Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KEPUTIHAN DENGAN PERILAKU

PERSONAL HYGIENE PADA REMAJA DI DUSUN TAMBAKBOYO DESA


TAMBAKBOYO MANTINGAN NGAWI

Melinda Septyana 1) , Dheny Rohmatika 2), Retno Wulandari 3)


1)
Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Kusuma Husada Surakarta
melinda.septi6@gmail.com
2)3)
Dosen Mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Ilmu
KesehatanUniversitas Kusuma Husada Surakarta
dhenyr82@gmail.com

Abstrak
Salah satu permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja adalah penyakit infeksi
saluran reproduksi salah satunya adalah keputihan. Data penelitian menunjukkan bahwa
75% perempuan di dunia pasti mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidupnya.
Masih banyak perempuan yang tidak mengetahui tentang keputihan dan cara
pencegahannya serta personal hygiene yang kurang baik yang bisa menyebabkan
keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
tentang keputihan dengan perilaku personal hygiene pada remaja di dusun Tambakboyo
desa Tambakboyo Mantingan Ngawi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif
korelasional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 44 responden. Penelitian ini
dilaksanakan di Dusun Tambakboyo Desa Tambakboyo Mantingan Ngawi. Pengambilan
sampel yang digunakan yaitu dengan tekhnik Purposive sampling. Analisa data dilakukan
dengan menggunakan Uji Spearman Rank Test.
Hasil penelitain pada tanggal 27 September 2020 didapatkan hasil uji statistik
menunjukkan nilai P value < 0,001 yang berarti terdapat hubungan tingkat pengetahuan
keputihan dengan perilaku personal hygiene pada remaja di Dusun Tambakboyo Desa
Tambakboyo Mantingan Ngawi.
Kesimpulan pada penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan remaja putri
tentang keputihan di Dusun Tambakboyo Desa Tambakboyo Mantingan Ngawi dalam
kategori cukup.

Kata Kunci: Pengetahuan, Keputihan, Personal Hygiene


Daftar Pustaka: 30 (Tahun 2010-2019)

1
The Relationship between Knowledge Level of Leucorrhoea and Personal
Hygiene Behavior of Adolescents in Tambakboyo Hamlet
Tambakboyo Village Mantingan Ngawi

Melinda Septyana 1) , Dheny Rohmatika 2), Retno Wulandari 3)


1)
Student of the Undergraduate Midwifery Study Program Faculty of Health Sciences
Kusuma Husada University Surakarta
melinda.septi6@gmail.com
2)3)
Lecturers of Undergraduate Midwifery Study Program Faculty of Health Sciences
Kusuma Husada University Surakarta
dhenyr82@gmail.com

Abstract
One of the reproductive health problems in adolescents is a disease of
reproductive tract infections, one of which is vaginal discharge. Research data shows
that 75% of women in the world must experience vaginal discharge at least once in their
life. There are still many women who do not know about vaginal discharge and how to
prevent it and poor personal hygiene This research aims to determine the relationship
between the level of knowledge about vaginal discharge and personal hygiene behavior
in adolescents in Tambakboyo hamlet, Tambakboyo village, Mantingan Ngawi.
This research is a quantitative research with a research design descriptive
correlational. The population in this study amounted to 44 respondents.This research was
conducted in Tambakboyo Hamlet Tambakboyo Village Mantingan Ngawi. The sampling
used was purposive sampling technique. Data analysis was carried out using the
Speaman Rank Test.
The results of the research on September 27 2020 showed that the statistical test
results showed a P value < 0.001 which means that there is a relationship between the
level of knowledge of leucorrhoea and personal hygiene behavior in adolescents in
Tambakboyo Hamlet, Tambakboyo Village, Mantingan Ngawi.
The conclusion in this study found that the knowledge of young women about
vaginal discharge in Tambakboyo Hamlet, Tambakboyo Village, Mantingan Ngawi was
in the sufficient category.

