Disusun Oleh :
Amelia Putri
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak bisa
melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga di
karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang
lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain.
Seringkali didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Misalnya,
orangkaya cenderung berteman dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai
artis, cenderung mencari teman sesama artis. Manusia sebagai makhluk sosial artinya
manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk
bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai
salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya
untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang
saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan
untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi
kelangsungan hidup sejenisnya. Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya
mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa
berjalan saja manusia harus belajar dari manusia lainnya.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Memahami hakikat manusia sebagai makhluk individu dan juga makhluk sosial
3
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk yang unik. Pada diri manusia melekat unsur – unsur berikut
ini yaitu:
1. Manusia memiliki terdiri dari 2 unsur penyusun yaitu jiwa dan raga
2. Manusia memiliki 2 peran sekaligus yaitu manusia sebagai makhluk individu dan
manusia sebagai makhluk sosial
3. Manusia memiki 2 kodrat yaitu manusia yang berdiri sendiri disatu sisi serta
manusia sebagai hamba atau makhluk tuhan.
Frans Magnis Suseno (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang
secara hakiki memiliki sifat sosial.
Individu berasal dari bahasa Latin yaitu Individuum yang berarti tidak dapat dibagi.
Kata individu merujuk pada perseorangan manusia.. Makna tak dapat dibagi dalam
konteks manusia ini merujuk pada unsur yang dimiliki oleh manusia yaitu jiwa dan
raga yang mana keduanya
tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya memiliki fungsi yang saling
mendukung dan tidak akan saling tumpang tindih karena keduanya memiliki peran
masing-masing.
Unsur penyusun diri manusia yaitu fisikatau disebut juga dengan raga atau
4
jasmani memiliki fungsi yaitu untuk membantu manusia melakukan pekerjaan fisik
atau melakukan aktivitas sehari- hari. Manusia berjalan, bekerja bahkan tertawa dan
kegiatan lainnya dijalankan oleh fisik manusia. Oleh karena itu, unsur
raga/jasmani/fisik ini memiliki peran yang cukup signifikan dalam hidup manusia.
Disamping itu manusia juga terdiri dari unsur jiwa atau disebut juga sebagai
unsur rohani
atau psikis. Unsur ini termasuk didalamnya perasaan, emosional, unsur relijius dan
lain sebagainya. Unsur ini akan mempengaruhi tindakan manusia dari dalam. Hal
ini berarti tindakan manusia sangat berkorelasi dengan kondisi jiwanya. Seseorang
yang bertingkahlaku baik akan dihubungkan dengan kondisi kejiwaan yang sehat,
dan begitu pula sebaliknya tindakan seseorang yang dinilai tidak baik akan
dikaitkan dengan kondisi kejiwaannya.
Korelasi ini berkaitan dengan peran yang saling melengkapi antara unsur jiwa
dan unsur raga pada manusia. Jiwa manusia merupakan satu kesatuan dengan
raganya untuk selanjutnya melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Kegiatan
manusia tidak semata-mata digerakkan oleh jasmaninya, tetapi juga aspek
rohaninya. Sehingga penting sekali bagi setiap manusia untuk memelihara unsur
jiwa dan raganya.
kenamaan dari Yunani Kuno yaitu Aristoteles (384-322 SM) menyatakan bahwa
manusia adalah zoon politicon. Hal ini berarti manusia mempunyai naluri untuk
bergaul dengan manusia lainnya. Oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk
sosial.
Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupan manusia yang selalu membutuhkan
bantuan orang lain. Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup
bermasyarakat antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang
5
terdapat dalam naluri manusia, misalnya :
Adapun insting tersebut sudah ada pada diri setiap manusia sejak manusia itu
dilahirkan. Makan dan minum merupakan kebutuhan utama yang tidak dapat
diabaikan, dan membutuhkan orang lain untuk mencukupinya. Sehingga untuk
mencukup keperluan hidupnya sehari-hari manusia selalu membutuhkan bantuan
orang lain. Hidup dan mencukupi kebutuhan secara personal
Dalam kenyataannya pada kehidupan sehari- hari manusia, kita melihat adanya
bentuk kerjasama yang dilakukan antar individu. Berburu, bercocok tanam, bekerja,
dan lain sebagainya selalu dilakukan secara bersama- sama. Dari bentuk interaksi
aktif inilah muncul dorongan dalam diri manusia untuk hidup bersama dalam
masyarakat. Sehingga dalam diri manusi memiliki dua keinginan utama yaitu :
6
Kondisi ini sejatinya tidak menimbulkan tumpang tindih malah sebaliknya saling
melengkapi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Setiap individu memiliki harkat dan martabat yang mulia dan harus dihormati.
Berbagai perbedaan yang melandasi hidup manusia seperi ras, agama, suku dan lain
sebagainya tidak lantas menghilangkan persamaan harkat dan martabat manusia.
Oleh karena itu penghargaan atas harkat dan martabat manusia mutlak diperlukan.
Terkait dengan peran manusia sebagai makhluk individu, hal ini sangat berkorelasi
dengan hasrat manusia untuk memenuhi kebuthan atau mengejar kebahagiaan
sendiri. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan jasmani dan rohani. Artinya
kebutuhan untuk raga perlu diraih dan juga kepuasan atau
Sifat individualisik dalam meraih apa yang menjadi kebutuhan manusia menjadi hal
yang positif dan baik terkait dengan konteks peran manusia sebagai makhluk
individu. Karena apabila manusia tidak bersifat individualistik dalam mengejar apa
yang menjadi kebutuhannya, maka niscaya apa yang dicita-citakan tersebut mustahil
untuk terwujud. Disampig itu, faktor pemenuhan atas kepentingan diri tersebut juga
menjadikan individu saling bersaing atau berkompetisi.
Berdasarkan penjabaran pada empat poin diatas, maka manusia akan berusaha untuk
mewujudkan hal-hal tersebut. Dan diperlukan sifat individualistik agar kebutuhan
tersebut dapat dicapai.
Namun, meskipun demikian tak jarang kita temui dalam proses pemenuhan akan
7
kepentingan tersebut menjadikan sesorang memiliki sifat individualistik yang
menjadikannya egois dan apatis pada kondisi sekitarnya. Seseorang dapat bersikap
tak berempati, acuh, egois atau bahkan tak mau membantu sesama karena khawatir
tidak terpenuhi kebutuhannya.
Disamping itu, kondisi tersebut dapat menjurus pada timbulnya persaingan yang
tidak sehat. Akibatnya masyarakat akan menjadi tidak tertib, penuh konflik dan
persaingan serta saling memaksakan kehendak. Atau bahkan yang lebih
dikhawatirkan lagi kondisi ini dapat memicu timbulkan permusuhan atau perpecahan
dalam kehidupan bermasyarakat.
Bila kita mengingat kembali maka akan kita temukan fakta tidak ada satupun hal
didunia ini yang kita peroleh atau berhasil dilakukan tanpa
8
berencana untuk diraih manusia dalam hidup akan membutuhkan bantuan manusia
lainnya. Ini menjadi fakta yang tak terbantahkan.
Namun, bila kita melihat salah satu film yang berjudul Tarzan, maka tidaklah
sesuai dengan realitas kehidupan manusia yang sesungguhnya. Dalam tayangan
tersebut digambarkan bagaimana seorang manusia dapat hidup sendirian ditengah
hutan dengan hanya bertemankan dengan hewan-hewan dan alam disekitarnya.
Kondisi tersebut tentunya tidak dapat kita temukan pada kehidupan nyata.
