PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda
antara yang satu dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara individu
juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan
diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal
ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati
dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia
akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan.
Sebagai makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang
membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya
masing-masing tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi adalah proses
dimana orang–orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi daya pikiran dan
Tindakan. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara
individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi sosial terjadi bila antara dua
individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial
merupakan tahap dari terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan
penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi
yang disampaikan. Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia
dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Unsur saling memerlukan muncul karena setiap manusia sebagai anggota masyarakat
tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Jadi
ada saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Dan
disinilah sesungguhnya makna manusia sebagai makhluk sosial. Faktor-faktor yang
mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu:
Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain
melalui sikap, penampilan, gaya hidup atau apa saja yang dimiliki oleh orang lain
tersebut. Misalnya seorang anak meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya, baik cara
berbicara atau tutur kata, cara berjalan, cara berpakaian dan sebagainya. Proses
imitasi yang dilakukan oleh seseorang berkembang dari lingkup keluarga kepada
lingkup lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan tetangga, lingkungan sekolah
dan lingkungan kerja, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pergaulan
orang tersebut. Ruang lingkup imitasi menjadi semakin luas seiring dengan
berkembangnya media massa terutama media audio-visual (Herimanto, 2011).
Simpati adalah suatu proses ketika seorang individu atau sekelompok individu
tertarik kepada (merasakan diri) dalam keadaan orang atau kelompok orang lain
sedemikian rupa sehingga menyentuh jiwa dan perasaannya. Dinyatakan sedemikian
rupa karena dapat terjadi bagi jiwa dan perasaan orang lain, keadaan tersebut biasa-
biasa saja, artinya tidak menimbulkan simpati. Karena merupakan proses kejiwaan,
berlangsungnya tidak selalu mudah dipahami secara rasional (Herimanto, 2011).
Adapun sebagai makhluk sosial manusia diberi amanah untuk bisa berbuat
baik kepada sesama. Perbuatan baik harus dimulai dari lingkungan terkecil dan
terdekat yaitu keluarga. Apapun kedudukan manusia di tengah-tengah keluarganya,
baik itu sebagai ayah, Ibu atau anak mereka harus menjunjung tinggi fungsi dan tugas
masing-masing. Ayah sebagai kepala keluarga berkewajiban memenuhi segala
kebutuhan anggotanya dari mulai sandang, papan dan pangan sampai ke pendidikan
dan keamanan. Ibu sebagai manajer rumah tangga bertanggung jawab atas kerapihan,
kenyamanan dan ketentraman lingkungan rumah tangga. Ibu juga berfungsi sebagai
sekolah pertama bagi anak-anaknya. Apapun yang ibu lakukan akan menjadi contoh
yang ditiru oleh anak-anaknya. Oleh karena itu selain sebagai manajer ibu juga harus
menjadi guru yang baik. Anak sebagai anggota keluarga harus menjunjung tinggi
ketaatan dan kesopanan kepada kedua orang tua. Anak adalah harapan oleh karena itu
harus terus-menerus menggali potensi agar orang tua yang menggantungkan harapan
tidak mendapatkan kekecewaan.
Amanah sebagai makhluk sosial juga mencakup amanah fungsi dan jabatan
kita di tengah-tengah masyarakat. Sebagai pekerja, bawahan atau apa pun namanya
tentunya kita diberi amanah untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
atasan. Tugas tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin dan selalu tepat waktu.
Sebagai seorang pemimpin baik itu di tingkat Rukun Tetangga sampai ke pemimpin
Negara dibebani amanah mengelola serta mengatur lingkungan kekuasaannya.
Pemimpin di mana pun bertanggung jawab atas keamanan dan kesejahteraan anggota
masyarakatnya. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang lebih
mengutamakan kepentingan masyarakatnya diatas kepentingan pribadi dan golongan
sendiri.
Ciri–ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1. Pelakunya lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan perlaku
4. Adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung.
2. Pandangan sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771 –1858),
Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan
masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari
masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak–haki ndividu sebagai hak dasar hilang.
Hak–hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau
kelompok
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang
adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan
alat–alat produksi. Sosialisme muncul dengan maskdu kepentingan masyarakat secara
keseluruhan terutama yang tersisih oleh sistem liberalisme, mendapat keadilan,
kebebasanm dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan
bahwa hak – hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentinganmasyarakat
yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal atau ekstem (marxisme/komunisme)
cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan
penguasaan alat–alat produksi oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme
dipelopori oleh Karl Marx (1818–1883)
Paham indidualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam
memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat
1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat dan martabat yang luhur.
Sedangkan dalam Manifesto komunis Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat
menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham
ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk
kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahan masing–masing.
Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan
tidak manusiawi, imperalisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa
manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.
Sosialisme dalam bentuk yang ekstrim, tidak menghargai manusia sebagai pribadi
sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin
terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
3. Kehidupan di Indonesia
Dalam negara Indonesia berfalsahkan pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk
individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk
sosial. Bung karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan
ungakapan “ internasionalisme tidak hidup subur kalua tidak berakar dari buminya
nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur kalua tidak hidup dalam taman sarinya
internasionalisme” (Risalah siding BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara
individu dan sosial dalam diri bangsa Indonesia diungkapkan dalam sila kedua dan
ketiga pancasila. Bangsa Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan
Bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan. Namun demi kepentingan bersama
tidak dengan mengorbankan hak – hak dasar setiap warga negara.
Akan tetapi pada masyarakat Indonesia sekarang lebih condong kearah
liberalisme bagaimana tidak? seorang pejabat pemerintah bisa mengkorupsi uang
pajak untuk rakyat sampai bermiliyar–milyar rupiah itu yang terbongkar, belum lagi
yang tidak terbongkar. Dari yang terkecil seperti premanisme juga mengakar pada
budaya kita. Semua itu tidak dipungkiri masalah ekonomi Indonesia yang kurang
baik, banyak suap dimana–mana, di jalan raya sampai gedung bertingkat, ada juga
nepotisme yang masih banyak terjadi pada orang yang tidak berkompeten menjadi
ketua organisasi karena saudaranya seorang pejabat publik, akan tetapi jika seorang
itu ahli bidangnya dan mendapatkan pekerjaan di bidangnya karena saudaranya malah
dianjurkan.
Banyak orang yang mementingkan masyarakat dari pada diri sendiri seperti
pekerja sosial yang lupa pada keluarganya sehingga terlantar. Hal inilah yang harus
dibenahi kita harus kembali menengok pada pancasila yang benar- benar memandang
sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia seutuhnya adalah sebuah matriks yang mempunyai akal, jasmani dan
rohani. Manusia dalam kehidupannya mempunya tiga fungsi, yaitu sebagai makhluk
tuhan, sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial budaya. Peradaban
merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti
misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun, pergaulan, organisasi
kenegaraan, kebudayaan yang mempunya sistem teknologi dan masyarakat kota yang
maju dan kompleks. Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai
masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti