Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

HUBUNGAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Dosen Pembimbing : Marko Ferdian S., M.P.H.

Disusun Oleh
Kelompok 7
1
2
3
4

Annisa Nurdini
Farida Diyan Permatasari
Larasati Devi
Mahes Adi Wiguna

(16/401503/SV/12007)
(16/396847/SV/11031)
(16/401535/SV/12039)
(16/401539/SV/12043)

SEKOLAH VOKASI PROGRAM STUDI REKAM MEDIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh


Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur ke hadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami diberi kemudahan dalam
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul HUBUNGAN MANUSIA DAN
MASYARAKAT. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan
benar hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan
kerjasama dari semua pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1
2

Marko Ferdian S., M.P.H.selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Bapak, dan ibu, serta keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, bantuan

moral dan spiritual serta material sehingga memperlancar penyusunan makalah ini.
Teman-teman dan sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat dan bantuan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.


Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Yogyakarta, September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman
Judul...........................................................................................................................................1
2

Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II ISI.................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Manusia.............................................................................................................6
2.2 Pengertian Masyarakat........................................................................................................6
2.3 Unsur-unsur dari masyarakat .............................................................................................8
2.4 Hubungan manusia dengan masyarakat............................................................................16
2.1 Perbedaan antara masyakarat desa dan kota.....................................................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................25
3.2 Saran..................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia selain sebagai makhluk individu (perseorangan) mempunyai kehidupan
jiwa yang menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat. Sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai
kebutuhan kebutuhan, baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu
bersumber dari dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak
3

dilahirkan. Masyarakat merupakan sarana di mana manusia berinteraksi sekaligus


menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk dapat mengembangkan kebutuhankebutuhan.

Manusia lahir, hidup dan berkembang dan meninggal dunia di dalam

masyarakat. Menurut Aristoteles, manusia itu adalah ZOON POLITICON artinya bahwa
manusia itu sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan
sesama manusia lainnya, jadi manusia merupakan makhluk yang suka bermasyarakat.
Oleh karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk
sosial.
Dalam kehidupannya, manusia selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan.
Permasalahan-permasalahan ini tentunya bermacam-macam, mulai dari yang ringan
sampai pada yang berat. Manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
menghadapi permasalahan tersebut. Dalam hal ini, manusia akan membutuhkan bantuan
orang lain dalam menyelesaikan masalahnya. Mereka akan mencoba berinteraksi satu
sama lain menciptakan hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat demi
mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang diinginkan. Dengan bantuan orang lain,
maka masalah tersebut akan terasa mudah diselesaikan. Oleh karena itu, manusia perlu
hidup berkelompok membentuk sebuah masyarakat.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani seorang pakar sosiologi, sekelompok
manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,
perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengertian dari manusia ?
1.2.2 Apa pengertian dari masyarakat ?
1.2.3 Apa saja unsur-unsur dari masyarakat itu ?
1.2.4 Apa hubungan manusia dengan masyarakat ?
1.2.5 Bagaimana perbedaan antara masyakarat desa dan kota ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Menjelaskan tentang pengertian manusia;
1.3.2 Menjelaskan tentang pengertian masyarakat;
1.3.3 Menjelaskan tentang unsur-unsur masyarakat;
1.3.4 Menjelaskan hubungan manusia dan masyarakat;
1.3.5 Menjelaskan perbedaan antara masyarakat desa dan kota.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Dapat mengetahui pengertian dari manusia;
1.4.2 Dapat mengetahui pengertian dari masyarakat;
1.4.3 Dapat menyebutkan unsur-unsur masyarakat;
4

1.4.4 Dapat mengetahui hubungan manusia dan masyarakat;


1.4.5 Dapat mengetahui perbedaan antara masyarakat desa dan kota.

BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Definisi manusia
adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan dianugerahiNya akal, hati, fisik. Yang
membedakan antara manusia dengan hewan adalah akal. Maka ada yang berpendapat
bahwa manusia itu hewan yang berakal. Karena dari segi fisik memang tidak ada beda
dengan hewan tetapi yang membedakannya adalah akal.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
a) ABINENO J. I : Manusia adalah tubuh yang berjiwa dan bukan jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana
b) UPANISADS : Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana atau badan fisik
c) OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY : Manusia adalah
mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan
d) ERBE SENTANU : Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan mahluk yang lain
e) PAULA J. C & JANET W. K : Manusia adalah mahluk terbuka, bebas
memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan
yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul
multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Manusia merupakan bagian dari kehidupan mahluk sosial yang ada di muka bumi.
Kumpulan dari manusia inilah yang kemudian dikenal sebagai masyarakat. Pengertian
masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah kesatuan yang terjadi antara
dua orang atau lebih manusia yang berada dalam sebuah wilayah dalam jangka waktu
tertentu atau Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individuindividu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
6

digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur.
Kondisi Umum yang menyebabkan munculnya masyarakat sendiri salah satunya
disebabkan adanya naluri alami manusia sebagai mahluk sosial. Sehingga manusia tidak
akan bisa hidup sendiri tanpa adanya hubungan dengan manusia yang lain. Dengan
demikian, manusia akan memiliki reflek bawah sadarnya untuk selalu berusaha mencari
manusia lainya dalam upaya menyempurnakan kodratnya sebagai mahluk hidup yang
memiliki akal pikiran. Manusia tidak akan mampu memiliki kehidupan yang lengkap,
jika manusia tidak mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan atau berada di sebuah
kawasan dimana tidak terdapat manusia lain.
Terdadapat beberapa pengertian masyarakat dalam pandangan ahli :
J.L. Gilin dan J.P. Gilin
Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang

sama.
Selo Sumardjan : Masyarakat merupakan sekelompok orang yang tinggal secara
bersama serta mampu menciptakan kebudayaan.
Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh
harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
Emile Durkheim
Menurut sosiolog ini masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.
Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun
perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terpecah-pecah secara ekonomis.
M.J. Herskovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu
cara hidup tertentu.

Paul B. Horton dan C. Hunt : Masyarakat adalah sebuah kumpulan manusia yang mampu
bersikaf mandiri serta secara bersama hidup pada sebuah kawasan tertentu dan memiliki
kebudayaan sama. Selain itu, mereka akan melakukan sebagian besar aktivitasnya dalam
kumpulan tersebut.
Unsur-unsur Masyarakat terdiri dari :
A. Kesatuan-kesatuan sosial (social units)
1. Orang banyak atau Crowd

Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat tertentu.


Ciri-ciri crowd adalah:
Terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama.
Interaksi antara individu sudah ada, yang tampak berupa komentar-komentar,
tanya jawab sekitar objek yang menjadi pusat perhatian.
Crowd biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.
perasaan sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya bersifat sementara
dan akan hilang pada saat kerumunan itu bubar.
2. Golongan atau Social Kategory
Golongan adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat yang didasarkan atas
ciri-ciri umum. Baik ciri umum yang objektif, maupun ciri umu yang tidak
objektif, yaitu stereotipe dari individu-individu anggota kelompok.
a. Pengertian Golongan Sosial
Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis.
Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosial tinggi (upper class)
contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas sosial menengah (midle
class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan menengah;
kelas sosial rendah (lower class) contohnya: buruh, petani, dan pedagang
kecil.
b. Timbulnya Golongan Sosial
Golongan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai
hasil proses pertumbuhan masyarakat. Faktor penyebabnya antara lain:
kemampuan/kepandaian, umur, jenis kelamin, sifat keaslian, keanggotaan
masyarakat dan lain-lain. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-beda,
misalnya pada masyarakat berburu faktor penentunya adalah kepandaian
berburu.
c. Dasar-Dasar Pembentukan Golongan Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipergunakan sebagai ukuran dalam
menggolongkan masyarakat ke dalam golongan sosial/pelapisan sosial adalah:
1) Ukuran Kekayaan
2) Unsur kekuasaan atau wewenang
3) Ukuran Ilmu Pengetahuan
4) Unsur kehormatan (keturunan)
d. Karakteristik Golongan Sosial
Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di dalam
suatu masyarakat adalah :
1) Adanya perbedaan status dan peranan
2) Adanya pola interaksi yang berbeda
3) Adanya distribusi hak dan kewajiban
4) Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok
8

5) Adanya prestise dan penghargaan


6) Adanya penggoongan yang bersifat universal
e. Pembagian Golongan dalam Masyarakat
Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat beberapa
pembagian golongan sosial sebagai berikut :
1) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di
dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang

untuk rumah tinggal (penduduk inti).


Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan

rumah tapi tidak memiliki tanah pertanian (kuli gendul).


Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau

pekarangan (inding ngisor).


2) Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada
hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi
menjadi :
Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).
3) Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :
Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik

modal, direktur, komisaris.


Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan

karyawan.
Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah

terampil, pekerja sektor informal (pembantu).


f. Sifat Sistem Penggolongan Sosial
Klasifikasi dari sifat sistem penggolongan sosial, meliputi :
1) Sistem lapisan tertutup: sistem yang tidak memungkinkan seseorang
pindah ke golongan/lapisan sosial lain..
2) Sistem lapisan terbuka: sistem yang memungkinkan seseorang pindah /
naik ke golongan sosial atasnya.
3) Sistem campuran: sistem kombinasi antara terbuka dan tertutup.
g. Fungsi Golongan Sosial
Golongan sosial memiliki fungsi-fungsi berikut ini:
1) Distribusi hak istimewa yang obyektif seperti penghasilan, kekayaan.
2) Sistem pertanggaan pada strata/tingkat yang diciptakan masyarakat
menyangkut prestise dan penghargaan.
3) Penentu simbol status/kedudukan seperti cara berpakaian, tingkah laku.
4) Alat solidaritas di antara individu/kelompok yang menduduki sistem
sosial yang sama dalam masyarakat.
h. Pengertian Kategori Sosial

Menurut Koentjaraningrat, kategori sosial adalah kesatuan manusia yang


terwujud karena adanya suatu ciri-ciri obyektif yang dikenakan pada manusiamanusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat,
sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak memiliki identitas, tidak memiliki
lokasi, tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki pemimpin.
3. Perkumpulan (Asosiasi)
a. Pengertian Perkumpulan
Perkumpulan atau asosiasi adalah kesatuan manusia yang dibentuk secara
sadar untuk tujuan-tujuan khusus. Terbentuknya perkumpulan dilandasi oleh
kesamaan minat, tujuan, kepentingan, pendidikan, keahlian profesi, atau
agama. Perkumpulan merupakan suatu organisasi buatan yang bersifat formal,
dengan jumlah anggota relatif terbatas, memiliki kepentingan-kepentingan
tertentu, hubungan antar anggota tidak bersifat pribadi, memiliki anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga.
b. Bentuk-Bentuk Perkumpulan
Bentuk-bentuk perkumpulan dalam masyarakat adalah :
1. Berdasarkan sifat hubungan anggotanya, terbentuk kelompok sekunder
(secondary group). Kelompok sekunder adalah suatu perkumpulan yang
terdiri dari banyak orang dengan bentuk hubungan tidak bersifat pribadi
dan bersifat sementara. Contohnya: negara, bangsa dan suku.
2. Berdasarkan sifat organisasi, terbentuk organisasi formal (formal group)
yaitu kesatuan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi yang
memiliki peraturan tegas yang sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk
mengatur hubungan antar sesama. Contohnya: perkumpulan mahasiswa,
perkumpulan organisasi massa, instansi pemerintah, dan sebagainya.
3. Berdasarkan pola hubungan yang diciptakan para anggotanya, terbentuk
kelompok patembayan (gesellschaft). Kelompok patembayan merupakan
ikatan lahir yang bersifat pokok, biasanya untuk jangka waktu pendek,
dan terdapat dalam hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik
(kontrak). Misalnya: ikatan karyawan dan majikan dalam organisasi
suatu pabrik.
4. Berdasarkan prinsip guna/fungsinya, terdapat perkumpulan atas dasar
ekonomi. Contohnya: perkumpulan pedagang, koperasi, suatu perseroan
suatu perusahaan dan sebagainya.
10

5. Berdasarkan keperluan, terdapat banyak perkumpulan contohnya seperti


perkumpulan untuk memajukan pendidikan maka dibentuk yayasan
pendidikan, suatu perkumpulan pemberantasan buta huruf.
6. Perkumpulan untuk memajukan ilmu pengetahuan atau organisasi
profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur
Indonesia (PII), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial
(HISPI), Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), dan sebagainya.
7. Berdasarkan aktivitas keagamaan, terdapat banyak perkumpulan,
contohnya seperti organisasi penyiar agama, kelompok pengajian,
organisasi gereja, gerakan kebatinan, dan sebagainya.
8. Berdasarkan aktivitas politik, terdapat banyak perkumpulan, contohnya
seperti Parpol, kelompok kepentingan/penekan, dan sebagainya.
9. Berdasarkan kepentingan memajukan olah raga, terdapat banyak
perkumpulan, contohnya: PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia), PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
4. Kolektif

atau

cillectivity.

Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik fisik, maupun ciriciri kebudayaannya.
5. Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem organisasi yang
merupakan pengelompokkan individu pada masa-masa tertentu dan berulangulang, memiliki unsur pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu.
Kelompok Sosial
i. Pengertian

Kelompok

Sosial

Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuankesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal
balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk
saling

menolong

di

antara

mereka.

Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial


harus memenuhi kriteria :

11

1. Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan


bagian dari kelompok tersebut.
2. Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota
kelompok
3. Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.Memiliki
suatu sistem dan proses tertentu.
4. Adanya

faktor

pengikat

yang

dimiliki

anggota-anggota

kelompok, seperti persamaan nasib, kepentingan tujuan, ideologi


politik dan lain- lain.
ii. Jenis-Jenis Kelompok Sosial
Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out
group. In group adalah kelompok sosial yang dijadikan tempat
oleh individu untuk mengidentifikasi dirinya. In group sering
dikaitkan dengan istilah kami atau kita dan pada umumnya
didasarkan pada faktor simpati dan perasaan dekat dengan
anggota

kelompoknya.

Kami

anggota

kelompoknya.

Sedangkan Out group adalah kelompok sosial yang oleh individu


diartikan sebagai lawan in group-nya. Out group sering
dihubungkan dengan istilahmereka. Sikap out group ditandai
oleh suatu sikap antipati.
2. Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi adanya
kelompok primer (primary group). Menurut Charles Horton
Cooley kelompok primer/primary group adalah kelompok sosial
yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal, serta
terdapat kerjasama yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial
berlangsung secara tatap muka (face to face), Contohnya:
keluarga, kelompok bermain, klik/clique.

12

3. Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan), dikenal


adanya

paguyuban

(Gemeinschaft).

Ferdinand

Tonnies

mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk


kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan
batin yang kekal berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan batin.
Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun tetangga/RT.
4. Berdasarkan sifat organisasi, terdapat informal group. Informal
group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi
tertentu,

kelompok-kelompok

tersebut

biasanya

terbentuk

berdasarkan pertemuan yang berulangkali. Contohnya: kelompok


arisan, kelompok belajar, klik/clique.
5. Berdasarkan

keanggotaan,

terdapat

adanya

kelompok

membership group dan reference group. Kelompok membership


adalah kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik
sebagai anggota. Contohnya: peserta asuransi nasabah bank,
anggota

OSIS,

anggota

PGRI.

Sedangkan

kelompok

reference/kelompok rujukan atau acuan adalah kelompok sosial


yang dijadikan rujukan/acuan oleh individu-individu yang tidak
tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk
kepribadiannya dalam berperilaku. Contohnya; seseorang yang
gagal menjadi mahasiswa UI tetapi ia tetap bertingkah laku
seperti mahasiswa UI
B. Pranata Sosial
Pranata sosial adalah wujud dari berbagai respon yang di formulasikan dan
disistematiskan dari segala kebutuhan hidup. Sifat-sifat dan ciri-ciri pranata sosial
adalah:
1. Pranat sosial biasanya berwujud sebagai suatu unit dalam sistem kebudayaan
2.
3.
4.
5.

yang merupakan suatu kesatuan yang bulat


Pranata sosial berfungsi menyediakan berbagai pemenuhan kebutuhan.
Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai pemenuhan kebutuhan.
Pranata sosial biasanya relatif tetap dan kokoh.
Pranata sosial timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang jelas.

