SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ABSTRAK
Findy Anugrah Medita, 61115076. 2018. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Vaginal
Hygiene dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri di SMAN 3 Batam. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Batam.
Latar Belakang : Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina bukan merupakan darah.
Keputihan dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku vaginal hygiene, dimana
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku. Pada
remaja yang kurangnya pengetahuan dan informasi tentang vaginal hygiene akan berdampak
pada perilaku remaja dalam menjaga hygienitas vaginanya. Remaja putri yang merawat
hygienitas vaginanya tidak baik akan dapat meningkatkan peluang terjadinya infeksi dan
menyebabkan keputihan dibandingkan remaja putri yang merawat hygienitas vaginanya
dengan benar. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat
mempengaruhi kepercayaan diri seorang wanita terutama bagi remaja.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional yang dilakukan di SMAN 3 Batam. Teknik pengambilan sampel adalah
simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 131 remaja putrid. Hasil penelitian
dianalisis dengan distribusi frekuensi , ditabulasi silang kemudian diuji dengan chi-square.
Hasil: Analisis uji chi–square tentang hubungan pengetahuan dengan kejadian keputihan
diperoleh p-value = 0,002, dan hubungan perilaku vaginal hygiene dengan kejadian keputihan
diperoleh p-value = 0,001.
Simpulan : Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan keputihan dengan kejadian keputihan dan ada hubungan yang bermakna
antara perilaku vaginal hygiene dengan kejadian keputihan pada remaja putri di SMAN 3
Batam.
ABSTRACT
Findy Anugrah Medita, 61115076. 2018. The Correlation of Knowledge and Vaginal
Hygiene Behavior with White Discharge Events in Young Women at SMAN 3 Batam. Script.
Faculty of Medicine, Batam University.
Background: White discharge is the fluid that comes out of the vagina is not blood. White
discharge can be influenced by knowledge and behavior of vaginal hygiene, where
knowledge is a very important domain for the formation of behavior. In adolescents who lack
knowledge and information about vaginal hygiene will have an impact on adolescent
behavior in maintaining the hygiene of her vagina. Young women who care for a vaginal
hygienist are not good will increase the chances of infection and cause white discharge
compared to young women who care for their vaginal hygienics. White discharge can also
cause discomfort that can affect a woman's confidence, especially for teenagers.
Methode: This type of research is observational analytic with cross sectional approach
conducted at SMAN 3 Batam. The sampling technique was random sampling with a total
sample of 131 young women. The results of the study were analyzed by frequency
distribution, cross tabulated and then tested by chi-square.
Result: Analysis of the chi-square test in the study of the correlation of knowledge to the
incidence of white discharge was obtained p-value = 0.002, and the relationship between
vaginal hygiene behavior and white discharge was obtained p-value = 0,001.
Conclusion: Based on this study it can be concluded that there is a significant correlation of
vaginal knowledge and the incidence of white discharge and there is a significant correlation
of vaginal hygiene behavior and white discharge in young women at SMAN 3 Batam.
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari pengetahuan yang baik tentang vaginal
78 responden terdapat remaja putri yang hygiene. Pengetahuan remaja putri yang
memiliki tingkat pengetahuan baik dan baik disebabkan karena faktor yang
mengalami keputihan sebanyak 49 remaja mempengaruhinya seperti usia karena
putri (62,8%). semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pola pikir dan daya tangkap
seseorang sehingga pengetahuan yang
Table 4.5 Hubungan Perilaku Vaginal diperoleh akan semakin banyak. Remaja
Hygiene dengan Kejadian Keputihan putri yang menjadi responden pada
pada Remaja Putri di SMAN 3 Batam penelitian ini sudah memasuki masa
remaja menengah. Media massa juga
Perilaku
Kejadian keputihan Total p berpengaruh terhadap peningkatan
Vaginal Persentase value pengetahuan remaja putri karena di
Ya Tidak
Hygiene sekolah tersedianya WiFi gratis yang
f % f % f % membuat siswi dapat dengan bebas
Baik 22 48,9 23 51.1 45 100 mengakses informasi mengenai perilaku
0,001 vaginal hygiene. Selain itu lingkurang juga
Buruk 74 86 12 14 86 100
dapat mempengaruhi pengetahuan remaja
Total 96 35 131 putri seperti dilingkungan sekolah dan
lingkungan dirumah dimana setiap remaja
Keterangan ρ : NilaiProbabilitas
putri memiliki didikan yang berbeda beda
oleh orang tuanya.
