Disusun Oleh :
Amelia Putri
( 195401516038 )
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komplementer 1.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sirih dikenal dengan beberapa nama daerah yaitu : Sumatera (Turu Kue),
Purwokerto (Enggano), Aceh (Ranub), Gayo (Bloh sereh), Alas (Blo), Batak Karo
(Belo), Batak Toba (Demban), Nias (Ato Tahina Tawuo), Mentawai (Cabai),
Palembang (Suruh), Lampung (Canbai), Sunda (Seureuh), Jawa (Sedah suruh)
Madura (sare) (Wijayakusuma., et al, 1992). Klasifikasi tanaman sirih Menurut
Koesmiati (1996): Divisio : Spermatopyta Subdivisio : Angiospermae Klas :
Dicotyledone Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Species : Piper
betle Linn Wijaya kusuma et al (1992) melaporkan bahwa sirih sudah dikenal dan
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Tanaman ini banyak ditanam
orang dipekarangan, dengan ciri ciri sebagai berikut : batangnya berwarna hijau
kecoklatan, permukaan kulit kasar, berkerut-kerut, mempunyai nodule atau ruas yang
besar tempat keluarnya akar. Tumbuh memanjat dan bersandar pada batang lain,
tingginya dapat mencapai 5-15 meter. Daun tebal, tumbuh berseling, bertangkai,
bentuk daun menyerupai jantung dengan ujung daun meruncing. Tepi rata lebar 2,5-
10 cm, panjang 5-18 cm, mengeluarkan bau aromatic jika diremas.
B. Tujuan
Untuk mengetahui manfaat terapi dari daun sirih terhadap terapi keputihan pada
wanita.
Asuhan Kebidanan Komplementer 1 2
BAB II
PEMBAHASAN
b) Pemakaian:
Daun sirih direbus dalam 2,5 liter air; dan
c) dalam kondisi agak dingin atau hangat – hangat kuku, air rebusan dipakai mencuci
vagina 2 x sehari
Pembasuhan rebusan air daun sirih dilaksanakan selama 5 hari berturut - turut
sehingga dapat diketahui efektifitas terhadap keputihan fisiologis.
hasil tahu, maka seseorang akan memberikan reaksi atau respon positif terhadap
informasi yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010), bahwa
pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat yaitu; tahu, memahami, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi. Selanjutnya setelah di evaluasi maka seseorang akan
memberikan respon atau sikap. Menurut Wawan & Dewi (2011) sikap adalah
evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau
isu. Sehingga komonen afektif berhubungan dengan bagaimana perasaan yang timbul
pada seseorang yang menyertai sikap, bisa positif dan negatif terhadap objek sikap.
Asuhan Kebidanan Komplementer 1 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil literature review terhadap dua artikel, dapat dijelakan bahwa
intervensi dengan pemberian air rebusan daun sirih untuk pengobatan keputihan
dapat dikategorikan sebagai intervensi yang aman dan cukup efektif. Hasil-hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam memberikan terapi biologis
pada wanita yang mengalami keputihan.
DAFTAR PUSTAKA
https://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JSH/V11N1/Wayan%20Mustika1,%20Putu%20Susy%20Natha
%20Astini2,%20Ni%20Putu%20Yunianti%20SC3%20JSH%20V11N1.pdf
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/2865/1/3540c923d8031dc5daf0ff97f364fb43.pdf
http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/JKPN/article/download/352/407
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=956836&val=14714&tit
le=Hubungan%20Pengetahuan%20dengan%20Sikap%20Remaja%20Putri%20tenta
ng%20Rebusan%20Daun%20Sirih%20dalam%20Mengatasi%20Keputihan%20di
%20SMAN%2011%20Pekanbaru