Keywords: Knowledge, Leucorrhoea, Personal Hygiene


Bibliography: 30 (years 2010-2019)

2
PENDAHULUAN memuaskan sebelum dan sudah menikah
Kesehatan reproduksi menurut (Nugroho, 2010).
Kemenkes RI (2015) adalah keadaan
Keputihan atau flour albus
sehat secara fisik, mental, dan sosial
adalah kondisi vagina saat
secara utuh, tidak semata-mata bebas
mengeluarkan cairan atau lendir
dari penyakit atau kecacatan yang
menyerupai nanah yang disebabkan oleh
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan
kuman. Terkadang, keputihan dapat
proses reproduksi. Ruang lingkup
menimbulkan rasa gatal,bau tidak enak,
pelayanan kesehatan repoduksi menurut
dan berwarna hijau. Faktor hormonal,
International Conference Population
kebersihan, dan suasana pH vagina ikut
and Development (ICPD) tahun 1994 di
memengaruhi munculnya gejala
Kairo terdiri dari kesehatan ibu dan
keputihan.Keputihan sebenarnya tidak
anak, keluarga berencana, pencegahan
perlu diobati.
dan penanganan infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS, kesehatan Jika dirasa mulai mengganggu,
reproduksi remaja, pencegahan dan seperti munculnya rasa gatal dan nyeri,
penanganan komplikasi aborsi, sebaiknya keputihan harus benar-benar
pencegahan dan penanganan infertilitas, diwaspadai dan tidak boleh dianggap
kesehatan reproduksi usia lanjut, deteksi remeh. Gangguan ini dapat
dini kanker saluran reproduksi serta menimbulkan kemandulan dan kanker.
kesehatan reproduksi lainnya seperti Dalam keadaan yang normal, vagina
kekerasan seksual, sunat perempuan dan yang sehat memproduksi cairan untuk
sebagainya. membersihkan vagina. Cairan tersebut
Kesehatan reproduksi menurut juga berfungsi sebagai pelumas saat
Depkes RI adalah suatu keadaan sehat, hubungan seksual yang berfungsi untuk
secara menyeluruh mencakup fisik, membantu penetrasi penis,serta
mental dan kedudukan sosial yang membantu fungsi reproduksi. Keputihan
berkaitan dengan alat, fungsi serta itu sendiri terjadi terus menerus atau
proses reproduksi, dan pemikiran hanya pada waktu-waktu tertentu saja
kesehatan reproduksi bukan hanya (Prawirohardjo, 2011).
kondisi yang bebas dari penyakit,
Keputihan tidak selalu bersifat
melainkan juga bagaimana seseorang
patologis, namun demikian pada
dapat memiliki seksual yang aman dan
umumnya orang menganggap keputihan

3
sebagai hal yang normal. Pendapat ini Menular Seksual (IMS) (Sulistianingsih
tidak sepenuhnya benar, karena ada R, dkk, 2011).
berbagai sebab yang dapat
Keputihan masih dianggap
mengakibatkan keputihan. Keputihan
bukan hal yang serius di kalangan
yang normal memang merupakan hal
remaja putri, sehingga dalam menjaga
yang wajar. Keputihan yang normal
kebersihan organ genitalia pada remaja
memang terjadi pada perempuan, yaitu
putri masih kurang. Hal tersebut dapat
yang terjadi menjelang dan setelah masa
dilihat dari masih banyaknya remaja
menstruasi dan akan hilang sendiri.
putri yang memakai celana ketat dan
Namun, keputihan yang tidak normal
dalam memakai celana dalam mereka
(patologis) dapat menjadi petunjuk
cenderung memilih yang berbahan
adanya penyakit yang harus diobati
bukan dari katun. Padahal keputihan
(Kusmiran, 2012).
mungkin disebabkan oleh celana
Perempuan yang tidak bisa panjang yang ketat dan atau celana
membedakan keputihan normal dalam yang terbuat dari serat sintetik
(fisiologis) dan keputihan yang tidak (nilon) (Kusmiran, 2012).
normal (patologis) tidak akan tahu
Ada beberapa remaja putri yang
dirinya mengidap penyakit atau tidak.
memakai sabun pembersih vagina hanya
Perempuan yang beranggapan keputihan
karena terbujuk oleh iklan yang ada di
fisiologis adalah keputihan patologis
media masa dan kebanyakan dari
akan membuatnya merasa tidak nyaman
mereka hanya ikut-ikutan dengan teman
dan merasa cemas dirinya menderita
yang lain tanpa mengetahui sejauh mana
suatu penyakit kelamin, dan jika
pembersih itu digunakan dan manfaat
perempuan yang beranggapan keputihan
yang didapatkan. Menggunakan sabun
patologis adalah keputihan fisiologis
pembersih vagina memang merupakan
akan membuat perempuan tersebut
salah satu cara untuk mengobati dan
mengabaikan keputihan yang
mencegah keputihan dengan indikasi
dideritanya sehingga penyakit yang
yang tepat.
diderita bisa semakin parah yaitu
terjadinya infeksi dari bakteri, virus, Namun demikian dalam
jamur, atau juga parasit, yang bisa penggunaan sabun pembersih yang tidak
menyebabkan terjadinya kasus Infeksi tepat selain membunuh bakteri-bakteri
yang merugikan juga dapat membunuh

