Anda di halaman 1dari 10

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU VAGINAL HYGIENE DENGAN


KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI
DI SMAN 3 BATAM

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FINDY ANUGRAH MEDITA


61115076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2019
NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU VAGINAL HYGIENE DENGAN


KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI
DI SMAN 3 BATAM

Findy Anugrah Medita


Fakultas Kedokteran Universitas Batam

ABSTRAK

Findy Anugrah Medita, 61115076. 2018. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Vaginal
Hygiene dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri di SMAN 3 Batam. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Batam.

Latar Belakang : Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina bukan merupakan darah.
Keputihan dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku vaginal hygiene, dimana
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku. Pada
remaja yang kurangnya pengetahuan dan informasi tentang vaginal hygiene akan berdampak
pada perilaku remaja dalam menjaga hygienitas vaginanya. Remaja putri yang merawat
hygienitas vaginanya tidak baik akan dapat meningkatkan peluang terjadinya infeksi dan
menyebabkan keputihan dibandingkan remaja putri yang merawat hygienitas vaginanya
dengan benar. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat
mempengaruhi kepercayaan diri seorang wanita terutama bagi remaja.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional yang dilakukan di SMAN 3 Batam. Teknik pengambilan sampel adalah
simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 131 remaja putrid. Hasil penelitian
dianalisis dengan distribusi frekuensi , ditabulasi silang kemudian diuji dengan chi-square.

Hasil: Analisis uji chi–square tentang hubungan pengetahuan dengan kejadian keputihan
diperoleh p-value = 0,002, dan hubungan perilaku vaginal hygiene dengan kejadian keputihan
diperoleh p-value = 0,001.

Simpulan : Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan keputihan dengan kejadian keputihan dan ada hubungan yang bermakna
antara perilaku vaginal hygiene dengan kejadian keputihan pada remaja putri di SMAN 3
Batam.

Kata Kunci: Pengetahuan, Vaginal Hygiene, Keputihan.


NASKAH PUBLIKASI

THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND VAGINAL HYGIENE BEHAVIOR


WITH WHITE DISCHARGE EVENTS IN YOUNG WOMAN AT SMAN 3 BATAM

Findy Anugrah Medita


Faculty of Medicine University of Batam

ABSTRACT

Findy Anugrah Medita, 61115076. 2018. The Correlation of Knowledge and Vaginal
Hygiene Behavior with White Discharge Events in Young Women at SMAN 3 Batam. Script.
Faculty of Medicine, Batam University.

Background: White discharge is the fluid that comes out of the vagina is not blood. White
discharge can be influenced by knowledge and behavior of vaginal hygiene, where
knowledge is a very important domain for the formation of behavior. In adolescents who lack
knowledge and information about vaginal hygiene will have an impact on adolescent
behavior in maintaining the hygiene of her vagina. Young women who care for a vaginal
hygienist are not good will increase the chances of infection and cause white discharge
compared to young women who care for their vaginal hygienics. White discharge can also
cause discomfort that can affect a woman's confidence, especially for teenagers.

Methode: This type of research is observational analytic with cross sectional approach
conducted at SMAN 3 Batam. The sampling technique was random sampling with a total
sample of 131 young women. The results of the study were analyzed by frequency
distribution, cross tabulated and then tested by chi-square.

Result: Analysis of the chi-square test in the study of the correlation of knowledge to the
incidence of white discharge was obtained p-value = 0.002, and the relationship between
vaginal hygiene behavior and white discharge was obtained p-value = 0,001.

Conclusion: Based on this study it can be concluded that there is a significant correlation of
vaginal knowledge and the incidence of white discharge and there is a significant correlation
of vaginal hygiene behavior and white discharge in young women at SMAN 3 Batam.

Keywords: Knowledge, Vaginal Hygiene, White Discharge.


NASKAH PUBLIKASI

LATAR BELAKANG remaja dalam menjaga hygienitas


Salah satu masalah kesehatan vaginanya karena pengetahuan dan
reproduksi remaja adalah keputihan yang perilaku perawatan yang baik merupakan
sebenarnya berbahaya namun biasanya faktor penentu dalam memelihara
kurang diperhatikan. Kematangan organ hygienitas vagina. Daerah kewanitaan jika
reproduksi akan menjadi faktor pencetus tidak dibersihkan secara benar maka
keputihan bagi remaja putri terutama masa mempunyai peluang 3,5 kali terjadi infeksi
sebelum dan sesudah haid (Prawirohardjo, dan menyebabkan keputihan dibandingkan
2010). Keputihan juga dapat menimbulkan pada remaja putri yang membersihkan
rasa tidak nyaman yang dapat daerah kewanitaan dengan benar
mempengaruhi kepercayaan diri seorang (Prasetyowati, 2009).
wanita terutama bagi remaja (Ayuningsih Berdasarkan hasil penelitian yang
et al, 2010). dilakukan oleh Anita Ramayanti tahun
Menurut WHO (World Health 2016 tentang hubungan personal hygiene
Organization) memperkirakan 1 dari 20 dengan kejadian keputihan pada remaja
remaja di dunia mengalami keputihan putri di SMA Muhammadiyah 5
setiap tahunnya. Pada tahun 2013 jumlah Yogyakarta diperoleh hasil p sebesar
wanita didunia sebanyak 6,7 milyar jiwa 0,034. Hasil penelitian yang dilakukan
dan yang pernah mengalami keputihan Fitria Atapukang tahun 2017 tentang
sekitar 75%. Menurut Badan hubungan tingkat pengetahuan remaja
Kependudukan dan Keluarga Berencana putri tentang vulva hygiene dengan
Nasional (BKKBN) tahun 2012 di kejadian keputihan di SMP
Indonesia sebanyak 75% wanita pernah Muhammadiyah 1 Yogyakarta diperoleh
mengalami keputihan minimal satu kali hasil p sebesar 0,015.
dalam seumur hidupnya dengan kejadian Data dari survey kesehatan reproduksi
50% pada remaja dan 25% pada wanita remaja indonesia (SKRRI) tahun 2010
usia subur (WUS). Hal ini berkaitan gejala keputihan yang dialami oleh remaja
dengan cuaca yang lembab yang puteri banyak pada usia 15-24 tahun. Ini
mempermudah wanita Indonesia menunjukkan bahwa remaja putri
mengalami keputihan, dimana cuaca yang mempunyai resiko lebih tinggi mengalami
lembab dapat mempermudah keputihan. Pada penelitian ini populasi
berkembangnya infeksi jamur (Manuaba, yang dipilih adalah kelas X yang rata-rata
2010). berusia 15 tahun dan juga karena kelas X
Kejadian keputihan itu sendiri dapat merupakan masa peralihan dari masa SMP
dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku ke masa SMA, yang masih memiliki pola
vaginal hygiene seseorang, dimana pikir yang jarang memperhatikan masalah-
pengetahuan merupakan domain yang masalah reproduksi yang dialami. Kelas X
sangat penting bagi terbentuknya perilaku. juga merupakan kelas awal di SMA
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dimana remaja belum banyak
akan bertahan lama daripada perilaku yang mendapatkan pendidikan terkait kesehatan
tidak didasari oleh pengetahuan. Semakin reproduksi.
tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka Berdasarkan latar belakang diatas,
semakin tinggi kemampuan seseorang di banyak wanita yang mengalami keputihan
dalam melakukan penilaian terhadap suatu tetapi sering kali diabaikan terutama pada
materi atau objek. Penilaian tersebut yang remaja dan saat peneliti melakukan
akan menjadi landasan seseorang untuk pengamatan awal (Studi Pendahuluan) di
berperilaku (Notoatmodjo, 2012). SMAN 3 Batam, peneliti mengajukan
Pada remaja yang kurangnya beberapa pertanyaan yang berhubungan
pengetahuan dan informasi tentang vaginal dengan keputihan dan vaginal hygiene
hygiene akan berdampak pada perilaku pada 10 remaja putri, ternyata 90% masih
NASKAH PUBLIKASI

kurang mengerti tentang keputihan dan


vaginal hygiene dalam hal pengetahuan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perilaku
dan 70% memiliki perilaku vaginal Vaginal Hygiene pada Remaja Putri
hygiene yag buruk. Sehingga peneliti SMAN 3 Batam
tertarik melakukan penelitian di SMAN 3
Batam tentang “Hubungan Pengetahuan NO Perilaku Frekuensi Persentase
dan Perilaku Vaginal Hygiene dengan vaginal
hygiene (f) (%)
Kejadian Keputihan pada remaja putri di
SMAN 3 Batam”. 1 Baik 45 34,4

