Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis
dalam kehidupan seseorang. Dimana masa ini sebagai peralihan dari masa
anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan mulai dari
fisik, mental, emosional, dan sosial. Salah satu tanda remaja secara biologi
pada remaja putri yaitu mulainya remaja mengalami menstruasi.
Menstruasi dimulai saat pubertas dan kemampuan seorang wanita untuk
mengandung anak atau masa reproduksi. Menstruasi biasanya dimulai
antara usia 10 sampai 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk
kesehatan,dan status nutrisi dan berat tubuh juga relatif terhadap tinggi
tubuh (Simanjuntak dan Siagian, 2020). Walaupun begitu, pada
kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah saat menstruasi
karena tidak menjaga kebersihan organ reproduksi salah satunya
mengalami infeksi dan iritasi (Ali dan Asrori, 2016).
Menurut WHO (World Health Organisation, 2015), angka kejadian
perilaku personal hygine yang buruk di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan disetiap dunia tanpa sadar melakukannya. Dari hasil
penelitian di Amerika persentase kejadian perilaku personal hygiene
sekitar 60%, Swedia 72%, Mesir 75%, dan Indonesia 55%. (WHO, 2015).
Badan pusat statistic (2021), melaporkan bahwa jumlah remaja
perempuan usia 10-14 tahun di provinsi Jawa Barat pada tahun 2020
berjumlah 2.0375.03 penduduk. Sedangkan di Bekasi pada tahun yang
sama tercatat 1.663.67 jumlah remaja putri membutuhkan perhatian dalam
mengenal jati dirinya terutama jika remaja sudah memasuki usia remaja
awal dimana pada usia tersebut kebanyakan dari mereka telah mengalami
masa menstruasi yang memerlukan perhatian khusus, salah satunya pada
personal hygine saat menstruasi. sehingga remaja dapat tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang dewasa dan sehat.

1 FIKes UIA 2022


2

Personal hygiene sangat penting dan harus diperhatikan lebih


banyak pada remaja putri terutama saat menstruasi, karena kebersihan
vagina akan berpengaruh terhadap kesehatan organ-organ reproduksi.
Personal hygiene merupakan perawatan khususnya pada alat kelamin
yang harus dilakukan perempuan untuk mempertahankan kesehatannya
terutama saat remaja putri dalam masa menstruasi (Handayani, 2019).
Menurut Humairoh, Musthofa dan Widagdo (2018) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang memicu terjadinya infeksi organ reproduksi antara lain
kurangnya menjaga vulva hygiene (terutama di genetalian wanita),
penggunaan sabun pembersih vagina yang berlebihan dan kurangnya
pengetahuan tentang personal hygiene.
Perempuan dalam kelompok usia reproduksi beresiko terhadap
infeksi saluran reproduksi (ISR) selama kehidupan mereka yaitu ketika
mengalami menstruasi penyebab utama ISR antara lain imunitas yang
lemah 10%, perilaku personal hygiene yang kurang saat menstruasi 30%,
dan lingkungan yang kurang sehat saat menstruasi 50%. Angka kejadian
ISR di dunia pada usia remaja menempati posisi tertinggi yaitu sebesar
35%-42% dan pada usia dewasa muda sebesar 27%-33%. Prevelensi ISR
pada remaja di dunia antara lain kandidiasis sebesar 25-50%, vaginosisi
bacterial sebesar 20%-40% dan trikomoniasis sebesar 5%-15%. (Anna et
al.,2020).
Pengetahuan personal hygiene saat menstruasi merupakan suatu
informasi yang diperoleh remaja putri secara langsung tentang cara
memelihara kebersihan dan kesehatan saat masa menstruasi sehingga
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis (Astuti dan Utami, 2017).
Pengetahuan baik tersebut berdampak pada perilaku personal hygiene
yang positif seperti membersihkan tubuh pada saat menstruasi, memilih
pembalut yang dengan daya serap tinggi, mengganti pembalut 3 sampai 4
kali sehari, mengganti celana dalam 2 kali sehari dan memakai pakaian
dalam berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat.
Pengetahuan yang kurang tentang personal hygiene menyebabkan perilaku

FIKes UIA 2022


3

remaja putri buruk dalam menjaga kebersihan organ reproduksi (Ardiati,


Ernawati dan Purwanti, 2019).
Survey Department Kesehatan Jawa Barat tahun (2012), sekitar
316 orang mengalami infeksi pada genetalia eksternal, dan 529 orang
mengalami keputihan pada remaja putri. Kejadian infeksi pada organ
reproduksi tahap awal usia 10-18 tahun yaitu 35-42% dan pada remaja
tahap akhir usia 18-22 tahun sebesar 27-33% (Phytagoras, 2017).
Berdarsarkan Data Riskesdas (2018), remaja putri berusia 10-14
tahun mempunyai permasalahan terhadap reproduksinya sedangkan data
Statistik Indonesia dari 43,3 juta jiwa remaja putri berusia 10-14 tahun
berperilaku hygine sangat buruk. Hasil riset membuktikan bahwa 5,2
anak-anak remaja putri di 17 provinsi di Indonesia mengalami keluhan
yang sering terjadi setelah menstruasi akibat tidak menjaga kebersihannya
( Kementrian Kesehatan RI, 2018 ).
Penelitian Novianti, Yasnani dan Erawan (2016) membuktikan
bahwa masih banyak remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang
personal hygiene kurang sebanyak (60,6%) sehingga menyebabkan
perilaku personal hygiene saat menstruasi kurang baik sebanyak (57,6%).
Perilaku personal hygiene yang kurang bisa membuat organ reproduksi
remaja putri menjadi merah, bengkak, panas atau gatal yang bisa
menyebabkan timbulnya keputihan, penyakit kelamin seperti serviks atau
kanker (Astuti dan Utami, 2017).
Penelitian yang dilakukan Unicef (2015) memperlihatkan bahwa
sebagian besar remaja putri menggunakan pembalut sekali pakai saat
menstruasi, yaitu lebih dari 99% responden yang menggunakan pembalut
sekali pakai. Untuk pembalut cuci ulang yang terbuat dari kain hanya
5,5% responden yang menggunakannya. Pembalut sekali pakai lebih
disukai oleh remaja putri karena dalam mengatasi perdarahan mentruasi
pembalut sekali pakai lebih menyerap dari pada pembalut kain cuci ulang
dan bahan lainnya, selain itu pembalut sekali pakai lebih mudah digunakan
dan lebih mudah untuk dibuang. Akan tetapi beberapa remaja putri juga

FIKes UIA 2022


4

mengatakan pembalut tidak nyaman dipakai dan dapat menyebabkan


iritasi dan gatal jika digunakan terlalu lama. Sebagian besar responden
mencuci alat kelamin setidaknya satu kali sehari, yaitu sebanyak 98,3%.
Remaja putri yang mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti
pembalut hanya 59% responden. Selain menurunnya partisipasi dalam
sekolah dan kegiatan, praktik dan tantangan saat ini yang dihadapi remaja
putri disekolah juga memiliki resiko kesehatan terkait infeksi, antara lain
karena kurangnya kebiasaan mencuci tangan dan menggunakan kain yang
tidak bersih.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 11
November 2022 di MTs. Miftahul Huda Bekasi dengan cara
mewawancara. Diketahui bahwa dari 11 siswi kelas 7-9, (Usia 12-14
tahun) 7 orang diantaranya mengatakan bahwa ketika menstruasi
mengganti pembalut hanya 1-2 kali sehari, dan mencuci kemaluan dari
arah belakang kedepan sehingga mereka mengatakan sering merasakan
gatal pada daerah vagina terutama saat mentruasi, dan 4 remaja putri telah
mempunyai pengetahuan serta perilaku yang baik dengan menjaga
personal hygine saat menstruasi seperti mengganti pembalut 3-4 kali
sehari, mencuci kemaluan dari arah depan kebelakang serta mengeringkan
alat kemaluan menggunakan tissue atau kain halus sehabis mencuci
vagina.
Berdasarkan uraian tersebut diatas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan tentang
Personal Hygine dengan perilaku remaja putri saat menstruasi di MTs.
Miftahul Huda Bekasi”

FIKes UIA 2022


5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis akan
mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine
dengan perilaku remaja putri saat menstruasi di MTs. Miftahul Huda
Bekasi, dengan fokus pada :
1. Penelitian Novianti, Yasnani dan Erawan (2016) membuktikan bahwa
masih banyak remaja putri yang memiliki pengetahuan tentang
personal hygiene kurang sebanyak (60,6%) sehingga menyebabkan
perilaku personal hygiene saat menstruasi kurang baik sebanyak
(57,6%). (Astuti dan Utami, 2017).
2. Berdasarkan Data Riskesdas (2018), remaja putri berusia 10-14 tahun
mempunyai permasalahan terhadap reproduksinya sedangkan data
statistik indonesia dari 43,3 juta jiwa remaja putri berusia 10-14 tahun
berperilaku hygiene sangat buruk. Hasil riset membuktikan bahwa 5,2
anak-anak remaja putri di 17 Provinsi di Indonesia mengalami keluhan
yang sering terjadi setelah menstruasi akibat tidak menjaga
kebersihannya (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
3. Department Kesehatan Jawa Barat tahun 2011 sekitar 316 orang
mengalami infeksi pada genetalia eksternal, dan 529 orang mengalami
keputihan pada remaja putri (Riks, 2011). Kejadian infeksi pada organ
reproduksi tahap awal usia 10-18 tahun yaitu 35-42% dan pada remaja
tahap akhir usia 18-22 tahun sebesar 27-33% (Pythagoras, 2017).
4. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 April
2022 di MTs. Miftahul Huda Bekasi dengan cara mewawancara.
Diketahui bahwa dari 11 siswi kelas 7-9, (Usia 12-14 tahun) 7 orang
diantaranya mengatakan bahwa ketika menstruasi mengganti pembalut
hanya 1-2 kali sehari, dan mencuci kemaluan dari arah belakang
kedepan sehingga mereka mengatakan sering merasakan gatal pada
daerah vagina terutama saat mentruasi, dan 4 remaja putri telah

FIKes UIA 2022


6

mempunyai pengetahuan serta perilaku yang baik dengan menjaga


personal hygine saat menstruasi seperti mengganti pembalut 3-4 kali
sehari, mencuci kemaluan dari arah depan kebelakang serta
mengeringkan alat kemaluan menggunakan tissue atau kain halus
sehabis mencuci vagina.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan
masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan tentang personal hygiene


saat menstruasi pada remaja putri di MTs. Miftahul Huda Bekasi?
2. Bagaimana gambaran perilaku personal hygiene saat menstruasi pada
remaja putri di MTs. Miftahul Huda Bekasi ?
3. Apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang personal
hygiene dengan perilaku remaja putri saat menstruasi di MTs.
Miftahul Huda Bekasi ?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang personal hygiene dengan perilaku remaja putri
saat menstruasi di MTs. Miftahul Huda Bekasi
2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi gambaran tingkat pengetahuan tentang personal


hygiene remaja putri saat menstruasi di MTs. Miftahul Huda
Bekasi.
b. Teridentifikasi gambaran perilaku personal hygiene remaja putri
saat menstruasi di MTs. Miftahul Huda Bekasi.
c. Teridentifikasi adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang
personal hygiene dengan perilaku remaja putri saat menstruasi di
MTs. Miftahul Huda Bekasi.

FIKes UIA 2022


7

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
manfaat dan menjadi sumber referensi bagi perkembangan ilmu
keperawatan serta dapat memperluas pemahaman ilmu pengetahuan
dan informasi mengenai hubungan pengetahuan dengan perilaku
remaja dalam menjaga kesehatan organ reproduksi saat menstruasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan Keperawtan
Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi
tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine
dengan perilaku remaja putri saat menstruasi. Serta dapat
memberikan wawasan betapa pentingnya informasi mengenai
pentingnya personal hygine saat menstruasi bagi remaja putri
b. Bagi siswi MTs. Miftahul Huda Bekasi
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
sekolah mengenai dampak positif dari menjaga kebersihan atau
personal Hygine yang baik saat menstruasi dan dampak negatif
bila tidak melakukan personal hygine dengan baik. Bagi peneliti
selanjutnya :
c. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini menambah data tau informasi sebagai sumber
referensi literatur dan bahan penelitian lain terkait Hubungan
Tingkat pengetahuan Personal hygine dengan Perilaku saat
menstruasi pada remaja.

