Disusun Oleh
Kelompok 7
1
2
3
4
Annisa Nurdini
Farida Diyan Permatasari
Larasati Devi
Mahes Adi Wiguna
(16/401503/SV/12007)
(16/396847/SV/11031)
(16/401535/SV/12039)
(16/401539/SV/12043)
KATA PENGANTAR
Marko Ferdian S., M.P.H.selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
Bapak, dan ibu, serta keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, bantuan
moral dan spiritual serta material sehingga memperlancar penyusunan makalah ini.
Teman-teman dan sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat dan bantuan
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul...........................................................................................................................................1
2
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II ISI.................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Manusia.............................................................................................................6
2.2 Pengertian Masyarakat........................................................................................................6
2.3 Unsur-unsur dari masyarakat .............................................................................................8
2.4 Hubungan manusia dengan masyarakat............................................................................16
2.1 Perbedaan antara masyakarat desa dan kota.....................................................................17
BAB III PENUTUP................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................25
3.2 Saran..................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia selain sebagai makhluk individu (perseorangan) mempunyai kehidupan
jiwa yang menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat. Sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai
kebutuhan kebutuhan, baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu
bersumber dari dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak
3
masyarakat. Menurut Aristoteles, manusia itu adalah ZOON POLITICON artinya bahwa
manusia itu sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan
sesama manusia lainnya, jadi manusia merupakan makhluk yang suka bermasyarakat.
Oleh karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk
sosial.
Dalam kehidupannya, manusia selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan.
Permasalahan-permasalahan ini tentunya bermacam-macam, mulai dari yang ringan
sampai pada yang berat. Manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
menghadapi permasalahan tersebut. Dalam hal ini, manusia akan membutuhkan bantuan
orang lain dalam menyelesaikan masalahnya. Mereka akan mencoba berinteraksi satu
sama lain menciptakan hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dalam masyarakat demi
mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang diinginkan. Dengan bantuan orang lain,
maka masalah tersebut akan terasa mudah diselesaikan. Oleh karena itu, manusia perlu
hidup berkelompok membentuk sebuah masyarakat.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani seorang pakar sosiologi, sekelompok
manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,
perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengertian dari manusia ?
1.2.2 Apa pengertian dari masyarakat ?
1.2.3 Apa saja unsur-unsur dari masyarakat itu ?
1.2.4 Apa hubungan manusia dengan masyarakat ?
1.2.5 Bagaimana perbedaan antara masyakarat desa dan kota ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Menjelaskan tentang pengertian manusia;
1.3.2 Menjelaskan tentang pengertian masyarakat;
1.3.3 Menjelaskan tentang unsur-unsur masyarakat;
1.3.4 Menjelaskan hubungan manusia dan masyarakat;
1.3.5 Menjelaskan perbedaan antara masyarakat desa dan kota.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Dapat mengetahui pengertian dari manusia;
1.4.2 Dapat mengetahui pengertian dari masyarakat;
1.4.3 Dapat menyebutkan unsur-unsur masyarakat;
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Definisi manusia
adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan dianugerahiNya akal, hati, fisik. Yang
membedakan antara manusia dengan hewan adalah akal. Maka ada yang berpendapat
bahwa manusia itu hewan yang berakal. Karena dari segi fisik memang tidak ada beda
dengan hewan tetapi yang membedakannya adalah akal.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
a) ABINENO J. I : Manusia adalah tubuh yang berjiwa dan bukan jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana
b) UPANISADS : Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana atau badan fisik
c) OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY : Manusia adalah
mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan
d) ERBE SENTANU : Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan mahluk yang lain
e) PAULA J. C & JANET W. K : Manusia adalah mahluk terbuka, bebas
memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan
yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul
multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Manusia merupakan bagian dari kehidupan mahluk sosial yang ada di muka bumi.
Kumpulan dari manusia inilah yang kemudian dikenal sebagai masyarakat. Pengertian
masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah kesatuan yang terjadi antara
dua orang atau lebih manusia yang berada dalam sebuah wilayah dalam jangka waktu
tertentu atau Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individuindividu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
6
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur.
Kondisi Umum yang menyebabkan munculnya masyarakat sendiri salah satunya
disebabkan adanya naluri alami manusia sebagai mahluk sosial. Sehingga manusia tidak
akan bisa hidup sendiri tanpa adanya hubungan dengan manusia yang lain. Dengan
demikian, manusia akan memiliki reflek bawah sadarnya untuk selalu berusaha mencari
manusia lainya dalam upaya menyempurnakan kodratnya sebagai mahluk hidup yang
memiliki akal pikiran. Manusia tidak akan mampu memiliki kehidupan yang lengkap,
jika manusia tidak mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan atau berada di sebuah
kawasan dimana tidak terdapat manusia lain.