13

Tipe-tipe pranata sosial menurut Summer yang dikutif Harsojo dalam buku
PengantarAntropologi yaitu:
1. Dresive institutions yaitu Pranata yang tumbuh tanpa direncanakan terlebih
dahulu dan tanpa disadari
2. Enacted institutions yaitu Pranata yang diorganisasikan secara sadar
3. Basic institutions yaitu Pranata yang dianggap esensial sebagai pengaturan
hubungan sosial dan bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat
4. Subsidiary institutions yaitu Pranata yang kurang penting sifatnya dibandingkan
dengan Basic institutions dalam Suatu masyarakat tertentu.
5. Pranata sosial yang telah mempunyai sanksi sosial dan pranata sosial yang belum
mempunyai sanksi. Pranata sosial yang telah mempunyai sanksi adalah pranata
sosial yang sudah disetujui oleh masyarakat. Pranat sosial yang belum
mempunyai sanksi adalah pranata sosial yang belum disetujui oleh masyarakat.
6. Pranat sosial yang bersifat umum, dan pranata sosial yang bersifat khusus
(restricted). Pranata sosial yang bersifat umu misalnya Religi atau agama, pranata
sosial yang bersifat khusus, misalnya agama islam.
7. Pranata Sosial yang bersifat Operatif dan pranata sosial yang bersifat Regulatif.
Pranata sosial yang bersifat operatif misalnya Industrialisasi. Pranata sosial yang
bersifat relatif, misalnya hukum.
Syarat suatu sistem dari aktivitas kemasyarakatan baru disebut pranata, adalah :
1. Harus memiliki aturan-aturan atau norma-norma yang hidup dalam ingatan atau
yang tertulis.
2. Aktivitas-akitivitas bersama itu harus memiliki suatu sistem hubungan yang
didasarkan atas norma-norma tertentu.

14

3. Aktivitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan untuk memenuhi


kebutuhan-kebutuhan tertentu yang disadari dan dipahami seluruh kelompok
masyarakat yang bersangkutan.
4. Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.
Macam-macam Pranata Sosial
Menurut Koentjaraningrat Pranata sosial paling sedikot dibagi menjadi delapan
golongan, walaupu kedelapan golongan ini belum lengkap. Kedelapan golongan ini
dimaksudkan untuk memberikan contoh mengenai pranata sosial tersebut secara
konkrit.
Kedelapan Macam pranata sosial tersebut, yaitu :
1. Kinship atau domestic Institutions Yaitu pranata Sosial yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan. Contohnya: Pelamaran, perkawinan,
pengasuhan anak, Perceraian, pertunangan.
2. Economic Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
yang berhubungan dengan matapencaharian hidup, memproduksi, mendistribusikan
harta benda. Contohnya: pertanian, peternakan, industri, barter, perdagangan,
koperasi.
3. Educational Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan
penerangan dan pendidikan warga masyarakat, agar menjadi anggota masyarakat yang
berguna, Contohnya: Taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, kursuskursus, pers, perpustakaan umum.
4. Scientific Instituions. Yaitu pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan
memiliki pengetahuan, menyelami dan memahami alam semesta. Contohnya:
penelitian, metodik ilmiah, pendidikan ilmiah.
5. Aesthetic Institutions dan recreational Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan perasaan keindahan, dan kebutuhan
rekreasi. Contohnya: seni rupa, seni suara, seni tari, kesusastraas, sport, hiburan, dan
sebagainya.
15

6. Religius Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
yang bertujuan dengan tuhan dan alam ghaib. Contohnya: Gereja, Masjid, pura, doa,
mantra upacara keagamaan, pantangan, penyiaran agama.
7. Political institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
untuk mengatur kehidupan berkelompok atau kehidupan bernegara. Contohnya:
Pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, TNI, dsb.
8. Somatic Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
segi lahiriah atau jasmaniah manusia. Contohnya: Pemeliharaan kecantikan,
kesehatan, kedokteran, dsb.
Hubungan antara pranata dan adat sitiadat
Hubungan antara pranata sosial dan adat istiadat dapat dilihat bahwa adat istiadat
merupakan dasar terbentuknya pranata-pranata sosial dalam suatu masyarakat. Dengan
pengertian lain bahwa adat istiadat merupakn sumber bagi berbagai macam pranata sosial.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa unsur-unsur masyarakat
sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota
masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.
Setelah mengetahui definisi dari manusia dan masyarakat, terdapat hubungan antar
keduanya yang didasari adanya kepentingan, dimana kepentingan tersebut satu sama lain
saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak menutup kemungkinan timbul
kericuhan. Hubungan itu disebut interaksi sosial. interaksi sosial adalah suatu hubungan
timbal balik yang dinamis antara setiap individu dengan individu lain, setiap individu
16

dengan kelomk dan kelompok dengan kelompok yang lain dimana melahirkan
kerjasama, pertikaian dan persaingan.
Berlangsungnya proses interaksi sosial itu karena disebabkan oleh beberap faktor
yang diantaranya faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi dan faktor simpati serta
faktor empati. Dari faktor tersebut akan terpisah untuk berjalan sendiri-sendiri dan bisa
saja tergabung atas beberapa faktor untuk memunculkan interaksi sosial

