Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN KEDUA

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, MASYARAKAT DAN


KEBUDAYAAN

Sosiologi (Ilmu Sosial Dasar) adalah pengetahuan yang menelaah masalah-


masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat
Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori),
seperti geografi sosial, sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik, ekonomi,
psikologi sosial dan sejarah).
Sebagai mata kuliah dasar umum, Ilmu Sosial Dasar bertujuan membantu
perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa, agar memperoleh
wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari
setiap anggota masyarakat terpelajar yang berkenaan dengan sikap dan tingkah
laku manusia dalam menghadapi manusia lain serta tingkah laku manusia
terhadap manusia yang bersangkutan.

KONSEP MANUSIA

A. PENGERTIAN MANUSIA
Secara bahasa manusia berasal dari kata “Manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain).Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau
seorang individu. Definisi manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah
dan dianugerahiNya akal, hati, fisik. Yang membedakan antara manusia dengan
hewan adalah akal. Maka ada yang berpendapat bahwa manusia itu hewan yang
berakal. Karena dari segi fisik memang tidak ada beda dengan hewan tetapi yang
membedakannya adalah akal.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu
oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi
oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari
satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seorang bayi lahir, ia
merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh karena itu ia
menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan.
Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan
(sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup.
Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 1


bersumber dari lingkungan. Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh
besar terhadap manusia itu sendiri.
Pengertian manusia menurut beberapa ahli:
1. UPANISADS : Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana atau badan fisik.
2. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY : Manusia adalah
mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia
adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
3. ERBE SENTANU : Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan mahluk yang lain.
4. PAULA J. C & JANET W. K : Manusia adalah mahluk terbuka, bebas
memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan
yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul
multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
5. ABINENO J. I : Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi
yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana". 

Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spritual yang utuh dan unik.


Teori kebutuhan manusia memandang manusia sebagai suatu keterpaduan,
keseluruhan yang terorganisir yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia (Effendy, 1998;2).
Yura, W. (1983); Effendi N. (1998; 3) mengemukakan bahwa kebutuhan
manusia dipandang sebagai tekanan internal sebagai hasil dari perubahan keadaan
sistem, dan tekanan ini dinyatakan dengan perilaku untuk mencapai tujuan,
sehingga terpenuhinya kebutuhan.
Bila dipandang dari aspek keperawatan, maka tekanan tersebut ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan keperawatan dan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, maupun masyarakat yang menjadi sasaran dalam perawatan
masyarakat.

B. MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL


1. Manusia sebagai Makhluk Individu
Pengertian individu menurut konsep sosiologi artinya manusia yang
hidup berdiri sendiri/ tidak mempunyai kawan.
Menurut Soediman Kartohadiprojo; Manusia sebagai individu adalah
makhluk ciptaan Tuhan yang dalam dirinya dilengkapi oleh kelengkapan hidup
yang meliputi; raga, rasa, rasio, dan rukun.

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 2


a. Raga adalah bentuk jasad manusia yang khas, mem-bedakan manusia
dengan manusia.
b. Rasa yaitu perasaan individu dapat menangkap obyek gerakan dari isi alam.
c. Rasio/ akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk
mengembangkan diri mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri
tiap individu.
d. Rukun yaitu hidup bergaul sesama individu secara harmonis, damai dan
saling melengkapi.
Individu yang memiliki 4 (empat) syarat di atas dapat hidup bersama
dalam masyarakat. Masyarakat merup. wadah hidup bersama dari individu-
individu yang terjalin dan terikat dalam hubungan interaksi. Kumpulan dari
individu-individu merupakan suatu kelompok sebagai faktor penentu bagi
terjadinya proses kemasyarakatan.
Masyarakat terbentuk atas dasar hakikat individu, apabila kepentingan
individu berubah, maka masyarakat akan berubah.
Dalam buku pengantar Sosiologi (Huky; 1982), Cooly mengemukakan
dua fase dalam memunculkan konsep tentang diri sendiri yaitu:
a. Fase persepsi yaitu apa yang dilihat orang lain dalam kepribadian dan
tingkah laku individu.
b. Fase penafsiran yaitu bagaimana orang lain menilai apa yang mereka lihat
dalam individu (sikap bangga, sombong, rendah hati dll).
2. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial atau sebagai kelompok sosial
merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan kesadaran untuk saling tolong menolong.
Beberapa persyaratan tentang himpunan manusia yang dapat dimanakan
kelompok sosial, yaitu:
a. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian
kelompok yang bersangkutan.
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota satu dengan anggota lainnya.
c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat. (Misalnya Tujuan yang sama, kepentingan yang sama).
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
e. Bersistem dan berproses.
Empat faktor penting yang mempengaruhi kehidupan sosial manusia, yaitu:
a. Warisan biologis atau heredity; meliputi bakat manusia untuk belajar dan
perlu dikembangkan.
b. Keadaan alam di sekitar kita (Natural Environment), yaitu manusia harus
menyesuaikan diri dengan alam.

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 3


c. Warisan sosial (Social hertage), diserahkan melalui kelompok manusia.
Kelompok manusia yang pertama adalah keluarga, tetangga, kenalan, teman
sepermainan.
d. Dalam kelompok manusia, jiwa dan tabiat manusia mendapat pengaruh,
membentuk kepribadian atau personality.

