PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis
dalam kehidupan seseorang. Dimana masa ini sebagai peralihan dari masa
anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan mulai dari
fisik, mental, emosional, dan sosial. Salah satu tanda remaja secara biologi
pada remaja putri yaitu mulainya remaja mengalami menstruasi.
Menstruasi dimulai saat pubertas dan kemampuan seorang wanita untuk
mengandung anak atau masa reproduksi. Menstruasi biasanya dimulai
antara usia 10 sampai 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk
kesehatan,dan status nutrisi dan berat tubuh juga relatif terhadap tinggi
tubuh (Simanjuntak dan Siagian, 2020). Walaupun begitu, pada
kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah saat menstruasi
karena tidak menjaga kebersihan organ reproduksi salah satunya
mengalami infeksi dan iritasi (Ali dan Asrori, 2016).
Menurut WHO (World Health Organisation, 2015), angka kejadian
perilaku personal hygine yang buruk di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan disetiap dunia tanpa sadar melakukannya. Dari hasil
penelitian di Amerika persentase kejadian perilaku personal hygiene
sekitar 60%, Swedia 72%, Mesir 75%, dan Indonesia 55%. (WHO, 2015).
Badan pusat statistic (2021), melaporkan bahwa jumlah remaja
perempuan usia 10-14 tahun di provinsi Jawa Barat pada tahun 2020
berjumlah 2.0375.03 penduduk. Sedangkan di Bekasi pada tahun yang
sama tercatat 1.663.67 jumlah remaja putri membutuhkan perhatian dalam
mengenal jati dirinya terutama jika remaja sudah memasuki usia remaja
awal dimana pada usia tersebut kebanyakan dari mereka telah mengalami
masa menstruasi yang memerlukan perhatian khusus, salah satunya pada
personal hygine saat menstruasi. sehingga remaja dapat tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang dewasa dan sehat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis akan
mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine
dengan perilaku remaja putri saat menstruasi di MTs. Miftahul Huda
Bekasi, dengan fokus pada :
1. Penelitian Novianti, Yasnani dan Erawan (2016) membuktikan bahwa
masih banyak remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang
personal hygiene kurang sebanyak (60,6%) sehingga menyebabkan
perilaku personal hygiene saat menstruasi kurang baik sebanyak
(57,6%). (Astuti dan Utami, 2017).
2. Berdasarkan Data Riskesdas (2018), remaja putri berusia 10-14 tahun
mempunyai permasalahan terhadap reproduksinya sedangkan data
statistik indonesia dari 43,3 juta jiwa remaja putri berusia 10-14 tahun
berperilaku hygiene sangat buruk. Hasil riset membuktikan bahwa 5,2
anak-anak remaja putri di 17 Provinsi di Indonesia mengalami keluhan
yang sering terjadi setelah menstruasi akibat tidak menjaga
kebersihannya (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
3. Department Kesehatan Jawa Barat tahun 2011 sekitar 316 orang
mengalami infeksi pada genetalia eksternal, dan 529 orang mengalami
keputihan pada remaja putri (Riks, 2011). Kejadian infeksi pada organ
reproduksi tahap awal usia 10-18 tahun yaitu 35-42% dan pada remaja
tahap akhir usia 18-22 tahun sebesar 27-33% (Pythagoras, 2017).
4. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 April
2022 di MTs. Miftahul Huda Bekasi dengan cara mewawancara.
Diketahui bahwa dari 11 siswi kelas 7-9, (Usia 12-14 tahun) 7 orang
diantaranya mengatakan bahwa ketika menstruasi mengganti pembalut
hanya 1-2 kali sehari, dan mencuci kemaluan dari arah belakang
kedepan sehingga mereka mengatakan sering merasakan gatal pada
daerah vagina terutama saat mentruasi, dan 4 remaja putri telah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan
masalah, sebagai berikut :
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang personal hygiene dengan perilaku remaja putri
saat menstruasi di MTs. Miftahul Huda Bekasi
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
manfaat dan menjadi sumber referensi bagi perkembangan ilmu
keperawatan serta dapat memperluas pemahaman ilmu pengetahuan
dan informasi mengenai hubungan pengetahuan dengan perilaku
remaja dalam menjaga kesehatan organ reproduksi saat menstruasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan Keperawtan
Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi
tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine
dengan perilaku remaja putri saat menstruasi. Serta dapat
memberikan wawasan betapa pentingnya informasi mengenai
pentingnya personal hygine saat menstruasi bagi remaja putri
b. Bagi siswi MTs. Miftahul Huda Bekasi
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
sekolah mengenai dampak positif dari menjaga kebersihan atau
personal Hygine yang baik saat menstruasi dan dampak negatif
bila tidak melakukan personal hygine dengan baik. Bagi peneliti
selanjutnya :
c. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini menambah data tau informasi sebagai sumber
referensi literatur dan bahan penelitian lain terkait Hubungan
Tingkat pengetahuan Personal hygine dengan Perilaku saat
menstruasi pada remaja.