Terdadapat beberapa pengertian masyarakat dalam pandangan ahli :
J.L. Gilin dan J.P. Gilin
Masyarakat adalah kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang
sama.
Selo Sumardjan : Masyarakat merupakan sekelompok orang yang tinggal secara
bersama serta mampu menciptakan kebudayaan.
Max Weber
Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh
harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
Emile Durkheim
Menurut sosiolog ini masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya.
Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun
perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terpecah-pecah secara ekonomis.
M.J. Herskovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu
cara hidup tertentu.
Paul B. Horton dan C. Hunt : Masyarakat adalah sebuah kumpulan manusia yang mampu
bersikaf mandiri serta secara bersama hidup pada sebuah kawasan tertentu dan memiliki
kebudayaan sama. Selain itu, mereka akan melakukan sebagian besar aktivitasnya dalam
kumpulan tersebut.
Unsur-unsur Masyarakat terdiri dari :
A. Kesatuan-kesatuan sosial (social units)
1. Orang banyak atau Crowd
karyawan.
Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah
atau
cillectivity.
Kolektif biasanya didasarkan atas ciri-ciri yang mencolok, baik fisik, maupun ciriciri kebudayaannya.
5. Kelompok
Kelompok adalah kesatuan sosial yang memiliki ciri-ciri: sistem organisasi yang
merupakan pengelompokkan individu pada masa-masa tertentu dan berulangulang, memiliki unsur pimpinan dan memiliki aturan-aturan tertentu.
Kelompok Sosial
i. Pengertian
Kelompok
Sosial
Kelompok sosial (social group) adalah himpunan/kesatuankesatuan manusia yang hidup bersama, terdapat hubungan timbal
balik, saling memengaruhi sehingga timbul suatu kesadaran untuk
saling
menolong
di
antara
mereka.
11
faktor
pengikat
yang
dimiliki
anggota-anggota
kelompoknya.
Kami
anggota
kelompoknya.
12
paguyuban
(Gemeinschaft).
Ferdinand
Tonnies
kelompok-kelompok
tersebut
biasanya
terbentuk
keanggotaan,
terdapat
adanya
kelompok
OSIS,
anggota
PGRI.
Sedangkan
kelompok
13
Tipe-tipe pranata sosial menurut Summer yang dikutif Harsojo dalam buku
PengantarAntropologi yaitu:
1. Dresive institutions yaitu Pranata yang tumbuh tanpa direncanakan terlebih
dahulu dan tanpa disadari
2. Enacted institutions yaitu Pranata yang diorganisasikan secara sadar
3. Basic institutions yaitu Pranata yang dianggap esensial sebagai pengaturan
hubungan sosial dan bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat
4. Subsidiary institutions yaitu Pranata yang kurang penting sifatnya dibandingkan
dengan Basic institutions dalam Suatu masyarakat tertentu.
5. Pranata sosial yang telah mempunyai sanksi sosial dan pranata sosial yang belum
mempunyai sanksi. Pranata sosial yang telah mempunyai sanksi adalah pranata
sosial yang sudah disetujui oleh masyarakat. Pranat sosial yang belum
mempunyai sanksi adalah pranata sosial yang belum disetujui oleh masyarakat.
6. Pranat sosial yang bersifat umum, dan pranata sosial yang bersifat khusus
(restricted). Pranata sosial yang bersifat umu misalnya Religi atau agama, pranata
sosial yang bersifat khusus, misalnya agama islam.
7. Pranata Sosial yang bersifat Operatif dan pranata sosial yang bersifat Regulatif.
Pranata sosial yang bersifat operatif misalnya Industrialisasi. Pranata sosial yang
bersifat relatif, misalnya hukum.
Syarat suatu sistem dari aktivitas kemasyarakatan baru disebut pranata, adalah :
1. Harus memiliki aturan-aturan atau norma-norma yang hidup dalam ingatan atau
yang tertulis.
2. Aktivitas-akitivitas bersama itu harus memiliki suatu sistem hubungan yang
didasarkan atas norma-norma tertentu.
14
6. Religius Institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
yang bertujuan dengan tuhan dan alam ghaib. Contohnya: Gereja, Masjid, pura, doa,
mantra upacara keagamaan, pantangan, penyiaran agama.
7. Political institutions Yaitu pranat sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
untuk mengatur kehidupan berkelompok atau kehidupan bernegara. Contohnya:
Pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, TNI, dsb.