FIKes UIA 2022


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Yang Relevan


1. Konsep Remaja
a. Pengertian Remaja
Menurut Episentrum, 2010 Masa remaja adalah suatu masa
perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat, baik
secara fisik, maupun psikologis. Berdasarkan tumbuh kembangnya
menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual,
semua remaja akan melewati sebagai berikut:
1. Masa remaja awal/dini (Early adolescence) umur 11-13 tahun.
2. Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) umur 14-16
tahun
3. Masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 17-20 tahun.
Remaja (Adolescene) menurut organisasi kesehatan dunia
World Health Organization (WHO) yaitu usia antara 10-19 tahun,
merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa.
Peristiwa terpenting yang terjadi pada remaja putri adalah
datangnya menstruasi pertama yang disebut menarce. Secara
tradisional menarce dianggap sebagi tanda kedewasaan, remaja
putri sudah mengalami menarce dianggap sudah tiba waktunya
untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa dan siap
dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita akan mengalami perubahan
yang dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hirmn seksual
yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem
reprosuksi. (marni, 2013).

8 FIKes UIA 2022


9

b. Ciri-ciri Remaja
1. Dalam Putro (2017) rentang masa remaja pasti memilki ciri-
ciri tertentu yang membuatnya berbeda dari periode sebelum
dan sesudah masa remaja nya. Masa remaja merupakan sebuah
masa yang sulit bagi remaja maupun orangtuanya. Beberapa
kesulitan yang dialami oleh remaja berangkat dari fenomena
remaja sendiri dengan beberapa perilaku khusus, yaitu:
a) Remaja sudah mulai menyampaikan kebebasannya dan
haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Hal ini
dapat menciptakan ketegangan dan perselisihan dan dapat
menjauhkan remaja dari keluarganya.
b) Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya
daripada ketika mereka masih kanak-kanak. Ini berarti
bahwa pengaruh orangtua
Dari penjelasan tersebut maka ciri-ciri remaja dari Ahyani et al
(2018) adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan fisik.
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik
berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar
pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang
meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon
pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat,
yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya
dalam sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih
awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa
wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria.
Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai
oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi
semen.
Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini
adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat

FIKes UIA 2022


10

yang juga dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri seksual


sekunder : rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang
mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran
payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik
dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa
studi menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di
usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-
rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat.
2. Perkembangan kognitif
Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang
membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial yang baru.
Pemikiran mereka semakin abstrak, logis, dan idealistis; lebih
mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain
dan apa yang orang lain dan apa yang oranglain pikirkan
tentang mereka. Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh
stimulus yang di berikan pada anak tersebut, semakin banyak
anak mendapatkan stimulus, semakin banyak anak belejar hal
baru dan mengakibatkan semakin kuat juga sinapsis neuron
yang ada di dalam otak anak, hal tersebut dapat merangsang
anak tumbuh dengan kemampuan yang jauh lebih baik dan
optimal (Ahyani et al., 2018).
3. Perkembangan seksual
Perkembangan awal kemasakan seksual secara biologis
dapat terjadi pada usia 10 tahun hingga 14 tahun. Hal tersebut
diiringin perubahan yang terjadi terkait hormonal maupun
secara fisik.Selain itu proses perubahan hormonal pada remaja
juga mengakibatkan meningkatnya interaksi sosial remaja
dengan lawan jenis, serta lebih merani memunculkan ekspresi
psikoseksual pada lawan jenisnya. Perubahan fisik yang terjadi
pada masa pubertas bertanggungjawab atas munculnya
dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit

FIKes UIA 2022


11

dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan


pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Pada umumnya
anak mengalami ketertarikan dengan lawan jenis di usia 10
sampai dengan 12 tahun, kemudian mereka mengalami
pengalaman fantasi seksual dengan lawan jenis 1 tahun
berikutnya. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam aktivitas
seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada, atau tahu tentang,
metode Keluarga Berencana atau gejala-gejala Penyakit
Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah
dan timbulnya penyakit kelamin kian meningkat. (Ahyani et al.,
2018).
c. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga
tahap (Putra, 2013) yaitu :
1. Masa remaja awal (12-15 tahun), dengan ciri khas antara lain:
a) Lebih dekat dengan teman sebaya
b) Ingin bebas
c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berpikir abstrak
2. Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara
lain:
a) Mencari identitas diri
b) Timbulnya keinginan untuk kencan
c) Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
e) Berkhayal tentang aktivitasseks
3. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain
a) Pengungkapan identitas diri
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c) Mempunyai citra jasmani dirinya
d) Dapat mewujudkan rasa cinta

FIKes UIA 2022


12

e) Mampu berpikir abstrak

2. Konsep Menstruasi
a. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari rahim yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat
terlepasnya lapisan endometrium uterus. Kondisi ini terjadi karena
tidak ada pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga lapisan
dinding rahim (endometrium) yang sudah menebal untuk persiapan
kehamilan menjadi luruh. Jika seorang wanita tidak mengalami
kehamilan, maka siklus menstruasi akan terjadi setiap bulannya.
Umumnya siklus menstruasi pada wanita yang normal
adalah 28-35 hari dan lama haid antara 3-7 hari. Siklus menstruasi
pada wanita dikatakan tidak normal jika siklus haidnya kurang dari
21 hari atau lebih dari 40 hari. siklusmenstruasi merupakan waktu
sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi
periode berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi adalah
jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya
menstruasi berikutnya (Sinaga et al., 2017).
b. Fisiologi Menstruasi
Beberapa fase dalam siklus menstruasi di dalam Sinaga (2017)
adalah sebagai berikut :
1. Siklus Endomentrium
a) Fase menstruasi
Fase ini adalah fase yang harus dialami oleh seorang
wanita dewasa setiap bulannya. Sebab melalui fase ini
wanita baru dikatakan produktif. Oleh karena itu fase
menstruasi selalu dinanti oleh para wanita, walaupun
kedatangannya membuat para wanita merasa tidak nyaman
untuk beraktifitas. Biasanya ketidaknyamanan ini terjadi

FIKes UIA 2022


13

hanya 1-2 hari, dimana pada awal haid pendarahan yang


keluar lebih banyak dan gumpalan darah lebih sering
keluar. Pada fase menstruasi, endometrium terlepas dari
dinding uterus dengan disertai pendarahan. Rata-rata fase
ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada
awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar
terendahnya, sedangkan siklus dan kadar FSH (Folikel
Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b) Fase proliferasi
Pada fase ini ovarium sedang melakukan proses
pembentukan dan pematangan ovum. Fase proliferasi
merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung
sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid.
Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal
sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti.
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5
mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan
berakhir saat ovulasi. Pada fase proliferasi terjadi
peningkatan kadar hormon estrogen, karena fase ini
tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel
ovarium (Sinaga et al., 2017).
c) Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai
sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya.
Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang
matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti
beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya
dengan darah dan sekresi kelenjar. Umumnya pada fase
pasca ovulasi wanita akan lebih sensitif. Sebab pada fase
ini hormon reproduksi (FSH, LH, estrogen dan

FIKes UIA 2022


14

progesteron)mengalami peningkatan. Jadi pada fase ini


wanita mengalami yang namanya Pre Menstrual Syndrome
(PMS). Beberapa hari kemudian setelah gejala PMS maka
lapisan dinding rahim akan luruh kembali.
d) Fase iskemi/premenstrual
Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi,
korpus Luteum yang mensekresi estrogen dan progesterone
menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan
progesterone yang cepat, arteri spiral menjadi spasme,
sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti
dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari
lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.
e) Siklus Ovarium
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen
yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian kelenjar
hipofisis mengeluarkan LH (lutenizing hormon).
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel. Sebelum ovulasi, satu sampai 30
folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh
FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi.
mempengaruhi folikel yang terpilih (Sinaga et al., 2017).
Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur (folikel
de Graaf) terjadi ovulasi, sisa folikel yang kosong di dalam
ovarium berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum
mencapai puncak aktivitas fungsional pada 8 hari setelah
ovulasi, dan mensekresi hormon estrogen dan progesteron.
Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang
dan kadar hormon progesterone menurun. Sehingga lapisan
fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya
luruh (Sinaga et al., 2017)

FIKes UIA 2022


15

c. Flora normal pada vagina


Flora normal vagina merupakan mikorganisme normal yang
melakukan koloniasi pada vagina. Flora normal vagina ditemukan
oleh Albert Doderlein pada tahun 1892 (Amin et al, 2011). Jumlah
dan jenis dari flora normal yang ditemukan memiliki hubungan
yang signifikan pada implikasi kesehatan wanita. Flora normal
paling penting dan umum dijumpai pada wanita normal adalah
kelompok pada genus Lactobacillus, seperti lactobacillus crispatus
yang menghasilkan asam laktat dan berfungsi memberikan
perlindungan dalam melawan bakteri dari spesies patogenik
(Dasari et al, 2016).
Bakteri vagina adalah sumber utama dari laktat asam di
vagina. Lactobacilli sebagai microflora dominan vagina manusia
yang sehat untuk menjaga pH 4,5 pada vagina, pH rendah ini
mengurangi risiko kolonisasi oleh patogen. Peningkatan pH vagina
menguntugkan untuk kelangsungan hidup lactobacilli dan
karakteristik lactobacilli sebagai produk probiotik vagina (Maria et
al,2012). Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antara lain
basil Doderlein, Streptokokkus, Basil Coli, dan lain-lain dapat
berkembang baik, timbulnya vaginitis nonspesifik. Semakin tinggi
jumlah Lactobacillus maka mendekati keadaan flora normal,
sedangkan semakin rendah jumlah Lactobacillus maka semakin
jauh dari keadaan flora normal vagina.
Pada wanita normal terdapat kolonisasi Lactobacillus yang
mampu memproduksi H2O2 yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba yang terlibat dalam vaginosis. Pada penderita vaginosis
bacterial terjadinya penurunan jumlah populasi Lactobacillus
secara menyeluruh, sedangkan populasi yang tersisa tidak mampu
memproduksi H2O2. Sebaiknya bakteri anaerob tumbuh secara

FIKes UIA 2022


16

berlebihan sebagai akibat dari peningkatan substrat,peningkatan


pH, dan hilangnya flora normal Lactobacillus (prawirohadrjo,
2015).
Pada Wanita normal, flora yang paling banyak dan merupakan
kelompok umum adalah golongan dari genus Lactobacillus. Bakteri
dari jenis ini diketahui merupakan kelompok yang memberikan
proteksi pada vagina terutama penjagaan kadar pH dan bioindicator
yang dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen seperti
Bacteroides fragilis, Eschercia Coli, Grednerella vaginalis,P. bivia
dan Staphylococcus, Candida, Aktinomyces dan Mycoplasma
hominis. Organisme fakultatif yang paling menonjol adalah
Lactobacillus sp, Corinebacteria, Streptococcus epidermidis dan
Gardnerella vaginalis (Stephen & Kathleen,2007).
d. Infeksi Akibat Tidak Menjaga Personal Hygine Saat
menstruasi
1) Infeksi jamur
Infeksi jamur atau dalam istilah kedokteran di kenal
Candidiasis vulvovaginalis. Infeksi jamur pada vagina ditandai
dengan rasa gatal diarea kelamin. Ketika infeksi jamur meluas,
rasa gatal bisa sampai ke selangkangan. Infeksi jamur vagina
tidak dianggap sebagai infeksi menular seksual. Namaun
resiko terkena infeksi jamur bisa meningkat jika tidak menjaga
kebersihan organ kelamin, serta melakukan aktivitas seksual
secara rutin.
2) Vaginosis bacterial
Bacterial vaginosis (BV) adalah infeksi pada vagina. Bacterial
vaginosis bisa berkembang pada daerah kewanitaan yang tidak
dibersihkan secara benar. Ditandai dengan munculnya
keputihan berwarna abu-abu, rasa gatal, berbau, dan keluar
keputihan dalam jumlah diatas normal. BV biasanya tidak
menyebabkan masalah kesehatan. Namun ketika seseorang

FIKes UIA 2022


17

sedang berencana untuk hamil, bakteri ini bisa mengganggu


program tersebut. Hal tersebut karena BV disebabkan oleh
bakteri baik yang membuat keasaman pada vagina berkurang,
alhasil banyak bakteri jahat yang mudah masuk dan
mengganggu keseburan. Agar terhindar dari berbagi penyakit
infeksi diatas, sebaiknya kita mulai menyadari dan peduli
dengan kebersihan diri terutama pada derah intim.
Menjaga kebersihan vagina saat haid juga tak sulit.
Cukup teratur mengganti pembalut anda agar area vagina tidak
lembab. Membersihan vagina dengan air dari arah depan
kebelakang (anus), serta keringkan dengan tisu atau kain
bersih. Pastikan juga tidak ada darah yang menempel pada
area luar vagina lain.
3) Infeksi trikomoniasis vaginalis
Infeksi trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang
disebaban oleh perasit trichomonas vaginalis. Parasite ini
menular melalui hubungan seksual. Orang yang sering berganti
pasangan sangat mungkin menularkan parasite ini pada
passangannya. Pada perempuan, infeksi ini ditandai dengan
keputihan berwarna kekuningan dan berbau amis. Sementara
pada laki-laki gejala berupa sakit, bengkak, dan kemerahan
diujung penis, keluar cairan putih dari penis, dan nyeri saat
buang air kecil atau ejakulasi.
Menjaga kebersihan organ kelamin baik laik-laki
maupun perempuan sangat disarankan agar terhindar dari
perkembangannya parasite ini. Anda juga sebaiknya tidak
berganti pasangan agar tidak tertular atau menularkan penyakit
ini.
3. Konsep Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan

FIKes UIA 2022


18

Pengetahuan adalah hal yang diketahui oleh orang atau


responden terkaitdengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal:
tentang penyakit (penyebab, cara
penularan, cara pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan,
kesehatan lingkungan, keluarga berencana, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).
Berdasarkan pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Titisari dan Utami,
2013).
b. Tingkat pengetahuan
1) Tahu (know)
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, dari seluruh bahan yang dipelajari. Tahu ini
merupakan tingkat pengertian yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension)
Memahami ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi ke kondisi sebenarnya.
3) Aplikasi (aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

FIKes UIA 2022


19

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada


kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakan
atau menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek
b. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Personal Hygiene
Menurut Notoatmojo (2014), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan di antaranya, yaitu :
1. Umur
Semakin tua umur seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, tetapi ada umur
tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun, sebagai contoh
daya ingat seseorang itu sangat di pengaruhi oleh umur.
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan seseoraang atau individu akan berpengaruh
terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat
pendidikan akan semakin mudah untuk berfikir secara
rasionalisme dan menangkap informasi baru, termasuk dalam
menguraikan masalah yang baru. Diharapkan bagi seseorang
yang memeliki pendidikan tinggi juga memiliki pengetahuan
yang luas termasuk pengetahuan terhadap kesehatannya.
3. Sumber Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang
rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang lebih baik

FIKes UIA 2022


20

dari berbagai media, maka hal itu dapat meningkatkan


pengetahuan seseorang.
4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu upaya yang dijalankan oleh seseorang
secara rutin untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dimana
seluruh lingkup pekerjaan umumnya diperlukan adanya
hubungan dengan orang lain dan hubungan sosial. Setiap orang
harus dapat bersosialisasi dengan orang lain dan teman sejawat
maupun berhubungan dengan asuhan, pekerjaan dapat
menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat
mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk
pemeliharaan kesehatan. Dinyatakan bahwa jenis pekerjaan
dapat berperan dalam pengetahuan, dikategorikan menjadi :
tidak bekerja dan bekerja ( Notoatmojo, 2018 )
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu guru yang terbaik, kalimat tersebut
dapat diartikan bahwa pengalaman ini merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara agar memperoleh
kebenaran.
c. Pengetahuan Personal Hygiene Saat Menstruasi
Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan
memelihara kebersihan khususnya daerah kewanitaan pada saat
mentruasi. Tujuan personal hygine menstruasi adalah untuk
meningkat derajat kesehatan, memelihara kesehatan diri,
mencegah penyakit serta meningkatkan kepercayaan diri saat
menstruasi (Setyaningsih dan Putri, 2016).
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu dapat berpengaruh
pada perubahan perilakunya (Notoatmojo, 2013). Hal ini sama
menurut (Isro’in et al., 2012). Bahwa pengetahuan seseorang
tentang hygine yang buruk akan sangat berdampak pada praktik
atau perilaku hygine.

FIKes UIA 2022


21

Menurut (Kusmiran, 2014), jika seseorang kurang akan


pengetahuan tentang personal hygine terutama pada saat
menstruasi maka tindakan dalam menjaga kebersihan
genetalianya pun akan tidak benar seperti, tidak mencuci
tangan sebelum atau sesudah mengganti pembalut, malas
mengganti pembalut dan menggunakan pembalut lebih dari 6
jam, membilas vagina dengan air kotor, penggunaan pembilas
vagina yang tidak higenis, dan adanya benda asing dalam
vagina dapat menyebabkan keputihan yang abnormal dan
wanita rentan terkena penyakit, terjangkitnya infeksi jamur dan
bakteri pada saat menstruasi.
Pengetahuan Personal hygine yang harus diketahui remaja
putri saat menstruasi menurut Ratnasari (2017), sebagai
berikut:
1) Penggunaan pembalut sekali pakai
Pembalut sekali pakai merupakan pembalut yang
tidak dapat digunakan kembali dan harus dibuang setelah
digunakan. Pembalut pakai ulang terbuat dari kain, bisa
dicuci, dan dapat digunakan kembali. Menghindari
penggunaan pembalut dari bahan yang bisa menyebabkan
infeksi, seperti koran, dedaunan, tisu, atau kain kotor
(UNICEF, 2017).
Pembalut sekali pakai setelah digunakan harus
dibuang dengan cara bungkus pembalut menggunakan
kertas atau kantung plastik dan masukan ketempat sampah.
Jangan membuang pembalut dilubang jamban atau kloset
karena dapat menyebabkan sumbatan pada lubang jamban
atau kloset.
2) Mengganti pembalut 3-4 kali sehari
Pembalut sebaiknya diganti setiap 3-4 kali sehari atau
setiap 3-4 jam sekali dan bisa lebih sering apabila darah