4
flora normal yang ada di sekitar indonesia yang lembab menjadi salah
kemaluan perempuan, padahal flora satu penyebab banyaknya wanita
normal tersebut harus ada sebagai sistem indonesia yang mengalami keputihan,
pertahanan dari bakteri merugikan. hal ini berbeda dengan eropa yang
Dengan matinya flora normal maka akan hawanya kering sehingga wanita dapat
mudah terjadi keputihan (Hariana R, tidak mudah terinfeksi jamur.
dkk, 2013).
Wanita Eropa yang mengalami
Menurut World Hellt keputihan hanya 25% saja. Angka ini
Organization (2010) masalah berbeda tajam dengan Indonesia, di
kesehatan reproduksi perempuan yang mana presentase wanita Indonesia
buruk telah mencapai 33% dari jumlah sebanyak 75% wanita yang berada di
total beban penyakit yang diderita pada Indonesia pernah mengalami keputihan
perempuan didunia salah satunya dalam hidupnya paling tidak satu kali.
keputihan. Sekitar 75% wanita dunia Di Indonesia wanita mengalami
pasti mengalami keputihan paling tidak keputihan disebabkan keadaan iklim
sekali dalam seumur hidup dan 45% Indonesia lemab berbeda dengan eropa
diantaranya dapat mengalami keputihan yang beriklim kering (Hurlock, 2011).
sebanyak 2 kali atau lebih. Di Indonesia
Personal hygiene merupakan
sekitar 90% wanita berpotensi
suatu tindakan untuk memelihara
mengalami keputihan karena negara
kebersihan dan kesehatan untuk
Indonesia adalah daerah yang beriklim
mencegah resiko terjadinya penyakit.
tropis, sehingga jamur muda
Salah satu tindakan dalam menjaga
berkembang yang mengakibatkan
personal hygiene yang harus dilakukan
banyaknya kasus keputihan.
untuk mencegah keputihan adalah
Dari Data Badan Kordinasi mengganti celana dalam setiap terasa
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, sudah lembab terutama bila sehabis
2011), di Indonesia sebanyak 75% beraktivitas fisik yang melelahkan dan
wanita pernah mengalami keputihan mengeluarka banyak keringat (Sarwono,
minimal satu kali dalam hidupnya dan 2013).
45% diantaranya bisa mengalami
Berdasarkan hasil penelitian
keputihan sebanyak dua kali atau lebih.
dari Endah Puji Rahayu (2017) tingkat
Angka ini berbeda tajam dengan eropa
pengetahuan tentang keputihan dalam
yang hanya 25% saja. Kondisi cuaca