SUBJEK DAN METODE 2 Buruk 86 65,6


PENELITIAN Total 131 100
Jenis penelitian ini menggunakan
desain penelitian analitik dengan Dari tabel 4.2 diatas lebih dari separuh
pendekatan cross sectional. Penelitian ini remaja putri berpengetahuan buruk yaitu
dilakukan di SMAN 3 Batam pada bulan sebanyak 86 remaja putri (65,5%).
November-Desember 2018. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X Table 4.3 Distribusi Frekuensi Kejadian
SMAN 3 Batam yang berjumlah 210 orang Keputihan pada Remaja Putri SMAN 3
dan sampel pada penelitian ini sebanyak Batam
131 siswi kelas X dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan N Keputihan Frekuensi Persentase
O (f) (%)
random sampling dengan metode
multistage sampling atau menggunakan 1 Ya 96 73,3
lebih dari satu teknik random sampling. 2 Tidak 35 26,7
Data diambil menggunakan kuesioner dan Total 131 100
dianalisis menggunakan uji chi-square.
Dari tabel 4.3 diatas sebagian besar remaja
HASIL PENELITIAN putri mengalami keputihan yaitu sebanyak
Hasil penelitian merupakan hal penting 96 remaja putri (73,3%).
bagi peneliti ilmiah yang dapat dijelaskan
dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi 2. Analisis Bivariat
frekuensi.
Table 4.4 Hubungan Pengetahuan
1. Analisis Univariat tentang Vaginal Hygiene dengan
Kejadian Keputihan pada Remaja Putri
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi di SMAN 3 Batam
Pengetahuan tentang Vaginal Hygiene
pada Remaja Putri SMAN 3 Batam Kejadian keputihan
Total
N Pengetahuan Frekuensi Persentase Pengeta Persentase p
O (f) (%) huan Ya Tidak value
f % f % F %
1 Baik 78 59,5
2 Buruk 53 40,5 Baik 49 62,8 29 37,2 78 100
Total 131 100 0,002
Buruk 47 88,7 6 11,3 53 100

Dari tabel 4.1 diatas lebih dari separuh Total 96 35 131


remaja putri berpengetahuan baik yaitu
Keterangan ρ : NilaiProbabilitas
sebanyak 78 remaja putri (59,5%).
NASKAH PUBLIKASI