FIKes UIA 2022


22

keluar banyak. Waktu yang dianjurkan untuk mengganti


pembalut bagi anak usia sekolah ialah saat mandi pagi, saat
disekolah, setelah pulang sekolah, saat mandi sore, dan saat
sebelum tidur. Pembalut harus sering diganti untuk
mencegah terjadinya infeksi saluran reproduksi, saluran
kencing, dan untuk mencegahnya pertumbuhan bakteri yang
dapat mengakibatkan iritasi pada kulit (Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
3) Membersihkan alat kelamin pada wanita
Membersihkan alat kelamin diharuskan
menggunakan air bersih, dengan cara membasuh dari arah
depan (vagina) ke belakang (anus). Membersihkan vagina
tidak disarankan menggunakan sabun pembersih vagina
karena sabun pembersih tersebut dapat membunuh bakteri
baik yang menjadi perlindungan pada vagina. Adapun
tujuan dilakukan kebersihan di area vagina yaitu, untuk
menghindari penyakit dan dapat mengurangi bau tak sedap
pada daerah vagina (Phonna, dkk, 2018).
4) Penggunaan celana dalam
Celana dalam yang ketat dan tidak menyerap
keringat membuat sirkulasi udara tidak lancar, membuat
kulit iritasi, dan beresiko tumbuhnya kuman jahat di
daerah genetalia (Singa.,et al, 2017). Menurut Ratnasari
(2017), celana dalam yang bersih akan menghindari resiko
rasa tidak nyaman disekitar daerah organ reproduksi.
Hindari menggunakan celana dalam yang ketat dan tidak
menyerap keringat, gunakan celana dalam yang longgar
agar area organ intim tidak lembab. Penggunaan celana
dalam sebaiknya diganti 2 kali dalam sehari, agar
terhindar dari timbulnya masalah kesehatan khususnya
penyakit pada daerah genetalia.

FIKes UIA 2022


23

4. Konsep Perilaku
a. Definisi Perilaku
Perilaku dilihat dari segi psikologis merupakan sesuatu
aktvitas organisme ( mahluk hidup ), yang bersangkutan. Sehingga
yang dimaksud dengan perilaku manusia pada dasarnya adalah
perlakuan atau kegiatan dari manusia sendiri yang memiliki
bentangan yang sangat luas. Perilaku juga merupakan apa yang
dikerjakan oleh organisme tersebut, baik diamati secara langsung
maupun tidak langsung, bahwa hal ini merupkan perilaku yang
terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi seperti yang disebut rangsangan, dengan begitu suatu
rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi perilaku
( Notoatmojo, 2014 ).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut World Health Organization (dalam Notoatmojo, 2012),
faktor yang mempengaruhi seseorang berprilaku tertentu karena
empat alasan pokok, berikut :
1) Sikap
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktek).
Perilaku belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk
terwujudnya Tindakan diperlukan faktor lain diantaranya,
fasilitas, sarana, dan prasarana
2) Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. Seseorang untuk memperoleh
pengetahuan bahwa apa itu panas adalah setelah memperoleh
pengelaman tangan atau kakinya terkena api dan terasa panas.
Seseorang akan sering mengganti pembalut karena sebelumnya
malas mengganti pembalut yang akhirnya menyebabkan
vagina terasa gatal dan panas.
3) Kebudayaan

FIKes UIA 2022


24

Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan pengguaan suatu


aspek dari kebudayaan, sumber-sumber didalam suatu
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada
umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuknya
dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu
masyarakat bersama. Kebudaayan selalu berubah, baik lambat
maupun cepat, sesuai dengan umat manusia. Kebudayaan atau
pola hidup di masyarakat disini merupakan kombinasi dari
semua yang telah disebutkan diatas. Perilaku yang normal
adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya
kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap
perilaku ini.
4) Kebiasaan
Kebiasaan adalah aspek perilaku yang menetap, berlangsung
secara otomatis dan tidak direncanakan
c. Tujuan perilaku personal hygine saat menstruasi
Menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012) tujuan dari melakukan
personal hygiene yang baik meliputi :
1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2) Memelihara kebersihan diri seseorang
3) Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4) Pencegahan terjadinya penyakit
5) Meningkatkan kepercayaan diri seseorang
d. Perilaku personal Hygine Saat Menstruasi
Perilaku personal hygiene menstruasi adalah perilaku yang
berhubungan dengan tindakan menjaga kesehatan dan upaya
menjaga kebersihan pada area kewanitaan selama menstruasi,
perilaku
tersebut meliputi; menjaga kebersihan alat kelamin Ismi, (2018).
Perilaku personal hygiene terdiri dari beberapa perilaku yaitu :
1) Kebersihan rambut genetalia

