Kelompok 3 :
MURNIATI TASLIM (22033000149)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan apa adanya, dan ikhlas.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Sistem
Sosial Budaya Indonesia yaitu Ibu Sekar Arum Nuswantari ,S.I.Kom., M.A yang telah
memberikan bimbingannya. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam kelancaran membuat makalah kali ini.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan makalah ini jauh lebih baik.
namun apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami sangat
mengharapkan adanya masukan maupun kritikan yang sifatnya membangun dari semua
pihak. Makalah ini membahas tentang “Persamaan Teori Struktural Fungsional dengan
Teori Konflik”.
Semoga adanya makalah ini dapat menjadi bahan bacaan atau resensi bagi kita semua. Dan
semoga bisa menambah ilmu dan wawasan kita semua.
Terakhir kali kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang telah menurunkan hidayahnya sehingga kami bisa mengerjakan makalah ini dengan
apa adanya dan sebaik-baiknya.
PENDAHULUAN
1.4 TUJUAN
1. Memahami definisi dari teori structural fungsional dan teori konflik.
2. Memahami makna dari teori structural fungsional dan teori konflik.
3. Memahami kesamaan teori structural fungsional dan teori konflik.
1.5 MANFAAT
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai persamaan Teori Struktural
fungsional dengan teori konflik
2. Dapat memberikan pengetahuan secara rinci terhadap persamaan Teori Struktural
Fungsional dengan Teori Konflik serta menciptakan pemahaman bagi mahasiswa
3. Peneliti mampu memberikan wawasan dan peningkatan pemahaman kajian tentang
Persamaan Teori Struktural Fungsional dengan Teori Konflik
BAB 2
PEMBAHASAN
Adapun mengenai fungsi dari adanya konflik, Berghe mengemukakan ada empat hal:
1) Sebagai alat untuk solidaritas
2) Membantu menciptakan ikatan aliansi dengan kelompok lain
3) Mengaktifkan peranan individu yang semula terisolasi
4) Fungsi komunikasi
Sebelum sebuah konflik kelompok tertentu mungkin tidak mengetahui posisi lawan.
Tapi dengan adanya konflik, posisi dan batas antara kelompok menjadi lebih jelas. Individu
dan kelompok tahu secara pasti di mana mereka berdiri, dan karena itu dapat mengambil
keputusan lebih baik untuk bertindak dengan lebih tepat. Singkatnya, teori Konflik ini
ternyata terlalu mengabaikan keteraturan dan stabilitas yang memang ada dalam masyarakat
dalam masyarakat di samping konflik itu sendiri.
Masyarakat selalu dipandangnya dalam kondisi konflik. Mengabaikan norma-norma
dan nilai-nilai yang berlaku umum yang menjamin terciptanya keseimbangan dalam
masyarakat. Masyarakat seperti tidak pernah aman dari pertikaian dan pertentangan. Robert
nisbet menyatakan jelas bahwa fungsionalisme struktural adalah satu bangunan, teori yang
paling besar pengaruhnya dalam ilmu social diabad sekarang. Dalam fungsionalisme
structural dan fungsioanal tidak selalu perlu dihubungkan antara lain teori Marxian dan
pemikiran konfliksosial dari simmel.
Beberapa tahun yang lalu, fungsionalisme structural adalah teori dominan dalam
sosiologi. Teori konflik adalah teori yang sangat menetang, dan yang paling utama, menjadi
alternatif menggantinya terhadap posisi dominan itu. Perubahan dramatis baru terjadi di
tahuntahun terakhir. Teori konflik ini sangatlah menjadi relevan di saat ia mengkritik
bahwasanya suatu masyarakat jika selalu terjalani terhadap fungsi yang ada maka kemudian
perubahan, perkembangan cendrung lebih lambat. Karena salah satu tokoh Ralf Dahrendorf
bahwasanya masyarakat itu tidak selalu seimbang akan tetapi akan mengalami perubahan
pada masyarakat itu sendiri.
Teori konflik ini berasal dari berbagai sumber yang lain seperti teori Marxian dan
pemikiran konflik social dari Simmel. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik
menyediakan alternatif terhadap fungsionalisme structural. Namun kemudian konflik ini tidak
bisa menggantikan .masalah mendasar dalam teori konflik adalah teori ini tidak akan pernah
berhasil memisahkan dirinya dari akar structural funsionalisme. Teori ini bisa dibilang
merupakan sejenis funsionalisme structural yang angkuh ketimbang teori yang benar-benar
berpandangan kritis terhadap masyarakatnya.
Teori konflik bertujuan mengatasi watak yang secara dominan bersifat arbitrer
Gagasannya Rafl Dahrendorf adalah salah seorang dari beberapa sosiolog Eropa dan
sekarang beliau saat ini masih hidup dan dikenal meluas dan dihormati baik di Eropa maupun
di Amerika Serikat. Ia dikirim ke kamp konsentrasi, dan ia memperdalam lagi dibidang
politik. Beliau adalah anggota demokrasi bebas dari Beden-Wiitemburg Landtag. Di tahun
1984 ia menjadi Profesor sosiologi pada Universitas Contance. Karya Ralf Dahrendorf dalam
hal teori konflik menapilkan dua hal yang pokok. Pertama apa yang ia lukiskan sendiri
sebagai teori teori tentang masyarakat yakni dengan meletakkan prinsip-prinsip umum pada
penjelasan social. Teori struktural fungsional dan teori konflik adalah dua pendekatan penting
dalam sosiologi. Keduanya menyediakan pandangan yang berbeda tentang bagaimana
masyarakat berfungsi dan berkembang.
2. Peran dalam Masyarakat Keduanya mengakui peran dan fungsi yang berbeda dalam
masyarakat. Teori struktural fungsional mengatakan bahwa setiap bagian dari masyarakat
memiliki peran tertentu dan bahwa masyarakat hanya dapat berfungsi secara efektif jika
semua bagian berfungsi dengan baik. Di sisi lain, teori konflik menyatakan bahwa kelompok-
kelompok tertentu dalam masyarakat memiliki kepentingan yang berbeda dan bertentangan,
dan ini menyebabkan konflik dan ketidakseimbangan dalam masyarakat.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Seperti penjelasan yang diatas, kita tahu bahwa Teori sosiologis memiliki dua teori
yaitu teori struktural fungsional dan konflik. Teori struktural adalah Teori ini menekankan
kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik serta perubahan dalam masyarakat. Poin
yang kedua yaitu teori konflik adalah Teori ini dibangun dalam rangka untuk menentang teori
Fungsionalisme Struktural. Karena itu tidak mengherankan apabila proposisi yang
dikemukakan oleh penganutnya bertentangan dengan proposisi yang terdapat adalah Teori
Fungsionalisme Struktural.
Teori fungsional dan teori konflik tentu mempunyai beberapa persamaan sedikit persamaan
ini yang kami dapat yaitu sebagai berikut:
Fokus pada Struktur Sosial Kedua teori ini fokus pada struktur sosial dan bagaimana
struktur ini mempengaruhi masyarakat. Teori struktural fungsional memandang struktur
sosial sebagai sesuatu yang memfasilitasi keseimbangan dan kestabilan dalam masyarakat.
Maka dari itu dari penjabaran kedua teori tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kedua teori
tersebut memiliki sifat kontradiksi, namun persamaan kedua teori tersebut memiliki pengaruh
keseimbangan dan kestabilan terhadap masyarakat.