Pengertian Masyarakat Desa


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengurus
rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat yang diakui dalam
Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
Desa menurut Widjaja (2003) dalam bukunya Otonomi Desa menyatakan bahwa Desa
adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asalusul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Desa
juga merupakan suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri. Desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi, sosial, ekonomi, politik dan
kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal
balik dengan daerah lain.
Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintah Daerah, desa adalah suatu
wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa desa ialah suatu wilayah yang
merupakan satu kesatuan masyarakat hukum pada batas-batas wilayah yang mempunyai
wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang dimana corak
masyarakatnya ditandai dengan kebersamaan dan keramahtamahan. Selain itu bisa disimpulkan
juga bahwa pedesaan adalah sebuah lingkungan yang khas memiliki otonomi dan kewenangan
dalam mengatur kepentingan masyarakat yang memiliki kultur serta berbagai kearifan lokal yang
khas serta lingkungan yang masih alami dan kondusif yang banyak berpengaruh terhadap
karakter masyarakat di pedesaan.
Ciri-ciri Desa dan Karakteristik Masyarakat Pedesaan
Menurut Rahardjo (1999), Desa atau lingkungan pedesaan adalah sebuah komunitas yang
selalu dikaitkan dengan kebersahajaan (simplicity), keterbelakangan, tradisionalisme,
subsistensi, dan keterisolasian. Beratha (1984), berpendapat bahwa masyarakat desa dalam
kehidupan sehari-harinya menggantungkan pada alam. Alam merupakan segalanya bagi
penduduk desa, karena alam memberikan apa yang dibutuhkan manusia bagi kehidupannya.
17

Mereka mengolah alam dengan peralatan yang sederhana untuk dipetik hasilnya guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alam juga digunakan untuk tempat tinggal. Menurut
Bintarto dalam Daljoeni (2003), ada tiga unsur yang membentuk sistem yang bergerak secara
berhubungan dan saling terkait dari sebuah desa, yaitu :
a. Daerah tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis,
b. Penduduk, jumlah penduduk, pertambahan penduduk, persebaran penduduk dan mata
pencaharian penduduk,
c. Tata Kehidupan, pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan warga desa termasuk seluk beluk
kehidupan masyarakat desa.
Koentjaraningrat (2005), berpendapat bahwa masyarakat di pedesaaan merupakan
sebuah komunitas kecil yang memiliki ciri-ciri yang khusus dalam pola tata kehidupan, ikatan
pergaulan dan seluk-beluk masyarakat pedesaan, yaitu ; 1) para warganya saling mengenal
dan bergaul secara intensif, 2) karena kecil, maka setiap bagian dan kelompok khusus yang
ada di dalamnya tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya, 3) para warganya dapat
menghayati lapangan kehidupan mereka dengan baik. Selain itu masyarakat pedesaan
memiliki sifat solidaritas yang tinggi, kebersamaan dan gotong royong yang muncul dari
prinsip timbal balik. Artinya sikap tolong menolong yang muncul pada masyarakat desa lebih
dikarenakan hutang jasa atau kebaikan.
Menurut Anshoriy (2008), dalam penelitiannya tentang kearifan lingkungan di tanah
jawa, bahwa kehidupan sosiokultural masyarakat di pedusunan (pedesaan) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Menjunjung kebersamaan dalam bentuk gotong royong, gugur gunung dan lain sebagainya,
b. Suka kemitraan dengan menganggap siapa saja sebagai saudara dan wajib dijamu bila
berkunjung ke rumah,
c. Mementingkan kesopanan dalam wujud unggah-ungguh, tata krama, tata susila dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan etika sopan santun.
d. Memahami pergantian musim (pranata mangsa) yang berkaitan dengan masa panen dan masa
tanam,
e. Memiliki pertimbangan dan perhitungan relijius (hari baik dan hari buruk) dalam setiap
f.