FIKes UIA 2022


25

Kebersihan rambut genetalia saat menstruasi juga penting


untuk dijaga. Hindari membersihkan bulu didaerah kemaluan
dengan cara mencabut karena dapat menimbulkan lubang pada
bekas bulu kemaluan tersebut dan menjadi jalan masuk kuman,
bakteri, dan jamur. Selanjunya dapat menimbulkam iritasi dan
penyakit kulit. Perawatan rambut genetalia disarankna untuk
dirapikan saja dengan memendekan menggunakan gunting atau
dicukur sampai habis setiap 40 hari. Rambut-rambut tersebut
berfungsi untuk kesehatan alat kelamin, yaitu berguna untuk
merangsang pertumbuhan bekteri baik yang melawan bakteri
jahat serta menghalangi masuknya benda asing kacuali ke dalam
vagina, menjaga alat kealamin tetap hagat. Sehingga perlu rajin
menjaganya agar tidak menjadi sarang bakteri dan jamur.
2) Kebersihan tubuh dan genetalia pada saat menstruasi
Kebersihan tubuh sangatlah penting diperhatikan, seperti
mandi menggunakan sabun minimal 2 kali sehari, dan saat mandi
organ reproduksi luar wajib untuk dibersihkan. Sebaiknya cuci
tangan terebih dahulu sebelum dan sesudah membersihkan area
genetalia. Cara yang baik untuk membersihkan daerah
kewanitaan adalah membasuh daerah kewanitaan dengan air
bersih, setelah buang air besar (BAB) basuh dengan air bersih
dari arah depan ke belakang (dari vagina kearah anus) karena
jika terbalik, dapat mengakibatkan kuman yang ada di daerah
anus akan terbawa ke depan dan masuk ke vagina.
Membersihakan alat kelamin tidak perlu menggunakan cairan
pemebersih, karena cairan pembersih bisa merangsang bakteri
yang mebeyebabkan infeksi. jika ingin menggunakan sabun,
gunakan sabun yang lunak dengan ber-pH netral seperti sabun
bayi. Setelah memakai sabun, dibasuh dengan air bersih sampai
benar-benar bersih, lalu keringkan dengan handuk atau tissue
tetapi jangan digosok.

FIKes UIA 2022


26

3) Pengunaan Pembalut
Pembuluh darah dalam rahim sangat rentan untuk terjadinya
infeksi pada saat menstruasi, oleh karena itu harus lebih menjaga
kebersihan pada alat kelamin karena kuman mudah sekali masuk
dan bisa menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Maka
pilihlah pembalut dengan daya serap yang tinggi supaya kita
merasa nyaman saat selama menggunakan pembalut. Sebaiknya
menggunakan pembalut yang tidak mengandung gel, karena gel
dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan
menyebabkan timbulnya rasa gatal. Selama menstruasi pembalut
harus diganti secara teratur 3-4 kali pada hari ke dua ke tiga.
Sedangkan menurut Lianawati (2012), penggunaan pembalut
harus diganti secara teratur selama 3-4 jam sehari.
4) Penggunaan celana dalam
Penggunaan celana dalam harus diganti secara teratur 2 kali
sehari. Pakaian dalam yang tidak diganti akan menyebabkan
kondisi lembab yang dapat munculnya jamur dan bakteri yang
dapat mengganggu kesehatan reproduksi. Lalu gunakan pakaian
dalam yang berbahan katun untuk memprmudah penyerapan, dan
jangan menggunakan celana dalam yang terlaku ketat akan
menekan daerah kewanitaan dan membuat suasana menjadi
lembab.
e. Dampak Personal Hygine yang tidak baik saat menstruasi
Handayani, (2018), menjelaskan bahwa dampak yang dapat terjadi
jika seseorang kurang memperhatikan kebersihan organ genetalia
saat menstruasi dalam waktu dekat akan mudah mengalami demam,
gatal-gatal pada kulit vagina, radang pada permukaan vagina, rasa
panas atau sakit pada bagian bawah perut dan keputihan (Yuni,
2015).
Selain itu dampak yang mungkin ditimbulkan jika memiliki
personal hygine yang buruk adalah terkena kanker leher rahim

FIKes UIA 2022


27

karena kesalahan dalam membersihkan vagina saat selesai buang air


besar dan air kecil. Menurut Anggraeni et al,. (2018). Apabila wanita
tidak menjaga hygiene saat menstruasi, maka hal yang
membahayakan kesehatan reproduksi remaja dapat terjadi seperti
timbulnya penyakit kelamin, penyakit infeksi saluran kemih, iritasi
atau kulit gatal-gatal, dan keputihan. Prawirihardjo, (2013). juga
menjelaskan setiap dalam penelitiannya bahwa infeksi yang
dibiarkan oleh hygiene yang buruk selama menstruasi yang sering
terjadi pada wanita yaitu, vaginitis bacterial, keputihan, trichomonas
vaginalis, kandidiasis, vulvovginitis dan sebagainya. Jika infeksi
tersebut diabaikan dan tidak diobati dengan sempurna, akan
menimbulkan infeksi yang merambat ke oragan reproduksi bagian
dalam seperti radang panggul.
f. Pengukuran Perilaku
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Sengan skala Likert, variable yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variable. Kemudian instrument yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrument yang
menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif.

Kuesioner ini terkait tentang Perilaku remaja putri tentang


personal haygiene saat menstruasi yang terdiri dari 22 pernyataan
dengan pernyataan pilihan jawaban pernyataan favourable adalah
sebagai berikut Selalu (SL) = 4, Sering (SR) = 3, Kadang (KD) = 2,
Tidak Pernah (TP) = 1. Sedangkan unfavorable adalah sebagai
berikut Selalu (SL) = 1, Sering (SR) = 2, Kadang (KD) = 3, Tidak
Pernah (TP) = 4.
Hasil ukur untuk instrument pengukuran perilaku jika nilai
skor ≥ 11 median maka dinyatakan memiliki perilaku baik personal
hygiene saat menstruasi, sedangkakn jika nilai skornya <11 median

FIKes UIA 2022


28

dinyatakan memiliki perilaku personal hygiene yang kurang baik


saat menstruasi (Kusumadewi et al.,2020).

B. Kerangka Teori
Tabel . 2.1 Kerangka Teori

Perilaku Personal Hygiene
Pengetahuan Tentang Personal
Saat Menstruasi Pada
Hygiene saat menstruasi
remaja putri :
1. Pengertian personal
1. Menjaga kebersihan
hygiene saat menstruas
rambut genetalia
2. Tujuan personal hygiene
saat menstruasi 2. Menjaga kebersihan
3. Penggunaan pembalut tubuh dan genetalia
4. Membersihkan alat saat menstruasi
kelamin pada wanita
5. Penggunaan celana dalam 3. Penggunaan pembalut
4. Penggunaan celana
dalam

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan :
1. Usia Faktor yang mempengaruhi
2. Tingkat Pendidikan pengetahuan :
3. Sumber informasi 1. Sikap
4. Pengalaman 2. Pengetahuan
5. Pekerjaan 3. Kebudayaan
4. Kebiasaan

FIKes UIA 2022


29

= diteliti

= tidak diteliti

Sumber : Ratnasari (2017), Ismi, (2018), World Health Organization (dalam


Notoatmojo, 2012), Notoatmojo (2014).

