Anda di halaman 1dari 11

JURU RAWAT

Jurnal Update Keperawatan


e- ISSN 2809-5197
https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/JUK
email: jururawattegal@gmail.com

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI DENGAN MEDIA PROTOTYPE APLIKASI


PANDUAN KEPUTIHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA
PUTRI DI SMP NEGERI 3 SURUH KAB. SEMARANG

Maulina Ayu Meidiastuti 1), Budi Widiyanto 2), Maria Ulfah 3)


1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
2, 3)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang.
Email : maulinaa070@gmail.com

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI DENGAN MEDIA PROTOTYPE APLIKASI


PANDUAN KEPUTIHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI
DI SMP NEGERI 3 SURUH KAB. SEMARANG
ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami remaja putri yaitu keputihan. Namun,
tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi seperti keputihan masih rendah. Salah satu
upaya dalam rangka meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai keputihan yaitu dengan pendidikan
kesehatan. Tujuan: Mengidentifikasi pengaruh pemberian edukasi dengan media prototype aplikasi
panduan keputihan terhadap tingkat pengetahuan remaja putri di SMP Negeri 3 Suruh Kab. Semarang.
Desain Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian pra experiment dengan menggunakan
pendekatan one group pre-test dan post-test. jumlah sampel yang digunakan sebanyak 74 siswi kelas VII
di SMP Negeri 3 Suruh, dengan teknik pengambilan sempel yang digunakan adalah total sampling.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa prototype aplikasi Panduan Keputihan dan kuisioner
pengetahuan keputihan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan remaja putri
sebelum dan setelah pemberian edukasi kesehatan dengan media prototype aplikasi yang berarti terdapat
pengaruh edukasi kesehatan dengan media prototype aplikasi terhadap pengetahuan remaja putri mengenai
keputihan dengan p-value 0,000. Kesimpulan: Pemanfaatan media teknologi atau media yang menarik
dapat meningkatan pengetahuan siswi karena mereka cenderung lebih senang membaca dan mempelajari
sesuatu yang baru dan menarik. Prototype sebagai media pembelajaran yang digunakan oleh peneliti ini
sangat menarik perhatian responden sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan responden
mendengarkan dan menjalankan aplikasi prototype panduan keputihan dengan antusias. Saran: Diharapkan
dapat menjadikan dan menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan
edukasi khususnya terkait kesehatan reproduksi kepada siswi menggunakan media yang menarik perhatian
seperti memanfaatkan teknologi dengan membuat prototype aplikasi.
Kata Kunci : Keputihan, Kesehatan Reproduksi, Prototype Panduan Keputihan.

ABSTRACT
Background: One of reproductive health problems that is often experienced by young women is
leucorrhoea. However, the level of knowledge of young women about reproductive health such as
leucorrhoea is still low. One of the efforts to increase the knowledge of young women about leucorrhoea is
health education. Purpose: To identify the effect of providing education with a prototype media application
for vaginal discharge guidelines on the level of knowledge of young women at Junior High School 3 Suruh
Semarang Regency. Methods: This study used a pre-experimental research design using a one group pre-
test and post-test approach. the number of samples used were 74 seventh grade students at SMP Negeri 3

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 1


Suruh, and the sampling technique used was total sampling. The instrument used in this study was a
prototype of the leucorrhoea guideline application and questionnaire about knowledge of leucorrhoea.
Results: The results showed that there was an increase in the knowledge of young women before and after
giving health education with the application prototype media, which means that there is an effect of health
education with the application prototype media on the knowledge of young women about leucorrhoea with
a p-value of 0.000. Conclusion: The use of technology or interesting media can increase students'
knowledge because they tend to prefer reading and learning something new and interesting. The prototype
as a learning medium used by this researcher attracted the attention of the respondents so that the learning
went well and the respondents listened to and enthusiastically run the application for the leucorrhoea
guideline prototype. Recommendation: It is hoped that the results of this study can be used as consideration
for providing education, especially related to student’s reproductive health using media that attracts
attention, such as utilizing technology by making application prototypes.
Keywords: Leucorrhoea, Reproductive Health, Leucorrhoea Guideline Prototype.

LATAR BELAKANG mengeluarkan keringat serta menjadi lembab.


Keadaan tersebut mempermudah bakteri serta
Masa remaja merupakan masa beralihnya anak jamur muncul. Dengan demikian apabila keadaan
ke fase dewasa. Tahapan dalam mewujudkan rasa tersebut diabaikan mampu menjadi penyebab
dewasa umumnya terlihat melalui pubertas yang munculnya infeksi pada sekitaran organ reproduksi
hal tersebut memiliki keterkaitan dengan (Senja, 2020).
berubahnya segi psikis serta fisik. Berubahnya segi Keputihan ialah munculnya sekret ataupun
fisik merupakan hal terpenting dikarenakan dilalui cairan kecuali darah yang keluar melebihi batas
secara drastis, cepat, serta merujuk kepada sistem wajar dari rongga vagina. Keputihan bisa jadi
reproduksi. Sistem reproduksi perlu dirawat secara dikarenakan proses yang fisiologis (normal)
khusus. Dengan baiknya perawatan serta ataupun karena patologis (abnormal). Faktor
pengetahuan yang dimiliki mampu menjadi faktor pencetusnya meliputi jamur parasit, virus, bakteri,
yang menentukan supaya reproduksi tetap sehat dan juga kebersihan reproduksi yang kurang
(Pradnyandari., Surya., & Aryana., 2019). utamanya dalam vagina. (Hanipah & Nirmalasari,
Kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu 2021).
kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsidan Masalah keputihan masih dianggap bukan hal
proses reproduksi pada remaja. Pada remaja, yang serius dan hal yang biasa di kalangan remaja
Menjaga reproduksi supaya tetap sehat amatlah hal putri, bahkan remaja putri kurang memerhatikan
yang penting, dikarenakan di masa tersebut organ kebersihan vagina. Masih banyak remaja yang
reproduksi mulai diaktifkan. Berdasarkan SDKI tidak mengerti dan sangat kurang pengetahuannya
2012 KRR memperlihatkan tingkat pengetahuan dalam menjaga kebersihan organ genitalianya.
remaja terkait kesehatan reproduksi tergolong Seperti yang seringkali dilakukan oleh remaja yaitu
kurang yang hasilnya untuk laki - laki 73,46% serta menggunakan celana dalam yang ketat dan
wanita 75,6 % yang berusia 15-19 tahun kurang memakai celana dalam berbahan yang tidak mudah
paham terkait kecukupan pengetahuan mengenai menyerap keringat. Banyak remaja putri tidak
kesehatan reproduksi. Tak sedikit permasalahan memakai tissue dan membiarkan area vagina
yang mampu muncul diakibatka oleh pengabaian lembab. Keputihan juga dapat disebabkan oleh
kesehatan reproduksi. Munculnya permasalahan celana panjang yang ketat dan atau celana dalam
tersebut diakibatkan oleh pengetahuan yang kurang yang terbuat dari serat sintetik (nilon) karena
untuk menjaga kesehatan reproduksi mengenai berbahan tidak mudah menyerap keringat
personal hygiene, serta kurangnya pengetahuan (Septyana., Rohmatika., & Wulandari, 2019).
mengenai cara melindungi diri terhadap risiko Menurut (WHO), perempuan remaja dan
kesehatan reproduksi mengakibatkan KTD dewasa jarang dalam memperhatikan kebersihan
(Kehamilan Tidak Diinginkan), aborsi, perkawinan pada organ genitalianya. Keputihan setiap
dan pernkahan dini, IMS atau PMS dan HIV/AIDS. tahunnya menyerang perempuan di seluruh dunia
Di samping hal tersebut organ reproduksi terletak 10-15% dari 100 juta perempuan, Kejadian
pada lipatan serta tempat tertutup yang dengan tersebut dikarenakan remaja tidak mengetahui
demikian membuatnya menjadi sering permasalahan seputar organ reproduksi. Selain itu

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 2


banyak remaja yang menganggap keputihan yang harus diperhatikan segala pihak. Pendidikan
sebagai hal yang umum dan sepele, sehingga kesehatan bisa dilaksanakan melalu beragam
enggan dan malu untuk berkonsultasi ke dokter Teknik serta menggunakan beragam media. Salah
(Mularsih & Elliana, 2019). satunya ialah melalui penyuluhan. Penyuluhan
terdapat 60.861.350 remaja yang usianya 10-24, melalui ceramah tingkat presentasenya lebih tinggi
ataupun hasil tersebit 30,2% dari keseluruhan dalam peningkatan sikap serta pengetahuan
penduduk pada negara Indonesia. Remaja daripada metode yang lain (Panghiyangani, 2018).
mayoritas tak berpengetahuan cukup terkait Banyaknya penelitian yang menyatakan bahwa
seksualitas serta kesehatan reproduksi, mereka terdapat pengaruh pemberian edukasi atau
cenderung tak mempunyai akses menuju layanan penyuluhan kesehatan terhadap tingkat
serta informasi kesehatan terkait aspek pengetahuan yang baik. Dengan tingkat
reproduksinya. Informasinya seringkali diperoleh pengetahuan yang baik akan sangat mempengaruhi
dari temannya maupun media dimana hal tersebut perilaku yang baik pula. Dengan memberikan
seringkali kurang tepat (Susiloningtyas, 2020). edukasi atau penyuluhan kesehatan akan
Meskipun keputihan termasuk penyakit yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
sederhana, namun tidak boleh disepelekan atau seperti penelitian yang dilakukan oleh
dianggap hal yang umum. Penyakit ini bisa Panghiyangani (2018) mayoritas responden pada
menjadi awal atau pertanda awal penyakit kelompok perlakuan mengalami peningkatan
reproduksi seperti kanker rahim. Keputihan pengetahuan menjadi baik, sedangkan pada
menginfeksi 50% populasi perempuan serta kelompok kontrol mayoritas berpengetahuan
menjangkit segala usia. Dari hasil penelitian cukup. Sehinggga dapat disimpulkan metode
mengenai kesehatan reproduksi wanita penyuluhan yang dilakukan berpengaruh untuk
memperoleh 75% wanita mengalami keputihan meningkatkan pengetahuan remaja putri untuk
minimal sekali di sepanjang hidupnya serta 45% mencegah keputihan.
bisa saja mengalaminya 2 kali ataupun melebihi 2 Apabila tingkat pengetahuan untuk menjaga
kali (Febria, 2020). kebersihan alat reproduksi dan cara merawat alat
Hasil lainnya menyebutkan 1 dari 4 penduduk reproduksi baik, maka perilaku akan menunjukkan
dunia sekarang ialang remaja (berusia 10 hingga 24 bagaimana merawat alat reproduksi yang benar
tahun). 86% tinggal pada negara berkembang. Pada agar terhindar dari keputihan hal ini sama dengan
negara indonesia, jumlah remaja kini melebihi 44 penelitian yang dilakukan oleh Susiloningtyas
juta jiwa. namun mereka tak berpengetahuan (2020) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan
terkait reproduksi secara cukup. Survei Kesehatan sangat mempengaruhi perilaku karena dengan
Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2002-2003 semakin baiknya pengetahuan dengan demikian
memperoleh hasil kurang dari 50% laki laki serta perilakunya akan semakin membaik. Tingkatan
perempuan yang masih remaja berpengetahuan pengetahuan seseorang dapat ditingkatkan karena
cukup terkait kesehatan reproduksi (Tim G-help, peran orangtua, dengan membaca buku-buku
2009). kesehatan, media informasi internet.
Penduduk Jawa Tengah yang mempunyai Maka dari itu, pentingnya diberikan edukasi
keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir sebesar untuk remaja adalah untuk menambah pengetahuan
35,63 persen. Perempuan lebih banyak mengalami remaja mengenai bagaimana cara untuk menjaga
keluhan kesehatan (37,39 persen) dibanding laki- dan merawat organ kewanitaannya. Metode
laki (33,84 persen). Angka kesakitan perempuan edukasi yang akan dilakukan yaitu dengan
lebih tinggi dibandingkan angka kesakitan laki- memanfaatkan teknologi yang semakin
laki, berbanding lurus dengan persentase penduduk berkembang dan menyesuaikan dengan remaja
yang mengalami keluhan kesehatan. Data tersebut yang saat ini menggunakan komputer sebagai
menandakan bahwa perempuan khususnya remaja fasilitas untuk mendukung kegiatan belajarnya,
jarang memperhatikan kesehatannya karena maka peneliti ingin memberikan edukasi
pengetahuan yang kurang (Badan Pusat Statistik menggunakan protoype aplikasi yang dapat diakses
Provinsi Jawa Tengah, 2020). di komputer sekolah.
Program yang selama ini dilakukan untuk Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
mengurangi keputihan pada remaja yaitu tertarik untuk meneliti “Pengaruh Pemberian
pendidikan kesehatan. Pendidikan terkait Edukasi Dengan Media Prototype Aplikasi
kesehatan reproduksi ialah permasahalah besar Panduan Keputihan Terhadap Tingkat