PERTEMUAN KETIGA

KONSEP MASYARAKAT

A. Pengertian  Masyarakat
Manusia merupakan bagian  dari  kehidupan mahluk sosial yang ada di
muka bumi. Kumpulan dari manusia inilah yang kemudian dikenal sebagai
masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah
kesatuan yang terjadi antara dua orang atau lebih manusia yang berada dalam
sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu atau Masyarakat adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam
kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang
teratur.
Kondisi Umum yang menyebabkan munculnya masyarakat sendiri salah
satunya disebabkan adanya  naluri alami manusia sebagai mahluk sosial. Sehingga
manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya hubungan dengan manusia
yang lain. Dengan demikian, manusia akan memiliki reflek bawah sadarnya untuk
selalu berusaha mencari manusia lainya dalam upaya menyempurnakan kodratnya
sebagai mahluk hidup yang memiliki akal pikiran. Manusia tidak akan mampu
memiliki kehidupan yang lengkap, jika manusia tidak mampu menyelaraskan diri
dengan lingkungan atau berada di sebuah kawasan dimana tidak terdapat manusia
lain.
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau
kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society, sedangkan masyarakat
itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau
partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya
berinteraksi.

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 4


Masyarakat (society) merupakan istilah yang digunakan untuk
menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan
masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari
segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat – atau tidak dibuat – oleh
kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains
sosial.

Pengertian masyarakat yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi:


1. Selo Sumardjan (1974), Masyarakat merupakan sekelompok orang yang hidup
bersama dan mampu menciptakan kebudayaan.

2. Karl Marx (Pakar pemikiran Marxisme), masyarakat didefinisikan sebagai


sebuah struktur organisasi yang muncul sebagau akibat adanya perbedaan
diantaranya berbagai kelompok yang terpisah di bidang ekonomi.
3. Emile Durkheim. Menurutnya, pengertian masyarakat adalah sebuah realita
yang apa adanya dari setiap pribadi yang menjadi anggota dari masyarakat itu
sendiri.
4. Paul B. Horton dan C. Hunt. Menurut keduanya, pengertian masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang mampu bersikaf mandiri serta secara bersama hidup
pada sebuah kawasan tertentu dan memiliki kebudayaan sama. Selain itu,
mereka akan melakukan sebagian besar aktivitasnya dalam kumpulan tersebut.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007; 721) Masyarakat adalah sejumlah
manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang
mereka anggap sama.
6. Menurut Pangkey HS (1990;18), Masyarakat adalah suatu kelompok manusia
yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-
sama ditaati dalam lingkungannya.
7. Hassan Saddily, 1993: 47 menemukakan bahwa; Masyarakat adalah Golongan
besar atau kecil, terdiri dari beberapa manusia yang dengan sendirinya
bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain.
8. Menurut Koentjaraningrat 1994, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
9. Menurut Ralph Linton 1968, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang
hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat
keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu
kesatuan sosial.
Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya menjadi
unsur utama bagi masyarakat, bukan adanya sejumlah orang. Tiap anggota sadar

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 5


akan adanya anggota lain dan ia memperhatikan adanya orang lain dalam setiap
langkahnya. Bila cara memperhatikan itu sudah menjadi adat, tradisi, atau
lembaga (Pranata), maka perhatian itu tetap terpelihara sekalipun tidak ada
seseorang didekatnya.
Contoh: Peraturan lalu lintas di Indonesia menentukan orang mengendarai
kendaraan atau berjalan kaki harus berada di sebelah kiri untuk menghindari
tabrakan. Demikian pula dengan penggunaan lampu lalu lintas (Traffic light);
merah, kuning, biru.
Contoh berikut ini dapat memudahkan pemahaman kita tentang masyarakat:
1. Sekelompok fakir miskin yang hidup bersama siang dan malam hidup
sendiri-sendiri dan tidak mengadakan hubungan satu sama lain, sehingga
kehidupan seperti ini tidak dapat dinamakan masyakat sesuai definisi di atas.
2. Di tengah-tengah pegunungan terdapat suatu tempat dimana hidup empat
keluarga dengan letak rumah yang saling berjauhan jaraknya, namun anggota
keluarganya saling datang dan berkumpul, saling membutuhkan dan pengaruh
mempengaruhi, sehingga kehidupan bersama mereka memenuhi syarat
masyarakat.
3. Di kota-kota besar seperti Baverly Hills (Los Angeles, Amerika Serikat),
terdapat rumah-rumah bintang film dan orang-orang kaya ternama, penghuni-
penghuni rumah tersebut jarang kelihatan karena hanya datang tidur dan
kadang-kadang makan di rumahnya, selebihnya mereka bekerja di tempat
yang jauh. Penghuni rumah yang satu bukan saja tidak mengenal bahkan
tidak pernak melihat tetangganya. Di Indonesia kehidupan seperti ini dapat
kita lihat di Jakarta atau Surabaya, khususnya di perumahan-perumahan elite,
tetangga yang satu tidak mengenal tetangga lainnya, sekalipun bersebelahan
rumah. Dalam keadaan seperti ini sulit untuk menyatakan adanaya hidup
bersama sebagai golongan atau masyarakat.
Kegiatan bersama dalam Rukun tetangga dapat dihidupkan melalui
perkenalan dan pertalian yang akrab, misalnya berhari raya bersama,
melaksanakan pertemuan 2-3 bulan sekali dalam bentuk pengajian, makan
bersama, wisata bersama, dll.
Masyarakat modern berkeberatan atau menentang definisi masyarakat di
atas dan mengatakan bahwa, ”Masyarakat hanya terdapat dalam gambaran saja
dan tidak dapat dilihat menurut waktu dan tempat sebagaimana kita melihat suatu
barang yang konkrit. Mereka lebih mengutamakan proses kemasyarakatan yang
memberi hidup dan kehidupan bersama.
Kedua pengertian di atas dipelajari bersama dalam sosiologi karena
keduanya bertalian erat dan saling mempengaruhi.