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari pengetahuan yang baik tentang vaginal
78 responden terdapat remaja putri yang hygiene. Pengetahuan remaja putri yang
memiliki tingkat pengetahuan baik dan baik disebabkan karena faktor yang
mengalami keputihan sebanyak 49 remaja mempengaruhinya seperti usia karena
putri (62,8%). semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pola pikir dan daya tangkap
seseorang sehingga pengetahuan yang
Table 4.5 Hubungan Perilaku Vaginal diperoleh akan semakin banyak. Remaja
Hygiene dengan Kejadian Keputihan putri yang menjadi responden pada
pada Remaja Putri di SMAN 3 Batam penelitian ini sudah memasuki masa
remaja menengah. Media massa juga
Perilaku
Kejadian keputihan Total p berpengaruh terhadap peningkatan
Vaginal Persentase value pengetahuan remaja putri karena di
Ya Tidak
Hygiene sekolah tersedianya WiFi gratis yang
f % f % f % membuat siswi dapat dengan bebas
Baik 22 48,9 23 51.1 45 100 mengakses informasi mengenai perilaku
0,001 vaginal hygiene. Selain itu lingkurang juga
Buruk 74 86 12 14 86 100
dapat mempengaruhi pengetahuan remaja
Total 96 35 131 putri seperti dilingkungan sekolah dan
lingkungan dirumah dimana setiap remaja
Keterangan ρ : NilaiProbabilitas
putri memiliki didikan yang berbeda beda
oleh orang tuanya.
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari
Pengetahuan adalah hasil dari tahu
86 responden terdapat remaja putri yang
setelah seseorang terhadap suatu objek dari
memiliki perilaku vaginal hygiene buruk
indra yang dimiliki yaitu indra
dan mengalami keputihan sebanyak 74
penglihatan, indra penciuman, indra
remaja putri (86%).
pendengaran, indra rasa, dan indra raba
(Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan dapat
PEMBAHASAN
dipengaruhi oleh usia, media massa,
lingkungan, sosial budaya, pendidikan, dan
1. Pengetahuan Vaginal Hygiene
pengalaman. Beberapa faktor tersebut
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
sangat mempengaruhi pengetahuan
4.1 tentang distribusi frekuensi
seseorang yang kemudian mempengaruhi
pengetahuan pada remaja putri di SMAN 3
kesadaran remaja tersebut untuk
Batam menunjukkan bahwa dari 131 orang
bagaimana cara mereka mencari tahu
responden didapatkan sebanyak 78 remaja
tentang vaginal hygiene dan keputihan.
putri (59,5%) memiliki pengetahuan yang
baik, dan sebanyak 53 remaja putri
2. Perilaku Vaginal Hygiene
(40,5%) memiliki pengetahuan yang
Berdasarkan hasil penelitian pada
buruk.
tabel 4.2 tentang distribusi frekuensi
Hasil penelitian ini sejalan dengan Lia
perilaku Vaginal Hygiene pada remaja
Nurmalasari (2015) dengan judul
putri di SMAN 3 Batam menunjukkan
hubungan antara tingkat pengetahuan
bahwa dari 131 orang responden
remaja putri mengenai kebersihan genitalia
didapatkan sebanyak 45 remaja putri
eksterna dan kejadian keputihan di SMA
(34,4%) memiliki perilaku vaginal hygiene
Negeri 1 Sukodono, di peroleh informasi
yang baik, dan sebanyak 86 remaja putri
hasil penelitian menunjukkan bahwa
(65,6%) memiliki perilaku vaginal
tingkat pengetahuan di SMA Negeri 1
hygiene yang buruk.
Sukodono baik yaitu 56,5%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Nur
Dari hasil penelitian ini lebih dari
Fadhilah Rahmah (2017) dengan judul
separuh remaja putri memiliki
NASKAH PUBLIKASI