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 3


Pengetahuan Remaja Putri di SMP Negeri 3 Suruh Mengalami Frekuensi Persentase (%)
Kab. Semarang” yang mana penelitian ini berfokus Keputihan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang
keputihan pada remaja di SMP Negeri 3 Suruh
sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Ya 58 78,4
Tidak 16 21,6
METODE PENELITAN Total 74 100
Desain Penelitiannya ialah desain penelitian pra Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
experiment melalui pendekatan one group pre-test siswi yang mengalami keputihan sebanyak 78,4%
dan post-test. Penelitian ini bertujuan untuk dan tidak mengalami keputihan sebanyak 21,6%.
mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang
keputihan. Pada desain penelitian ini dilakukan Distribusi Responden Berdasarkan Informasi
pengukuran awal (pre test) untuk menentukan Mengenai Keputihan
kemampuan atau nilai awal sebelum dilakukan
suatu intervensi. Kemudian dilakukan itervensi Tabel 4. 3 Distribusi responden berdasarkan
sesuai dengan protokol yang telah direncanakan, informasi mengenai keputihan
selanjutnya dilakukan posttest sehingga dapat Mendapat Frekuensi Persentase (%)
mengetahui perubahan yang terjadi sebelum dan informasi
sesudah diberikan intervensi, pada penelitian ini mengenai
tidak ada kelompok kontrol sebagai pembanding. keputihan
Penelitian terlaksana pada SMP Negeri 3 Suruh. Ya 32 43,2
Adapun pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Tidak 42 56,8
Februari 2022. Total 74 100
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswi Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa
kelas VII putri di SMP Negeri 3 Suruh jumlah siswi siswi yang mendapatkan informasi mengenai
putri secara keseluruhan adalah 74 siswa. keputihan sebanyak 43,2% dan tidak mendapatkan
Penentuan besar sampel pada penelitian ini adalah informasi mengenai keputihan sebanyak 56,8%.
total sampling. Alasan peneliti memilih total
sampling karena keterbatasan sampel. Distriusi Responden Berdasarkan Sumber
Media Informasi
HASIL
Tabel 4. 4 Distribusi responden berdasarkan
Distribusi Responden Kelas VII Berdasarkan sumber media informasi
Usia
Media Informasi Frekuensi Persentase
Tabel 4. 1 Distribusi responden kelas VII (%)
berdasarkan usia
Televisi 2 2,7
Usia Frekuensi Persentase (%) Internet 11 14,9
12 tahun 38 51,4 Media Sosial 2 2,7
13 tahun 36 48,6 Media Massa 1 1,4
Total 74 100 Cetak 2 2,7
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Keluarga/Teman 9 12,2
siswi yang berusia 12 tahun sebanyak 51,4% dan /Guru 5 6,8
48,6% berusia 13 tahun. Penyuluhan 42 56,8
Guru
Distribusi Responden Berdasarkan Tidak
Pengalaman Keputihan Mendapatkan
Sumber
Tabel 4. 2 Distribusi responden berdasarkan Informasi
pengalaman keputihan
Total 74 100
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa
siswi yang mendapatkan informasi mengenai

