Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan atau transisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa dengan batasan usia 10-19 tahun, yang ditandai dengan perubahan fisik dan

psikologis. Perubahan fisik pada remaja putri ditandai dengan salah satunya adalah

menstruasi. Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur setiap bulan sebagai tanda

bahwa organ reproduksi telah berfungsi secara matang yang terjadi secara alamiah pada

wanita. S etiyaningrum, E. (2015).

Seseorang yang tidak menjaga hygiene yang baik saat menstruasi akan mudah

mengalami infeksi alat reproduksi. Daerah genetalia yang lembab akan mengakibatkan

tumbuhnya jamur kandida dan bakteri yang dapat menyebabkan pruiritas vulvae yang

ditandai dengan adanya sensasi gatal, infeksi serta keputihan pada daerah vagina.

Pruiritas vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus yang muncul karena buruknya

personal hygiene dan hygiene menstruasi (44%), karena alergen dan produk kewanitaan

(30%), serta karena kelainan patologik pada vulva (26%). Dampak lain yang bisa terjadi

apabila perilaku personal hygiene jelek adalah dapat terkena infeksi saluran kemih,

kanker serviks dan kesehatan reproduksi lainnya. Nugroho, T. (2013). Personal hygien

saat menstruasi dapat dilakukan dengan cara mengganti pembalut setiap 4 jam dalam

sehari. Setelah mandi serta buang air, vagina dikeringkan dengan tisue atau handuk agar

tidak lembab. Pemakaian celana dalam yang baik terbuat dari bahan yang mudah

menyerap keringat (Solita, 2003).


Upaya peningkatan kesehatan dengan cara meningkatkan pengetahuan pada

remaja sangat penting dilakukan, karena jika remaja tidak mengetahui cara – cara

personal hygiene yang benar maka akan timbul beragam masalah seperti pengeluaran

cairan vagina flour albus, iritasi, timbulnya masalah infeksi pada saluran kemih, bau

yang tidak menyenangkan dan infeksi pada daerah vagina (vaginitis). Vaginitis terjadi

ketika vagina telah terganggu oleh adanya mikroorganisme patogen atau perubahan

lingkungan vagina yang memungkinkan mikroorganisme patogen berkembang

biak/berproliferasi. Iritasi perineal nonspesifik (vulvovaginitis) pada remaja umumnya

disebabkan karena perineal hygiene yang tidak adekuat. Indah. 2012.

Berdasarkan data WHO tahun 2010, angka kejadian infeksi saluran reproduksi

(ISR) tertinggi di dunia adalah pada usia remaja (35%-42%) dan dewasa muda (27%-

33%), angka prevalensi candidiasis (25- 50%), bacterialvaginosis (20-40%) dan

trichomoniasis (5- 15%). Negara Indonesia memiliki iklim yang panas dan lembab,

sehingga wanita Indonesia lebih rentan mengalami ISR, berdasarkan data statistik di

Indonesia tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja putri berusia 10-14 tahun berperilaku

hygiene sangat buruk (Priyitno, 2014).

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Individu yang mempunyai pengetahuan tentang

personal hygiene maka akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah adanya

penyakit. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan mengakibatkan

wanita tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi dan personal hygiene yang kurang

pada remaja dapat menimbulkan masalah kesehatan reproduksi4 . Hasil penelitian

tentang pengetahuan personal hygiene menstruasi dari 54 responden yang memiliki


pengetahuan kurang sebanyak 48 responden (88,9%)9 . Sedangkan hasil penelitian lain

menyebutkan, responden dengan pengetahuan kurang tentang personal hygiene saat

menstruasi sebanyak 55 responden (53,9%). Setianingsih, A., (2016).

Perilaku hygiene saat menstruasi sangatlah penting dilakukan oleh wanita dengan

tujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun

mental Haswita. (2017).Personal hygiene saat menstruasi merupakan langkah awal

untuk mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang bersih akan meminimalkan risiko

seseorang terjangkit suatu penyakit. Dwi S, A., “Hubungan Pengetahuan Remaja …..”

167 Wanita dengan perilaku personal hygiene yang rendah menganggap kebersihan

adalah masalah yang tidak penting, hal tersebut jika dibiarkan maka akan terjadinya

penyakit yang berhubungan dengan kebersihan alat genetalia. Trisnamiati, A., dkk.

(2017).

Personal hygiene berawal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal yang

artinya perseorangan dan Hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan

bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun

psikisnya.Isroin L (2012).Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012. Kebersihan diri/personal

hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi

berbagai faktor, diantaranya: budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga,

pengetahuan tentang perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri. Uliyah M .

Jakarta: EGC; 2008.


Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut

mengenai “ Hubungan pengetahuan dan sikap remaja terhadap personal hygine di

pondok pesantren yayasan bin dahlan.

B.Rumus Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap personal

hygiene saat menstruasi pada remaja putri di Pondok pesantren yayasan bin dahlan?

C.Tujuan Penelitian

1.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku terhadap personal

hygiene saat menstruasi pada remaja putri di Pondok pesantren yayasan bin dahlan

1.2 Tujuan khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap dengan perilaku

terhadap perdonal hygiene saat menstruasi pada remaja putri di Pondok

pesantren yayasan bin dahlan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten

Indra Giri Hilir.

b. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan perilaku terhadap personal hygiene

saat menstruasi pada remaja putri di Pondok pesantren yayasan bin dahlan

Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir.


c. Diketahuinya hubungan Sikap dengan perilaku terhadap personal hygiene saat

menstruasi pada remaja putri di Pondok pesantren yayasan bin dahlan Benteng

Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir.

C.Maanfaat penelitian

1.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan remaja

tentang personal hygiene dan mengubah sikap dan perilaku atau respon terhadap

kebiasaan yang kurang baik dalam melakukan personal hygiene saat menstruasi.

1.2. Manfaat Praktis

Mencoba kemampuan penulis melakukan penelitian dalam timgkat pengetahuan

dan sikap dengan perilaku sehingga dapat mendorong peneliti untuk terus

mengembangkan diri, berwawasan luas dan bersikap professional.

E.HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka konsep penelitian maka hipotesis yang di anjurkan dalam

penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan dan sikap remaja terhadap personal hygine menstruasi

H0 : Tidak ada hubungan dan sikap remaja terhadap personal hygine menstruasi

Anda mungkin juga menyukai