hubungan pengetahuan dan perilaku hubungan personal hygiene dengan


personal kebersihan genital terhadap kejadian keputihan pada remaja putri SMA
kejadian keputihan pada santriwati Muhammadiyah 5 Yogyakarta, di peroleh
SMAS/MA di PPM Rahmatul Asri informasi hasil penelitian menunjukkan
Enrekang tahun 2017, di peroleh informasi bahwa kejadian keputihan di SMA
hasil penelitian menunjukkan bahwa Muhammadiyah 5 Yogyakarta yaitu
perilaku hygiene SMAS/MA di PPM sebanyak 83%.
Rahmatul Asri Enrekang buruk yaitu Dari hasil penelitian ini sebagian besar
53,1%. remaja putri mengalami keputihan. Remaja
Dari hasil penelitian ini lebih dari putri yang mengalami keputihan dapat
separuh remaja putri memiliki perilaku dipicu oleh perilaku vaginal hygiene yang
yang buruk dalam menjaga hygienitas buruk. Dari hasil penelitian yang
vaginanya. Perilaku vaginal hygiene yang menunjukkan sebagian besar responden
buruk pada remaja putri dapat disebabkan memiliki pengetahuan yang baik tentang
oleh faktor lingkungan, kebiasaan individu vaginal hygiene namun terdapat juga
itu sendiri dan ketidaktersediaan sarana responden mengalami kejadian keputihan
dan prasarana dalam mendukung perilaku maka dapat dikatakan selain perilaku yang
vaginal hygine. buruk keputihan juga dapat terjadi secara
Perilaku vaginal hygiene yang buruk fisiologis yang normal terjadi pada masa
meliputi kebiasaan menggunakan air yang remaja.
sudah tertampung di dalam ember untuk Keputihan merupakan keluarnya cairan
membersikan daerah kewanitaan, tidak selain darah dari liang vagina, keputihan
membersihkan daerah kewanitaan dari dibagi menjadi 2 yaitu keputihan fisiologis
arah depan (vagina) ke belakang (anus), dan patologis. Keputihan fisiologis
menggunakan sabun atau cairan pembersih (normal) adalah jika cairan yang keluar
yang bukan khusus untuk vagina dalam tidak terlalu kental, jernih, warna putih
membersihkan daerah kewanitaan, tidak atau kekuningan jika terkontaminasi oleh
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum udara, tidak disertai nyeri, dan tidak timbul
menyentuh daerah kewanitaan, kebiasaan rasa gatal yang berlebihan. Keputihan
menggunakan pantyliners, tidak patologis antara lain cairan yang sangat
tersedianya tisu untuk mengeringkan kenyal dan berubah warna, bau yang
daerah kewanitaan setelah buang air kecil menyengat, jumlahnya yang berlebih dan
atau buang air besar, tidak memakai celana menyebabkan rasa gatal, nyeri, serta rasa
dalam yang lembut dan menyerap, dan sakit dan panas saat berkemih
memakai pembalut yang lembut dan (Wiknjosastro, 2010). Ababa (2010)
menyerap (Amelia, 2012). mengatakan bahwa penyebab keputihan
adalah kuman, jamur, parasit, virus,
3. Kejadian Keputihan neoplasma, benda asing, dan gangguan
keseimbangan hormon.
Berdasarkan hasil penelitian yang
terdapat pada tabel 4.3 tentang distribusi 4. Hubungan Pengetahuan dengan
frekuensi kejadian keputihan pada remaja Kejadian Keputihan
putri di SMAN 3 Batam menunjukkan dari Dari tabel 4.4 tentang uji statistik
131 orang responden didapatkan sebanyak hubungan pengetahuan dan kejadian
35 remaja putri (26,7%) yang tidak keputihan pada remaja putri di SMAN 3
mengalami keputihan, dan sebanyak 96 Batam menunjukkan dari 131 orang
remaja putri (73,3%) yang mengalami responden didapatkan remaja putri dengan
keputihan. pengetahuan yang baik mengalami
Hasil penelitian ini sejalan dengan keputihan sebanyak 49 responden (62,8%)
Anita Ramayanti (2016) dengan judul sedangkan remaja putri dengan
NASKAH PUBLIKASI

