ISBD
Drs. Wahdini Purba, M.Pd.
IL
KAJIAN MATA KULIAH ISBD
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) merupakan suatu
kajian tentang masalah sosial budaya termasuk
kesehatan yang diharapkan agar mahasiswa memiliki
rasa kemanusiaan , menjungjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan secara universal (Ditjen Dikti
No.47/Dikti/Kep/2006).
INDI
VIDU
HAKEKAT ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
1. Pengertian ISBD : ISBD adalah cabang pengetahuan
yang merupakan integrasi dari dua ilmu lainya yaitu
ilmu sosial dan ilmu budaya . ISBD adalah ilmu
pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin
ilmu untuk mengkaji menanggapi masalah-masalah
sosial , sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang
termasuk dalam pengetahuan budaya , mengkaji
masalah kemanusiaan dan budaya .
Ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
sosial manusia dan kebudayaan .
Istilah ISBD dalam bahasa inggris disebut the humanities
, artinya manusia berbudaya dan harus menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus .
A. MANUSIA DAN MASYARAKAT
Hakekat Manusia.
1. Manusia sebagai Mahluk BIOLOGIS.
Adalah sosok diri yang terdiri dari organ-organ fisik memiliki sifat tumbuh dan kembang,
bekerja secara fungsional, sistematis dan harmonis. Type fisik ini bisa type Astenis, type
Pichnis dan type atletis.
MANUSIA
DORONGAN
DORONGAN
UNTUK
UNTUK
BERINTERA REAKSI ATAS PENILAIAN BELAJAR
KSI SOSIAL ORANG LAIN
ARTI MASYARAKAT.
Linton mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka
dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir dengan dirinya sebagai
satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Maclever masyarakat adalah satu sistem dari cara kerja dan prosedur,
dari otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-
kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan dan
kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah, atau jaringan
dari relasi sosial itulah yang dinamai masyarakat.
UNSUR-UNSUR MASYARAKAT
1. Kategori Sosial
Katagori sosial adalah kesatuan manusia yang terujud karena adnya suatu ciri-ciri
yang objektif yang dikenakan kepada manusia-manusianya, seperti seks, usia,
pendapat dan lain-lain
Contoh :
Masyarakat suatu negara ditentukan melalui hukumnya bahwa ada katagori warga jenis kelamin
laki-laki dan katagori warga jenis kelmin wanita, dengan maksud untuk membedakan penyakit-
penyakit yang spesifik pada kedua jenis kelamin tersebut.
2. Golongan sosial
Hampir sama dengan kategori sosial, golongan sosial adalah merupakan suatu
kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu, bahkan sering kali ciri itu
dikenakan kepada mereka dari pihak luar kalangan mereka sendiri. Walaupun
demikian golongan sosial itu mempunyai ikatan identitas sosial. Hal tersebut tumbuh
sebagai akibat reaksi terhadap cara pihak luar memandang golongan itu, atau
mungkin golongan itu memang terikat oleh suatu sistem nilai, norma dan adat-istiadat
tertentu.
Contoh :
Di Indonesia ada konsep golongan pemuda.
Golongan sosial ini terdiri dari manusia-manusia yang oleh pihak luar disatukan berdasarkan ciri tertentu yaitu
”sifat muda” golongan ini oleh masyarakat umum digambarkan sebagai suatu golongan yang masih penuh
vitalitas dan semangat.
Suatu golongan sosial dapat juga timbul karena pandangan negatif dari orang-orang lain di luar golongannya.
Contoh :
Golongan gepeng (gelandangan dan pengemis) dalam masyarakat kota terjadi karena ciri-ciri yang menyolok
dan membedakan dengan warga kota lainnya yang baik status sosialnya.
3. Komunitas
Komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia, yang menempati wilayah yang nyata
dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta yang terikat oleh suatu rasa
identitas komunitas dan merupakan pangkal dari perasaan patriotisme dan
nasionalisme. Komunitas merupakan pengertian dari masyarakat dalam arti sempit
karena komunitas bersifat khusus dengan adanya ciri tambahan yaitu ikatan lokasi
(dibatasi oleh wilayah geografis).
Contoh :
Kesatuan-kesatuan seperti kota, desa, RW, RT atau masyarakat pengajian, pedagang, petani.
1. Kelompok
Kelompok merupakan sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya, mempunyai
adat istiadat tertentu, norma-norma berkesinambungan dan adanya rasa identitas yang sama
serta mempunyai organisasi dan sistem pimpinan. Pada kelompok dasar organisasi adalah
organisasi adat, berdasarkan kewibawaan dan kharisma serta hubungannya berdasarkan
atas perorangan.
Contoh :
• Kelompok-kelompok yang terikat oleh hubungan keturunan atau kekerabatan suatu marga
misalnya masyarakat Batak.