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 4


keputihan melalui media informasi paling banyak Post Test-Pre Test
digunakan oleh siswi sebagai sumber informasi
adalah media internet sebanyak 14,9%, dan paling Positive Ties p-value
sedikit digunakan yaitu media massa cetak Negative ranks
sebanyak 1,4%. ranks
N Mean N Mean 0,0001
Tingkat Pengetahuan Sebelum Intervensi ranks ranks
Tabel 4. 5 Hasil Rekap Tingkat Pengetahuan 0 0,00 74 37,50 0
Sebelum Intervensi Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui p-value bernilai
0,0001 berdasarkan dasar pengambilan keputusan
Skor Hasil Frekuensi Persentase (%) dalam uji wilxocon jika nilai p-value di bawah nilai
6 19 25,7 0,05 dengan demikian terjadi penerimaan Ha serta
7 21 28,4 kesimpulannya ada pengaruh tingkat pengetahuan
8 26 35,1 siswi SMP N 3 Suruh sebelum dan sesudah
9 5 6,8 diberikan edukasi menggunakan media prototype
10 3 4,1 mengenai keputihan.
Total 74 100
Berdasarkan Tabel 4.5 dari jumlah kuesioner 15 PEMBAHASAN
pertanyaan didapatkan hasil sebelum dilakukan Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
intervensi siswa mendapatkan hasil benar paling
banyak dengan skor 8 dari 15 pertanyaan sebanyak Berdasarkan hasil penelitian responden
35,1%, dan paling sedikit dengan skor 10 sebanyak dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas 7
4,1%. yang rata-rata berusia 12 tahun sebanyak 51,4%
dan berusia 13 tahun sebanyak 48,6%. Karena
Tingkat Pengetahuan Sesudah Intervensi penelitian ini diambil hanya satu kelas yaitu kelas
Tabel 4. 6 Hasil Rekap Tingkat Pengetahuan VII maka rata-rata usia dalam penelitian ini adalah
Sesudah Intervensi 12-13 tahun. Namun keputihan terjadi tanpa
mengenal usia, semua perempuan mengalami
Skor Hasil Frekuensi Persentase (%) keputihan. Dari hasil usia 12 tahun lebih banyak
11 3 4,1 karena responden yang berusia 12 tahun lebih
12 27 36,5 banyak daripada 13 tahun. Sehingga persentasenya
13 24 32,4 pun lebih banyak yang berusia 12 tahun.
14 19 25,7 Keputihan secara fisiologis maupun
15 1 1,4 patologis terjadi di setiap perempuan tanpa
Total 74 100 mengenal usia seperti yang dijelaskan oleh
Berdasarkan Tabel 4.6 dari jumlah kuesioner 15 Susiloningtyas (2020) Keluhan keputihan
pertanyaan didapatkan hasil setelah dilakukan kerapkali dijumpai pada perempuan serta tak
intervensi siswa mendapatkan hasil benar paling memandang umur.
banyak didapatkan skor 12 dari 15 pertanyaan Namun pada penelitian Ilmiawati &
sebanyak 36,5%, dan paling sedikit mendapakan Kuntoro (2016) faktor usia memiliki peran besar
skor 15 sebanyak 1,4%. dalam mendapatkan pengetahuan. Remaja berusia
12–14 tahun ialah fase remaja awal. Rendahnya
pengetahuan bisa dikarenakan oleh sejumlah
faktor. Kurangnya faktor kematangan kognitf
disbanding masa remaja akhir. Perolehan informasi
oleh remaja kemungkinan tidaklah sama dengan
masa remaja akhir. Perolehan Informasi oleh
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Sebelum dan remaja kemungkinan tidak sama dengan yang
Sesuah Intervensi didapatkan remaja usia yang lain.
Tabel 4. 7 Hasil uji normalitas data menggunakan Semakin tinggi usia seseorang, makin
wilcoxon berkembang pula daya tangkap dan daya pikir yang
dimilikinya Notoatmodjo (2007).