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 6


B. MASYARAKAT DAN MACAMNYA
Masyarakat merupakan satu kesatuan yang selalu berubah, hidup karena
proses masyarakat yang menyebabkan perubahan. Biasanya masyarakat
mengenal kehidupan yang teratur dan aman, sebagai pengorabanan
kemerdekaan dari anggotanya, baik secara paksa maupn sukarela. Pengorbanan
menahan napsu atau kehendak sewenang-wenang an mengutamakan kepentingan
dan keamanan bersama. Paksaan; Tunduk dan patuh pada aturan/ hukum yang
ditetapkan oleh Negara atau kelompok. Sukarela; Menurut adat dan berdasarkan
keinsyafan akan persaudraan dalam kehidupan bersama (Hasan Shadily, 1993;50)

C. CARA TERBENTUKNYA MASYARAKAT


1. Masyarakat Paksaan: Masyarakat tawanan, masyarakat pengungsi/
pelarian.
2. Masyarakat merdeka:
a. Masyarakat alam yaitu masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya; Suku, Golongan, atau suku Bangsa yang bertahan karena darah
dan keturunan. Umumnya sederhana sekali kebudayaannya dalam keadaan
terpencil atau tidak mudah berkembang dengan dunia luar.
b. Masyarakat Budidaya (Berbudaya) terbentuk karena
kepentingan keduniaan atau kepercayaan (keagama-an), antara lain kongsi
perekonomian, keperasi, masyarakat muslim, Kristen, Hindu, Budha, dan
sebagainya.

D. ASAL-USUL MASYARAKAT
Bermacam-macam penyelidikan dijalankan untuk menjawab asal
masyarakat, tetapi tidak satupun yang menegaskan dengan benar. Semua pendapat
hanya merupakan perkiraan dan pandangan saja. Diantara kesimpulan yang ada
bahwa, “Manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup dalam gua atau di pulau
yang terpencil dan sunyi. Ia selalu tertarik pada hidup bersama dalam masyarakat
karena:
1. Hasrat berdasarkan Naluri (Kehendak biologis di luar penguasaan akal)
untuk mencari teman hidup, untuk memenuhi kebutuhan seksual yang bersifat
biologis.
Manusia dan hewan diberi naluri atau napsu untuk saling tertarik satu
sama lain. Napsu biologis ini pada manusia timbul sejak masa pubertas
(Remaja) sampai Dewasa, bahkan sampai umur tua pada laki-laki. Pada
wanita napsu ini lebih cepat dipadamkan atau diatur pengendaliannya bila
sudah mempunyai 3 sampai 4 anak atau sudah berumur 45-50 tahun (masa
menopause).

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 7


Hasil penelitian Prof, Lee Yun Suk (Seoul, Korea Selatan) menunjukkan
bahwa dari 250 ressponden, lelaki berusia 80 tahunpun masih mengadakan
hubungan seks, sedangkan pada usia lebih dari 60 tahun masih ditemukan
89,4% laki-laki dan 33,6% wanita yang tetap memelihara kehidupan seksnya.
Rasa kesepian, merantau, atau tidak mementingkan pendidikan akan
mempercepat pencarian jodoh (cepat menikah), sementara di desa umumnya
ada adat/ kebiasaan yang amat keras terhadap anak gadis yang melarang
bergaul dengan lelaki sebelum menikah, sementara janda lebih bebas,
sehingga banyak gadis desa yang asal menikah dan bercerai setelah 1-2 tahun
usia pernikahannya. Adat ini mendatangkan rasa kurang tanggung jawab pada
kaum laki-laki yang gampang menceraikan isterinya dan menikah lagi dengan
wanita yang lebih muda. Data Statistik menunjukkan bahwa jumlah perceraian
di Jawa sangat tinggi di desa-desa.
Di Kota, kaum wanita lebih mementingkan pendidikan sampai lulus.
Pernikahan mereka relatif lebih kekal karena suami isteri menjaga
kelangsungan hidup keluarga mereka. Para sarjana wanitapun masih ada
kesempatan untuk mendapatkan jodoh, sementara wanita yang belum menikah
tidak dicemoohkan oleh masyarakat.
Perpecahan keluarga umumnya terjadi karena salah satu pihak
menyeleweng atau kurang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup
keluarganya. Ada ke-enderungan bahwa kaum pria lebih suka mencari isteri
yang lebih muda daripada isterinya.
Pertentangan antara hukum alam dan kebudayaan bahwa usia 20-an
tahun merupakan usia yang terbaik bagi perempuan untuk melahirkan, tetapi
panggilan emansipasi yang mengharuskan perempan untuk, melanjutkan
pendidikan sampai perguruan tinggi dan 4-5 tahun setelah lulus baru menikah.
Dengan demikian Usia pernikahan yang baik bagi perempuan 20-35 tahun
terlampaui, sedangkan usia 35-40 tahun secara biologis seorang perempuan
sulit untuk melahirkan pertama kali.
Menjadi gadis atau perawan tua (Spinster) juga kurang disukai oleh
wanita berpendidikan tinggi atau wanita karir. Untuk mencegah hal itu
ditempuh jalan tengah, yaitu “Jangan melewatkan kesempatan per-jodohan
(menikah), sambil menyelesaikan pendidikan, dengan menjunjung tinggi
kehidupan yang terhormat sesuai ajaran agama maupun adat istiadat yang ada
di masyarakat.
Lembaga (pranata) pernikahan diakui oleh hampir semua macam
masyarakat di Indonesia. Lembaga inilah yang membdakan manusia dan
hewan.

