Anda di halaman 1dari 11

JIDAN

JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH


(PIPER BETLE L) TERHADAP KEPUTIHAN (FLOUR
ALBUS) PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR DI
PUSKESMAS PANIKI BAWAH
KECAMATAN MAPANGET
KOTA MANADO
Steffi G Baganete1, Agnes Montolalu2, Gusti A Tirtawati3
1
Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes Manado / steffibaganete@gmail.com
2
Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes Manado / agnes-montolalu@ymail.com
3
Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes Manado / tirtagustiayu@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang. Keputihan (flour albus) merupakan salah satu masalah


kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada perempuan yaitu merupakan
keluarnya cairan dalam jumlah yang banyak dari vagina selain darah haid yang
disebabkan infeksi dan tindakan perawatan daerah kewanitaan yang tidak benar.
Data Puskesmas Paniki tahun 2018, kasus keputihan pada ibu pasangan usia subur
terdapat 23 kasus keputihan., dimana hal manfaat dan cara menggunakan ekstrak
daun sirih berkhasiat untuk mengurangi keputihan dan menjaga organ kewanitaan,
karena daun sirih hijau mengandung antiseptic.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian air
rebusan daun sirih terhadap keputihan pada ibu pasangan usia subur di Puskesmas
Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado
Metode. Jenis Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu
(Quasi Eksperiment). Quasi eksperiment adalah desain penelitian dimana peneliti
melakukan intervensi/perlakuan terhadap subjek dengan menggunakan
pendekatan Nonequivalent Control Group Design. Desain dimana pada penelitian
ini kelompok control dan kelompok eksperimen dilakukan pre test sebelum
dilakukan perlakuan dan post test setelah diberikan perlakuan sehingga hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat.
Hasil. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa air rebusan daun
sirih yang digunakan dengan cara diminum berpengaruh dalam menurunya
keputihan pada ibu pasangan usia subur di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan
Mapanget Kota Manado dengan nilai p = 0,002 (<α 0,05).
Kesimpulan. Disarankan kepada ibu pasangan usia subur yang mengalami
keputihan dapat mengaplikasikan air rebusan daun sirih sebagai obat non
farmakologis dan menjadikan tanaman sirih sebagai tanaman obat keluarga.

Kata Kunci : Daun Sirih, Keputihan, Ibu Pasangan Usia Subur

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 1


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

Abstract

Background. Leucorrhoea (flour albus) is one of the reproductive health problems that
often occurs in women which is the release of large amounts of fluid from the vagina in
addition to menstrual blood caused by infection and improper care of the female area.
Data from Paniki Puskesmas in 2018, cases of vaginal discharge in mothers of
childbearing age there were 23 cases of vaginal discharge.
Purpose. This study aims to determine the effect of giving betel leaf boiled water
on vaginal discharge in mothers of fertile age couples in Paniki Bawah
Community Health Center Mapanget District, Manado City.
Method. This type of research uses quasi-experimental research design (Quasi
Experiment). Quasi experiment is a research design where researchers intervene /
treat subjects using the Nonequivalent Control Group Design approach. The
design of the study in this study was the control group and the experimental group
pretested before the treatment and posttest after treatment was given so that the
treatment results could be known more accurately.
Results. The results of the study and discussion showed that the betel leaf boiled
water used by drinking had an effect in decreasing vaginal discharge in women of
childbearing age couples in Paniki Bawah Health Center in Mapanget District,
Manado City with a value of p = 0.002 (<α 0.05).
Conclusion. It is recommended to mothers of fertile age couples who experience
leucorrhoea can apply betel leaf boiled water as a non-pharmacological medicine
and make betel plants as a family medicinal plant.