Karena sejatinya tidak ada manusia yang mampu bertahan hidup sendiri didunia ini
tanpa melakukan interaksi
dengan manusia lainnya. Hal ini melanggar kodrat dan peran yang telah diberikan
tuhan kepada manusia yaitu menjadi makhluk sosial. Sehingga film tarzan tersebut
dapat kita anggap hanya sebagai bentuk hiburan semata, sekaligus menggambarkan
bagaimana ‘rumitnya’ hidup tanpa bantuan orang lain.
Interaksi sosial merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan sosial
bermasyarakat. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun
antara orang dengan kelompok manusia.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik atau resiprokal. Hal ini berarti ada
hubungan yang saling mempengaruhi terkait dengan manusia dengan kelompok.
Interaksi sosial dimaknai ketika adanya hubungan ‘saling’yang melibatkan individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau bahkan kelompok dengan kelompok.
Hal ini disebut juga sebagai adanya aksi dan reaksi Interaksi dapat berbentuk
akomodasi, kerjasama , persaingan atau bahkan pertikaian. Dua orang yang saling
bertemu, berjabat tangan, dan berbicara maka dapat dikatakan sudah terjadi interaksi
sosial. Demikian juga sebaliknya dua orang yang saling bertemu, bermusuhan, dan
saling memukul juga dapat dikatakan berinteraksi sosial. Namun tentunya bentuk
interaksi kearah yang negatif yaitu pertikaian atau persaingan.
9
1. Pelakunya lebih dari satu orang
3. Adanya maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya maksud dan
tujuan tersebut
4. Adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung
Disebutkan diatas bahwa syarat adanya interaksi tersebut yaitu adanya kontak sosial.
Kontak sosial (social contact)dimaknai juga sebagai bentuk komunikasi. Kontak sosial
berasal
dari kata con atau cun (berarti bersama-sama) dan tango (berarti menyentuh). Namun,
kontak sosial ini tidak dapat hanya diartikan secara sempit sebagai bersentuhan secara
fisik namun juga dapat berupa bicara lewat telepon, surat, media sosial dan lain
sebagainya.
2. Kontak sekunder, berupa kontak yang terjadi dengan bantuan perantara seperti
berbicara melalui telepon, berkomunikasi melalui media sosial dan lain sebagainya.
1. Imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik
sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya hidup.
10
lain sehingga orang yang diberik sugesti itu melaksanakan apa yang disugestisikan
tanpa sikap kritis dan rasional.
4. Simpati adalah proses kejiwaan seorang individu yang merasa tertarik dengan
individu atau kelompok karena sikap, penampilan, atau perbuatannya.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, interaksi dapat bersifat asosiatif yaitu
mengarah pada hal positif seperti kerjasama dan dapat juga mengarah pada sifat
asosiatif yaitu hal negatif seperti pertikaian atau perselisihan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan kunci dari semua
kehidupan sosial, karena tanpa adanya interaksi sosial tidak mungkin adanya kehidupan
bersama, sedangkan manusia senantiasa membutuhkan orang lain dalam segala segi
kehidupannya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berhubungan dengan makhluk sosial
lainnnya kerena dalam makhluk sosial tidak akan bisa hidup sendiri-sendiri akan selalu
membutuhkan manusia lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi adalah dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, tetangga dalam kelompok etnik, kerabat
maupun orang diluar kerabat. Dari hubungan-hubungan tersebut tidak akan terlepas dari
sebuah interaksi sosial, sebab jika tidak adanya interaksi yang terjadi maka hubungan
diantara mereka tidak akan berlangsung. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan
sosial antra keduanya tidak akan terlepas. Interaksi sosial dimulai saat bertemunya dua
orang dan saling memberi respon satu sama lain maka saat itu awal interaksi sosial
sudah dimulai.
B. Saran
Untuk mencapai hubungan yang lebih baik dan maju, dalam masyarakat hendaknya
setiap anggota masyarakat yang ada berusaha menghilangkan dan mengurangi rasa
berbeda serta mencurigai terhadapa orang lain dengan cara memupuk rasa persatuan dan
keharmonisan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto, dkk. 1995. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. BPK. Surakarta :
UNS Press.
13