agenda dan kegiatannya,


Memiliki toleransi yang tinggi dalam memaafkan dan memaklumi setiap kesalahan orang lain

terutama pemimpin atau tokoh masyarakat,


g. Mencintai seni dan dekat dengan alam.
Menurut Shahab (2007),

secara umum ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan dapat

diidentifikasi sebagai berikut ;


a. Mempunyai sifat homogen dalam mata pencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam
sikap dan tingkah laku,
b. Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi yang berarti semua
anggota keluarga turut bersama-sama memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,
c. Faktor geografi sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya, keterikatan anggota
keluarga dengan tanah atau desa kelahirannya,
18

d. Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota.
Menurut dirjen Bangdes (pembangunan desa) dalam Daljoeni (2003), bahwa ciri ciri wilayah
desa antara lain;
a. Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar (lahan desa lebih luas dari jumlah
penduduknya, kepadatan rendah).
b. Lapangan kerja yang dominan adalah agraris (pertanian)
c. Hubungan antar warga amat akrab
d. Tradisi lama masih berlaku.
Pedesaan dan masyarakat desa merupakan sebuah komunitas unik yang berbeda
dengan masyarakat di perkotaan. Sementara segala kebijakan dan perundangan-undangan
adalah produk para pemangku kebijakan yang notabene adalah masyarakat perkotaan, maka
masyarakat desa memiliki kekhasan dalam mengatur berbagai kearifan-kearifan lokal.
Secara sosial, corak kehidupan masyarakat di desa dapat dikatakan masih homogen
dan pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan. Semua
pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga dan hal yang sangat berperan dalam
interaksi dan hubungan sosialnya adalah motif-motif sosial. Interaksi sosial selalu diusahakan
supaya kesatuan sosial (social unity) tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sedapat
mungkin dihindarkan jangan sampai terjadi. Prinsip kerukunan inilah yang menjiwai
hubungan sosial pada masyarakat pedesaan. Kekuatan yang mempersatukan masyarakat
pedesaan itu timbul karena adanya kesamaaan-kesamaan kemasyarakatan seperti kesamaan
adat kebiasaan, kesamaan tujuan dan kesamaan pengalaman( (Soetardjo, 2002). Berbagai
karakteristik masyarakat pedesaan di atas seperti potensi alam, homogenitas, sifat
kekeluargaan dan lain sebagainya menjadikan masyarakat desa sebuah komunitas yang
khusus dan unik.
Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Masyarakat kota adalah sekumpulan
orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih
modern dan mudah untuk mendapatkan suatu hal yang dicita-citakan. Karena masyarakat kota
memiliki tingkat kegengsian yang sangat tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas
yang tinggi maka dari itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta tingkat pemikiran,
pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan masyarakat didesa.
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri-ciri yang menonjol
pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu

19

3. Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batasbatas yang nyata
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa
5. Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan
daripada faktor pribadi
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan individu
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan Desa dan Kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community)
dan masyarakat perkotaan (urban community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai
hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa
pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan
dan masyarakat perkotaan. Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota
yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri,
dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan
kadang-kadang dikatakan berlawanan.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara
desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat
mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi
masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan. Ciri ciri tersebut antara lain :
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat,
bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa
dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor,
daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di
kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau
perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn juga diperlukan oleh orang desa seperti
bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatn untuk
20

memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang
tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak
terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah
yang seudah lama berkembang seperti pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa
diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan
terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan
pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah penuh.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi,
kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang
membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan
seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung
terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam
keluarga. Unsur wisma ini menghadapkan
a. dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan
kebutuhan penduduk untuk masa mendatang
b. memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai
standar mutu kehidupan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman
dan menyenangkan
2. Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini
merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota, serta hubungan antara
kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum
secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan,
fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral
dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait,
pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antara
ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya
kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah
pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha
masyarakat kota Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa
jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang
dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional.