• Kelompok-kelompok yang terdiri sekawanan remaja atau ”Geng”, sekelompok anak kapal,
sekelompok tetangga yang sering bergaul dengan sebagainya.
• Kelompok-kelompok lain termasuk dalam organisasi adat, misalnya; Kepala adat di
beberapa wilayah di indonesia misal Minangkabau, Kalimantan.
2. Himpunan
Himpunan merupakan kesatuan manusia yang
berdasarkan sifat tugas dan atau guna, sifat
hubungannya berdasarkan kontrak, dasar
organisasinya, organisasi buatan, pimpinan
berdasarkan wewenang dan hukum.
Contoh :
- Himpunan berdasarkan pendidikan yayasan pendidikan,
perkumpulan pemberantasan Buta Huruf.
- Himpunan berdasarkan kelompok ilmu pengetahuan
misalnya, organisasi profesi seperti IDI, IBI dan PPNI.
- Himpunan untuk kegiatan keagamaan misalnya
Organisasi gereja, gerakan kebatinan, Muhammadiyah,
Nahdlatul Ulama.
Ruang lingkup kajian ilmu budaya dasar
PENGERTIAN
B. KEBUDAYAAN
Kata ”kebudayaan” berasal dari kata sansakerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari kata ”buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
”Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Dengan lain perkataan, kebudayaan
mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perikelakuan
yang normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau pola-pola berfikir, merasakan dan
bertindak. (E.B. Taylor)
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai ”semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat”. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaedah-
kaedah dan nilai-nilai kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah
kemasyarakatan dalam arti luas. Didalamnya termasuk misalnya saja agama, ideology,
kebatinan, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia yang
hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental,
kemampuan berpikir dari orang-orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain
menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan, baik yang terwujud teori murni, maupun yang
telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat. Rasa dan cipta
dinamakan pula kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture). Semua karya, rasa dan
cipta, dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan
kepentingan sebagian besar atau dengan seluruh masyarakat.
Sebaliknya banyak orang terutama para ahli ilmu sosial, mengartikan konsep kebudayaan
itu dalam arti yang amat luas yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia
yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia
sesudah suatu proses belajar. (Koentjaraningrat).
WUJUD
Kebudayan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud, ialah :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma,peraturan dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
SISTEM
NORMA
PRANATA YANG
BERPUSAT
PADA SUATU
KELAKUAN
BERPOLA
PERALATAN
PERSONEL FISIK
Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat. Suatu
sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi, yang hidup dalam alam pikiran
sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap
amat bernilai dalarn hidup. Karena itu suatu sistem nilai budaya biasanya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.Keseluruhan dari isi
serta kemampuan alam pikiran dan alam jiwa manusia dalam hal menanggapi
lingkungannya.
Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.
Gordon Allport (1964) Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia
dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif. Kupperman
memandang norma sebagai salah satu bagian terpenting dari kehidupan seseorang
justru dapat merasa tenang dan terbebas dari segala tuduhan masyarakat yang akan
merugikan dirinya. Salah satu bagian terpenting dalam proses pertimbangan nilai (value
judgement). Hans Jonas (bertens, 1999) nilai adalah alamat sebuah kata ”ya” atau kalau
diterjemahkan secara kontekstual, nilai adalah sesuatu yang ditunjukan dengan kata
”Ya”. Kluckhohn (Brameld, 1957) nilai sebagai konsepsi (tersirat atautersurat, yang
sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang
mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir tindakan.
Kluckhohn itu mencakup pengertian pula bahwa sesuatu dipandang memiliki nilai karena
dipersepsi sebagai sesuatu yang baik dan keinginan untuk memperolehnya
mempengaruhi sikap dan tingkahlaku seseorang. Nilai adalah rujukan dan keyakinan
dalam menentukan pilihan.
Nilai dan Tindakan
Nilai merupakan sesuatu yang diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada
diri seseorang. Dengan kata lain, nilai yang sesungguhnya hanya dapat lahir kalau
diwujudkan dalam praktik tindakan. Thomas kuhn (barnes, 1982) menyatakan a
value can be, if it is held to be more than a mere verbal formulation, sebuah nilai
dapat terwujud andaikata nilai itu dilakukan daripada hanya sebagai bentuk ucapan
saja. Nilai yang ia ucapkan sesungguhnya bukan nilai miliknya, sedangkan nilai
yang benar-benar miliknya adalah nilai yang tercermin dalam intensitas dan
frekuensi tindakanya. Sebagai sesuatu yang diinginkan, dikejar dan diraih, nilai
melekat pada tindakan. Secara psikologis, kedekatn hubungan nilai dengan
tindakan dapat dipahami andaikata dicermati dari hirarki motivasi yang
menempatkan nilai pada struktur kebutuhan tertinggi. Dalam teori kebutuhan
Maslow, misalnya, konsep aktualisasi diri (self-actualization) sebagai motivasi atau
kebutuhan tertinggi, tiada lain sebagai perwujudan sederetan tindakan yang dipicu
oleh seperangkat nilai terpuji.
Adat kebiasaan, adat istiadat dan perilaku etis, sedangkan pada nilai kedua, kualitas
baik-buruk merupakan tema abstrak yang disifatkan pada perintah dan larangan yang terdapat
dalam wahyu serta pada perwujudan akhlak seseorang. Itulah sebabnya, istilah etika sering
digunakan dalam dua konteks, yaitu etika sebagai ilmu moral yang menelaah sumber, proses,
dan kualitas perbuatan manusia berdasarkan hukum normatif pada umumnya, dan etika
sebagai ilmu ahlak yang mengkaji sumber, proses, dan kualitas akhlak yang berbasis pada
ajaran agama.
Nilai Ekonomis
Nilai ini terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar untung-rugi. Ditimbangnya adalah ”harga” dari
suatu barang atau jasa. Nilai ini lebih mengutamakan kegunaan sesuatu bagi kehidupan manusia. Secara
praktis nilai ekonomi dapat ditemukan dalam pertimbangan nilai produksi, pemasaran, konsumsi.
Nilai Estetik
Nilai estetik menempatkan nilai tertinggi pada bentuk keharmonisan. Nilai estentik lebih mencerminkan
keragaman. Nilai estetik lebih mengandalkan pada penilaian pribadi seseorang yang bersift subyektif.
Nilai Sosial
Adalah kasih syang antar manusia. Karena itu kadar nilai ini bergerak pada rentang antara kehidupan yang
individualistik dengan yang altruistik. Sikap tidak berpraduga kelek terhadap orang lain, keramahan dan
perasaan simpati dan empati merupakan perilaku yang menjadi kunci keberhasilan dalam meraih nilai
sosial.
Nilai Politik
Nilai ini adalah kekuasaan, kadar nilainya akan bergerak dari intensitas pengaruh yang rendah sampai pada
pengaruh yang tinggi (otoriter). Para filosof melihat bahwa kekuatan (power) menjadi dorongan utama dan
berlaku universal pada diri manusia. Namun apabila dilihat dari kadar pemilikannya nilai politik memang
menjadi tujuan utama orang tertentu, seperti para politisi atau penguasa.
Nilai Agama
Secara hakiki nilai ini merupakan nilai yang memiliki dasar yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai
sebelumnya yang datangnya dari Tuhan. Struktur mental manusia dan kebenaran mistik transendental
merupakan dua sisi unggul yang dimiliki nilai agama. Karena itu, nilai tertinggi yang harus dicpai adalah
kesatuan (unity) kesatuan berarti adanya keselarasan semua unsur kehidupan antara kehendak manusia
dengan perintah Tuhan.
D. INTERAKSI SOSIAL
Pengertian
Kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem psychophysik dalam individu
yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya.
Bonner berpendapat interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih
individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya. Rumusan ini dengan tepat
menggambarkan kelangsungan timbal baliknya daripada interaksi sosial antara dua atau
lebih manusia itu. Faktor yang mendasarinya baik secara tunggal maupun bergabung ialah
: 1. faktor imitasi. 2. sugesti. 3 identifikasi. 4. Simpati.
1. Faktor Imitasi ialah perhubungan antara perangsang dan sambutan dimana
sambutan menghasilkan kembali atau menyerupai perangsang.
2. Faktor sugesti, Sugesti dalam ilmu jiwa sosial dapat kita rumuskan sebagai suatu
proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan, atau
pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Syarat-syarat yang memudahkan sugesti terjadi ialah :
1. Sugesti karena hambatan berfikir
2. Sugesti karena keadaan fikiran terpecah-belah
3. Sugesti karena otoritet
4. Sugesti karena mayoritet
5. Sugesti karena ”will to believe”
3. Faktor ldentifikasi. Sigmund Freud menjelaskan proses kecenderungan untuk
menyadarkan dirinya sama dengan yang diidentifikasi secara tak sadar
irasional tidak hanya secara lahiriah tetapi batiniah.
1) Kedudukan (Status)
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau
tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompokkelompok lainnya di dalam
kelompok yang lebih besar lagi.
Mengapa Ada
Perubahan Sosial
C. Sifat
1. Perubahan secara cepat dan lambat.
2. Perubahan sengaja dan tidak sengaja.
3. Perubahan itu progres dan regres.
4. Perubahan pengaruhnya besar dan kecil.
1. Terjadinya perubahan sosial
Perubahan-perubahan tidak berasal dari alam, tetapi dari manusia dan masyarakat.
Perubahan-perubahan itu tidak terjadi pada individu melainkan pada seluruh masyarakat.
Oleh karena itu perubahan-perubahan ini kita namakan Perubahan Sosial. Perubahan
sosial meliputi juga perubahan-perubahan dalam teknid\k dan ekonomi. Bagaimana sikap
kita? Apakah sebagai penonton atau pemain dalam proses perubahan sosial tersebut? Ini
sangat tergantung pada, Apakah kita mengerti akan arti dan tujuan dari perubahan-
perubahan yang terjadi saat ini.
1. Teori Modernisasi
Teori ini menerangkan bahwa variabilitas kesiapan masyarakat untuk melaksanakan upaya
pembangunan tergantung pada kekuatan faktor mentalitas budaya yang dimiliki (faktor intenal).
Teori ini menyarankan bahwa demi kelangsungan pembangunan itu, yang pertama-tama harus
dikembangkan adalah pada sikap mental warga masyarakat yang bersangkutan (mind set). Teori-
teori modernisai mendapat tantangan dari teori ketergantungan yang merupakan komponen teori
komflik. Menurut teori ketergantungan, kesiapan membangun yang dimiliki oleh suatu bangsa
dirintangi oleh faktor ekstern berupa keinginan yang ada pada bangsa lain untuk
mempertahankan dominasinya kepada bangsa yang dimaksud, atau keinginan untuk
mempertahankan ketergantungan bangsa tersebut padanya. Dengan demikian teori ini
menyarankan agar dominasi pihak lain itu dihentikan, karena kalau tidak maka masyarakat yang
bersangkutan tidak akan membangun dirinya
4. Teori Antisipasi
Memfokuskan perhatiannya pada dampak pembangunan terhadap kehidupan sosial. Teori
inilah yang mengajak kita meraba serta memperhitungkan dampak tindakan, terutama yang
disfungsional, sejak sebelum dilaksanakan. Jika prinsip ini diterapkan dalam perencanaan,
maka dampak disfungsional itu bisa dihindari dengan menggunakan prinsip sedia payung
sebelum hujan. Dengan demikian pembangunan bisa lebih efisien dan efektiv, akan tetapi
jika terlalu mengutamakan efesiensi dan efektivitas bisa menjadikan pembangunan itu
inhuman, dan hubungan sosial menjadi impersonal.
2. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya perubahan
Elit politik, Elit administratif , Elit cendekiawan, Elit bisnis Elit militer,
informed observer yaitu kelompok penyalur informasi dan pembentuk
pendapat masyarakat
• Selain golongan-golongan elit tersebut, terdapat 3 golongan besar dalam
masyarakat luas.
• Golongan modernis, yaitu mereka yang berorientasi kepada masa depan, bersedia
menerima unsur-unsur kultural dari luar yang dianggap sesuai dan mendorong
usaha pembaharuan.
• Golongan ambivalent, yaitu mereka yang hanya mengikuti arus, dan pada
hakikatnya enggan terhadap perubahan-perubahan karena selalu mengandung
risiko.
1.Pengertian
2.faktor-faktor penyebab
terjadinya urbanisasi (push
factors dan pull factors)
3.Dampak urbanisasi
4.Pengaruh urbanisasi
terhadap
kesehatan
5.Peran petugas kesehatan dalam
nasalah urbanisasi
H. AGAMA/ RELIGI DAN KEPERCAYAAN
Bahwa tiap religi/kepercayaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat
kornponen yaitu :
1. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia itu bersikap religius.
2. Sistem keyakinan yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang
sifat-sifat Tuhan, tentang wujud dari alam gaib (supranatural), serta segala nilai, norma dan-
ajaran dari religi yang bersangkutan.
3. Sistem ritus dan upacara yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan
Tuhan, dewa-dewa, atau mahluk-mahluk halus yang mendiami alam gaib.
4. Umat atau kesatuan sosial yang menuntut sistem keyakinan tersebut dalam sub 2 dan yang
melaksanakan sistem ritus clan upacara tersebut daiam sub 3.
SISTEM
KEPERCAYAAN
EMOSI
KEAGAMAAN
KELOMPOK SISTEM
KEAGAMAAN UPACARA
KEAGAMAAN
Tuhan
SEGITIGA EMAS
KEHIDUPAN YANG BAIK
DAN MEMBAHAGIAKAN
Inner
Inner
purpose
“Aku” “aku”
Alam Semesta
MORAL Manusia Lain
ORANG JUJUR
Jadi orang jujur
Caranya bagaimana
Kuatkan niatnya
Modal kejujuran
Jadi orang jujur
Caranya bagaimana
Ucapkan yang benar
‘ tuk dibiasakan
Jadi orang jujur
Caranya bagaimana
Taati aturan
Jujur kenyataan