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 5


Karakteristik Responden Berdasarkan para pembacanya, kalangan anak muda kini lebih
Pengalaman Keputihan suka membuka media massa melalui ponsel,
komputer, atau perangkat digital lainnya yaitu
Kemudian berdasarkan pengalaman media Online (Romadhoni, 2019).
keputihan responden yang mengalami keputihan
sebanyak 78,4% dan tidak mengalami keputihan Tingkat Pengetahuan Sebelum diberikan
sebanyak 21,6%. Dari hasil tersebut didapat Edukais Kesehatan melalui media Prototype
banyak sekali siswi yang mengalami keputihan. Aplikasi
Alasan mengapa banyak siswi yang mengalami
keputihan yaitu kurangnya terpapar informasi dan Pre-test dilaksanakan sebelum siswi
siswi mengaku bahwa banyak dari mereka yang diberikan edukasi kesehatan melalui media
tidak tahu bagaimana cara mencuci organ prototype aplikasi. Berdasarkan dari hasil tabel di
kewanitaan yang benar, tidak sering mengganti atas didapatkan hasil sebelum dilakukan intervensi
pembalut, tidak pernah menggunakan tissue siswa mendapatkan hasil benar 6 dari 15
sehingga area kewanitaan sangat lembab dan tidak pertanyaan sebanyak 25,7%, hasil benar 7
terawat dengan baik. sebanyak 28,4%, hasil benar 8 sebanyak 35,1%,
hasil benar 9 sebanyak 6,8% dan hasil benar 10
Pada penelitian Salamah (2020) juga sebanyak 4,1%.
dibahas mengenai perilaku remaja yang kurang Dari hasil penelitian masih banyak siswi
baik dalam merawat organ kewanitaan. Pada yang berpengetahuan kurang, karena siswi kurang
penelitian tersebut kurangnya berkemih mendapatkan informasi mengenai keputihan
diperlihatkan melalui sejumlah kebiasaan misalnya sehingga siswi kurang dalam menjaga
tak mempersiapkan handuk serta tisu kering kewanitaanya. Banyak siswi yang masih salah
sewaktu berkeinginan untuk buang air, tak dalam membasuh organ kewanitaan dari arah yang
membersihkan serta mengeringkan sistem salah dan tidak menggunakan tissue setelah buang
reproduksi sesudah BAB ataupu BAK. air, jarang mengganti pembalut saat menstruasi,
menggunakan sabun kewanitaan yang dijual di
Karakteristik Responden Berdasarkan pasaran, tidak menggunakan air yang mengalir saat
Informasi yang didapat dan Media Informasi membasuh organ kewanitaan dan masih banyak
yang digunakan lagi.
Berdasarkan informasi yang didapat oleh Hasil penelitian tingkat pengetahuan
siswi mengenai keputihan sebanyak 43,2% siswi responden masih rendah tentang kejadian
mendapatkan informasi dan sebanyak 56,8% siswi keputihan, ini disebabkan kurangnya responden
tidak mendapatkan informasi mengenai keputihan. mendapatkan informasi tentang kejadian
Sumber media informasi paling banyak dipakai keputihan. informasi secara formal didapat selama
yaitu media internet sebanyak 14,9%. Dari hasil pendidikan, sedangkan informasi informal tidak
tersebut terdapat siswi yang kurang terpapar diperoleh dari bangku pendidikan tetapi dari
informasi. Dan paling banyak diantara mereka internet, televisi, media sosial, penyuluhan, dan
mendapatkan informasi mengenai keputihan yaitu media massa cetak.
dari media internet. Karena disekolah siswi tidak Pengetahuan adalah hasil dari tahu
mendapatkan informasi mengenai keputihan, dan individu mengenai objek pada mata, hidung,
tidak ada program penyuluhan di sekolah, petugas telinga, atau indera lainnya. Dalam proses
puskesmas desa tidak pernah datang untuk penginderaan sampai dengan menghasilkan
memberikan penyuluhan kesehatan. Maka dari itu, pengetahuan dipengaruhi presepsi pada objek dan
siswi hanya bisa akses internet dari gadget untuk intensitas perhatian Agustini (2018).
mendapatkan informasi mengenai apapun yang Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
mereka cari. seseorang, salah satunya yaitu pendidikan.
Pengetahuan sangat berkaitan dan berhubungan
Dari hasil penelitian media internet paling banyak dengan pendidikan, yang artinya apabila seseorang
digunakan oleh remaja saat ini karena memiliki pendidikan yang tinggi maka
perkembangan teknologi masa kini. Bisnis media pengetahuannya pun ikut tinggi (Ilmiawati &
cetak ditinggalkan para pemiliknya akibat Kuntoro, 2016).
perkembangan teknologi informasi. Pada Selain itu faktor yang lain adalah media
realitanya media cetak memang mulai ditinggalkan massa atau Informasi yang diperoleh dari