Keywords: Betel Leaves, Leucorrhoea, Mother of Infertile Couple

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 2


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, memtal dan sosial yang utuh, bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (WHO,2010).
Kesehatan reproduksi menjadi bagian yang sangat penting untuk dijaga. Banyak
penyakit yang biasa timbul saat perempuan kurang memperhatikan kesehatan
reproduksinya. Salah satu masalah reproduksi yang sering dialami yaitu keputihan.
Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah
(Bahari, 2012).
Keputihan (flour albus) merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang
normal dan sering terjadi pada perempuan. Keputihan adalah satu diantara tiga masalah
wanita yang semula dianggap remeh dan lama kelamaan menjadi serius bahkan menjadi
parah. Setidaknya 75% wanita pernah mengalami masalah keputihan, setidaknya sekali
seumur hidup (Shadine, 2012).
Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina selain darah haid. Keputihan fisiologis
merupakan keluarnya cairan vagina selain darah haid yang dalam keadaan normal
dipengaruhi oleh hormon, berwarna putih encer, tidak berbau, dan tidak gatal. Keputihan
tidak normal merupakan keluarnya cairan dalam jumlah yang banyak dari vagina selain
darah haid yang disebabkan infeksi dan tindakan perawatan daerah kewanitaan yang tidak
benar, berwarna kuning atau kehijauan, berbau amis atau busuk, dan disertai rasa gatal
(Kusmiran, 2012).
Wanita di Eropa yang mengalami keputihan hanya 25%. Di Indonesia persentase
wanita Indonesia yang pernah mengalami keputihan tersebut cukup besar. Sekitar 75%
dari 118 juta wanita yang berada di Indonesia pernah mengalami kejadian keputihan
dalam hidupnya, paling tidak satu kali (Hurlock,2017)
Penyebab keputihan menurut WHO (2008), berdasarkan prevalensinya yaitu 25%-
50% candidiasis, 20%-40% bacterial vaginosis dan 5%-15% trichomoniasis. Di Eropa
hanya 25% saja wanita yang mengalami keputihan yang disebabkan oleh faktor cuaca,
sedangkan wanita di Indonesia lebih rentan mengalami keputihan karena dipicu oleh
cuaca yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur Candida albicans. Selain oleh faktor
jamur, bakteri maupun parasit, meningkatnya angka keputihan juga disebabkan oleh
perilaku wanita dalam menjaga kebersihan genetalia (Ratna,2010).
Risiko terjadinya keputihan dapat dialami oleh berbagai umur. Ibu pasangan usia
subur memiliki risiko keputihan lebih tinggi dibandingkan remaja karena pada ibu
pasangan usia subur sering terjadi Pelvic Inflamatorry Disease (Tewari,2011 dalam
Zuhriyah, Uswatun, dan Filistea, 2011). Selain itu, keputihan yang berlebihan dan tidak
normal juga bisa merupakan gejala awal dari kanker serviks yang berujung kematian pada
wanita (Wijaya,2010). Hal ini diperkuat Suhartini (2010) yang mengatakan sebanyak
90% kasus kanker leher Rahim di Indonesia ditandai dengan keputihan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya keputihan,
terjadinya keputihan diantaranya secara farmakologi (obat-obatan dari dokter), non
farmakologi seperti: perubahan tingkah laku, personal hygiene, psikologis, serta
mengkonsumi produk herbal yang dipercaya khasiatnya (Hidayat,2007).
Terapi herbal di Indonesia mulai berkembang dan diminati dengan kecenderungan
kembali kealam “back to nature”. Salah satu tumbuhan obat yang digunakan oleh
masyarakat Indonesia sebagai terapi herbal adalah tanaman daun sirih. Sejak zaman
dahulu, tanaman ini memiliki berbagai khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai jenis

