Anda di halaman 1dari 18

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

1. ASRI FEBRIANA ASTUTI (P07134022005)


2. BAIQ HOLIZA FEBRIANI (P07134022008)
3. I MADE DIPA ADIPRAMANA PUTRA (P07134022017)
4. ISMIATI PUTRI RAHMAH (P07134022021)

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES MATARAM
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda
antara yang satu dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara individu
juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan
diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal
ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati
dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia
akan selalu sadar akan keindividualitasannya.

Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa


dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah
dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain
itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan
orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan
saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.

Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan.
Sebagai makhluk individu  manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang
membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya
masing-masing tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKEKAT MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK INDIVIDU DAN


MAKHLUK SOSIAL
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Makhluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Kata manusia berasal dari
kata manu (Sansekerta) atau mens (latin) yang berarti berpikir, berakal
budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Individu berasal dari
kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris ini salah satunya mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari
kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang
dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Seorang individu adalah perpaduan antara fenotip dan genotip. Genotip
artinya faktor yang dibawa individu sejak lahir yang merupakan faktor keturunan.
Sedangkan fenotp yaitu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan
fisik maupun lingkungan social
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah
tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu.
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Sosial berarti berkenaan dengan masyarakat. Sosial sering dikaitkan dengan
sosiologi yang mana “socius” berarti teman dan “logos” berarti ilmu. Jadi sosiologi
adalah ilmu pengetahuan tentang pertemanan. Dan secara lebih luas di artikan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajarai interaksi antar manusia di dalam masyarakat.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, yang diberikan akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial,
manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang
dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, karena
itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.


b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

B. FUNGSI DAN PERAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU


DAN MAKHLUK SOSIAL
1. Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Sebagaimana makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat
dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisah antara jiwa dan raganya. Individu bukan
berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan. Manusia sebagai makhluk
individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga
dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan individu yang khas menurut corak
kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan yang
khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga memiliki kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya. Untuk menjadi suatu individu yang mandiri harus
melalui proses yang panjang. Yang pertama, melalui proses pemantapan pergaulan
yang dilakukan di lingkungan keluarga. Sebagai makhluk individu manusia berperan
untuk mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya
b. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia
c. . Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani.
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan
hidupnya.
e. Peranan manusia sebagai makhluk social

Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Ia akan


membuktikan kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia
lainnya. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan
dibutuhkan oleh orang lain dalam kehidupan. Ia akan bergabung dengan manusia
lain untuk membentuk kelompok-kelompok dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
tujuan hidup. Pada usia bayi ia sudah menjalin hubungan dengan ayah dan ibu, dalam
bentuk gerakan, senyuman, dan kata-kata. Pada usia 4 tahun ia mulai berhubungan
dengan teman-teman sebaya dan melakukan kontak sosial.

Pada usia-usia selanjutnya ia berhasil dengan norma-norma pergaulan dengan


lingkungan yang semakin luas. Manusia hidup dengan lingkungan sosialnya.

2. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial


Manusia dianugerahi hidup bukan hanya sekedar untuk hidup. Ia memiliki visi
dan misi yang sebenarnya harus dikerjakan baik dalam kehidupan di dalam
lingkungan masyarakat maupun negara. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki
peranan diantaranya menjaga kelestarian alam, hubungan antar manusia, serta
hubungan dengan sang pencipta.
a. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu
Perbedaan yang ada seperti ras, suku, keyakinan, lingkungan, dan golongan
tidak meniadakan persamaan akan harkat dan martabat manusa. Manusia sebagai
makhluk individu akan berusaha.
1. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
2. Mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
3. Merealisasikan segenap potensi diri, baik sisi jasmani maupun rohani.
4. Memnuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan dirinya.
b. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Kebutuhan akan orang lain
dan interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Dalam
kehidupannya manusia membutuhkan norma–norma sosial sebagai patokan dalam
bertingkah laku, norma–norma tersebut adalah
1. Norma agama atau religi.
Norma ini bersumber dari Tuhan yang berisi perintah agar dipatuhi dan
menjahui larangan-Nya. Norma agama ada dalam ajaran – ajaran agama.
2. Norma kesusilaan atau moral.
Norma ini bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajak pada kebaikan dan
menjahui keburukan.
3. Norma kesopanan atau adat.
Norma ini bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada lingkungan
masyarakat yang bersangkutan.
5. Norma hukum.
Norma ini dibuat masyarakat secara resmi (negara)yang pemberlakuannya
dapat dipaksakan, berisi perintah dan larangan. Bersifat tertulis dan mempunyai
sangsi yang tegas dan meningkat.
6. Banyak orang yang mementingkan masyarakat dari pada diri sendiri seperti
pekerja sosial yang lupa pada keluarganya sehingga terlantar.Hal inilah yang
harus dibenahi kita harus Kembali menengok pada pancasila yang benar -
benar memandang sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi
dalam banyak hal banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik tentang
dirinya dengan orang lain. Disini jelas bahwa individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosaialnya,melainkan juga
mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap
individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu
keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu
aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi
kegoncangan pada salah satu aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang
lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta
habitat manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan
tentang hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia
itu sendiri. Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan
bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita.
Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari
hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas untuk menjaga
lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri di masa akan
datang.
a. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagaimana pengertian manusia sebagai makhluk individu yang memiliki
unsur-unsur yang antara lain: jasmani, rohani, fisik, psikis, raga dan jiwa. Merupakan
unsur yang ada dalam diri individu yang tidak terbagi dan merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan, jadi untuk perannya dalam kehidupan sehari-hari unsur- unsur
ini tentunya penting untuk selalu dijaga sebagai sebuah kesatuan utuh. Jika berhasil
memanfaatkan unsur-unsur tersebut dengan sebaik-baiknya tentunya manusia itu bisa
hidup sebagai seorang individu yang sempurna.
Sebagai seorang individu juga manusia dibekali dengan faktor-faktor
pendukung antara lain: faktor genotif yang merupakan faktor bawaan sejak individu
tersebut lahir (keturunan) dan faktor fenotif yang merupakan faktor karena pengaruh
lingkungan di mana individu tersebut tinggal. Akibat dari kedua faktor ini tumbuhlah
sebuah kepribadian/karateristik seorang individu yang membedakan dia dari individu
yang lainnya. Dalam hal ini perannya sudah nampak jelas, dengan ini seorang
individu itu bisa dikenal dan dihargai sebagai dirinya sendiri. Kepribadian juga
menjadi acuan penempatannya/posisinya di masyarakat.
Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, yang dapat diketahui
bahwa manusia memilki harhat dan martabat yang mempunyai hak-hak dasar, dimana
setiap manusiamemiliki potensi diri yang khas, dan setiap manusia memiliki
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Sebagai makhluk individu manusai berperan untuk mengwjudkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya
2. Mengupaya terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia
3. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani
4. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.