8. Somatic Institutions Yaitu pranata sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
segi lahiriah atau jasmaniah manusia. Contohnya: Pemeliharaan kecantikan,
kesehatan, kedokteran, dsb.
Hubungan antara pranata dan adat sitiadat
Hubungan antara pranata sosial dan adat istiadat dapat dilihat bahwa adat istiadat
merupakan dasar terbentuknya pranata-pranata sosial dalam suatu masyarakat. Dengan
pengertian lain bahwa adat istiadat merupakn sumber bagi berbagai macam pranata sosial.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa unsur-unsur masyarakat
sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota
masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu
sama lain sebagai anggota masyarakat.
Setelah mengetahui definisi dari manusia dan masyarakat, terdapat hubungan antar
keduanya yang didasari adanya kepentingan, dimana kepentingan tersebut satu sama lain
saling berhadapan atau berlawanan dan ini tidak menutup kemungkinan timbul
kericuhan. Hubungan itu disebut interaksi sosial. interaksi sosial adalah suatu hubungan
timbal balik yang dinamis antara setiap individu dengan individu lain, setiap individu
16
dengan kelomk dan kelompok dengan kelompok yang lain dimana melahirkan
kerjasama, pertikaian dan persaingan.
Berlangsungnya proses interaksi sosial itu karena disebabkan oleh beberap faktor
yang diantaranya faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi dan faktor simpati serta
faktor empati. Dari faktor tersebut akan terpisah untuk berjalan sendiri-sendiri dan bisa
saja tergabung atas beberapa faktor untuk memunculkan interaksi sosial
Mereka mengolah alam dengan peralatan yang sederhana untuk dipetik hasilnya guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alam juga digunakan untuk tempat tinggal. Menurut
Bintarto dalam Daljoeni (2003), ada tiga unsur yang membentuk sistem yang bergerak secara
berhubungan dan saling terkait dari sebuah desa, yaitu :
a. Daerah tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis,
b. Penduduk, jumlah penduduk, pertambahan penduduk, persebaran penduduk dan mata
pencaharian penduduk,
c. Tata Kehidupan, pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan warga desa termasuk seluk beluk
kehidupan masyarakat desa.
Koentjaraningrat (2005), berpendapat bahwa masyarakat di pedesaaan merupakan
sebuah komunitas kecil yang memiliki ciri-ciri yang khusus dalam pola tata kehidupan, ikatan
pergaulan dan seluk-beluk masyarakat pedesaan, yaitu ; 1) para warganya saling mengenal
dan bergaul secara intensif, 2) karena kecil, maka setiap bagian dan kelompok khusus yang
ada di dalamnya tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya, 3) para warganya dapat
menghayati lapangan kehidupan mereka dengan baik. Selain itu masyarakat pedesaan
memiliki sifat solidaritas yang tinggi, kebersamaan dan gotong royong yang muncul dari
prinsip timbal balik. Artinya sikap tolong menolong yang muncul pada masyarakat desa lebih
dikarenakan hutang jasa atau kebaikan.
Menurut Anshoriy (2008), dalam penelitiannya tentang kearifan lingkungan di tanah
jawa, bahwa kehidupan sosiokultural masyarakat di pedusunan (pedesaan) memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Menjunjung kebersamaan dalam bentuk gotong royong, gugur gunung dan lain sebagainya,
b. Suka kemitraan dengan menganggap siapa saja sebagai saudara dan wajib dijamu bila
berkunjung ke rumah,
c. Mementingkan kesopanan dalam wujud unggah-ungguh, tata krama, tata susila dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan etika sopan santun.
d. Memahami pergantian musim (pranata mangsa) yang berkaitan dengan masa panen dan masa
tanam,
e. Memiliki pertimbangan dan perhitungan relijius (hari baik dan hari buruk) dalam setiap
f.
d. Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari pada kota.
Menurut dirjen Bangdes (pembangunan desa) dalam Daljoeni (2003), bahwa ciri ciri wilayah
desa antara lain;
a. Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar (lahan desa lebih luas dari jumlah
penduduknya, kepadatan rendah).
b. Lapangan kerja yang dominan adalah agraris (pertanian)
c. Hubungan antar warga amat akrab
d. Tradisi lama masih berlaku.
Pedesaan dan masyarakat desa merupakan sebuah komunitas unik yang berbeda
dengan masyarakat di perkotaan. Sementara segala kebijakan dan perundangan-undangan
adalah produk para pemangku kebijakan yang notabene adalah masyarakat perkotaan, maka
masyarakat desa memiliki kekhasan dalam mengatur berbagai kearifan-kearifan lokal.