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 3


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

penyakit. Bagian tanaman sirih yang paling banyak digunakan sebagai obat adalah
daunnya (Rosdiana,2014).
Memaksimalkan manfaat daun sirih hijau berkhasiat untuk mengurangi keputihan
dan menjaga organ kewanitaan, karena daun sirih hijau mengandung antiseptik. Salah
satunya dengan mengkonsumsi air rebuan daun sirih hijau yang memiliki khasiat tanpa
efek samping (Muthoharoh,2011).
Daun sirih mengandung minyak atrisi yang terdiri dari betlephenol, kavikol,
seskuiterpan, hidroksikavikol, cavibetol, estragol, eugenol, dan karvakol. Beberapa
literature menyatakan bahwa daun sirih juga mengandung enzim diastase, gula dan tanin.
Biasanya daun sirih muda mengandung diatase, gula, dan minyak atsiri lebih banyak
dibandingkan dengan daun sirih tua (Mursito,2002).
Hasil penelitian tentang pengujian khasiat dan manfaat dari tanaman daun sirih ini,
diperoleh sekitar 90,9% pasien yang menggunakan daun sirih ini dinyatakan sembuh,
sedangkan pada kelompok pasien yang diberi placebo hanya 54,5% saja yang mendapat
kesembuhan (Rosdiana,2014).
Data dari Puskesmas Paniki tahun 2018, kasus keputihan pada ibu pasangan usia
subur terdapat 23 kasus keputihan. Data survey awal pada tanggal 2 sampai tanggal 6
februari 2019 terdapat 8 ibu pasangan usia subur yang berkunjung di puskesmas dengan
keluhan keputihan. Dari 8 pasangan ibu usia subur yang mengalami keputihan oleh
karena kurangnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan area kewanitaan.
Informasi awal yang peneliti dapatkan di lingkungan V Kelurahan Paniki Bawah
Kecamatan Mapanget Kota Manado ada salah satu ibu pasangan usia subur mengalami
kanker serviks stadium lanjut. Awal mulanya sebelum kanker serviks, ibu pasangan usia
subur ini mengalami keputihan yang berlebihan dan tidak normal. Keputihan yang
dialami oleh ibu pasangan usia subur ini dirasakan sejak dua tahun yang lalu dan secara
bertahap dari adanya gatal pada daerah kemaluan, keluar cairan putih campur coklat dan
berbau.
Berdasarkan data dan permasalahan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “Pengaruh pemberian air rebusan daun sirih terhadap keputihan pada Ibu
Pasangan Usia Subur di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado”.

METODE
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semua (Quasi
experimental) menggunakan nonequivalent control group design. Penelitian ini
mempunyai dua variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat
(dependent).
1 Variabel bebas adalah ekstrak daun sirih
2 Variabel terikat adalah keputihan
Tempat penelitian akan dilakukan di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget
Kota Manado.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juli 2019
Populasi adalah seluruh objek penelitian. Populasi penelitian ini adalah semua ibu
pasangan usia subur yang mengalami keputihan berjumlah 20 responden yang ada di
Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado.
Sampel adalah bagian dari sejumlah pengambilan sampel (Sujarweni,2014). Sampel
dalam penelitian ini adalah Total populasi. Instrument penelitian adalah alat-alat yang
digunakan untuk pengumpulan data. Instrument penelitian berupa check list
(evaluasinpemberian air daun sirih), lembar observasi (hasil pemeriksaan pada
keputihan).

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 4


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

Tekhnik pengumpulan data merupakan cara penelitian untuk mengumpulkan data


yang akan dilakukan penelitian. Sumber data penelitian ini adalah data primer yang
merupakan data yang diperoleh dari responden dengan cara pemeriksaan inspekulo pada
ibu pasangan usia subur di Puskesmas Paniki Kecamatan Mapanget Kota Manado. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh dari profil sera register Puskesmas Paniki
Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado.
Analisa data yang digunakan adalah analisis Univariat dan analisis Bivariat dengan
Uji Mc.Nemar menggunakan alat bantu computer melalui software SPSS (Statistic
Packages Social Sign).

HASIL
1. Analisis Univariat
Gambaran variabel yang diteliti mencakup keputihan sebelum dan sesudah pemberian
air rebusan daun sirih terhadap ibu pasangan usia subur di Puskesmas Paniki Bawah.
Tabel 5 Analisis Pre Test dan Post Test Keputihan Pada kelompok Perlakuan Minum
Air Rebusan Daun Sirih di Puskesmas Paniki Bawah tahun 2019
Kelompok Perlakuan
Penilian Keputihan Pre Post
n % n %
Fisiologis 0 - 10 100
Patologis 10 100 0 -
Total 10 10
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa hasil penilaian keputihan pada kelompok
perlakuan sebelum diminum air rebusan daun sirih terdapat keputihan patologis 10
(100%) responden dan keputihan fisologis 0 (0%) responden. Setelah diminum air
rebusan daun sirih terdapat keputihan patologis 0 (0%) responden dan keputihan
fisiologis 10 (100%) responden.
Tabel 6. Analisis Pre Test dan Post Test Keputihan pada kelompok Kontrol Basuh
Air Rebusan Daun Sirih di Puskesmas Paniki tahun 2019
Kelompok Kontrol
Keputihan Pre Post
n % n %
Fisiologis 0 - 5 50
Patologis 10 100 5 50
Total 10 100 10 100
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa hasil penilaian keputihan pada kelompok
kontrol sebelum diminum air rebusan daun sirih terdapat keputihan patologis 10
(100%) responden dan keputihan fisologis 0 (0%) responden. Setelah diminum air
rebusan daun sirih terdapat keputihan patologis 5 (50%) responden dan keputihan
fisiologis 5 (50%) responden.
2. Analisis Bivariat

Tabel 7 Hasil Perbedaan Pre Test dan Post Test keputihan pada ibu pasangan usia
subur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol uji
Kelompok
Perlakuan Kontrol p-
Keputihan p-value
Ranks n Ranks n value

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 5


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

Pretest–Posttest Fisiologis 10 0,002 Fisiologis 5 0,063


Patologis 0 Patologis 5
*Uji Mc. Nemar.
Berdasarkan tabel 7, uji statistic diperoleh bahwa kelompok perlakuan diminum
yang berjumlah 10 responden, semuanya mengalami penurunan keputihan, yaitu
nilai fisiologis ranks yang berarti 10 responden mengalami perubahan setelah
diberikan air rebusan daun sirih dan tidak ada responden yang mengalami keputihan
keputihan setelah diberikan air rebusan daun sirih. Diperoleh hasil signifikan p-
value=0,002 (<α 0,05) yang berarti ada pengaruh pada saat sebelum (pre test) dan
sesudah (post test) diberikan air rebusan daun sirih pada kelompok perlakuan
diminum. Dan uji statistic diperoleh bahwa kelompok kontrol dibasuh yang
berjumlah 10 responden, yaitu nilai fisiologis ranks yang berarti 5 (50%) responden
mengalami perubahan setelah diberikan air rebusan daun sirih dan ada 5 (50%)
responden yang masih mengalami keputihan patologis ranks, keputihan setelah
diberikan air rebusan daun sirih. Diperoleh hasil signifikan p-value=0,063 (>α 0,05)
yang berarti tidak ada pengaruh pada saat sebelum (pre test) dan sesudah (post test)
diberikan air rebusan daun sirih pada kelompok kontrol dibasuh.

PEMBAHASAN
Penelitian ini telah dilakukan dengan memeriksa keputihan pada ibu pasangan di
Puskesmas Paniki Bawah, sebanyak 20 responden dengan cara inspekulo dan ditanyakan
tentang umur, pendidikan, pekerjaan,.
Karakteristik responden berdasarkan umur dikategorikan menurut Wong (2012), yaitu
dewasa awal (<20 tahun), dewasa tengah (20-35) dan dewasa (>35). Distribusi umur
responden sebagian besar responden berumur antara < 20 tahun sebanyak 3 responden
(15%), 20 – 35 tahun sebanyak 7 responden (35%) dan > 35 tahun sebanyak 10
responden (50%). Pada hasil penelitian ditunjukkan bahwa responden yang banyak
mengalami keputihan pada kelompok intervensi adalah responden yang berusia > 35
tahun yaitu sebanyak 10 responden (50%). Menurut penelitian sebelumnya Utama (2011)
menjelaskan bahwa keputihan bisa terjadi pada umur berapa saja terutama pada ibu
pasangan usia subur. Menurut Suparyanto (2011) pada umur 20 – 50 tahun merupakan
Pasangan Usia Subur dengan keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik. Hal ini
sejalan dengan penelitian Zuhriyah,dkk (2011), mengenai Hubungan tingkat pengetahuan,
sokap serta perilaku Wanita Usia Subur (WUS) tentang personal hygiene dengan kejadian
keputihan bahwa Wanita Usia Subur (WUS) memiliki risiko keputihan lebih tinggi
dibanding remaja karena pada wanita usia subur sering terjadi PID atau Pelvic
Inflamatorry Disease.
Distribusi tingkat pendidikan responden, sebagian besar responden dengan
pendidikan SMU sebanyak 9 responden (45%), pendidikan yang rendah dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan Ibu Pasangan Usia Subur untuk menjaga kebersihan
diri sendiri dan kebersihan lingkungan sekitar. Menurut Notoatmodjo (2013), pendidikan
seseorang berpengaruh terhadap pengetahuannya, semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin banyak pengethauan yang dimilikinya. Sebaliknya, pendidikan
yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang
diperkenalkan sehingga pengetahuan juga kurang.
Distribusi pekerjaan responden, sebagaian besar responden adalah IRT (ibu rumah
tangga) sebanyak 13 responden (65%). Menurut asumsi peneliti, banyaknya responden
yang bekerja sebagai IRT dikarenakan pendidikan responden yang tidak terlalu tinggi
sehingga banyak ketrampilan yang tidak dikuasai responden untuk mendapatkan

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 6


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

pekerjaan, selain itu juga disebabkan oleh faktor ekonomi yang tidak mendukung untuk
responden membuat usaha sendiri.
Tingginya nilai keputihan (pre test) pada kelompok intervensi disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dan sikap responden terhadap pencegahan keputihan dan
kurangnya kesadaran responden terhadap kebersihan lingkungan. Kondisi sanitasi
lingkungan yang kurang baik akan membuat lingkungan menjadi tidak sehat dan tempat
bersarang bibit penyakit.
Selain lingkungan sikap responden yang tidak menjaga organ kewanitaannya juga
merupakan faktor terpenting terjadinya keputihan dilokasi penelitian. Sikap responden
yang menggunakan celana tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tidak
sering mengganti pembalut ketika mentruasi dan penggunaan sabun pencuci kewanitaan
dapat memicu terjadinya keputihan (Elmart, 2012).
Terjadinya penurunan nilai keputihan (post test) pada kelompok intervensi
dikarenakan bahwa air rebusan daun sirih dapat mengatasi keputihan. Hal ini dikarenakan
daun sirih memiliki kandungan alkaloid sebagai antimikroba dan dairih mempunyai daya
antiseptik. Selain itu juga, daun sirih mengandung flavonoid, alkaloid, senyawa
polifenolat, tanin dan minyak atsiri (Manoi, 2007).
Hasil penelitian, semua kelompok eksperimen yang berjumlah 20 responden dan
dibagi menjadi 10 responden pada kelompok eksperimen diminum dan 10 responden
pada kelompok eksperimen dibasuh, dan pada kelompok eksperimen diminum
mengalami penurunan keputihan daripada kelompok eksperimen dibasuh tidak
mengalami penurunan keputihan. Hasil statistik menunjukkan terjadi penurunan pada
jumlah cairan yang keluar, warna cairan yang keluar, keluhan yang dirasakan serta bau
yang ditimbulkan dengan p=0,002 (<α 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa pemberian
air rebusan daun sirih yang diberikan dengan cara diminum berpengaruh dalam mengatasi
keputihan patologis. Pada kelompok eksperimen dibasuh hasil statisik menunjukkan tidak
terjadi penurunan keputihan dengan p = 0,063 (>α 0,05), maka disimpulkan bahwa
pemberian air rebusan daun sirih dengan cara dibasuh tidk ada berpengaruh dalam
mengatasi keputihan.
Berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh beberapa peneliti diatas, serta hasil uji
statistik yang didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa air rebusan daun sirih dapat
mengatasi keputihan yang dialami wanita dan sangat baik untuk menjaga organ
kewanitaan, hal ini dikarenakan kandungan senyawa aktif yang dimiliki daun sirih seperti
flavonoid, alkaloid, tanin, dan minyak atsiri yang bersifat desinfektan, anti jamur,
antiinflamasi, anti bakteri (Kusuma, 2011).
Penelitian lainnya yang membuktikan bahwa sirih dapat mengatasi keputihan
dilakukan oleh Zubier, dkk (2010), yaitu untuk mengetahui kemampuan ekstrak sirih
dalam mengurangi gejala keputihan fisiologis dan bau tidak sedap pada daerah genital
wanita, serta efek antiseptik terhadap Candida sp, Staphyloccus epidermidis dan
Streptococcus sp. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ekstrak sirih secara bermakna
mengurangi gejala keputihan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustini dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, penggunaan air rebusan daun sirih pada pengobatan keputihan 90,0% pasien
dinyatakan sembuh. Penelitian ini terbukti dimana saat sebelum menggunakan air rebusan
daun sirih seluruh responden mengalami keputihan (100%) dan setelah menggunakan
rebusan air daun sirih sebagian besar tidak mengalami keputihan (95%). Hal ini berarti
bahwa penggunaan rebusan air daun sirih terbukti efektif mengatasi keputihan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 7


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

Ada pengaruh pemberian rebusan daun sirih terhadap keputihan pada ibu pasangan usia
subur di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti menyarankan untuk:
1. Tempat penelitian
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam penanganan penurunan
keputihan pada ibu pasangan usia subur dan memberikan konseling tentang manfaat
daun sirih sebagai obat non farmakologi yang efektif dan digunakan lebih baik
dengan cara diminum.
2. Responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, masyarakat terlebih khusus ibu pasangan
usia subur dengan keputihan bisa mengobati keputihannya dengan obat farmakologis
namun ada berbagai treatmen non farmakologis juga bisa digunakan dalam
pengobatan keputihan lebih khusus air rebusan daun sirih.
3. Peneliti serlanjutnya
Hasil penelitian ini dpat dijadikan sebagai informasi dasar, data dan evidence based
untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dan perlu dikembangkan dengan metode
dan desain yang berbeda. Direkomendasikan untuk melakukan penelitian lanjutan,
membandingkan air rebusan daun sirih dengan bahan alami dan sampel yang lebih
banyak.
UCAPAN TERIMA KASIH .

1. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara sebagai Sumber data awal


2. Dinas Kesehatan Kota Manado sebagai sumber data awal
3. Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado sebagai tempat
penelitian
4. Semua responden yang bersedia menjadi sampel penelitian

DAFTAR PUSTAKA

1. Agustini, S. (2010). Keputihan : Si Putih Yang Mengganggu. Jurnal Kesehatan


Wanita Volume 11. Diakses pada tanggal 11 November 2012.

2. Amirudiin. D. (2003). Flour Albus in Penyakit Menular Seksual. LKIS;Jogjakarta.

3. Arismaya, A. (2016). Hubungan Keperawatan Genetalia Dengan Kejadian


Keputihan Pada Santriwati Pondok Pesantren Al-Iman Sumowono Kabupaten
Semarang. Jurnal Keperawatan Anak. Volume 3. Diakses pada tanggal 01 November
2016

4. Bahari, H. (2010). Cara Mudah Atasi Keputihan. Buku Biru; Jogjakarta.

5. Bialangi.N, Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B.


(2016).Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan
(Peperomia pellucida) extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMI,8(3), 33-37.

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 8


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

6. BKKBN. (2014). Reproduksi Sehat Sejahtera Remaja. Menteri Negara BKKBN;


Jakarta.

7. Cantik Bugar. (2011). 10 Cara Tepat dan Alami Mengatasi Keputihan. Dari
https://www.astaga.com

8. Ellis. L. (2017). Hidup Sehat dengan Memanfaatkan Tumbuhan Berkhasiat Obat di


Indonesia. Metagraf;Solo.
9. Faikoh, Ning. E. (2014) Khasiat Daun Sirih. Cetakan Pertama, Istana Media;
Jogjakarta.