b. Peranan Manusia Sebagai Makhluk Sosial


Peran manusia sebagai makhluk sosial, tentunya tidak terlepas dari sifat alami
manusia yang tak mungkin hidup tanpa berinteraksi dengan manusia lain. Peran
dalam hal dapat terlihat dengan bersosialisasi manusia jadi bisa memenuhi kebituhan
pokoknya untuk tetap berinteraksi dengan manusia lain.
Manusia sebagai looking glass self, sebagai manusia yang selalu dipengaruhi
oleh manusia lain. Dari sini kita lihat peran manusia sebagai makhluk sosial adalah
sebagai cermin bagi orang lain, alias jadi bahan acuan orang lain untuk menilai
tentang dirinya sendiri. Penting untuk tidak membuat orang lain terlalu kecewa
dengan dirinya sendiri karena kita.
Juga dari hubungan sosial ini bisa menjadikan sebuah masyarakat yang tertib
dan teratur karena hubungan manusia satu dengan manusia lainnya tentunya
sebelumnya mereka mereka menyetujui sebuah norma dan peraturan yang akan
mereka patuhi bersama.
Dan terakhir dari peran manusia terhadap sifat manusia sebagaimakhluk
sosial, dengan adanya sosialisasi dengan manusia lain dapat menumbuhkan potensi
diri menjadi lebih baik. Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat social. Artinysa
akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain.
Sebagai makhluk social manusia terhadap norma-norma social yang tumbuh
sebagai patokan dalam bertingkah laku manusia dalam kelompok,norma-norma yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Norma agama atau religi,yaitu norma yang bersumber dari Tuhan
untuk umat-Nya
2. Norma kesusilaan atau moral,yaitu yang bersumber dari hati
nurani manusia untuk mengajakan kebaikan dan menjahui keburukan
3. Norma Kesopanan atau adat,yaitu yang bersumber dari masyarakat
atau dari lingkungan masyarakat yang bersangkutan
4. Norma hukum,yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang
pemerlakuannya dapat dipaksa
Berdasarkan hal diatas maka manusia sebagai makhluk social memiliki
implikasi-implikasi sebagai berikut:
1. Kesadaran akan ketidakberdayaan bila manusia seorang diri
2. Kesadaran untuk senatiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain
3. Penghargaan akan hak-hak orang lain
4. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku
Keberadaan manusia sebagai makhluk social menjadiakan manusia
melakukan peran-peran sebagai berikut:
1. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok
2. Membentuk kelompok-kelompok social
3. Menciptakan norma-norma social sebagai pengaturan tata tertib
kehidupan kelompok.
C. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL

Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi adalah proses
dimana orang–orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi daya pikiran dan
Tindakan. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara
individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi sosial terjadi bila antara dua
individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial
merupakan tahap dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan
penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi
yang disampaikan. Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia
dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Unsur saling memerlukan muncul karena setiap manusia sebagai anggota masyarakat
tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Jadi
ada saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Dan
disinilah sesungguhnya makna manusia sebagai makhluk sosial. Faktor-faktor yang
mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu:

1. Faktor imitasi (peniruan)

Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain
melalui sikap, penampilan, gaya hidup atau apa saja yang dimiliki oleh orang lain
tersebut. Misalnya seorang anak meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya, baik cara
berbicara atau tutur kata, cara berjalan, cara berpakaian dan sebagainya. Proses
imitasi yang dilakukan oleh seseorang berkembang dari lingkup keluarga kepada
lingkup lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan tetangga, lingkungan sekolah
dan lingkungan kerja, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pergaulan
orang tersebut. Ruang lingkup imitasi menjadi semakin luas seiring dengan
berkembangnya media massa terutama media audio-visual (Herimanto, 2011).

Proses imitasi dapat berlangsung terhadap hal-hal yang positif maupun


negatif, maka pengaruhnya terhadap interaksi sosial juga dapat positif maupun
negatif. Apabila imitasi berlangsung terhadap cara-cara atau hal-hal yang positif
maka akan menghasilkan interaksi sosial yang berlangsung dalam keteraturan,
sebaliknya apabila imitasi berlangsung terhadap cara-cara atau hal-hal yang negatif,
maka akan berperan besar terhadap munculnya proses-proses interaksi sosial yang
negatif (Herimanto, 2011).

b) Identifikasi (menyamakan ciri)

Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok


orang untuk menjadi sama (identik) dengan seseorang atau sekelompok orang lain.
Identifikasi dapat dinyatakan sebagai proses yang lebih dalam atau lebih lanjut dari
imitasi. Apabila pada imitasi orang hanya meniru cara yang dilakukan oleh orang
lain, maka dalam identifikasi ini orang tidak hanya meniru tetapi mengidentikkan
dirinya dengan orang lain tersebut. Dalam identifikasi yang terjadi tidak sekedar
peniruan pola atau cara, namun melibatkan proses kejiwaan yang dalam (Herimanto,
2011).