b. Ciri-ciri Remaja
1. Dalam Putro (2017) rentang masa remaja pasti memilki ciri-
ciri tertentu yang membuatnya berbeda dari periode sebelum
dan sesudah masa remaja nya. Masa remaja merupakan sebuah
masa yang sulit bagi remaja maupun orangtuanya. Beberapa
kesulitan yang dialami oleh remaja berangkat dari fenomena
remaja sendiri dengan beberapa perilaku khusus, yaitu:
a) Remaja sudah mulai menyampaikan kebebasannya dan
haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Hal ini
dapat menciptakan ketegangan dan perselisihan dan dapat
menjauhkan remaja dari keluarganya.
b) Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya
daripada ketika mereka masih kanak-kanak. Ini berarti
bahwa pengaruh orangtua
Dari penjelasan tersebut maka ciri-ciri remaja dari Ahyani et al
(2018) adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan fisik.
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik
berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar
pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang
meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon
pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat,
yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya
dalam sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih
awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa
wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria.
Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai
oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi
semen.
Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini
adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat
2. Konsep Menstruasi
a. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari rahim yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus. Kondisi ini terjadi karena
tidak ada pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga lapisan
dinding rahim (endometrium) yang sudah menebal untuk persiapan
kehamilan menjadi luruh. Jika seorang wanita tidak mengalami
kehamilan, maka siklus menstruasi akan terjadi setiap bulannya.
Umumnya siklus menstruasi pada wanita yang normal
adalah 28-35 hari dan lama haid antara 3-7 hari. Siklus menstruasi
pada wanita dikatakan tidak normal jika siklus haidnya kurang dari
21 hari atau lebih dari 40 hari. siklusmenstruasi merupakan waktu
sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi
periode berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi adalah
jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya
menstruasi berikutnya (Sinaga et al., 2017).
b. Fisiologi Menstruasi
Beberapa fase dalam siklus menstruasi di dalam Sinaga (2017)
adalah sebagai berikut :
1. Siklus Endomentrium
a) Fase menstruasi
Fase ini adalah fase yang harus dialami oleh seorang
wanita dewasa setiap bulannya. Sebab melalui fase ini
wanita baru dikatakan produktif. Oleh karena itu fase
menstruasi selalu dinanti oleh para wanita, walaupun
kedatangannya membuat para wanita merasa tidak nyaman
untuk beraktifitas. Biasanya ketidaknyamanan ini terjadi
4. Konsep Perilaku
a. Definisi Perilaku
Perilaku dilihat dari segi psikologis merupakan sesuatu
aktvitas organisme ( mahluk hidup ), yang bersangkutan. Sehingga
yang dimaksud dengan perilaku manusia pada dasarnya adalah
perlakuan atau kegiatan dari manusia sendiri yang memiliki
bentangan yang sangat luas. Perilaku juga merupakan apa yang
dikerjakan oleh organisme tersebut, baik diamati secara langsung
maupun tidak langsung, bahwa hal ini merupkan perilaku yang
terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi seperti yang disebut rangsangan, dengan begitu suatu
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi perilaku
( Notoatmojo, 2014 ).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut World Health Organization (dalam Notoatmojo, 2012),
faktor yang mempengaruhi seseorang berprilaku tertentu karena
empat alasan pokok, berikut :
1) Sikap
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktek).
Perilaku belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk
terwujudnya Tindakan diperlukan faktor lain diantaranya,
fasilitas, sarana, dan prasarana
2) Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. Seseorang untuk memperoleh
pengetahuan bahwa apa itu panas adalah setelah memperoleh
pengelaman tangan atau kakinya terkena api dan terasa panas.
Seseorang akan sering mengganti pembalut karena sebelumnya
malas mengganti pembalut yang akhirnya menyebabkan
vagina terasa gatal dan panas.
3) Kebudayaan
3) Pengunaan Pembalut
Pembuluh darah dalam rahim sangat rentan untuk terjadinya
infeksi pada saat menstruasi, oleh karena itu harus lebih menjaga
kebersihan pada alat kelamin karena kuman mudah sekali masuk
dan bisa menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Maka
pilihlah pembalut dengan daya serap yang tinggi supaya kita
merasa nyaman saat selama menggunakan pembalut. Sebaiknya
menggunakan pembalut yang tidak mengandung gel, karena gel
dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan
menyebabkan timbulnya rasa gatal. Selama menstruasi pembalut
harus diganti secara teratur 3-4 kali pada hari ke dua ke tiga.
