitas yang memang ada dalam masyarakat
dalam masyarakat di samping konflik itu sendiri.
Masyarakat selalu dipandangnya dalam kondisi konflik. Mengabaikan norma-norma
dan nilai-nilai yang berlaku umum yang menjamin terciptanya keseimbangan dalam
masyarakat. Masyarakat seperti tidak pernah aman dari pertikaian dan pertentangan. Robert
nisbet menyatakan jelas bahwa fungsionalisme struktural adalah satu bangunan, teori yang
paling besar pengaruhnya dalam ilmu social diabad sekarang. Dalam fungsionalisme
structural dan fungsioanal tidak selalu perlu dihubungkan antara lain teori Marxian dan
pemikiran konfliksosial dari simmel.
Beberapa tahun yang lalu, fungsionalisme structural adalah teori dominan dalam
sosiologi. Teori konflik adalah teori yang sangat menetang, dan yang paling utama, menjadi
alternatif menggantinya terhadap posisi dominan itu. Perubahan dramatis baru terjadi di
tahuntahun terakhir. Teori konflik ini sangatlah menjadi relevan di saat ia mengkritik
bahwasanya suatu masyarakat jika selalu terjalani terhadap fungsi yang ada maka kemudian
perubahan, perkembangan cendrung lebih lambat. Karena salah satu tokoh Ralf Dahrendorf
bahwasanya masyarakat itu tidak selalu seimbang akan tetapi akan mengalami perubahan
pada masyarakat itu sendiri.
Teori konflik ini berasal dari berbagai sumber yang lain seperti teori Marxian dan
pemikiran konflik social dari Simmel. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik
menyediakan alternatif terhadap fungsionalisme structural. Namun kemudian konflik ini tidak
bisa menggantikan .masalah mendasar dalam teori konflik adalah teori ini tidak akan pernah
berhasil memisahkan dirinya dari akar structural funsionalisme. Teori ini bisa dibilang
merupakan sejenis funsionalisme structural yang angkuh ketimbang teori yang benar-benar
berpandangan kritis terhadap masyarakatnya.
Teori konflik bertujuan mengatasi watak yang secara dominan bersifat arbitrer
Gagasannya Rafl Dahrendorf adalah salah seorang dari beberapa sosiolog Eropa dan
sekarang beliau saat ini masih hidup dan dikenal meluas dan dihormati baik di Eropa maupun
di Amerika Serikat. Ia dikirim ke kamp konsentrasi, dan ia memperdalam lagi dibidang
politik. Beliau adalah anggota demokrasi bebas dari Beden-Wiitemburg Landtag. Di tahun
1984 ia menjadi Profesor sosiologi pada Universitas Contance. Karya Ralf Dahrendorf dalam
hal teori konflik menapilkan dua hal yang pokok. Pertama apa yang ia lukiskan sendiri
sebagai teori teori tentang masyarakat yakni dengan meletakkan prinsip-prinsip umum pada
penjelasan social. Teori struktural fungsional dan teori konflik adalah dua pendekatan penting
dalam sosiologi. Keduanya menyediakan pandangan yang berbeda tentang bagaimana
masyarakat berfungsi dan berkembang.

2.3 Persamaan Teori Struktural Fungsional dan Teori Konflik


Teori Struktural Fungsional dan Teori Konflik tentu mempunyai beberapa persamaan,
yaitu sebagai berikut:
1. Fokus pada Struktur Sosial Kedua teori ini fokus pada struktur sosial dan bagaimana
struktur ini mempengaruhi masyarakat. Teori struktural fungsional memandang struktur
sosial sebagai sesuatu yang memfasilitasi keseimbangan dan kestabilan dalam masyarakat. Di
sisi lain, teori konflik melihat struktur sosial sebagai sumber ketidakadilan dan
ketidaksetaraan yang mendorong konflik antara kelompok-kelompok sosial.

2. Peran dalam Masyarakat Keduanya mengakui peran dan fungsi yang berbeda dalam
masyarakat. Teori struktural fungsional mengatakan bahwa setiap bagian dari masyarakat
memiliki peran tertentu dan bahwa masyarakat hanya dapat berfungsi secara efektif jika
semua bagian berfungsi dengan baik. Di sisi lain, teori konflik menyatakan bahwa kelompok-
kelompok tertentu dalam masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda dan bertentangan,
dan ini menyebabkan konflik dan ketidakseimbangan dalam masyarakat.

3. Pengaruh pada Perubahan Sosial Keduanya juga memperhatikan pengaruh pada


perubahan sosial. Teori struktural fungsional mengatakan bahwa perubahan sosial terjadi
ketika masyarakat tidak lagi berfungsi dengan baik dan memerlukan perubahan untuk
memulihkan keseimbangan. Di sisi lain, teori konflik mengatakan bahwa perubahan sosial
terjadi ketika kelompok-kelompok sosial yang tertindas memperjuangkan hak mereka dan
mencoba meraih kekuasaan dari kelompok yang mendominasi.

4. Keterkaitan Antara Struktur dan Individu Keduanya mengakui keterkaitan antara


struktur sosial dan individu. Teori struktural fungsional menyatakan bahwa individu
terbentuk dan dipengaruhi oleh struktur sosial di sekitarnya. Di sisi lain, teori konflik
mengatakan bahwa individu terlibat dalam konflik karena perbedaan kepentingan dan
perjuangan untuk mengambil alih kontrol atas struktur sosial.
Dalam rangka mengatasi kompleksitas sosial, baik teori struktural fungsional maupun teori
konflik memiliki pendekatan yang unik dan saling melengkapi satu sama lain. Meskipun
memiliki perbedaan dalam pandangan mereka tentang struktur sosial, peran dalam
masyarakat, pengaruh pada perubahan sosial, dan keterkaitan antara struktur dan individu,
keduanya menyediakan pandangan yang komprehensif tentang bagaimana masyarakat
berfungsi dan berkembang.
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Seperti penjelasan yang diatas, kita tahu bahwa Teori sosiologis memiliki dua teori
yaitu teori struktural fungsional dan konflik. Teori struktural adalah Teori ini menekankan
kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik serta perubahan dalam masyarakat. Poin
yang kedua yaitu teori konflik adalah Teori ini dibangun dalam rangka untuk menentang teori
Fungsionalisme Struktural. Karena itu tidak mengherankan apabila proposisi yang
dikemukakan oleh penganutnya bertentangan dengan proposisi yang terdapat adalah Teori
Fungsionalisme Struktural.
Teori fungsional dan teori konflik tentu mempunyai beberapa persamaan sedikit persamaan
ini yang kami dapat yaitu sebagai berikut:

Fokus pada Struktur Sosial Kedua teori ini fokus pada struktur sosial dan bagaimana
struktur ini mempengaruhi masyarakat. Teori struktural fungsional memandang struktur
sosial sebagai sesuatu yang memfasilitasi keseimbangan dan kestabilan dalam masyarakat.
Maka dari itu dari penjabaran kedua teori tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kedua teori
tersebut memiliki sifat kontradiksi, namun persamaan kedua teori tersebut memiliki pengaruh
keseimbangan dan kestabilan terhadap masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai