Nabilah Nuraini
Business Administration – 01119014
INTRODUCTION
Sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Objek kajian
dari sosiologi tidak lain adalah kehidupan manusia. Istilah sosiologi pertama kali diperkenalkan
oleh seorang filsuf berkebangsaan Perancis, Auguste Marie Francois Xavier Comte, atau yang
dikenal Auguste Comte. Auguste Comte mengartikan sosiologi sebagai disiplin ilmu bersifat
positif yang mempelajari berbagai gejala dalam masyarakat, didasarkan pada pemikiran rasional
serta ilmiah.
Dikutip dari buku Sosiologi Lingkungan: Memaknai Entitas Manusia dan Lingkungan
(2022) karya Andi Tenri dan Muh. Yunus, Auguste Comte membagi studi sosiologi menjadi dua,
yaitu sosiologi statis dan dinamis. Studi sosiologi statis mengkaji hukum statis yang menjadi dasar
adanya dinamika dan kemunculan sebuah masyarakat. Sedangkan sosiologi dinamis adalah cabnag
ilmu yang lebih berfokus pada pemahaman dan pengkajian mendalam terhadap pusat
pembangunan masyarakat.
Dalam kehidupan, manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Makhluk
individu adalah makhluk yang bisa bertahan hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan makhluk
lain. Makhluk sosial adalah makhluk yang tidak dapat bertahan hidup sendiri dan membutuhkan
bantuan makhluk lain.
PROBLEM STATEMENT
Di dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentian
bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai makhluk individu karena pribadi
manuasia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan manusia
sebagai makhluk sosisal yang ingin memenuhi kebutuhan bersama.
Dalam perjalanannya, kepentingan – kepentingan tersebut kadang saling berhadapan dan
kadang pula saling berkait. Terkadang muncul suatu penolakan dan peneriamaan yang pada
akhirnya bermuara pada etika, yaitu suatu ajaran tentang norma dan tingkah laku yang berlaku
dalam suatu kehidupan manusia.
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki keunikan tersendiri, yang membedakannya
dari manusia lainnya. Dalam pandangan ini, manusia menjadi individu yang tidak dapat dipandang
sama, karena secara kodrati setiap manusia diciptakan unik dan berbeda satu dengan yang lainnya.
DISCUSSION
I. Manusia Sebagai Mahluk Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”.
Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang
majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan
yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka
dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik
dalam kepribadiannya.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku
individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada
tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari
lingkungan
Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsure raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-
unsur tersebut menyatu dalam dirinya . Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka
seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jamani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki keunikan tersendiri, yang
membedakannya dari manusia lainnya. Dalam pandangan ini, manusia menjadi individu yang
tidak dapat dipandang sama, karena secara kodrati setiap manusia diciptakan unik dan berbeda
satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa rincian dalam memandang keunikan yang
dimiliki manusia:
a. Setiap manusia mempuyai kemampuan berfikir (kognisi), perasaan (afeksi), kehendak
(konasi), dan tindakan (aksi)
b. Setiap manusia memiliki kemampuan khas yang akan mempengaruhi kualitas
hidupanya: berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap
c. Setiap manusia mempunyai budaya tertentu sesuai dengan latar belakang, kapasitas dan
lingkungannya
d. Bahwa setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang terkait dengan pihak lain.
CONCLUSION
Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rokani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur unsur
tersebut menyatu dalam dirinya . Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang
tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jamani dan rokhaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Karakteristik yang khas dari seseorang
ini sering kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan
dirinya dengan yang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Manusia dikatakan sebagai
mahluk sosial, salah satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan
orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk
berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-
masing
Melemahnya norma-norma dan nilai-nilai di masyarakat dapat dilihat pada berkurangnya
sikap gotong royong, kekeluargaan dan kerjasama di masyarakat. Hal ini terjadi karena belum
siapnya negara dan bangsa menghadapi arus globalisasi (Muhammad, 2011), akibat dari pengaruh
globalisasi membuat manusia menjadi lebih mementingkan diri sendiri (Amirudin, 2012).
Umumnya, semakin sederhana suatu masyarakat, semakin erat hubungan kekerabatannya,
sehingga semakin tinggi tingkat kolektivitasnya. Jadi, semakin modern suatu masyarakat, semakin
tinggi pula tingkat individualitasnya (Susana, 2006).