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 8


Agama Islam amat keras terhadap segala macam pertemuan seks antara
pria dan wanita di luar pernikahan, untuk mencegah anak yang terlantar (anak
haram/ Zina) dan mempertahankan garis keturunan yang jelas.
Ikatan suami isteri berdasarkan pernikahan me-wajibkan orang tua
memelihara anak sebagai anugerah Allah dengan baik sejak awal sampai
mendapat jodoh, sehingga anak itu menjadi anggota masyarakat yang baik
sesuai harapan orang tua, masyarakat, bangsa dan agamanya.
2. Kelemahan Manusia dan selalu mencari kekuatan ber-sama; mem-bentuk
kelompok, agar aman dan memenuhi kebutuhan bersama. Manusia sejak lahir
telah tampak dalam kelemahan, sehingga butuh perlindungan orang tuanya,
keluarga, masyarakat, suku bangsa dan bangsa.
3. Aristoteles; Manusia adalah Zoon Politicon = Makhluk sosial yang suka
bergolongan atau mencari teman untuk hidup bersama, daripada hidup sendiri.
4. Bergson (1859), “Manusia hidup bersama bukan karena persamaan tetapi
karena perbedaan sifat, kedudukan dan sebagainya. (Teori Modern). Pendapat
Aristoteles dan Bergson dapat diakui kebenarannya. Berdasarkan adat dan
sifat meniru, maka perasaan solidaritas dalam golongan, keluarga, suku
bangsa, bangsa dan negara akan menjadi kuat dan luas dalam menghadapi
bahaya.
Agama dapat mempersatukan manusia segala bangsa demi keamanan,
jika setiap manusia benar-benar memperhatikan dan melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya dan tidak mementingkan kepentingan sendiri. Perang
antar pemeluk agama bisa terjadi bila ada kepentingan kekuasaan dan politik,
sehingga antara bangsa yang memeluk agama yang samapun bisa terjadi
perang seperti antara Irak (Saddam Husain) dengan Iran (Khomeini).
Timbulnya rasa per-saudaraan akan meminimalisasi percekcokan (Torang
samua basudara).
5. Masyarakat menurut pandangan biologis
Menurut pandang sosiologi Organik bahwa masyarakat merupakan suatu
badan yang hidup, tak berbeda dengan hewan atau manusia. Sebagai suat
badan yang hidup, masyarakat mempunyai jantung (pemerintah), beranggota,
dan berurat syaraf (Telepon dan telegraf). Masyarakat juga dapat sakit
(penyakit masyarakat) seperti perjudian, pelacuran, pencurian, perampokan
bahkan dapat menghasilkan sampah (sampah masyarakat). Manusia
merupakan sel dari pada masyarakat berbeda dengan hewan, yaitu manusia
memiliki sifat dan pemikiran yang berbeda sedangkan hewan memiliki bentuk
dan sifat yang serupa. Disamping itu pertentangan secara biologis mendatang-
kan rasa sakit, sedangkan pertentangan masyarakat dalam parlemen
mendatangkan kebaikan.
6. Teori atomistis atau Individualistis

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 9


Pengikut teori organis ini lebih suka mengganggap bahwa masyarakat
dipelajari dari sudut golongan yang hidup dan dinamis, sedangkan teori
atomistis mengatakan bahwa dalam masyarakat hanya terdapat perseorangan,
yang masing-masing berdiri sendiri tanpa hubungan dengan orang lain dan
bersifat statis, karena mementingkan perseorangan dan membabi buta
terhadap proses sosial.
7. Manusia hanya dapat menjadi sempurna dalam masyarakat.
Seringkali kita mendengar manusia buas atau berperilaku seperti
binatang, sehingga sering diasingkan dari golongan atau masyarakat.
Masyarakat dapat dibedakan berdasarkan golongan, yaitu Golongan
sementara (Kerumunan), golongan yang sebenarnya (suku-bangsa, keluarga), dan
perkumpulan (pedagang, olah raga, kesenian, dan sebagainya. Masyarakat dapat
dibagi menjadi masyarakat umum (Society) dan masyarakat terbatas atau
masyarakat setempat (Community).
Menurut Kuntjaraningrat (1990) dalam Effendi N., (1998;4), Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul dan saling berinteraksi.
Masyarakat merupakan kesatuan–kesatuan hidup manusia (Society; Inggris), yang
berarti kawan, sedangkan masyarakat dalam bahasa Arab berati ikut serta
(berpartisipasi).
Ciri-ciri suatu masyarakat menurut Kuntjaraningrat (1990), adalah sebagai
berikut:
1. Interaksi antara warga-warganya.
2. Adat istiadat, norma-norma, hukum-hukum dan aturan-aturan khas yang
mengatur seluruh pola tingkah laku warga kota atau desa.
3. Suatu komunitas dalam waktu.
4. Suatu rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.
Dengan demikian masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan
terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Masyarakat dapat dilihat sebagai
kumpulan individu dalam suatu hubungan yang saling ketergantungan untuk
memperoleh kebutuhan hidupnya secara terorganisir.
Masyarakat merupakan suatu bentuk sistem sosial, dalam hubungan dengan
lingkungannya, akan berusaha mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan seperti
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow (1967), maupun oleh A. Khalish,
yaitu Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan rasa aman dan keselamatan, Kebutuhan
dicintai, mencintai dan dimiliki, Kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan
aktualisasi diri, termasuk di dalamnya untuk memenuhi kebutuhan akan asuhan
keperawatan dan pelayanan kesehatan.
Unit-unit masyarakat adalah komuniti, keluarga, kelompok yang
mempunyai tujuan dan nilai yang sama. Kuntjaraningrat (1990) mendefinisikan