Sedangkan menurut Lianawati (2012), penggunaan pembalut
harus diganti secara teratur selama 3-4 jam sehari.
4) Penggunaan celana dalam
Penggunaan celana dalam harus diganti secara teratur 2 kali
sehari. Pakaian dalam yang tidak diganti akan menyebabkan
kondisi lembab yang dapat munculnya jamur dan bakteri yang
dapat mengganggu kesehatan reproduksi. Lalu gunakan pakaian
dalam yang berbahan katun untuk memprmudah penyerapan, dan
jangan menggunakan celana dalam yang terlaku ketat akan
menekan daerah kewanitaan dan membuat suasana menjadi
lembab.
e. Dampak Personal Hygine yang tidak baik saat menstruasi
Handayani, (2018), menjelaskan bahwa dampak yang dapat terjadi
jika seseorang kurang memperhatikan kebersihan organ genetalia
saat menstruasi dalam waktu dekat akan mudah mengalami demam,
gatal-gatal pada kulit vagina, radang pada permukaan vagina, rasa
panas atau sakit pada bagian bawah perut dan keputihan (Yuni,
2015).
Selain itu dampak yang mungkin ditimbulkan jika memiliki
personal hygine yang buruk adalah terkena kanker leher rahim
B. Kerangka Teori
Tabel . 2.1 Kerangka Teori
Perilaku Personal Hygiene
Pengetahuan Tentang Personal
Saat Menstruasi Pada
Hygiene saat menstruasi
remaja putri :
1. Pengertian personal
1. Menjaga kebersihan
hygiene saat menstruas
rambut genetalia
2. Tujuan personal hygiene
saat menstruasi 2. Menjaga kebersihan
3. Penggunaan pembalut tubuh dan genetalia
4. Membersihkan alat saat menstruasi
kelamin pada wanita
5. Penggunaan celana dalam 3. Penggunaan pembalut
4. Penggunaan celana
dalam
= diteliti
= tidak diteliti
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dari suatu penelitian.
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti terdapatnya jawaban sementara atas
pernyataan-pertanyaan penelitian, dan keasliannya akan dibuktikan dalam
penelitian. Hipotesis adalah pernyataan tentatif tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. (Sujarweni, 2020).
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variable yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur variable bersangkutan, (Notoatmojo,
2018). Sedangkan menurut (Masturoh & anggita, 2018), definisi operasional
merupakan variable-variabel yang akan diteliti secara operasional dilapangan.
Definisi operasional sendiri dibuat untuk memudahkan pelaksanaan
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Saat akan melakukan
pengumpulan data, definisi operasional yang dibuat mengarahkan dalam
pembuatan dan pengembangan instrument penelitian.
Tabel. 3.2
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur hasil ukur Skala Ukur
Independent
1. Pengetahuan Segala Sesuatu yang Mengisi 1. pengetahuan baik jika Ordinal
tentang diketahui oleh responden kuisioner skor ≥ 11 mean/median
personal tentang memelihara dengan 22 2. pengetahuan buruk jika
hygine saat Kesehatan dan upaya pertanyaan skor 11< mean/median
menstruasi menjaga kebersihan menggunakan
personal hygine saat skala Guttman
menstruasi benar = 1
Salah = 0
1.Selalu (SL)
2. Sering (SR)
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari
populasi yang diteliti untuk dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau
karakter dari subjek yang dijadikan sampel, yang nantinya dapat dilakukan
generalisasi dari elemen populasi (Handayani, 2020).
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Trisliatanto, 2020), yaitu sebagai berikut:
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = Besar populasi
e = Standar error (10%)
Penelitian ini menggunakan toleransi kesalahan sebesar 10% atau (0,01),
sehingga ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut:
157
n=
1+157 ¿ ¿
157
n=
1+157(0,01)
n=78.5 78
Dari hasil perhitungan tersebut adalah 78.5 dibulatkan menjadi 78
responden siswi kelas 7, 8, 9. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan Random sampling adalah tekhnik yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2018).
Kemudian dilakukan penentuan jumlah sampel pada masing-masing kelas
dengan cara menulis nama siswa pada potongan-potongan kertas kecil, lalu
mengkocok nama-nama siswi pada setiap kelas, kemudian nama yang keluarlah
yang akan dijadikan sampel penelitian sampai di dapatkan 78 nama yang akan
menentukan proporsinya. Jumlah sampel setiap kelas didapatkan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : Hasil yang didapatkan dari masing
masing proporsional adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Jumlah populasi siswi dalam kelas
Total 157 78
Nh
nh= n
N
Keterangan :
N7 54
(a) n 7= n = n 7= 78=26. 8
N 157
N8 52
(b) n 8= n=n 8= 78=25.8
N 157
N9 51
(c) n 9= n=n 9= 78=25.3
N 157
Tabel. 4.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pengetahuan tentang
Personal Hygine Saat Menstruasi
Tabel. 4.3
Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Tentang
Personal Hygine Saat Menstruasi
(∑ X )(∑ Y ) }{n ∑ Y −¿
❑ ❑
n ∑ XY −
rxy ❑ ❑ 2
2
√ n {∑ x −∑ x ¿
2
Keterangan :
r xY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah sample
X = Skor Variabel X
Y = Skor Variabel Y
Jika r Hitung ≥ r table pada taraf signifikan 5% maka kuisioner atau angket
dinyatakan valid, sementara itu jika rHitung ≤ r table pada taraf signifikan 5%
maka kuisioner atau angket dinyatakan tidak valid.
Tabel 4.4
Uji Validitas Pengetahuan Personal Hygine
Tabel 4.5
Uji Validitas Perilaku Personal Hygiene
Hasil analisis dari tabel 4.5 Instrumen Perilaku, sebanyak 22 butir pernyataan,
terdapat 2 pernyataan tidak valid yaitu pernyataan nomor 13 dan 18. Pernyataan
tidak valid dikeluarkan dari daftar pernyataan kuesioner, dan terdapat 20
pernyataan yang valid yaitu nomor 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12, 14, 15, 16,
17, 19, 20, 21, dan 22.
2. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek
yang sama, akan memnghasilkan data yang sama (sugiyono, 2017). Uji
Jika nilai Conbach’s Alpha ≥ 0,6 maka kuesioner atau angket dinyatakan reliable
atau konsisten, sementara jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka kuesioner
atau angket dinyatakan tidak reliable (Sujarweni, 2014).
Tabel 4.6
Uji reliabilitas Pengetahuan personal hygine
Variabel Reliabilitas N of item
(Cronbach’s
Alpha)
Pengetahuan 0,828 25
personal gyhine
Tabel 4.7
Uji reliabilitas Perilaku personal hygine saat menstruasi
6. Cleaning
Cleaning yaitu kegiatan pembersihan data atau kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah di entry untuk mencegah terjadinya kesalahan yang mungkin
terjadi. Dalam hal penelitian ini semua data dari setiap responden atau sumber
dimasukkan dahulu, kemudian peneliti melakukan pengecekan kembali untuk
melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode atau ketidak
lengkapan data dan sebagainya, kemudian dilakukan pembenaran atau
koreksi.
I. Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
(Natoatmodjo, 2018).
Pada penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk mengidentifikasi
adanya Hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine deng perilaku
remaja putri saat menstruasi.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Σf
P= x 100%
n
keterangan:
P : persentase%
Σf : Frekuensi
n : Jumlah sample
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018). Analisa ini digunakan untuk menguji
hipotesis dengan menentukan gabungan Hubungan tingkat pengetahauan tentang
personal hygine dengan perilaku remaja putri saat menstruasi, melalui chi-
square dengan 5% atau 0.05. Proses uji Chi Square untuk mengetahui bentuk
hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine dengan perilaku remaja
putri saat menstruasi dengan kata lain untuk mengetahui adanya hubungan
variabel yang terdapat pada baris dan kolom. Hasil dari pengambilan
keputusannya dengan uji Chi Square adalah sebagai berikut: (Sahid Raharjo,
2014)
a. Jika nilai Asymp Sig <0,05, maka terdapat hubungan yang disignifikan
antara variabel bebas dengan variabel terikat
b. Jika nilai Asymp Sig> 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Rumus Chi-Square
( fο−fh) ²
Χ² = Σ
fh
Keterangan :
Χ² : Chi-square
fo : Frekuensi yang di observasi
fh : Frekuensi yang diharapkan
√
2
X
C= 2
X +N
Dibandingkan dengan
C maxs=
√ m−1
m
Keterangan:
2
x : Nilai Chi Square
N : Jumlah keseluruhan
Tabel.4.8
Interprestasi Korelasi Dari Guiford
4. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti menjamin kerahasiaan responden terhadap hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah responden lain
A. Hasil Penelitian
Pada Bab ini peneliti akan membahas tentang Hubungan tingkat pengetahuan
tentang personal hygine dengan perilaku remaja putri saat menstruasi di mts.
miftahul huda bekasi tahun 2022. Hasil penelitian ini akan dianalisa secara
univariat dan bivariat. Analisa univariat untuk membuat gambaran terhadap masing
– masing variabel yang sedang diteliti dengakan analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara kedua variabel penelitian.