pengetahuan yang baik tidak mengalami namun peningkatan pengetahuan tidak


keputihan sebanyak 29 responden (37,2%). selalu menyebabkan perubahan perilaku.
Remaja putri dengan pengetahuan yang Pengetahuan yang tercakup dalam domain
buruk mengalami keputihan sebanyak 47 kognitif mempunyai 6 tingkatan, tingkatan
responden (88,7%), dan remaja putri pertama tahu (Know) yaitu dalam hal ini
dengan pengetahuan yang buruk tidak dapat diartikan tahu dalam bentuk
mengalami keputihan sebanyak 6 pengalaman yang pernah dilihat dengan
responden (11,3%). panca indra, belum sampai dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan tingkatan memahami dan mengaplikasikan
penelitian yang dilakukan oleh Lia (Nur, 2012).
Nurmalasari (2015) dengan judul
hubungan antara tingkat pengetahuan 5. Hubungan Perilaku Vaginal Hygiene
remaja putri mengenai kebersihan genitalia dengan Kejadian Keputihan
eksterna dan kejadian keputihan di SMA Dari hasil penelitian pada tabel 4.5
Negeri 1 Sukodono. Dengan hasil tentang uji statistik hubungan perilaku
penelitian yaitu responden yang memiliki Vaginal Hygiene dengan kejadian
pengetahuan baik mengalami keputihan keputihan pada remaja putri di SMAN 3
42,9% dan pengetahuan yang baik tidak Batam menunjukkan bahwa dari 131 orang
mengalami keputihan sebanyak 71,0% responden didapatkan remaja putri yang
sedangkan pengetahuan yang buruk memiliki perilaku vaginal hygiene baik
mengalami keputihan 58,1% dan yang mengalami kejadian keputihan
pengetahuan yang buruk tidak mengalami sebanyak 22 responden (48,9%),
keputihan 29,0%. sedangkan remaja putri yang memiliki
Dari penelitian yang dilakukan hasil perilaku vaginal hygiene baik yang tidak
data yang diperoleh dari Chi-Square test mengalami kejadian keputihan sebanyak
didapatkan p = 0,002 , dimana 0,002 < 23 responden (51,1%). Remaja putri yang
0,05. Ho ditolak sehingga dapat memiliki perilaku vaginal hygiene buruk
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang mengalami kejadian keputihan
yang bermakna antara pengetahuan sebanyak 74 responden (86%), sedangkan
dengan kejadian keputihan pada remaja Remaja putri yang memiliki perilaku
putri di SMAN 3 Batam. vaginal hygiene buruk yang tidak
Dari hasil penelitian ini didapatkan mengalami kejadian keputihan sebanyak
remaja putri yang berpengetahuan baik 12 responden (14%).
masih mengalami keputihan dikarenakan Hasil penelitian ini sejalan dengan
perilaku vaginal hygiene remaja putri yang hasil penelitian Anita Ramayanti (2016)
cenderung masih buruk sehingga dapat dengan judul hubungan personal hygiene
menyebabkan bakteri, jamur dan parasit dengan kejadian keputihan pada remaja
dapat berkembang, selain keputihan putri SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta.
patologis juga terdapat keputihan fisiologis Dengan hasil penelitian yaitu perilaku baik
yangmana biasanya terjadi pada masa mengalami keputihan sebanyak 100% dan
sekitar ovulasi karena produksi kelenjar- perilaku yang baik tidak mengalami
kelenjar mulut rahim, dan juga dipengaruhi keputihan sebanyak 0%, sedangkan
oleh faktor lain. perilaku yang buruk mengalami keputihan
Pengetahuan yang baik mengenai 75% dan perilaku yang buruk tidak
bagaimana cara merawat organ kewanitaan mengalami keputihan 25%.
merupakan faktor yang dapat mencegah Dari penelitian yang dilakukan hasil
dan menurunkan resiko terjadinya data yang diperoleh dari Chi-Square test
keputihan pada seseorang karena dapat didapatkan p = 0,001 dimana 0,001 < 0,05.
menimbulkan kesadaran untuk berperilaku Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
baik dalam menjaga hygienitas vaginanya, bahwa terdapat hubungan yang bermakna
NASKAH PUBLIKASI

antara perilaku vaginal hygiene dengan Keputihan pada remaja putri di SMAN
kejadian keputihan pada remaja putri di 3 Batam dengan nilai p= 0,002.
SMAN 3 Batam. 5. Terdapat hubungan yang signifikan
Dari hasil penelitian ini didapatkan antara perilaku vaginal hygiene dengan
remaja putri yang memiliki perilaku buruk kejadian keputihan pada remaja putri di
mengalami keputihan dikarenakan SMAN 3 Batam dengan nilai p= 0,001.
kebiasaan remaja putri atau sarana
prasaran yang tidak mendukung remaja Saran
putri dalam berperilaku vaginal hygiene 1. Bagi Responden
menyebabkan pertumbuhan flora abnormal Siswi perlu menerapkan pengetahuan
seperti bakteri, jamur, dan parasit sehingga yang didapat dalam bentuk perilaku
dapat memicu terjadinya keputihan. vaginal hygiene.
Perilaku vaginal hygiene yaitu tindakan 2. Bagi Sekolah
dalam mempertahankan atau memelihara Diharapkan sekolah dapat melakukan
kebersihan daerah sekitar vagina. Perilaku penyuluhan tentang perawatan vagina
vaginal hygiene itu sendiri meliputi yang baik dan menyediakan
membasuh vagina dari arah depan ke sarana/prasarana untuk mendukung
belakang dengan hati-hati, menggunakan perilaku vaginal hygiene.
air bersih setelah buang air kecil, buang air 3. Bagi Institusi
besar, dan mandi, Mengganti pakaian Hasil peneliti ini diharapkan dapat
dalam, minimal 2 kali sehari, menjadi sumber informasi dan referensi
menggunakan pembalut berbahan lembut bagi mahasiswa / mahasiswi.
dan diganti minimal 3 kali sehari, mencuci 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
tangan sebelum menyentuh daerah Diharapkan peneliti selanjutnya
kewanitaan, dan menggunakan celana untuk melakukan observasi lebih
dalam yang bersih, kering dan terbuat dari mendalam kepada responden untuk
bahan katun (Amelia, 2012). mengurangi adanyan nilai atau hasil
KESIMPULAN DAN SARAN yang subjektif.