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 10


Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati suatu wilayah
nyata, dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat oleh suatu
rasa identitas suatu komunitas.
Ciri-Ciri Komuniti:
1. Kesatuan Wilayah.
2. Kesatuan Adat istiadat.
3. Rasa identitas komunitas.
4. Loyalitas terhadap komunitas.
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa semua orang
bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama, dan berfungsi
sebagai suatu kesatuan dan secara terus-menerus mengadakan hubungan
(interaksi) dengan sistem yang lebih besar. Bagian-bagian yang saling
berinteraksi tersebut merupakan sub sistem dari komuniti seperti pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan dan keluarga.
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
dipersatukan oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi atau pengakuan sebagai
anggota keluarga yang tinggal bersama satu kesatuan/unit yang membina kerja
sama yang bersumber dari kebudayaan umum, dimana setiap anggotanya belajar
dan melakukan peranannya seperti yang diharapkan. Keluarga sebagai suatu
sistem sosial melakukan beberapa fungsi yang paling dasar seperti memberikan
keturunan, sosialisasi, psikologi, seks, proteksi dsb.
Dalam perawatan kesehatan masyarakat, keluarga sebagai unit utama yang
menjadi sasaran pelayanan, karena keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat. Apabila salah satu diantara anggota keluarga mempunyai masalah
keperawatan atau kesehatan, akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain,
demikian terhadap kelompok, dan masyarakat sekitarnya. Masalah kesehatan
keluarga saling berkaitan terhadap anggota keluarga, kelompok maupun
masyarakat secara keseluruhan, yang akhirnya memberikan gambaran terhadap
masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

E. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
Soekanto (2003) menyebutkan beberapa unsur masyarakat (Society):
1. Manusia yang hidup bersama.
2. Berampur untuk waktu yang lama.
3. Adanya kesadaran bahwa mereka adalah satu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu system hidup bersama.
Abdulsyani (2007:14) juga mengungkapkan beberapa unsur masyarakat:
1. Sejumlah masnusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama; di
dalamnya manusia dapat saling mengerti dan mempunyai harapan-harapan
sebagi akaibat dari hidup bersama itu. Terdapat system komunikasi dan

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 11


peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakt
tersebut.
2. Manusia yang hidup bersama itu merupakan satu kesatuan
3. Manusia yang bersama itu merupakan suatu system hidup bersama, yaitu
hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan, oleh karenanya setiap anggota
masyarakat merasa terikat dengan kelompoknya.

PERTEMUAN KEEMPAT

KONSEP KEBUDAYAAN

A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta budhayah,yaitu bentuk jamak


dari budhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Kata kebudayaan dalam
bahasa Inggris diterjemahkan dengan istilah culture dan dalam bahasa Belanda
disebut cultuur. Kedua bahasa ini berasal dari bahasa latin  yang colere berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan tanah (bertani),
dengan demikian culture atau cultuur berarti sebagai segala hal daya dan kegiatan
manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Pengertian kebudayaan menurut para pakar:


1. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
2. Melville J. Herkovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang
superorganic karena dapat diwariskan secara turun tumurun dari generasi ke
generasi dan tetap hidup walaupun orang-orang  yang menjadi anggota
masyarakat senantiasa berganti.
3. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. 
4. Menurut Herskovits,  kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganik.  
5. Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. 

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 12


6. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan
Kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.
7. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa Kebudayaan adalah keseluruhan
manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tatakelakuan yang
harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
8. Ahli lain, Ralph Linton, mengemukakan bahwa kebudayaan adalah seluruh
dari pengetahuan, sikap, dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang
dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. Sejalan
dengan Linton, Koentjaningrat merumuskan kebudayaan sebagai keseluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat  yang dijadikan milik manusia dengan belajar.
9. M.M. Djojodiguno mengemukakan bahwa kebudayaan atau “Budaya” adalah
daya dari budi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa.
a. Cipta: kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada
dalam pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan bathin. Hasil
cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.
b. Karsa: kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang hal “sangkan paran”.
Darimana manusia sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia sesudah
mati (paran). Hasilnya berupa norma keagamaan/kepercayaan.
c. Rasa : kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan
dorongan untuk menikmati keindahan dan monolak keburukan. Hasilnya
berupa norma keindahan yang menghasilkan berbagai kesenian (seni).
Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
adalah hasil buah budi manusia manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Segala sesuatu yang diciptakan manusia baik yang konkrit maupun yang
abstrak, itulah kebudayaan.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang kesemuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat, dapat dirinci sebagai berikut;
1. Bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan
manusia
2. Bahwa kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis),
melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3. Bahwa kebudayaan itu diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Manusia yang susila atau berkebudayan, manusia yang sadar akan
peranannya sebagai pengemban nilai-nilai moral ialah manusia yang selalu
memprhatikan akal budi dan berusaha menaatinya. Berupaya melatih diri
mengekang atau mengen-dalikan hawa napsu dan berusaha membatasi
keinginan dalam segala segi. Tidak selalu menengok ke atas dan berusaha

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 13


menengok yang ada di bawah akan mem-perhalus akal budi dan selalu
menumbuhkan kesadaran bahwa selalu menuruti kemauan tanpa ingat batas-
batasnya, akan menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi diri sendiri maupun
bagi orang lain. Perlakukanlah manusia lain sesuai hak-hak kemanusiaannya.
Sebagai pengemban nilai-nilai moral, setiap orang harus merasa terpanggil
untuk mengadakan reaksi, kapan, dan dimana saja melihat perbuatan yang
menginjak-injak nilai-nilai moral tersebut, untuk menciptakan suasana yang
aman, tertib, adil dan damai.

B. WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi; Wujud kebudayaan


adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu:


1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.
Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran
masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup.
2. Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri
atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta
bergaul satu sama lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu
berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret.
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan
karya manusia dalam masyarakat.

Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat


mengelompokkan budaya menjadi dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan
budaya yang bersifat konkret.
1. Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran
manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah
wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau
harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
2. Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan
dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati,

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 14


disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan
sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas: perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku : Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi
tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-
pola perilaku (pattern of behavior) masyarakatnya.
b. Bahasa : Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan
dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton
mengatakan salah satu sebab paling penting dalam memperlambangkan
budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian
bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa
kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c. Materi : Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia.
Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.

C. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Kebudayaan setiap masyarakat  tentu terdiri dari unsur-unsur tertentu yang


merupakan bagian dari kebulatan, yakni kebudayaan itu sendiri.

1. Menurut Melville J. Herkovits kebudayaan terdiri dari 4 unsur yaitu:


a. Alat Teknologi
b. Sistem Ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuatan Politik
2. Menurut Bronislaw Malinowski, unsur kebudayaan terdiri dari:
a. sistem norma
b. organisasi ekonomi
c. alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan
d. organisasi kekuatan.
3. Menurut Clyde Kluckhohn menyebutkan tujuh unsur kebudayaan:
a. peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,perumahan,alat-alat
rumah tangga,senjata,alat-alat produksi,dan transportasi)
b. mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan,
sistem produksi dan sistem distribusi)
c. sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,sistem
hukum dan sistem perkawinan)
d. bahasa (lisan maupun tulisan)
e. kasenian (seni rupa, seni suara dan seni gerak)
f. sistem pengetahuan,dan
g. sistem kepercayaan (religi)

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 15


Ketujuh unsur diatas disebut sebagai kebudayaan universal (cultural
universal). Unsur-unsur kebudayaan itu masih dapat dipecah-pecah lagi
menjadi unsur-unsur kebudayaan yang lebih kecil berdasarkan kegiatannya.

D. FUNGSI KEBUDAYAAN

1. Hasil karya manusia melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan.


2. Karsa masyarakat yang merupakan perwujudan norma dan nilai-nilai
sosial yang dapat menghasilkan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan.
3. Di dalam kebudayaan juga terdapat pola-pola perilaku (patterns of
behavior) yang merupakan cara-cara masyarakat untuk bertindak atau
berkelakuan yang sama yang dimana harus diikuti oleh semua anggota
masyarakat
Di antara fungsi-fungsi di atas juga termasuk dalam hubungan antara
kebudayaan dan kemasyarakatan yang akan di bahas pada sesi selanjutnya.

E. KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN

Secara umum, kebudayaan-kebudayaan masyarakat di dunia memiliki beberapa


karakteristik umum, diantaranya adalah:
1. Kebudayaan adalah milik bersama, artinya bahwa unsur-unsur yang tercakup
dalam kebudayaan, seperti ide, nilai, dan pala perilaku dijalankan dan
dipelihara bersama-sama oleh seluruh anggota masyarakat. Dengan demikian
pandangan atan tindakan-tindakan tertentu yang hanya dilakukan satu orang
bukanlah sebuah pola kebudayaan,melainkan hanyalah sebuah kebiasaan
pribadi.
2. Kebudayaan merupakan hasil belajar, artinya bahwa semua unsur kebudayaan
adalah hasil belajar dan bukan merupakan warisan biologis (dibawa sejak
lahir). Dengan demikian, kebudayaan suatu masyarakat dapat berbeda dengan
masyarakat lainnya.Seseorang mempelajari kebudayaan dengan cara ikut serta
menjadi besar didalam kebudayaan tersebut. Ralph Linton mengatakan bahwa
kebudayaan adalah warisan sosial umat manusia.  Artinya, kebudayaan
diwarisakan melalui hubungan-hubungan sosial yang terus-menerus. Proses
penerusan kebudayaan dari suatu generasi ke genarasi yang lainnya disebut
enkulturasi atau pembudayaan.
3. Kebudayaan didasarkan pada lambang, seorang ahli antropologi, Leslie White
mengemukakan bahwa semua perilaku manusia dimulai dengan penggunaan
lambang-lambang tertentu. Sebagaimana kita ketehui kekuatan atau ketaatan
individu atau kelompok dapat dibangkitkan dengan adanya lambang-lambang,
seperti lambang keagamaan, seni, politik dan ekonomi. Aspek simbolis yang

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 16


terpenting dari gambar kebudayaan adalah bahasa. Bahasa telah berhasil
mengganti objek gambar dengan lambang berupa bunyi-bunyian yang memiliki
makna yang berbeda-beda. Unsur-unsur kebudayaan seperti strukur
politik,agama,kesenian,organisasi ekonomi, tidak mungkin ada tanpa lambang-
lambang. Dengan menggunakan bahasa itulah manusia dapat meneruskan
kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi yang lain.
4. Kebudayaan bersifat universal, akan tetapi perwujudan kebudayaan memiliki
ciri-ciri khusus yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya.
5. Kebudayaan bersifat dinamis; Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan
atau perkembangan, walaupun kecil dan seringkali tidak dirasakan oleh
anggota-anggotanya.
6. Kebudayaan cenderung mengisi dan menentukan jalanya kehidupan
manusia walaupun jarang disadari oleh manusia itu sendiri.