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 6


pendidikan formal maupun non formal dapat Berdasarkan dari hasil tabel diatas
memberikan pengetahuan jangka pendek sehingga didapatkan hasil setelah dilakukan intervensi siswa
dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan mendapatkan hasil benar 11 dari 15 pertanyaan
pengetahuan. Teknologi yang semakin maju akan sebanyak 4,1%, benar 12 dari 15 pertanyaan
tersedia banyak media massa yang dapat sebanyak 36,5%, benar 13 dari 15 pertanyaan
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang sebanyak 32,4%, benar 14 dari 15 pertanyaan
inovasi baru. Sosial budaya dan ekonomi kebiasaan sebanyak 25,7%, dan benar semua dari semua
dan tradisi yang dilakukan oleh seseorang tanpa pertanyaan sebanyak 1,4%.
didasari suatu penalaran apakah yang dilakukan Hal tersebut menunjukkan ada
baik atau buruk juga mempengaruhi pengetahuan. peningkatan tingkat pengetahuan setelah diberikan
Selain itu, usia sangat berpengaruh terhadap daya perlakuan berupa edukasi kesehatan menggunakan
tangkap dan pola pikir seseorang, karena semakin media prototype aplikasi. Sebelum diberikan
bertambah usia akan semakin berkembang pula perlakuan siswi berpengetahuan kurang dan
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga meningkat menjadi berpengetahuan baik setelah
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik diberikan perlakuan.
(Budiman & Riyanto, 2013) Media prototype ini dapat diakses di
Sejalan dengan faktor - faktor diatas hal komputer, sehingga saat dilakukan penelitian
yang sangat mempengaruhi siswi SMP N 3 Suruh peneliti mengajak siswi menggunakan komputer
berpengetahuan rendah karena kurangnya yang ada di lab komputer sekolah untuk mengakses
informasi yang mereka dapatkan dari pendidikan prototype tersebut. Dalam pelaksanaanya siswi
formal yaitu sekolah. sangat antusias dan ingin tahu prototype tersebut,
Pengetahuan dapat diperoleh melalui karena pembelajaran menggunakan metode seperti
penyuluhan atau pendidikan kesehatan. ini adalah sesuatu yang baru sehingga sangat
Penyuluhan dengan metode ceramah mempunyai menarik untuk siswi.
tingkat Persentase lebih tinggi untuk meningkatkan Dengan meberikan intervensi edukasi
pengetahuan dan sikap dibandingkan dengan pengetahuan siswi dapat meningkat. Peningkatan
metode lainnya Panghiyangani (2018). Dalam pengetahuan setelah dilakukan edukasi kesehatan
pemberian penyuluhan diperlukan media sebagai terjadi karena pengetahuan seseorang dipengaruhi
alat bantu didalam proses penyampaian. Media oleh proses belajar yang mana didalam proses
dapat mempermudah dalam proses komunikasi tersebut digunakan media pembelajaran yang dapat
yang efektif. Menurut Halajur (2018), dalam memberikan perbedaan efek sesuai dengan
menetapkan media di dalam pendidikan kesehatan pengalaman (Yuniwati, 2019).
harus sesuai dengan metode yang dipergunakan, Ilmu pengetahuan semakin berkembang
jenis sasaran, aspek yang hendak dicapai. Media dari masa ke masa. Perkembangan ilmu
yang tepat digunakan untuk remaja adalah media pengetahuan ini mendukung untuk terciptanya
yang menarik, mudah dipahami, dan tidak teknologi-teknologi baru yang menandai adanya
membosankan sehingga diharapkan dengan kemajuan zaman. Hingga kini, teknologi yang
bantuan media tersebut remaja dapat tertarik berkembang sudah memasuki tahap digital Lestari
mempelajarinya sehingga pengetahuan dapat (2018). Sehingga peneliti ingin memanfaatkan
meningkat. teknologi sebagai media edukasi. Selain menarik
perhatian siswa, pemanfaatan teknologi juga
Tingkat Pengetahuan Setelah diberikan bermanfaat untuk pembelajaran siswa
Edukasi Kesehatan Melalui Media Prototype mengeoperasikan sebuah program di komputer.
Aplikasi Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah
Setelah siswi melakukan pre-test, peneliti memiliki peranan penting dalam membentuk siswa
memberikan perlakuan berupa edukasi kesehatan menjadi generasi masa depan bangsa yang mampu
melalui media prototype aplikasi yang dapat bersaing salah satunya dalam beradaptasi
diakses oleh siswi menggunakan komputer di menghadapi perkembangan teknologi. Salah satu
ruang lab komputer sekolah. Media prototype aspek yang dapat terpengaruh oleh perkembangan
aplikasi tersebut berisi materi mengenai definisi teknologi adalah gairah/motivasi belajar siswa
keputihan, tanda dan gejala, penyebab keputihan, (Mukaromah, 2020).
cara pencegahan, cara mengobati keputihan, serta Peneliti menggunakan media prototype
cara merawat organ kewanitaan. aplikasi panduan keputihan ini untuk menarik

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 7


perhatian siswi untuk belajar sejalan dengan Puspasari (2020) ketika guru menyampaikan materi
penelitian yang dilakukan oleh Hendarman (2020) menggunakan metode ceramah serta power point
yaitu penggunaan teknologi berbasis multimedia dengan isi materi berupa teks sebagai media
adalah untuk menunjang proses belajar-mengajar penyampaian materi yang membuat siswa menjadi
dan proses pembelajaran dapat dilakukan secara jenuh, karena kurangnya perubahan cara yang
mandiri dan interaktif serta untuk merangsang dilakukan oleh guru pada saat menggunakan media
minat siswa untuk lebih mendalami materi bahan pembelajaran. Hal ini membuat siswa kurang
ajar dan memudahkan penguasaan teknologi memperhatikan guru sepenuhnya pada saat
informasi serta teknologi multimedia. pelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa dengan Dengan menggunakan media prototype
memanfaatkan media teknologi atau media yang pembelajaran yang dilakukan ternyata efektif
dapat menarik perhatian siswi, peningkatan membuat siswa bisa menerima pembelajaran yang
pengetahuan akan terjadi karena siswi akan lebih diberikan serta dapat menimbulkan semangat dan
senang membaca dan mempelajari sesuatu yang ketertarikan siswa karena mereka belum pernah
baru dan menarik. Pemilihan media sangatlah menggunakan media ini sebelumnya. Maka dari itu,
penting supaya siswi yang mendengarkan peningkatan pengetahuan dapat terjadi karena
informasi tidak bosan. Prototype sebagai media proses belajar siswa yang didukung dengan media
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti sangat yang tepat.
menarik perhatian responden sehingga Adapun perbedaaan dengan media lain seperti
pembelajaran berjalan dengan baik, responden penelitian oleh Umami, Rahmawati, & Maulida
mendengarkan dan menjalankan aplikasi prototype (2021) menggunakan video sebagai media
panduan keputihan dengan antusias, kegiatan pembelajaran. Dengan media seperti video ataupun
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta ceramah siswa dapat dengan mudah bosan karena
informasi lebih mudah diserap. hanya melihat dan mendengarkan. Berbeda dengan
Media dapat diartikan sebagai alat peraga di dalam prototype aplikasi selain melihat fitur dan membaca
proses memberikan edukasi kesehatan untuk isi dari materi, siswa dapat mengoperasikan
memperlancar proses dari penyebar luasan prototype tersebut sendiri, sehingga rasa jenuh dan
informasi dan komunikasi Agustini (2018). Remaja bosan berkurang.
cenderung menyukai sesuatu yang menarik dan
tidak membosankan. KESIMPULAN

Pengaruh Pemberian Edukasi dengan Media 1. Karakteristik responden berdasarkan usia