10. Gendrowati, F. (2017). Tanaman Ajaib. Pustaka Makmur; Jakarta Timur.

11. Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis, Jakarta:
Salemba.

12. Hurlock, E. (2017). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Tentang


Kehidupan. Erlangga;Jakarta.

13. Kusmiran, G. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:Salemba


Medika.

14. Kusuma, S. (2011). Pengembangan Sirih Merah (Piper Crocatum) Sebagai Hebral
Terstandar Untuk Mengatasi Keputihan Terhadap Trichomonas Vaginalis. Fakultas
Farmasi Universitas Padjajaran. Diakses pada tanggal 30 November 2013, dari
http://pustaka.unpad.ac.id.

15. Manuaba, Ayu I (2015). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. ECG;Jakarta.

16. Muthoharoh, Layin. (2011). Analisis Berbagai Pigmen Daun sirih Hijau (Piper betle
L.) dan Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) Berdasarkan .Umur Fisiologis
Daun. Universitas Negeri Malang.

17. Mursito. (2002). Tampil Percaya Dari Dengan Ramuan Tradisional. Jakarta: Penebar
swadaya.

18. Nenk. (2016). Lentera Biru. Pustaka;Jakarta.

19. Notoatmodjo, S. (2013). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka


Cipta;Jakarta.

20. Pratiwi, M. A & Fatimah. (2019). Patologi Fisiologi Berbagai Penyakit &
Komplikasi. Pustaka Baru Press;Jogjakarta.

21. Ratna, D. (2010). Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan. Indeks;Jakarta.

22. Rosdiana, Anna, Pratiwi Wulan, Mulya. (2014). Kashiat Ajaib Daun Sirih.
Jakarta :Padi.

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 9


JIDAN
JurnalIlmiahBidanISSN : 2339-1731

23. Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

24. Shadine, M. (2012). Penyakit Wanita. Citra Pustaka;Jogjakarta.

25. Suhartini, N. (2010). Hubungan Personal Hygiene Perineal Pada Pasangan Usia
Subur Terhadap Kejadian Keputihan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kebumen I
Kabupaten Kebumen.Diakses pada tanggal 10 Januari 2014,dari
http://portalgaruda.org.

26. Sujarweni, W. (2014). Metode Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami.
Pustaka Baru Press;Jogjakarta.

27. Utama, H. (2011). Masalah Kulit Dan Keputihan Pada Remaja.PT. Raja Grafindo
Persada;Jakarta.

28. WHO. (2008). Global incidence and prevalence of stected curable sexually
transmitted infection-2008. Diakses pada tanggal 01 Desember 2013.

29. Wijaya, D. (2010). Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta:
Sinar Kejora

30. Wiknjosastro H, Saifuddin B, Rachimhadi, Trijatmo. (2003). Radang Beberapa


Penyakit Lain pada Alat Genita Wanita in Ibu Kandungan. Edisi kedua, cetakan
ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo: Jakarta

31. Wong, D. (2011). Efikasi Sabun Ekstrak Sirih Dalam Mengurangi Gejala Keputihan
Patologis. Diakses pada tanggal 30 november 2013, dari
http://indonesia.digitaljournals.org

32. Zubier, F. (2010) Efikasi Ekstrak Sirih Dalam Mengurangi Gejala Keputihan.
Diakses pada tanggal 30 November 2013, dari http://indonesia.digitaljournals.org.

33. Zuriyah, Uswatun, & Filistea. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Sikap Serta
Perilaku Wanita Usia Subur (WUS) tentang personal hygiene dengan kejadian
keputihan Personal Hygiene Dengan Keputihan di Desa Nangkan, Kecamatan
Wilingi Kota Blitar. Diakses pada tanggal 26 januari 2014,dari http://old.fk.ub.ac.id.

Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 10


Volume 2Nomor2. Juli – Desember2019 11

Anda mungkin juga menyukai