Secara sosial, corak kehidupan masyarakat di desa dapat dikatakan masih homogen
dan pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan. Semua
pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga dan hal yang sangat berperan dalam
interaksi dan hubungan sosialnya adalah motif-motif sosial. Interaksi sosial selalu diusahakan
supaya kesatuan sosial (social unity) tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sedapat
mungkin dihindarkan jangan sampai terjadi. Prinsip kerukunan inilah yang menjiwai
hubungan sosial pada masyarakat pedesaan. Kekuatan yang mempersatukan masyarakat
pedesaan itu timbul karena adanya kesamaaan-kesamaan kemasyarakatan seperti kesamaan
adat kebiasaan, kesamaan tujuan dan kesamaan pengalaman( (Soetardjo, 2002). Berbagai
karakteristik masyarakat pedesaan di atas seperti potensi alam, homogenitas, sifat
kekeluargaan dan lain sebagainya menjadikan masyarakat desa sebuah komunitas yang
khusus dan unik.
Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Masyarakat kota adalah sekumpulan
orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih
modern dan mudah untuk mendapatkan suatu hal yang dicita-citakan. Karena masyarakat kota
memiliki tingkat kegengsian yang sangat tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas
yang tinggi maka dari itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta tingkat pemikiran,
pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan masyarakat didesa.
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri-ciri yang menonjol
pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
19
3. Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batasbatas yang nyata
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa
5. Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan
daripada faktor pribadi
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan individu
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Perbedaan Desa dan Kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community)
dan masyarakat perkotaan (urban community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai
hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa
pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan
dan masyarakat perkotaan. Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota
yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri,
dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan
kadang-kadang dikatakan berlawanan.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara
desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan akan dapat
mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi
masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan. Ciri ciri tersebut antara lain :
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat,
bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa
dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor,
daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di
kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau
perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn juga diperlukan oleh orang desa seperti
bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatn untuk
20
memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang
tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak
terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah
yang seudah lama berkembang seperti pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa
diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan
terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan
pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah penuh.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi,
kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang
membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan
seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung
terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam
keluarga. Unsur wisma ini menghadapkan
a. dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan
kebutuhan penduduk untuk masa mendatang
b. memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai
standar mutu kehidupan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman
dan menyenangkan
2. Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini
merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota, serta hubungan antara
kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum
secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan,
fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral
dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait,
pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antara
ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya
kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah
pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha
masyarakat kota Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa
jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang
dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional.
21
Variabel Pembeda
Lingkungan umum dan
Desa
Berhubungan kuat dengan
Kota
Kehidupannya bebas dari
realitas alam
pencaharian
Ukuran komunitas
Lebih kecil
Lebih besar
Kepadatan penduduk
Lebih rendah
Lebih tinggi
Homogenitas dan
Penduduknya homogen
Penduduknya heterogen
penduduknya homogen
penduduknya heterogen
heterogenitas
Diferensiasi sosial
Pelapisan sosial
Interaksi sosial
perdagangan,perusahaan,
22
industri, pemerintah,
pendidikan,agama,dsb.
Pengawasan sosial
Pola kepemimpin
menyangkut masalah
pelanggaran
Menentukan kepemimpinan
Standar kehidupan
adanya
Kesetiakawanan sosial
Lebih tinggi
Lebih rendah
dipegang kuat.
rendah.
masih kurang.
lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan dianugerahiNya akal, hati,
fisik. Kumpulan dari manusia dikenal sebagai masyarakat. Secara umum, masyarakat
diartikan sebagai sebuah kesatuan yang terjadi antara dua orang atau lebih manusia yang
berada dalam sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu. Antara manusia dan
masyarakat terjadi hubungan yang didasari adanya kebutuhan, perbedaan, dan
kepentingan lain yang disebut interaksi sosial. Interaksi sosial sosial dapat terjadi antara
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Pada umumnya, masyarakat pedesaan
masih menggantungkan hidup secara tradisional dari sektor pengolahan pertanian
sedangkan masyarakat perkotaan lebih modern dengan pengolahan industrinya.
3.2 Saran
Untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan sejahtera antar manusia yang berada
dalam masyarakat pedesaan dan perkotaan perlu adanya peningkatan kerjasama dalam
berbagai bidang. Masyarakat pedesaan harus mau belajar dan merubah sikap untuk
menjadi lebih baik lagi dalam pengolahan pertanian dan masyarakat modern juga harus
mau membimbing masyarakat pedesaan yang ingin lebih maju.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
diakses