5
kategori cukup sebanyak 33 (58.9%), dan 3 remaja tidak mengalami
tingkat pengetahuan tentang pengertian keputihan. Pada saat tejadi keputihan 7
keputihan dalam kategori baik sebanyak remaja desa mengatakan tidak
43 (76.8%), tingkat pengetahuan tentang mengganti celana dalamnya saat
jenis keputihan dalam kategori baik lembab. Remaja mengatakan sering
sebanyak 29 (51.8%), tingkat menggunakan celana dalam yang ketat
pengetahuan tentang penyebab dan tidak mudah menyerap keringat.
keputihan dalam kategori cukup Dari wawancara yang dilakukan
sebanyak 27 (48.2%), tingkat ditemukan bahwa kurangnya perilaku
pengetahuan tentang gejala keputihan personal hygiene.
dalam kategori cukup dan kurang
Berdasarkan hasil survei dengan
sebanyak 25 (44.6%), tingkat
10 remaja desa peneliti tertarik untuk
pengetahuan tentang pencegahan
melakukan penelitian dengan judul
keputihan dalam kategori cukup
”Hubungan tingkat pengetahuan
sebanyak 29 (51.8%).
tentang keputihan dengan perilaku
Disamping penelitian Endah personal hygiene pada remaja di desa
Puji Rahayu (2017) penelitian lain yang Tambakboyo Mantingan Ngawi”.
dilakukan Muhamad, Anto J. Hadi,dan Tujuan Penelitian ini adalah untuk
Ahmad Yani (2019) bahwa terdapat mengetahui Hubungan tingkat
hubungan antara pengetahuan remaja pengetahuan tentang keputihan dengan
putri dengan pencegahan keputihan perilaku personal hygiene pada remaja.
dengan menggunakan uji Chi Square
METODOLOGI
nilai Pvalue 0,003 <0,05. Tidak terdapat
Penelitian ini merupakan
hubungan sikap remaja putri dengan
penelitian kuantitatif dengan desain
pencegahan keputihan dengan
penelitian deskriptif korelasional.
menggunakan uji Chi Square nilai P
Populasi dalam penelitian ini berjumlah
value 0,174> 0,05.
44 responden. Penelitian ini
Berdasarkan hasil survei data dilaksanakan di Dusun Tambakboyo
awal yang dilakukan peneliti pada 10 Desa Tambakboyo Mantingan Ngawi.
Januari 2020 dengan mewawancarai 10 Pengambilan sampel yang digunakan
remaja di Desa Tambakboyo Mantingan yaitu dengan tekhnik Purposive
Ngawi, didapatkan data 7 remaja sampling. Analisa data dilakukan
mengalami keputihan disekitar vagina

6
dengan menggunakan Uji Spearman sehingga dalam mendapatkan informasi
Rank Test. mengenai kesehatan sangat mudah.

Tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Distribusi frekuensi karakteristik
Karakteristik Responden
responden berdasarkan pendidikan
Tabel 1.
Tingkat Frekuensi Persentase
Distribusi frekuensi karakteristik
Pendidikan (%)
responden berdasarkan usia
SMP 15 34
Umur Frekuensi Persentase
SMA/SMK 25 57
(%)
Perguruan 4 9
14-16 17 38,6
Tinggi
17-20 27 61,4
Total 44 100
Total 44 100,0

Hasil penelitian diperoleh hasil


Berdasarkan hasil penelitian
bahwa mayoritas yang menjadi
umur responden berkisar antara 14-20
responden memiliki pendidikan
tahun. Mayoritas yang menjadi
SMA/SMK yakni sebanyak 25 orang
responden berusia 17-20 tahun remaja
atau 57%. Kenyataan ini menunjukkan
atau 61,4%. Remaja akhir pada usia ini
responden dilihat dari pendidikan
masa konsolidasi menuju periode
pendidikan terakhir sangat beragam
dewasa sehingga mudah untuk
dan mayoritas menyelesaikan
menerima informasi. Penelitian
pendindikan tingkat atas.
sebelumnya telah dilakukan oleh Sari
(2012) dengan latar belakang remaja Menurut Melmambessy Moses
usia yang sama, namun tempat tinggal (2012) pendidikan adalah proses
yang berbeda dengan pondokan, yang pengalihan pengetahuan secara
mana pola tingkah laku dan lingkungan sistematis dari seseorang kepada orang
di pondokan mengharuskan remaja yang lain sesuai standar yang telah ditetapkan
masih labil agar mandiri dalam oleh para ahli. Dengan adanya transfer
mengurus masalah hidupnya berbeda pengetahuan tersebut diharapkan dapat
dengan remaja di sekolah umum merubah sikap tingkah laku,
lainnya, mereka tinggal bersama orang kedewasaan berpikir dan kedewasaan
tua, memiliki akses internet yang mudah kepribadian.