c) Sugesti (diterimanya suatu sikap atau tindakan secara emosional)

Sugesti adalah rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan oleh


seseorang kepada individu lain sehingga orang yang dipengaruhi tersebut menerima
pengaruh tersebut secara emosional, tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional.
Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada
individu ataupun kelompok terhadap kelompok. Wujud sugesti dapat bermacam-
macam, dapat berupa tindakan, sikap perilaku, pendapat, saran dan pemikiran
(Herimanto, 2011).

d). Simpati (kemampuan merasakan diri dalam keadaan orang lain)

Simpati adalah suatu proses ketika seorang individu atau sekelompok individu
tertarik kepada (merasakan diri) dalam keadaan orang atau kelompok orang lain
sedemikian rupa sehingga menyentuh jiwa dan perasaannya. Dinyatakan sedemikian
rupa karena dapat terjadi bagi jiwa dan perasaan orang lain, keadaan tersebut biasa-
biasa saja, artinya tidak menimbulkan simpati. Karena merupakan proses kejiwaan,
berlangsungnya tidak selalu mudah dipahami secara rasional (Herimanto, 2011).

Adapun sebagai makhluk sosial manusia diberi amanah untuk bisa berbuat
baik kepada sesama. Perbuatan baik harus dimulai dari lingkungan terkecil dan
terdekat yaitu keluarga. Apapun kedudukan manusia di tengah-tengah keluarganya,
baik itu sebagai ayah, Ibu atau anak mereka harus menjunjung tinggi fungsi dan tugas
masing-masing. Ayah sebagai kepala keluarga berkewajiban memenuhi segala
kebutuhan anggotanya dari mulai sandang, papan dan pangan sampai ke pendidikan
dan keamanan. Ibu sebagai manajer rumah tangga bertanggung jawab atas kerapihan,
kenyamanan dan ketentraman lingkungan rumah tangga. Ibu juga berfungsi sebagai
sekolah pertama bagi anak-anaknya. Apapun yang ibu lakukan akan menjadi contoh
yang ditiru oleh anak-anaknya. Oleh karena itu selain sebagai manajer ibu juga harus
menjadi guru yang baik. Anak sebagai anggota keluarga harus menjunjung tinggi
ketaatan dan kesopanan kepada kedua orang tua. Anak adalah harapan oleh karena itu
harus terus-menerus menggali potensi agar orang tua yang menggantungkan harapan
tidak mendapatkan kekecewaan.

Amanah sebagai makhluk sosial juga mencakup amanah fungsi dan jabatan
kita di tengah-tengah masyarakat. Sebagai pekerja, bawahan atau apa pun namanya
tentunya kita diberi amanah untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
atasan. Tugas tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin dan selalu tepat waktu.
Sebagai seorang pemimpin baik itu di tingkat Rukun Tetangga sampai ke pemimpin
Negara dibebani amanah mengelola serta mengatur lingkungan kekuasaannya.
Pemimpin di mana pun bertanggung jawab atas keamanan dan kesejahteraan anggota
masyarakatnya. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang lebih
mengutamakan kepentingan masyarakatnya diatas kepentingan pribadi dan golongan
sendiri.
Ciri–ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1. Pelakunya lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan perlaku
4. Adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung.

Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu:

1. Kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata


tertib dan budaya sekolah.
2. Kontak antar individu, dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru
mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
3. Kontak antar kelompok, dengan kelompok lain, misalnya kelas marketing
antar kelas
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor – faktor sebagai berikut:
1. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
2. Sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau pedoman–pedoman tingkah laku orang lain tanpa dikritik
terlebih dahulu.
3. Indentifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi sama
dengan orang lain, baik secara lahir atau batin.
4. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang lain.
D. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN
KEPENTINGAN MASYARAKAT
Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu
kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau gologan
dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat. Dalam diri manusia,
kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan, apabila salah satu
kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia tidak bisa
membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang dilang dia menjadi
lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri
manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang
menyebabkan kebingan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada
pertanyaan mana yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individua tau
kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama. Persoalan pengutamaan
kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
berkembang menjasi paham atau alisan bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu
kelompok masyarakat.
1. Pandangan individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang sebagai makhluk pribadi
yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme
berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi
sentar individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan
dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa
disebut juga ideologi individualisme liberal. Paham individualisme liberal muncul di
Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke 18–19. Yang dipelopori oleh
Jeremy Betham, Jhon Stuart Mill, Thomas Hobbenm Jhon Locke, Rousseau, dan
Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah
sebagai berikut:
a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan
sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik
berfungsi sosial.
b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang
bersangkutan.
c. Pemberian kebebasan penuh pada individu.

Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan


persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme,
kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan buku. Jadi, negara
yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka
mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelanggaraan hidup
bersama

2. Pandangan sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771 –1858),
Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan
masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari
masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak–haki ndividu sebagai hak dasar hilang.
Hak–hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau
kelompok
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang
adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan
alat–alat produksi. Sosialisme muncul dengan maskdu kepentingan masyarakat secara
keseluruhan terutama yang tersisih oleh sistem liberalisme, mendapat keadilan,
kebebasanm dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan
bahwa hak – hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentinganmasyarakat
yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal atau ekstem (marxisme/komunisme)
cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan
penguasaan alat–alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme
dipelopori oleh Karl Marx (1818–1883)
Paham indidualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam
memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat
1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat dan martabat yang luhur.
Sedangkan dalam Manifesto komunis Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat
menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham
ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk
kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahan masing–masing.
Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan
tidak manusiawi, imperalisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa
manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.
Sosialisme dalam bentuk yang ekstrim, tidak menghargai manusia sebagai pribadi
sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin
terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
3. Kehidupan di Indonesia
Dalam negara Indonesia berfalsahkan pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk
individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk
sosial. Bung karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan
ungakapan “ internasionalisme tidak hidup subur kalua tidak berakar dari buminya
nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur kalua tidak hidup dalam taman sarinya
internasionalisme” (Risalah siding BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara
individu dan sosial dalam diri bangsa Indonesia diungkapkan dalam sila kedua dan
ketiga pancasila. Bangsa Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan
Bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan bersama
tidak dengan mengorbankan hak – hak dasar setiap warga negara.
Akan tetapi pada masyarakat Indonesia sekarang lebih condong kearah
liberalisme bagaimana tidak? seorang pejabat pemerintah bisa mengkorupsi uang
pajak untuk rakyat sampai bermiliyar–milyar rupiah itu yang terbongkar, belum lagi
yang tidak terbongkar. Dari yang terkecil seperti premanisme juga mengakar pada
budaya kita. Semua itu tidak dipungkiri masalah ekonomi Indonesia yang kurang
baik, banyak suap dimana–mana, di jalan raya sampai gedung bertingkat, ada juga
nepotisme yang masih banyak terjadi pada orang yang tidak berkompeten menjadi
ketua organisasi karena saudaranya seorang pejabat publik, akan tetapi jika seorang
itu ahli bidangnya dan mendapatkan pekerjaan di bidangnya karena saudaranya malah
dianjurkan.
Banyak orang yang mementingkan masyarakat dari pada diri sendiri seperti
pekerja sosial yang lupa pada keluarganya sehingga terlantar. Hal inilah yang harus
dibenahi kita harus kembali menengok pada pancasila yang benar- benar memandang
sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani dan
rohani. Manusia dalam kehidupannya mempunya tiga fungsi, yaitu sebagai makhluk
tuhan, sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial budaya. Peradaban
merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti
misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun, pergaulan, organisasi
kenegaraan, kebudayaan yang mempunya sistem teknologi dan masyarakat kota yang
maju dan kompleks. Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai
masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti

Anda mungkin juga menyukai