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA


1. Lebih dari separuh remaja putri SMAN
3 Batam memiliki pengetahuan vaginal Ababa, M. (2010). Memahami Kesehatan
hygiene yang baik yaitu 59,5%. Dan Reproduksi Wanita. Jakarta:
kurang dari separuh remaja putri Ercon
SMAN 3 Batam memiliki pengetahuan Adam et al. (2011). Infeksi Menular
vaginal hygiene yang buruk yaitu Seksual. Edisi 4. Jakarta: Balai
40,5%. Penerbit FKUI
2. Lebih dari separuh remaja putri SMAN Amelia. (2012). Gambaran Perilaku
3 Batam memiliki perilaku vaginal Remaja Putri Menjaga
hygiene buruk yaitu 65,6%. Dan kurang Kebersihan Organ Genitalia
dari separuh remaja putri SMAN 3 dalam Mencegah Keputihan.
Batam memiliki perilaku vaginal Jakarta: UGM
hygiene baik yaitu 34,4% Ayuningsih et al. (2010). Cara holistik dan
3. Sebagian besar remaja putri SMAN 3 praktis atasi gangguan khas pada
Batam mengalami kejadian keputihan kesehatan wanita. Jakarta:
yaitu 73,3%. Dan sebagian kecil remaja Bhuana Ilmu Populer
putri SMAN 3 Batam tidak mengalami BKKBN. (2012). Kesehatan Reproduksi
keputihan yaitu 26,7%. Remaja, Informasi Ringkas.
4. Terdapat hubungan yang signifikan Jakarta: Rineka Cipta
antara Pengetahuan dengan Kejadian
NASKAH PUBLIKASI

Kusmiran, E. (2012). Kesehatan WHO. (2014). Situasi kesehatan


Reproduksi Remaja dan Wanita. reproduksi remaja. Diambil pada
Jakarta: Salemba Medika 15 juli 2018
Notoatmodjo, S. (2012). Ilmu Perilaku http/www.who.int/epsi/reproduksi
Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka WHO. (2013). Pendidikan seksual remaja.
cipta Diambil pada tanggal 15 juli 2018
Nurhayati, A. (2013). Hubungan http/www.who.int/epsi/pendidkan
Pengetahuan Sikap dan Perilaku _detail.asp?id.
Vaginal Hygiene terhadap Wiknjosastro. (2010). Ilmu Bedah
Kejadian Keputihan Patologis Kebidanan. Jakarta : Bina
pada Remaja Putri Usia 13-17 Pustaka.
Tahun di Daerah Pondok Cabe Yunaefi, I.(2016). Pengetahuan dan
Ilir. UIN syarif hidayatullah: Perilaku Vaginal Hygiene
jakarta berkaitan dengan Kejadian
Pemenkes RI. (2014). Tentang Info data Keputihan Pada Siswi Di SMP
dan informasi kementerian Arjuno Kota Batu.Universitas
kesehatan RI. Jakarta Tribhuwana Tunggadewi :
Peraturan Menteri Pendidikan dan malang
Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 24 Tahun 2007. Tentang
Standar Sarana dan Prasarana
untuk SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA. Jakarta
Prasetyowati et al. (2009).Hubungan
Personal Hygiene dengan
kejadian Keputihan pada siswi
SMU Muhammadiyah Metro
tahun 2009 jurnal kesehatan
Metro Sai Wawai Volume II No.2
Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Reineke et al.(2016).Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap Mengenai
Vulva Hygiene dengan Kejadian
Keputihan pada Siswi Kelas X di
SMK Tarunamata.Universitas
Kristen Satya Wacana: Salatiga
Riwidikdo, H.(2010). Statistik Kesehatan.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
Sastroasmoro, S & Sofyan, I. (2010).
Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi ketiga.
Jakarta: Sagung Seto
Survey Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKRRI).
(2010).Kesehatan Remaja di
Indonesia. Diambil pada tanggal
01 juli 2018 http://www.idai.or.id

Anda mungkin juga menyukai