7
Analisis Univariat didukung dengan pendapat
Tabel 3. Notoadmodjo (2010) yang menyatakan
Distribusi frekuensi karakteristik bahwa pengetahuan merupakan segala
responden berdasarkan tingkat sesuatu yang timbul dari rasa
pengetahuan keingintahuan manusia yang berasal dari
Kategori Jumlah Persentase panca indra manusia terhadap suatu
(%) objek tertentu.
Baik 12 27,3
Hasil penelitian dari Diyah Ayu
Cukup 32 72,7
Susilowati (2015) tentang Gambaran
Kurang 0 0,0
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Total 44 100,0
Kelas X dan XI Tentang Keputihan di
SMA Negeri 2 Ngaglik Kabupaten
Hasil pengukuran tingkat
Sleman Yogyakarta Tahun 2015
pengetahuan remaja Desa Tambakboyo
sebagian memiliki pengetahuan cukup
Mantingan Ngawi tentang keputihan
yaitu 53 siswa (51,0%). Faktor yang
menunjukkan bahwa mayoritas
mempengaruhi adalah lingkungan yang
responden memiliki tingkat pengetahuan
kurang mendukung dalam memberikan
yang cukup sebanyak 32 orang (72,7%),
informasi.Salah satu akses informasi
sedangkan responden yang berada dalam
dalam sekolah ini adalah perpustakaan,
kategori pengetahuan baik sebanyak 12
walaupun di perpustakaan di SMA ini
orang (27,3%). Banyaknya remaja putri
cukup lengkap selain tersedianya buku
yang berpengetahuan cukup dikarenakan
yang menunjang dalam pembelajaran di
faktor lingkungan yang mendukung
perpustakaan ini juga terdapat artikel
memberikan informasi.
yang membahas tentang masalah
Salah satu akses informasi di kesehatan reproduksi, seks bebas dan
balai desa adalah papan informasi yang napza. Namun dari fasilitas buku
lengkap dan juga terdapat informasi perpustakaan yang cukup lengkap ini
tentang masalah reproduksi tetapi tidak tidak didukung dengan rasa
didukung dengan rasa keingintahuan keingintauan para siswa dalam mencari
remaja untuk membaca papan informasi informasi khususnya kesehatan
khususnya tentang kesehatan reproduksi. reproduksi secara mandiri masih kurang,
Kebanyakan remaja datang ke balai desa kebanyakan dari mereka hanya mencari
hanya saat ada keperluan saja. Hal ini saat diberikan tugas oleh para guru saja.

8
Tabel 4. dalam yang berbahan katun, dan
Distribusi frekuensi karakteristik menjaga daerah kewanitaan.
responden berdasarkan perilaku Pada penelitian ini salah satu
personal hygiene faktor yang mempengaruhi perilaku
personal hygiene pada seseorang adalah
Kategori Jumlah Persentase (%)
cukup pengetahuan dan cukup perilaku
Baik 13 29,5
personal hygiene terutama pada daerah
Cukup 31 70,5
kewanitaanya masih banyak yang belum
Kurang 0 0,0
mengetahui bagaimana cara
Total 44 100,0
membersihkanya dengan baik, seperti
Hasil pengukuran perilaku
membersihkan dari arah yang salah,
personal hygiene remaja Desa
tidak mencuci tangan sebelum
Tambakboyo Mantingan Ngawi bahwa
menyentuh alat genetalianya, dan
mayoritas responden memiliki perilaku
menggunakan sabun antiseptic dalam
personal hygiene dalam kategori cukup
membersihkan alat genetalianya.
sebanyak 31 orang (70,5%), sedangkan
Hasil ini serupa dengan hasil
responden yang memiliki perilaku
penelitian yang dilakukan oleh Dewi
personal hygiene dalam kategori baik
Susanti tentang Hubungan Pengetahuan
sebanyak 13 orang (29,5%). Sikap
Dan Personal Hygiene Remaja Putri
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Dengan Kejadian Flor Albus Di
diantaranya adalah orang lain di sekitar
Gampong Paloh Naleueng Kecamatan
dapat ikut mempengaruhi sikap
Titeu Kabupaten Pid bahwa dari 41
seseorang. Mudahnya informasi yang
responden mayoritas memiliki personal
didapat baik dari media cetak maupun
hygiene baik yaitu sebanyak 43,9%,
elektronik saat ini sangat mendukung.
sedangkan dalam kategori sedang
Media disini memiliki peranan penting
sebanyak 41,5% dan rendah sebanyak
dalam penyampaian informasi, adanya
14,6% (Susanti D, 2013). Hal ini
informasi baru bagi terbentuknya sikap
dikarenakan remaja putri memiliki
(Notoatmodjo, 2011). Di dalam sebuah
perilaku personal hygiene dan tingkat
kelurga harus menjaga kesehatan
pengetahuan keputihan yang baik juga
terutama pada wanita remaja misalnya
informasi yang.mendukung.
harus mandi 2 kali sehari, mengganti
Berbanding terbalik dengan
baju 2 kali sehari, memakai celanan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Annisa Nurhayati (2013) yang