21

Perbedaan Masyarakat Desa dan Kota

Variabel Pembeda
Lingkungan umum dan

Desa
Berhubungan kuat dengan

Kota
Kehidupannya bebas dari

orientasi terhadap alam

alam, karena lokasi

realitas alam

geografisnya di daerah desa


Pekerjaan atau mata

Bertani dan berdagang

pencaharian

Cenderung terspesialisasi dan


spesialisasi itu sendiri dapat
dikembangkan, misalnya
menjadi manajer suatu
perusahaan,ketua, atau
pimpinan suatu birokrasi

Ukuran komunitas

Lebih kecil

Lebih besar

Kepadatan penduduk

Lebih rendah

Lebih tinggi

Homogenitas dan

Penduduknya homogen

Penduduknya heterogen

Lebih rendah karena

Lebih tinggi karena

penduduknya homogen

penduduknya heterogen

Kesenjangan antara klas

Jarak antara klas eksterm yang

heterogenitas
Diferensiasi sosial

Pelapisan sosial

eksterm dalam piramida sosial kaya dan miskin cukup besar


tidak terlalu besar
Mobilitas sosial

Mobilitasnya lebih rendah

Mobilitasnya lebih tinggi. Di


kota, mobilitas teritorial lebih
sering ditemukan daripada di
desa

Interaksi sosial

Masyarakat pedesaan lebih

Lebih banyak terjadi kontak

sedikit jumlahnya dan tingkat

sosial dan tersebar di daerah

mobilitas sosialya rendah,

yang luas, melalui

maka kontak pribadi per

perdagangan,perusahaan,

22

individu lebih sedikit

industri, pemerintah,
pendidikan,agama,dsb.

Pengawasan sosial

Pola kepemimpin

Tekanan sosial oleh

Pengawasan sosial lebih

masyarakat pedesaan lebih

bersifat formal, pribadi, kurang

kuat karena kontaknya yang

terkena aturan yang

bersifat pribadi dan ramah

ditegakkan, dan peraturan lebih

tamah(informal) dan keadaan

menyangkut masalah

masyarakatnya yang homogen

pelanggaran

Menentukan kepemimpinan

Tidak didasarkan oleh

didasarkan kualitas pribadi

keturunan, karena tidak sering

dan didasarkan keturunan

terjadi tatap muka antar


masyarakatnya

Standar kehidupan

Hidup sederhana dan apa

Lebih banyak keinginan untuk

adanya

memiliki sesuatu dan orientasi


hidup berkecukupan

Kesetiakawanan sosial

Lebih tinggi

Lebih rendah

Nilai dan sistem nilai

Nilai-nilai keluarga, agama,

Nilai-nilai keluarga, agama,

dan pola bergaul masih

dan pola bergaul masih llebih

dipegang kuat.

rendah.

Nilai pendidikan dan ekonomi

Nilai pendidikan dan ekonomi

masih kurang.

lebih tinggi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

23

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan dianugerahiNya akal, hati,
fisik. Kumpulan dari manusia dikenal sebagai masyarakat. Secara umum, masyarakat
diartikan sebagai sebuah kesatuan yang terjadi antara dua orang atau lebih manusia yang
berada dalam sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu. Antara manusia dan
masyarakat terjadi hubungan yang didasari adanya kebutuhan, perbedaan, dan
kepentingan lain yang disebut interaksi sosial. Interaksi sosial sosial dapat terjadi antara
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Pada umumnya, masyarakat pedesaan
masih menggantungkan hidup secara tradisional dari sektor pengolahan pertanian
sedangkan masyarakat perkotaan lebih modern dengan pengolahan industrinya.
3.2 Saran
Untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan sejahtera antar manusia yang berada
dalam masyarakat pedesaan dan perkotaan perlu adanya peningkatan kerjasama dalam
berbagai bidang. Masyarakat pedesaan harus mau belajar dan merubah sikap untuk
menjadi lebih baik lagi dalam pengolahan pertanian dan masyarakat modern juga harus
mau membimbing masyarakat pedesaan yang ingin lebih maju.

24

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat diakses pada 10 September 2016 pukul 20:03 WIB


http://www.kompasiana.com/sabpriaryanto/manusia-masyarakatlingkungan_54f8a00ca33311bb188b460d diakses pada 10 September 2016 pukul 20:18 WIB
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/agustina-tri-wijayanti-spd-mpd/materimasyarakat-desa-kota-pert-1-8.pdf diakses pada 10 September 2016 pukul 20:48 WIB
iqbalalkhazim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/39479/bab7masyarakat-pedesaan-danmasyarakat-perkotaan diakses pada 10 September 2016 pukul 21:08 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25409/6/Chapter%20I.pdf diakses pada 11
September 2016 pukul 20:58 WIB
http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-masyarakat-dalam-pandangan.html
pada 11 September 2016 pukul 21:13 WIB

25

diakses

Anda mungkin juga menyukai