1. Hasil Ujinormalitas
Berdasarkan Hasil uji normalitas pengetahuan personal hygine dapat diketahui
nilai signifikasi (Asymp. Sig. (2-tilled) = 0,000 < 0,5, sedangkan perilaku
personal hygine remaja putri saat menstruasi diketahui nilai signifikasi (Asymp.
Sig. (2-tilled) = 0,021 < 0,5, maka dapat disimpulkan bahwa kedua nilai
residual setiap masing – masing variabel berdistribusi tidak normal. Maka cut
point pada pengetahuan personal Hygine dan Perilaku personal hygine remaja
putri saat mentruasi menggunakan Median.
2. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran atau distribusi
frekuensi masing – masing variabel yang diteliti berupa variabel independen
(Pengetahuan personal hygine) dan variabel dependen (Perilaku personal hygine
saat menstruasi) sebagaimana yang diuraikan pada tabel berikut:
a. Hasil univariat Pengetahuan Personal Hygine di Mts. Miftahul Huda
Bekasi
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Personal Hygine
di Mts. Miftahul Huda Bekasi
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Perilaku Personal Hygine saat menstruasi pada
siswa di Mts. Miftahul Huda Bekasi
Berdasaran Tabel 5.2 diketahui siswa yang memiliki perilaku baik yaitu 51
siswa perempuan (65,4%) dan yang memilki perilaku kurang personal
hygiene saat menstruasi sebanyak 27 (34,6%).
3. Analisa Bivariat
Pada penelitian ini, analisa bivariat yang dilakukan menggunakan Uji Chi-
Square dengan tujuan untuk menguji ada atau tidaknya suatu hubungan antara
variabel independen (Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygine)
dengan variabel dependen (Perilaku Personal Hygine) Remaja Putri Saat
Menstruasi Di Mts.Miftahul Huda Bekasi Tahun 2022.
Tabel 5.3
Hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine dengan perilaku
remaja putri saat menstruasi di Mts.Miftahul Huda Bekasi.
Tabel 5.4
Tabel keeratan hubungan
Value Approx. Sig
Nominal by nominal Contingency Coefficient ,223 .043
N of Valid Cases 78
Cmax =
√ m−1
m
Cmax =
2−1
2 √= 0,707
C 0,223
x 100% = x 100% = 0,315%
Cmax 0,707
Hasil perbandingan nilai (C) dan (Cmax) diperoleh nilai 0,315. Nilai ini
(31%) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan personal
hygine dengan perilaku personal hygine saat menstruasi di Mts.Miftahul
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penelitian
dengan 78 responden, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri di Mts.Miftahul Huda Bekasi
dalam kategori baik yaitu sebesar 66,7% atau sebanyak 52 responden yang
memiliki pengetahuan baik.
2. Distribusi frekuensi perilaku personal hygiene remaja putri di Mts.Miftahul
Huda dalam kategorik baik yaitu sebesar 65,4% atau sebanyak 51 remaja
putri yang menjadi responden melakukan personal hygiene yang baik pada
saat menstruasi.
3. Terdapat hubungan pengetahun dengan perilaku personal hygiene saat
menstruasi pada remaja putri di Mts.Miftahul Huda Bekasi dengan nilai P-
value (0,043) dengan hasil koefisien korelasi rendah yaitu 0,315 (31%).
B. Saran
1. Bagi Institusi pendidikan keperawatan
Bagi institusi pendidikan keperawatan khususnya program studi fakultas ilmu
kesehatan Universitas Islam As-Syafi’iyah dan pihak perpustakaan untuk
memperbanyak dalam penambahan buku dan mendambahkan sumber
keputusan terbaru yang mendukung kearah teori tentang personal hygine saat
menstruasi. Hasil penelitian ini juga daat disebarkan oleh pendidikan
keperwatan untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang cara pencegahan
terjadinya penyakit saat mentruasi dan perilaku personal hygine di sekolah
menangah pertama ataupun menengah atas lainnya.
2. Bagi siswi Mts. Miftahul Huda Bekasi
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi siswi di
Mts.Miftahul Huda dalam meningkatkan perilaku personal hygiene saat
menstruasi dan dapat menambah wawasan ilmu kesehatan khususnya
mengenai kesehatan reproduksi tentang menstruasi.
53
FIKes UIA 2022
57