9
mendapatkan hasil dari 130 responden menurut untuk mempertahankan
sebanyak 53,8% orang responden perawatan diri baik secara sendiri
memiliki sikap negatif. Faktor negatif maupun dengan bantuan, dapat melatih
ini dikarenakan motivasi dalam menjaga hidup sehat/ bersih dengan memperbaiki
vulva hygiene sudah kurang tumbuh dan gambaran atau persepsi terhadap
tanggapan tentang keputihan masih kesehatan dan kebersihan, serta
kurang. Sikap sangat dipengaruhi oleh menciptakan penampilan yang sesuai
beberapa faktor yaitu orang lain dengan kebutuhan kesehatan. Membuat
disekitar, lingkungan, pengetahuan, dan rasa nyaman dan relaksasi dapat
informasi dari media cetak maupun dilakukan untuk menghilangkan
elektronik. kelelahan, mencegah infeksi, mencegah
gangguan sirkulasi darah, dan
Analisis Bivariat mempertahankan integritas pada
Berdasarkan uji analisis statistik jaringan kulit. Personal hygiene yang
menggunakan program SPSS dengan baik bukan hanya dapat mencegah
menggunakan uji Spearman rank test, terjadinya flour albus tetapi juga dapat
didapatkan hasil p=0,001 dan r=0,498. menghindari penyakit lainnya, seperti
Dengan p=0.001 berarti ada hubungan gatal-gatal, jamur dan sebagainya
yang signifikan antara tingkat (Pratiwi, 2012).
pengetahuan keputihan dengan perilaku Berdasarkan hal itu maka
personal hygiene karena p < 0,005 peneliti berasumsi bahwa semakin
sedangkan nilai koefisien korelasi cukup tingkat pengetahuan maka
(r=0,498) yang menunjukkan bahwa semakin cukup perilaku personal
arah korelasi positif dengan kekuatan hygiene, sebaliknya bahwa semakin
korelasi yang sedang (tingkat hubungan kurang tingkat pengetahuan maka
kuat) atara variabel yang diuji. semakin kurang perilaku personal
Personal hygiene yang tidak hygiene. Pada penelitian ini salah satu
baik akan mempermudah tubuh faktor yang mempengaruhi perilaku
terserang berbagai penyakit, seperti personal hygiene pada seseorang adalah
penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit kurangnya pengetahuan tentang perilaku
mulut, penyakit saluran cerna, dan dapat personal hygiene terutama pada daerah
menghilangkan fungsi bagian tubuh kewanitaanya masih banyak yang belum
tertentu, seperti halnya kulit. Adapun mengetahui bagaimana cara
tujuan umum dari personal hygiene membersihkanya dengan baik.

