php/JKebIn/index
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021 (111 - 118) 111
ABSTRAK
ABSTRACT
10.36419/jki.v12i2.502
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021 (111 - 118) 112
Lilik Hanifah, Catur Setyorini, Anita Dewi Lieskusumastuti (Perilaku Perawatan Genetalia
Eksterna Terhadap Kejadian Fluor Albus)
PENDAHULUAN
cermat, terutama setelah buang air kecil. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
tertinggalnya sisa air kemih ataupun kotoran lainnya. Setelah itu keringkan vagina
dengan menggunakan tisu ataupun handuk kecil (Pribakti, 2010).
Keputihan bisa berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan baik.
Kemandulan dan kehamilan diluar kandungan atau kehamilan ektopik merupakan
dua dari berbagai macam akibatyang bisa disebabkan oleh masalah keputihan.
Gejala awal kanker rahim biasanya juga diawali dengan adanya masalah
keputihan. Tidak diragukan lagi, kanker leher rahim merupakan salah satujenis
penyakit yang berbahaya dan jika tidak ditangani dengan baik bisa berujung pada
kematian ( Bahari, 2010).
Menurut WHO (World Health Organization) hampir seluruh wanita dan remaja
pernah mengalami keputihan, 60% pada remaja dan 40% pada Wanita Usia Subur
(WUS). Sedangkan menurut penelitian di indonesia, wanita yang pernah mengalami
keputihan, sebanyak 75% mengalami keputihan minimal 1 kali dalam seumur hidupnya
dengan 50% pada remaja dan 25% pada WUS. Ini berbeda tajam dengan negara lain
kejadian keputihan hanya 25% (Sari, 2013).
Pengetahuan dan perilaku perawatan yang baik merupakan faktor penentu
dalam memelihara kebersihan alat genitalia, hal ini sejalan dengan Hasil
penelitian Arismaya, dkk (2013) menunjukan bahwa ada hubungan yang
signifikan antaraperawatan genetalia dengan kejadian keputihan pada santriwati
Pondok Pesantren Al Iman Sumowono,dengan menggunakan uji statistik Chi
Square dengan nilai p (0,012<0,05).
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian Purnasari (2018) dimana
hasil penelitian menggunakan uji korelasi chi square menunjukkan nilai chi
square 4,5583, p value 0,03276 dan PR 1,491. Berdasarkan hasil tersebut dapat
diketahui subyek dengan perilaku hygiene genetalia yang tidak higienis memiliki
risiko 1,5 kali lebih besar untuk mengalami keputihan patologis dibanding dengan
subyek dengan perilaku hygiene genetalia yang higienis.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
perilaku perawatan genetalia eksterna terhadap kejadian fluor albus, sebagai
upaya deteksi dini dan peningkatan kesehatan reproduksi wanita.
METODE PENELITIAN
Hasil
Tabel 1 Perilaku Perawatan Genetalia Eksterna
No Perilaku Perawatan Frekuensi Prosentase(%)
Genetalia Eksterna
1 Baik 26 83,9
2 Kurang 5 16,1
Jumlah 31 100
Sumber: Data primer 2020
Pembahasan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas Perilaku Perawatan
genetalia eksterna dengan kategori baik dan kejadian fluor albus normal.
Sedangkan berdasarkan analisa data diketahui bahwa ada hubungan yang
signifikan antara perilaku perawatan genetalia eksterna dengan kejadian fluor
albus dengan tingkat hubungan yang kuat.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki perilaku perawatan genetalia eksterna dengan kategori baik. Perilaku
kesehatan genitalia merupakan suatu pemahaman, sikap dan praktik yang
dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara
kebersihan diri, meningkatkan rasa percaya diri, dan mencegah timbulnya
penyakit sehingga terhindar dari gangguan alat reproduksi. Remaja secara umum
memiliki perilaku kebersihan genitalia yang positif karena sebagian remaja peduli
dengan kesehatan reproduksinya. Selain itu, remaja juga mendapatkan banyak
informasi mengenai kesehatan reproduksi melalui penyuluhan kesehatan yang
sering dilaksanakan pada sekolah atau universitas maupun melalui media massa
(Sandriana, 2014; Gampu, Onibala and Kundre, 2014). Hasil penelitian ini
didukung oleh (Dewi, 2018) yang menyatakan bahwa sebagian besar responden
sudah melakukan perawatan vulva dengan baik dan benar.
Penelitian ini menunjukkan mayoritas kejadian fluor albus adalah dalam
kondisi normal. Hasil penelitian ini didukung oleh (Indriyani dkk, 2012) yang
menyatakan bahwa seluruh siswa MA Al- Hikmah yaitu sebanyak 100% pernah
mengalami keputihan.Keputihan yang mereka alami rata- rata sebelum dan
sesudah haid. Keputihan yang mereka alami masih dalam batas normal,yaitu
sebatas berwarna putih dan tidak berbau. Penelitian (Karyati, 2014) juga
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi keperawatan mengalami keputihan
fisiologis. Keputihan atau fluor albus adalah keluarnya cairan keputihan,
kekuningan, atau kehijauan dari vagina yang mungkin normal atau yang mungkin
merupakan tanda infeksi. Ini adalah pelepasan lendir yang mewakili deskuamasi
sel epitel vagina karena efek dari hormon estrogen pada mukosa vagina. Ada dua
macam keputihan, yaitu keputihan normal dan keputihan tidak normal. Keputihan
normal ciri-cirinya ialah : warnanya bening, kadang-kadang putih kental, tidak
berbau, tanpa disertai keluhan (misalnya gatal, nyeri, rasa terbakar, dsb.), keluar
pada saat menjelang dan sesudah menstruasi atau pada saat stress dan kelelahan.