Prototype Aplikasi Terhadap Pengetahuan siswi yang berusia 12 tahun sebanyak 51,4%
Siswi Mengenai Keputihan dan 48,6% berusia 13 tahun. Siswi yang
mengalami keputihan sebanyak 78,4% dan
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui hasil dari uji tidak mengalami keputihan sebanyak 21,6%.
wilcoxon didapatkan p-value bernilai 0,0001. Siswi yang mendapatkan informasi mengenai
Berdasarkan dari hasil tersebut maka dasar keputihan sebanyak 43,2% dan tidak
pengambilan keputusan dalam uji wilxocon jika mendapatkan informasi mengenai keputihan
nilai p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima sebanyak 56,8%. siswi yang mendapatkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh informasi mengenai keputihan melalui media
tingkat pengetahuan siswi SMP N 3 Suruh sebelum informasi paling banyak digunakan oleh siswi
dan sesudah diberikan edukasi menggunakan media sebagai sumber informasi adalah media
prototype mengenai keputihan. internet sebanyak 14,9%, dan paling sedikit
Banyak metode dalam memberikan edukasi digunakan yaitu media massa cetak sebanyak
mengenai kesehatan, dalam penelitian ini peneliti 1,4%.
tertarik menggunakan media prototype aplikasi 2. Gambaran tingkat pengetahuan sebelum
yang dapat memberikan daya tarik siswa untuk ingin diberikan intervensi edukasi pengetahuan
tahu. Dengan media prototype ini menunjukkan siswi masih kurang. Gambaran tingkat
bahwa dengan diberikan edukasi terjadi peningkatan pengetahuan setelah diberikan intervensi
pengetahuan siswi, dengan media prototype ini edukasi pengetahuan siswi meningkat dengan
siswi lebih tertarik dan tidak jenuh dalam proses skor yang lebih baik yaitu didapatkan skor 12
pembelajaran. Dibanding dengan penelitian lain dari 15 pertanyaan sebanyak 36,5%.
yang menggunakan media ceramah. Menurut Aji &

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 8


3. Terdapat pengaruh edukasi kesehatan dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
media prototype aplikasi terhadap
Personal Hygiene Dengan Kejadian
pengetahuan remaja putri mengenai keputihan
dengan p value 0,0001. Keputihan Di Sma 1 Pgri Brebes Tahun 2020.

SARAN Fadila, Wisnu., N, Darojad., Nugroho, A. (2018).

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk Masa Remaja Dan Pengetahuan Kesehatan
mengembangkan penelitian ini dengan metode Reproduksi Analisis Survei Demografi
atau media lain serta menambah variabel sehingga
diperoleh hasil yang lebih variatif Kesehatan. Jurnal Kesehatan Reproduksi,
9(1), 15–25.
REFERENSI
https://doi.org/10.22435/kespro.v9i1.895.15-
Agustini, A. (2018). Promosi Kesehatan.
25
Yogyakarta: Deepublish.
Febria, C. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Aji, N. H., & Puspasari, D. (2020). Prototype
Remaja Putri Dengan Kejadian Keputihan
Media Pembelajaran Video Tutorial Pada
Pada Siswi-Siswi Mtsn Koto Tangah Padang.
Mata Pelajaran Teknologi Perkantoran di
Jurnal Menara Medika, 2(2), 119–127.
SMK Negeri 4 Surabaya. Jurnal Pendidikan
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta:
Administrasi Perkantoran (JPAP), 9(2), 300–
Gramedia.
311. Retrieved from
Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Perkembangan
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap
Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Ali, M. & A. M. (2018). Psikologi Remaja. Jakarta:
Halajur, U. (2018). Promosi Kesehatan di Tempat
Bumi Aksara.
Kerja. Malang: Wineka Media.
Andira, D. (2010). Seluk Beluk Kesehatan
Hanipah, N., & Nirmalasari, N. (2021). Gambaran
Reproduksi Remaja. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Pengetahuan Dan Sikap Vulva Hygiene
Media.
Dalam Menangani Keputihan (Fluor Albus)
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.
Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan
(2020). Profil Kesehatan Jateng 2020. 1(1),
Mesencephalon, 132–136.
33–44.
https://ejournal.stikeskepanjen-
Bariyah, S. H., Imania, K. A. N., & Purwanti, Y.
pemkabmalang.ac.id/index.php/mesencephal
(2020). Prototype Aplikasi Pembelajaran
on/article/view/242
Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Berbasis
Hendarman, T. (2020.). Prototipe Sistem
Cloud Storage. Jurnal Petik, 6(2), 81–85.
Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk
https://doi.org/10.31980/jpetik.v6i2.867
Sekolah Menengah Pertama Pendahuluan.
Budiman & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta
Jurnal Menara 18(2), 106–116.
Kuisioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Hurlock, E. B. (2006). Psikologi Perkembangan
Penelitian Kesehatan. J. Jakarta: Salemba
(R. M. Sijabat (ed.)). Jakarta: Erlangga.
Medika
Ilmiawati, H., & Kuntoro, K. (2016). Pengetahuan
Chodijah, S., & Tatirah. (2020). Hubungan Antara