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari
Pengetahuan adalah hasil dari tahu
86 responden terdapat remaja putri yang
setelah seseorang terhadap suatu objek dari
memiliki perilaku vaginal hygiene buruk
indra yang dimiliki yaitu indra
dan mengalami keputihan sebanyak 74
penglihatan, indra penciuman, indra
remaja putri (86%).
pendengaran, indra rasa, dan indra raba
(Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan dapat
PEMBAHASAN
dipengaruhi oleh usia, media massa,
lingkungan, sosial budaya, pendidikan, dan
1. Pengetahuan Vaginal Hygiene
pengalaman. Beberapa faktor tersebut
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
sangat mempengaruhi pengetahuan
4.1 tentang distribusi frekuensi
seseorang yang kemudian mempengaruhi
pengetahuan pada remaja putri di SMAN 3
kesadaran remaja tersebut untuk
Batam menunjukkan bahwa dari 131 orang
bagaimana cara mereka mencari tahu
responden didapatkan sebanyak 78 remaja
tentang vaginal hygiene dan keputihan.
putri (59,5%) memiliki pengetahuan yang
baik, dan sebanyak 53 remaja putri
2. Perilaku Vaginal Hygiene
(40,5%) memiliki pengetahuan yang
Berdasarkan hasil penelitian pada
buruk.
tabel 4.2 tentang distribusi frekuensi
Hasil penelitian ini sejalan dengan Lia
perilaku Vaginal Hygiene pada remaja
Nurmalasari (2015) dengan judul
putri di SMAN 3 Batam menunjukkan
hubungan antara tingkat pengetahuan
bahwa dari 131 orang responden
remaja putri mengenai kebersihan genitalia
didapatkan sebanyak 45 remaja putri
eksterna dan kejadian keputihan di SMA
(34,4%) memiliki perilaku vaginal hygiene
Negeri 1 Sukodono, di peroleh informasi
yang baik, dan sebanyak 86 remaja putri
hasil penelitian menunjukkan bahwa
(65,6%) memiliki perilaku vaginal
tingkat pengetahuan di SMA Negeri 1
hygiene yang buruk.
Sukodono baik yaitu 56,5%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Nur
Dari hasil penelitian ini lebih dari
Fadhilah Rahmah (2017) dengan judul
separuh remaja putri memiliki
NASKAH PUBLIKASI
antara perilaku vaginal hygiene dengan Keputihan pada remaja putri di SMAN
kejadian keputihan pada remaja putri di 3 Batam dengan nilai p= 0,002.
SMAN 3 Batam. 5. Terdapat hubungan yang signifikan
Dari hasil penelitian ini didapatkan antara perilaku vaginal hygiene dengan
remaja putri yang memiliki perilaku buruk kejadian keputihan pada remaja putri di
mengalami keputihan dikarenakan SMAN 3 Batam dengan nilai p= 0,001.
kebiasaan remaja putri atau sarana
prasaran yang tidak mendukung remaja Saran
putri dalam berperilaku vaginal hygiene 1. Bagi Responden
menyebabkan pertumbuhan flora abnormal Siswi perlu menerapkan pengetahuan
seperti bakteri, jamur, dan parasit sehingga yang didapat dalam bentuk perilaku
dapat memicu terjadinya keputihan. vaginal hygiene.
Perilaku vaginal hygiene yaitu tindakan 2. Bagi Sekolah
dalam mempertahankan atau memelihara Diharapkan sekolah dapat melakukan
kebersihan daerah sekitar vagina. Perilaku penyuluhan tentang perawatan vagina
vaginal hygiene itu sendiri meliputi yang baik dan menyediakan
membasuh vagina dari arah depan ke sarana/prasarana untuk mendukung
belakang dengan hati-hati, menggunakan perilaku vaginal hygiene.
air bersih setelah buang air kecil, buang air 3. Bagi Institusi
besar, dan mandi, Mengganti pakaian Hasil peneliti ini diharapkan dapat
dalam, minimal 2 kali sehari, menjadi sumber informasi dan referensi
menggunakan pembalut berbahan lembut bagi mahasiswa / mahasiswi.
dan diganti minimal 3 kali sehari, mencuci 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
tangan sebelum menyentuh daerah Diharapkan peneliti selanjutnya
kewanitaan, dan menggunakan celana untuk melakukan observasi lebih
dalam yang bersih, kering dan terbuat dari mendalam kepada responden untuk
bahan katun (Amelia, 2012). mengurangi adanyan nilai atau hasil
KESIMPULAN DAN SARAN yang subjektif.