Sedangkan keputihan yang tidak normal ialah keputihan dengan ciri-ciri:
jumlahnya banyak, timbul terus-menerus, warnanya berubah (misalnya kuning,
hijau, abu-abu, menyerupai susu/yoghurt) disertai adanya keluhan (seperti gatal,
panas, nyeri) serta berbau (apek, amis, dsb.) (Somia Gul et. Al, 2013).
Menurut Notoatmodjo, 2012 perilaku yakni sebagai suata kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
mengintreprestasikan materi tersebut secara benar. Penegtahhuan dapat
diaplikasikan kedalam kemamuan untuk materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya) dan dapat mnggunakan prinsip- prinsip
siklus pemecahan masalah (Problem Solving Cyclel) didalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.
Simpulan
Sebagian besar responden memiliki perilaku perawatan genetalia
eksterna dengan kategori baik, sebagian besar responden dengan kejadian fluor
albus normal. Berdasarkan hasil analisis bivariat ada hubungan yang signifikan
antara perilaku perawatan genetalia eksterna dengan kejadian fluor albus, dimana
jika perilaku perawatan genetalia eksterna baik maka kejadian fluor albus dalam
kategori normal.
Saran
Diharapkan remaja putri dapat menjaga perawatan genetalia eksterna
dengan baik, sebagai upaya mengurangi kejadian fluor albus. Bagi Peneliti
selanjutnya dapat meneliti tentang faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku
perawatan genetalia eksterna seperti karakteristik responden, pengetahuan dan
sikap tentang perawatan genetalia eksterna. Diharapkan STIKES Mamba’ul
‘Ulum Surakarta untuk rutin mengikutsertakan civitas akademik dalam kegiatan
penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan dan perawatan genetalia eksterna,
sebagai upaya deteksi dini kanker servik.
DAFTAR PUSTAKA
Bahari, Hamid. 2010. Cara Mudah Atasi Keputihan. Jogjakarta: Buku Biru.
Dewi, Y. K. (2018). Hubungan Antara Perawatan Vulva Dengan Kejadian Fluor
Albus Pada Remaja Putri Usia 14–17 Tahun Di Smk Muhammadiyah 5
Kepanjen Kabupaten Malang. Stikes Kepanjen
Indriyani, R., Indriyawati, Y., & Pratiwi, I. G. D. (2012). Hubungan Personal
Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Ma Al-Hikmah Aeng Deke
Bluto. Wiraraja Medika: Jurnal Kesehatan, 2(2).
Isro’in. L, dan Andarmoyo.S. (2012). Personal Hygiene : Konsep, Proses, dan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Karyati, A. (2014). Korelasi Antara Perilaku Vulva Hygiene Dengan Kejadian
Keputihan Pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak. Jurnal ProNers, 1(1).
Kusmiran, Eni. 2012. Kesehatan reproduksi remaja dan perempuan. Jakarta:
Salemba Medika
Notoadmojo. 2012. Metode penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Novita. 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan
Genetalia Eksterna Remaja Putri Dengan Kejadian Keputihan. Jurnal
Antara Keperawatan Vol 2 No 3. September – Desember 2019
Nur, H.A. 2018. Hubungan Persepsi, Sikap, Dan Perilaku Remaja Putri Tentang
Personal Hygiene Genitalia Dengan Kejadian Fluor Albus (Keputihan).
Jurnal Profesi Keperawatan (JPK) Akademi Keperawatan Krida Husada
Kudus Vol 5 No 1 Januari 2018
Pribakti. 2010. Tips dan Trik Merawat Organ Intim. Jakarta : Sagung Seto.
Purnasari, E.B. 2018. Hubungan Antara Perilaku Hygiene Genetalia Dengan
Kejadian Keputihan Patologis. Jurnal Biometrika dan Kependudukan Vol.7
No.1 Juli 2018 : 20 – 28. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga
Sandriana, I. F. (2014) Perilaku Personal Hygiene Genitalia Santriwati di
Pesanteren Ummul Mukminin Makassar Sulawesi Selatan. Makassar:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Sari Ratna, Amalia Amirul. (2013). Efektifitas Policresulen Vaginal Suppositoria
Terhadap Keputihan Pada Wanita Usia Subur Di Desa Latukan RT 3/ RW 1
Kecamatan Karanggeneng Lamongan. Jurnal Kesehatan.
Somia, Gul, et. Al. 2013. “Woman Facing Heavy Vaginal Discharge
(Leucorrhea) By Virtue Of Unhealthy Life Style.”Researcharticle. Pakistan:
Faculty of Pharmacy Jinnah University
Suryati, Romauli, 2011, Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Susilawati, S., Sari, F. E., & Tinumbang, U. K. A. (2015). Hubungan
Pengetahuan Dan Perilaku Remaja Tentang Kebersihan Organ Genitalia
Luar Dengan Kejadian Keputihan Di Sman 14 Bandar Lampung Tahun
2015. JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati), 1(3).
Yunefit, Ulfa. 2012. Hubungan Prilaku Menjaga Genitalia Eksterna Dengan
Kejadian Keputihan Pada Siswi Kelas XI SMA N 1 Kecamatan Pangkalan
Koto Baru Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Vol 3, No 2 (2012). STIKES
Prima Nusantara Bukittinggi