10
KESIMPULAN DAN SARAN tentang pentingnya keputihan dan
a. Kesimpulan perilaku personal hygiene pada
Berdasarkan hasil penelitian dan wanita dengan cara banyak
pembahasan dapat disimpulkan membaca buku atau konsultasi ke
sebagai berikut : pelayanan kesehatan di
1. Remaja yang memiliki Puskesmas.
pengetahuan yang cukup 2. Bagi peneliti selanjutnya
sebanyak 32 orang (72,7%), Hasil penelitian ini dapat
sedangkan remaja yang berada dijadikan bahan penelitian bagi
dalam kategori pengetahuan baik peneliti selanjutnya dan dapat
sebanyak 12 orang (27,3%). digunakan sumber referensi untuk
2. Remaja memiliki perilaku penelitian selanjutnya dan dapat
personal hygiene dalam kategori lebih mengembangkan penelitian
cukup sebanyak 31 orang ini.
(70,5%), sedangkan remaja yang 3. Bagi Tenaga Kesehatan
memiliki perilaku personal Hasil penelitian ini diharapkan
hygiene dalam kategori baik dapat memberikan motivasi
sebanyak 13 orang (29,5%). kepada tenaga kesehatan untuk
3. Ada hubungan yang signifikan melakukan promosi kesehatan
antara tingkat pengetahuan mengenai gangguan kesehatan
tentang keputihan dengan reproduksi khususnya tentang
personal hygiene karena Pvalue < keputihan dan perilaku personal
0,001 sedangkan nilai koefiesien hygiene pada remaja putri.
korelasi 0,498 artinya hubungan
antar variabel cukup, arah korelasi UCAPAN TERIMA KASIH
searah karena bernilai positif. 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep
b. Saran selaku Rektor Universitas
Berdasarkan hasil penelitian dan Kusuma Husada Surakarta.
pembahasan serta kesimpulan yang
2. Atiek Murhayati,
dibuat, beberapa saran dari peneliti
S.Kep.,Ns.,M.Kep, Selaku Dekan
adalah:
Fakultas Ilmu Kesehatan
1. Bagi remaja
Universitas Kusuma Husada
Disarankan untuk remaja lebih
Surakarta.
memperdalam pengetahuan

11
3. Desy Widyastutik, SST.,M.Keb, DAFTAR PUSTAKA
Selaku Ketua Program Studi Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.

Kebidanan Program Sarjana Jakarta: Rineka Cipta.


Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian.
Universitas Kusuma Husada
Jakarta: Rineka Cipta.
Surakarta.
BKKBN. 2011. Informsi Kesehatan
4. Kepala Desa Tambakboyo
ReproduksiRemaja.www.bkkbn.g
Mantingan Ngawi yang
o.id tanggal akses 27 Mei 2020.
memberikan ijin dan arahan untuk Dwi Nur Baety, Eka Riyanti, Diah
peneliti dalam penelitian. Astutiningrum. 2019. Efektifitas
5. Dheny Rohmatika, S.SiT.,M.Kes, Air Rebusan Daun Sirih Hijau
selaku pembimbing I yang telah dalam Mengatasi Keputihan Kelas
memberikan masukan dan arahan XI SMA Muhammadiyah 1
selama penyusunan skripsi. Gombong.

6. Retno Wulandari, SST.,M.Keb , Departemen Kesehatan RI. 2015.


Laporan Hasil Riset Kesehatan
selaku pembimbing II yang telah
Dasar Indonesia.
memberikan masukan dan arahan
Jakarta:Departemen Kesehatan.
selama penyusunan skripsi.
Endah Puji Rahayu, 2017. Gambaran
7. Seluruh Dosen dan Staf
Pengetahuan Remaja Putri
Universitas Kusuma Husada Tentang Keputihan Di Pondok
Surakarta yang telah membekali Pesantren Kuno Putri Mbalong
ilmu pengetahuan, memberikan Nogotirto Gamping Sleman 2017.
petunjuk dan nasehat selama Hariana, R, dkk. “Pengaruh pendidikan
penulis menjalani pendidikan. kesehatan terhadap pengetahuan
8. Responden / subyek penelitian remaja putri dalam menjaga

yang sudah bersedia menjadi kebersihan organ genetalia untuk


mencegah keputihan di Madrasah
responden dan mengisi kuesioner
aliyah DDI Attaufiq padaelo kab.
penelitian.
Barru”. Laporan Hasil Penelitian.
9. Semua pihak yang telah
Makassar: STIKES Nani
membantu dan memberi
Hasanudin, 2013.
dukungan dalam menyelesaikan Hurlock, E. B. 2011. Psikologi
skripsi. Perkembangan Pendekatan

12
Sepanjang Rentang Kehidupan Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
(terjemahan). Jakarta:Erlangga. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Indriyani R, Yuli Indriyawati. “ Rineka Cipta
Hubungan Personal Hygiene Nugroho, Taufan, 2010. Kesehatan
Dengan Kejadian Keputihan Pada Wanita Gender dan
Siswi Ma Al-Hikmah Aengdeke permasalahannya.
Bluto. Laporan hasil penelitian. Jogjakarta:Nuha Medika.
Sumenep: UNIJA Sumenep, Prawirohardjo, sarwono. 2011.
2012. Kesehatan Reproduksi problem
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan dan Solusinya.Jakarta : Salemba
Reproduksi dan Wanita.Jakarta: Medika.
Salemba Medika. Pratiwi I.G.D. 2012. Hubungan Personal
Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Hygiene dengan Kejadian
Reproduksi dan Wanita.Jakarta: Kputihan pada siswi Ma Al-
Salemba Medika. Hikmah Aeng Deke Bluto. Jurnal
Moses, Melmambessy. "Analisis Kesehatan “Wiraraja Medika”.
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, Prawirohardjo, sarwono. 2012.
dan Pengalaman Kerja terhadap Kesehatan Reproduksi problem
Produktivitas Kerja Pegawai dan Solusinya.Jakarta : Salemba
Dinas Pertambangan dan Energi Medika.
Provinsi Papua." Media Riset Sari, R P. 2012. Hubungan Pengetahuan
Bisnis & Manajemen 12.1 .2012 dan Prilaku Remaja Putri dengan
Mubarok dan Chayanti. 2010, Buku Kejadian Keputihan di kelas XII
Ajar Kebutuhan Dasar Manusia SMA Negeri I Seunuddoon
Teori dan Aplikasi Dalam Praktik, Kabupaten Aceh Utara Tahun
EGC, Jakarta. 2012. Jurnal Kesehatan
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Masyarakat. Diakses 5 September
Penelitian Kesehatan. Jakarta: 2017,
Rineka Cipta. Shadine, M. 2012. Penyakit
Notoatmodjo, S. 2011. Metodologi Wanita.Yogyakarta:Citra Pustaka
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yogyakarta.
Rineka Cipta. Sibagariang, Rangga P, dan Rismalinda.
2010. Kesehatan Reproduksi

13
Wanita. Jakarta : Trans Info keperawatan dan kesehatan
Media. Universitas Muhammadyah
Susanti, Dewi. “Hubungan Pengetahuan Semarang, 2011.
Dan Personal Hygiene Remaja Susilowati, D.A. (2015), Gambaran
Putri Dengan Kejadian Flor Albus Tingkat Pengetahuan Remaja
Di Gampong Paloh Naleueng Putri Kelas X dan XI Tentang
Kecamatan Titeu Kabupaten Pid.” Keputihan di SMA Negeri 2
Karya tulis ilmiah. Banda Aceh:” Ngaglik Kabupaten Sleman.
STIKES U’budiyah program studi Yuli Irnawati, Hubungan Personal
DIII Kebidanan, 2013. Hygiene Dan Penggunaan Cairan
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pembersih Vagina Dengan
Kuantitatif Kualitatif dan Kejadian Keputihan Pada Remaja
Kombinasi, cet 7, Bandung: Putri Di Desa Winong Kecamatan
Alfabeta. Pati Kabupaten Pati, 2019.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Zuriati Muhamad, Anto J. Hadi, Ahmad
Kuantitatif Kualitatif dan Yani, 2019. Pengetahuan Dan
Kombinasi, cet 7, Bandung: Sikap Remaja Putri Dengan
Alfabeta. Pencegahan Keputihan Di Mts
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Negeri Telaga Biru Kabupaten
Kuantitatif Kualitatif dan Gorontalo, 2019.
Kombinasi, cet 7, Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
Kombinasi, cet 7, Bandung:
Alfabeta.
Sulistianingsih, R, dkk. “Hubungan
Pengetahuan Dengan Sikap
Perempuan Usia Subur Tentang
Keputihan Fisiologis Dan
Patologis Di Lapas Perempuan
Kelas IIA Kota Semarang Tahun
2011”. Laporan hasil penelitian.
Malang: Fakultas ilmu

14

Anda mungkin juga menyukai