PERTEMUAN KELIMA

A. HUBUNGAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

Manusia selain sebagai makhluk individu (perseorangan) mempunyai


kehidupan jiwa yg menyendiri namun manusia juga sebagai makhluk sosial tidak
dapat dipisahkan darimasyarakat. Manusia lahir, hidup dan berkembang dan
meninggal dunia di dalam masyarakat.Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322
SM), bahwa manusia itu adalah ZOON POLITICON artinya bahwa manusia itu
sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya, jadi makhluk yg suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya
suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial.
Terjadilah hubungan satu sama lain yang didasari adanya kepentingan,
dimana kepentingan tersebut satu sama lain saling berhadapan atau berlawanan
dan ini tidak menutup kemungkinan timbul kericuhan. Kepentingan adalah suatu
tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. Disinilah
peran hukum mengatur kepetingan - kepentingantersebut agar kepentingan
masing-masing terlindungi, sehingga masing-masing mengetahui hak dan
kewajiban. Pada akhirnya dengan adanya hukum masyarakat akan hidup aman,
tentram, damai, adil dan makmur.
Dimana ada masyarakat disitu ada hukum Hukum ada sejak masyarakat
ada. Dapat dipahami disini bahwa hukum itu sesungguhnya adalah produk otentik
dari masyarakat itu sendiri yang merupakan kristalisasi dari naluri, perasaan,

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 17


kesadaran, sikap, perilaku, kebiasaan, adat, nilai, atau budaya yang hidup di
masyarakat. Bagaimana corak dan warna hukum yang dikehendaki untuk
mengatur seluk beluk kehidupan masyarakat yang bersangkutanlah yang
menentukan sendiri. Suatu masyarakat yang menetapkan tata hukumnya bagi
masyarakat itu sendiri dalam berlakunya tata hukum itu artinya artinya tunduk
pada tata hukum hukum itu disebut masyrakat hukum.

Alasan Masyarakat Mematuhi Hukum:


1. Karena orang merasakan bahwa peraturan -  itu dirasakan sebagai hukum.
Mereka benar-benar berkepentingan akan berlakunya peraturan tersebut
2. Karena ia harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman. Ia menganggap
peraturan hukum secara rasional. Penerimaan rasional ini sebagai akibat
adanya sanksi hukum. Agar tidak mendapatkan kesukaran – kesukaran orang
memilih untuk taat saja pada peraturan hukum karena melanggar hukum
mendapat sanksi hukum.

B. HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat,


sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi
manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan
kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan
kebudayaan, tetapi tindakan demikian persentasenya sangat kecil. Tindakan yang
berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa
proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan
enkulturasi. Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat
dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1. Penganut kebudayaan
2. Pembawa kebudayaan
3. Manipulator kebudayaan
4. Pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan
yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka  bertahan maka
manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga
manusia melakukan berbagai cara. Hal yang dilakukan oleh manusia inilah
kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan
masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 18


C. HUB. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Seringkali kita mendengar perkataan-perkataan ataupun pernyataan


tentang kebudayaan suatu masyarakat, Pertanyaannya adalah bagaimana
sebenarnya hubungan antara kebudayaan dengan masyarakat. Masyarakat adalah
kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu dalam waktu yang
telah cukup lama dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka untuk
menuju kepada satu tujuan yang sama. Sedangkan Manusia adalah
sumber kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat danau besar dimana air dari
sumber-sumber itu mengalir dan tertampung didalamnya. Manusia mengambil air
dari danau tersebut, jadi erat sekali hubungan antara masyarakat dengan
kebudayaan.
Masyarakatlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan
dan Kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat, dapat dari nenek
moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan
berjalannya waktu. Demikian pula eksistensi suatu masyarakat hanya dapat dijaga
kelangsungannya dengan adanya kebudayaan.
Masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun
melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat
dan menjadi ciri khas dari pada manusia (masyarakat) tersebut. 
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidak-sesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan
yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang
dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana
alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni:
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Perubahan Kebudayaan
Terjadinya gerak perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh :

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 19


Sebab-sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk. Sebab-sebab perubahan lingkungan
alam dan fisik tempat mereka hidup.

D. HUBUNGAN MANUSIA-MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN

Hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan ketiganya saling


berhubungan satu sama lain . Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang
saling berhubungan dengan kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah
mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang
dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan.
Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang
diciptakan oleh masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang
mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola
tertentu”.  Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri
manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu . Dengan demikian
kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari
luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai –
nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai
moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari
sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu
– rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat.
Dari uraian tersebut diatas jelas sekali bahwa kebudayaan merupakan
unsur paling dasar (basic) dari suatu masyarakat, sehingga sampai sekarang
sebahagian sosiolog dan antropolog masih menganut faham cultural determinism
yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya “Culture Matters”
menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi kemajuan maupun
kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel Huntington memberi contoh
bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi ekonomi
yang kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi Negara
maju, tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini GNP
perkapitanya hanya seperlimabelas Korea Selatan. Ini disebabkan  karena bangsa
Korea (selatan) memiliki nilai – nilai budaya tertentu seperti hemat, kerja keras,
disiplin dan sebagainya. Semua ini tidak dimiliki masyarakat Ghana.
Secara umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
pengetahuan, gagasan, ide, yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang
berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang menjadi warga kelompok itu dalam
bersikap dan bertingkah laku. Karena berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap
dan bertingkah laku, maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 20


memaksa pendukungnya untuk mematuhi segala pola acuan yang digariskan oleh
kebudayaan itu. Dalam konteks Negara, kebudayaan merupakan sebuah penentu
penting bagi kemampuan suatu Negara untuk makmur, oleh karena budaya
membentuk pemikiran orang – orang mengenai resiko, penghargaan dan
kesempatan. Sementara itu disisi lain, pembangunan pada dasarnya merupakan
proses aktivitas yang bersifat kontinyu dan terencana yang ditujukan untuk
merubah dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi kearah yang lebih
baik dan wajar dari waktu ke waktu.