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 9


Personal Hygiene Remaja Putri pada Kasus Mukaromah, E. (2020). Pemanfaatan Teknologi
Keputihan. Jurnal Biometrika Dan Informasi dan Komunikasi dalam
Kependudukan, 5(1), 43. Meningkatkan Gairah Belajar Siswa.
https://doi.org/10.20473/jbk.v5i1.2016.43-51 Indonesian Journal of Education
Juliansyah, & S, Z. (2021). Upaya Peningkatan Management and Administration Review,
Pengetahuan Remaja Putri Melalui 4(1), 180–185.
Penyuluhan Keputihan (Flour Albus) Pada Mularsih, S., & Elliana, D. (2019). Analisis
Siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Perilaku Pencegahan Keputihan Patologi
Sintang. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, Pada Remaja Putri Di Kabupaten Demak.
1(2), 228–240. Jurnal Ilmiah Maternal, III(2),67–72.
Kasdu, D. (2008). Solusi Problem Wanita Dewasa. Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan
Jakarta: Puspa Sehat. Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Infodatin Rineka Cipta.
Reproduksi Remaja-Ed.Pdf. In Situasi Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori
Kesehatan Reproduksi Remaja (Issue dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Remaja, pp. 1–8). Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Republik Indonesia. (2019). Kamus Besar Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Bahasa Indonesia (Edisi Kelima). Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Pengembangan Bahasa dan Pebukuan. Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Nugroho, T. (2012). Obstetri dan Ginekologi.
Medika. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lestari, S. (2018). Peran Teknologi dalam Oriza, N., & Yulianty, R. (2018). Faktor yang
Pendidikan di Era Globalisasi. Edureligia; Berhubungan dengan Kejadian Keputihan
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2), 94– Pada Remaja Putri di SMA Darussalam
100. Medan. Jurnal Bidan Komunitas, 1(3), 142.
https://doi.org/10.33650/edureligia.v2i2.459 https://doi.org/10.33085/jbk.v1i3.3954
Marhaeni, G. A. (2016). Keputihan Pada Wanita. Panghiyangani, R., Arifin, S., Fakhriadi, R.,
Jurnal Skala Husada, 13(1), 30–38. Kholishotunnisa, S., Annisa, A., Nurhayani,
Maysaroh, S., & Mariza, A. (2021). Pengetahuan S., & Herviana, N. S. (2018). Efektivitas
tentang keputihan pada remaja putri. Jurnal Metode Penyuluhan Kesehatan Terhadap
Kebidanan, 7(1), 104–108. Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan
Misni. (2011). Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: Tindakan Tentang Pencegahan Keputihan
EGC. Patalogis. Jurnal Berkala Kesehatan, 4(1),

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 10


18. https://doi.org/10.20527/jbk.v4i1.5655 Ngawi.Universitas Kusuma Husada
Pradnyandari, I. A. C., Surya, I. G. N. H. W., & Surakarta, 30, 1–14.
Aryana, M. B. D. (2019). Gambaran Sopiah, P. (2011). Mengenal Dan Memahami
pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang Dunia Afektif. Bandung: Dea Art Pustaka.
vaginal hygiene terhadap kejadian keputihan Sulistami, S., Yulia, R. N., T. L. M. (2014).
patologis pada siswi kelas 1 di SMA Negeri 1 Kesehatan Reproduksi Wanita. Mustika
Denpasar periode Juli 2018. Intisari Sains Pustaka Negeri.
Medis, 10(1), 88–94. Susilo, R. (2011). Pendidikan kesehatan dalam
https://doi.org/10.15562/ism.v10i1.357 keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Prayitno, S. (2014). Buku Lengkap Kesehatan Susiloningtyas, L. (2020). The Relation of
Organ Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Adolesent Girl Knowledge About Fluor
Saufa Albus.Stikes Pamenang 23–30.
Puspitaningrum, N. M. D. (2021). Gambaran Tim G-help. (2009). Seri Lembar Fakta G-help:
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Gender, Health and Environmental Linkages
Mengenai Keputihan di SMA Negeri 1 Program (G-help). 1–83.
Amlapura Tahun 2021. Poltekkes Kemenkes Umami, H., Rahmawati, F., & Maulida, M. N.
Denpasar. (2021). Pengaruh Media Video Edukasi
Romadhoni, B. A. (2019). Meredupnya Media Tentang Vulva Hygiene Terhadap Tingkat
Cetak, Dampak Kemajuan Teknologi Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri.
Informasi. An-Nida : Jurnal Komunikasi Saelmakers PERDANA, 4(1), 42–50.
Islam, 10(1). Widyastuty. (2011). Kesehatan Reproduksi.
https://doi.org/10.34001/an.v10i1.741 Yogyakarta: Fitramaya.
Salamah, U., Kusumo, D. W., & Mulyana, D. N. Yuniwati, C., Yusnaini,Y., & Khatimah, K. (2019).
(2020). Faktor perilaku meningkatkan resiko Pengaruh Media Audio Visual dan Media
keputihan. Jurnal Kebidanan, 9(1), 7. Leaflet Terhadap Tingkat Pengetahuan
https://doi.org/10.26714/jk.9.1.2020.7-14 Remaja Mas Darul Ihsan Aceh Besar Tentang
Senja, A.O; Widiastuti, Y. P. I. (2020). Tingkat Hiv/Aids. Jurnal Ilmiah PANNMED
Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition,
Reproduksi. Jurnal Keperawatan Sekolah Midwivery, Environtment, Dentist), 13(2),
Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, 12(1), 85–92. 116–120.
Septyana, M., Rohmatika, D., & Wulandari, R.
(2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Keputihan Dengan Perilaku Personal
Hygiene Pada Remaja Di Dusun
Tambakboyo Desa Tambakboyo Mantingan

JURU RAWAT : JURNAL UPDATE KEPERAWATAN | DESEMBER, 2022 VOLUME 2 NO. 2 | P. 1 - 11 11

Anda mungkin juga menyukai