E. HUB. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN DALAM MASYARAKAT

Telah kita ketahui bahwa unsur-unsur pokok dari kebudayaan meliputi


peralatan dan perlengkapan hidup, sistem mata pencaharian dan sistem-sistem
ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan
sistem kepercayaan. Pada bagian ini, kita coba menjabarkan hal-hal tersebut
secara terperinci.
1. Peralatan dan perlengkapan hidup
Hasil karya manusia melahirkan teknologi/ kebudayaan yang mempunyai
kegunaan untuk melindungi masyarakat dari lingkungannya.
Teknologi muncul sebagai cara-cara manusia untuk memenuhi kehidupan
fisiknya, mengorganisasikan masyarakat serta sebagai wahana untuk
mengekspresikan keindahan. Teknologi pada hakikatnya meliputi unsure-unsur
berukut ini.
a. Alat-alat reproduksi yaitu alat yang berfungsi untuk melaksanakan
pekerjaan produktif.
b. Senjata; Dalam masyarakat tradisisonal, selain digunakan untuk membela
diri dari ancaman kelompok lain dan binatang buas, senjata juga diperguna-
kan untuk berburu dan memperoleh makanan.
c. Makanan dan minuman
d. Pakaian dan perhiasan.
e. Tempat berlindung dan perumahan.
Wujud kebudayaan yang paling menonjol pada masyarakat hingga kini
adalah tempat berlindung atau perumahan. Di Indonesia, setiap suku bangsa
umumnya memilki bentuk atau corak rumah yang berbeda-beda. Hal ini
biasanya disusuaikan dengan adat kebiasaan hidup masyarakatnya.
2. Alat-alat transportasi; diciptakan secara bertahap mulai dari alat yang
sederhana hingga modern sesuai perkembangan zaman.
3. Sistem mata pencaharian; yang dikenal masyarakat diantaranya;
a. Berburu dan meramu
b. Beternak

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 21


c. Bertani
d. Menangkap ikan
4. Sistem kemasyarakatan
a. Sistem kekerabatan
Adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang mempunyai
hubungan darah atau hubungan perkawinan.
b. Organisasi sosial
Adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat,baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Organisasi sosisl
berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam membangun bangsa
dan negara.
c. Bahasa
Bahasa merupakan alat atau perwujudan budaya yang digunaka manusia
untuk saling berkomunikasi dan berhubungan. Sebagai alat komunokasi,
bahasa dapat berupa bahasa tulis,bahsa lisan dan bahasa gerak atau bahasa
isyarat.
d. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
perasaan hati manusia. Dipandang dari cara ekspresi manusia akan
keindahan, ada tiga lapangan besar kesenian berikut ini.
1) Seni rupa,atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan mata
(visual).
2) Seni suara,atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga.
3) Seni sastra atau kesenian yang menunjukkan keindahan hahasa.
5. Sistem ilmu dan pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh
semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman, intuisi, wahyu, logika, atau kegiatan-kegiatan yang bersifat coba-
coba (trial and error).
6. Sistem kepercayaan (religi)
Dalam menghadapi lingkungannya, manusia kadang merasa bahwa
kemampuannya sangat terbatas. Karena itu, muncul keyakinan akan adanya
penguasa tertinggi dari suatu jagad raya ini. Manusia meyakini bahwa penguasa
itu pulalah yang mengendalikan manusia. Keyakinan ini diformulasikan dalam
serangkaian perilaku dan tata cara dangan penguasa tertinggi tersebut. Manusia
juga kemudian mengembangkan sistem nilai dan norma  yang berhubungan
dengan dosa dan tabu. Pelanggaran terhadap nilai dan norma itu diyakini akan
menimbulkan angkara murka dari sang penguasa. Keyakinan, perilaku, tata cara,
sistem nilai, dan norman inilah yang disebut dengan sistem kepercayaan.

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 22


KESIMPULAN

1. Pengertin manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan


dianugerahiNya akal, hati, fisik. Yang membedakan antara manusia dengan
hewan adalah akal
2. Pengertian masyarakat sendiri secara umum diartikan sebagai sebuah
kesatuan yang terjadi antara dua orang atau lebih manusia yang berada dalam
sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu atau Masyarakat adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut.
3. Pengertian kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tiga wujud kebudayaan
a. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, dan peraturan.
b. Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat.
c. Wujud fisik
5. Kelompok Budaya terbagi dua yaitu Budaya yang Bersifat Abstrak dan
Budaya yang Bersifat konkret
6. Unsur-Unsur Kebudayaan Menurut Melville J. Herkovits
a. Alat Teknologi
b. Sistem Ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuatan Politik
7. Hubungan Manusia dan Masyarakat, Manusia selain sebagai makhluk
individu (perseorangan) mempunyai kehidupan jiwa yg menyendiri namun
manusia juga sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
8. Menurut  Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan
kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan.
Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan
kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan
yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat
beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan
enkulturasi.
9. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
a. Penganut kebudayaan
b. Pembawa kebudayaan
c. Manipulator kebudayaan
d. Pencipta kebudayaan

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 23


10. Hubungan masyarakat dengan kebudayaan; Masyarakat adalah kumpulan
manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu dalam waktu yang telah
cukup lama dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka untuk
menuju kepada satu tujuan yang sama.Sedangkan Manusia adalah sumber
kebudayaan dan antara masyarakat dengan kebudayaan. Masyarakat
tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan
11.  Hubungan Antara Manusia, Masyarakat dan kebudayaan  hungan ketiganya
sangat berhubungan dan tak bisa dipisahkan. Masyarakat terbentuk dari
Manusia dan Manusia yang di dalam masyarakat tersebutlah yang menciptkan
kebudayaan baik itu kebudayaan yang kongkret maupun abstrak.

Bun Yamin M. Badjuka, M. Kes 2012/2013 24

Anda mungkin juga menyukai