FIKes UIA 2022


BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN, HIPOTESIS, DEFINISI
OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep Penelitian


Menurut Notoatmodjo (2018), kerangka konsep dalam suatu penelitian
adalah menyusun apa yang ingin diteliti pada konsep penelitian. Kerangka
konsep penelitian pada intinya merupakan suatu penjelasan atau uraian antara
konsep yang satu ke konsep yang lain atau variable satu dengan variable lain
nya yang akan diteliti.
Tabel 3.1
Kerangka Konsep

variable independen variable dependen

Pengetahuan tentang Personal Perilaku personal


hygiene hygiene saat
menstruasi pada
remaja putri.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dari suatu penelitian.
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti terdapatnya jawaban sementara atas
pernyataan-pertanyaan penelitian, dan keasliannya akan dibuktikan dalam
penelitian. Hipotesis adalah pernyataan tentatif tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. (Sujarweni, 2020).

1) Hipotesis Alternatif (Ha)


Ha : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang personal hygine
dengan perilaku remaja putri saat menstruasi
2) Hipotesis Nol (Ho)
Ho : tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang personal
hygine dengan perilaku remaja putri saat menstruasi

29 FIKes UIA 2022


31

C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variable yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur variable bersangkutan, (Notoatmojo,
2018). Sedangkan menurut (Masturoh & anggita, 2018), definisi operasional
merupakan variable-variabel yang akan diteliti secara operasional dilapangan.
Definisi operasional sendiri dibuat untuk memudahkan pelaksanaan
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Saat akan melakukan
pengumpulan data, definisi operasional yang dibuat mengarahkan dalam
pembuatan dan pengembangan instrument penelitian.

Tabel. 3.2
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur hasil ukur Skala Ukur
Independent
1. Pengetahuan Segala Sesuatu yang Mengisi 1. pengetahuan baik jika Ordinal
tentang diketahui oleh responden kuisioner skor ≥ 11 mean/median
personal tentang memelihara dengan 22 2. pengetahuan buruk jika
hygine saat Kesehatan dan upaya pertanyaan skor 11< mean/median
menstruasi menjaga kebersihan menggunakan
personal hygine saat skala Guttman
menstruasi benar = 1
Salah = 0

No Varibel Definisi Operasonal Cara Ukur Hasil Ukur


Dependent

2. Perilaku Segala aktivitas Mengisi 1. Perilaku baik jika skor Ordinal


personal responden yang terkait kuisioner ≥ 52 mean/median
hygine saat dengan Tindakan dengan 17
menstruasi memelihara Kesehatan pertanyaan 2. Perilaku buruk jika
pada remaja dan upaya menjaga menggunakan skor 52 < mean/
putri skala Likert median

1.Selalu (SL)
2. Sering (SR)

FIKes UIA 2022


BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian


Desain penelitian adalah rencana atau struktur yang hendak dilakukan
guna mendapatkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan penelitian
(Notoatmojo, 2018). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan jenis penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu penelitian yang
mengarahkan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu Hubungan
Tingkat Pengetahua Tentang Personal Hygine Dengan Perilaku Remaja Putri
Saat Menstruasi dan dilakukan pendekatan cross sectional, yaitu untuk mencari
ada atau tidaknya hubungan anatara variable independent yaitu tingkat
pengetahuan personal hygine saat menstruasi pada remaja putri dengan variable
dependen yaitu perilaku personal hygine saat menstruasi pada remaja putri.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan september sampai dengan bulan
Januari 2023
2. Tempat Penelitian
Tempat yang menjadi lokasi penelitian ini adalah di institusi Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah Miftahul Huda Bekasi Desa. Karang Satria, kecamatan
Tambun Utara Bekasi.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah yang digeneralisasikan yang terdiri dari objek
atau subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2020).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu remaja putri di sekolah Mts.
Miftahul Huda Bekasi yang berjumlah 157 siswi usia menengah yaitu 13-15
tahun di dalam penelitian ini siswi kelas 7, 8, 9 sebagai populasi.

31 FIKes UIA 2022


33

2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari
populasi yang diteliti untuk dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau
karakter dari subjek yang dijadikan sampel, yang nantinya dapat dilakukan
generalisasi dari elemen populasi (Handayani, 2020).
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Trisliatanto, 2020), yaitu sebagai berikut:

N
n=
1+ N ¿ ¿

Keterangan :
n = ukuran sampel
N = Besar populasi
e = Standar error (10%)
Penelitian ini menggunakan toleransi kesalahan sebesar 10% atau (0,01),
sehingga ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut:

157
n=
1+157 ¿ ¿

157
n=
1+157(0,01)

n=78.5 78
Dari hasil perhitungan tersebut adalah 78.5 dibulatkan menjadi 78
responden siswi kelas 7, 8, 9. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan Random sampling adalah tekhnik yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2018).
Kemudian dilakukan penentuan jumlah sampel pada masing-masing kelas
dengan cara menulis nama siswa pada potongan-potongan kertas kecil, lalu
mengkocok nama-nama siswi pada setiap kelas, kemudian nama yang keluarlah

FIKes UIA 2022


34

yang akan dijadikan sampel penelitian sampai di dapatkan 78 nama yang akan
menentukan proporsinya. Jumlah sampel setiap kelas didapatkan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : Hasil yang didapatkan dari masing
masing proporsional adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1
Jumlah populasi siswi dalam kelas

No Daftar Kelas Jumlah Populasi Siswi Sampel Terpilih


Dalam Kelas
1. Kelas 7 (1, 2, 3) 54 Siswi 26.8 → 27

2. Kelas 8 (1, 2, 3) 52 Siswi 25.8→26

3. Kelas 9 (1, 2, 3) 51 Siswi 25.3→25

Total 157 78

Nh
nh= n
N

Keterangan :

nh = Jumlah sampel terpilih

Nh = jumlah populasi pada masing-masing kelas

N = Jumlah total populasi

n = Jumlah sampel dari rumus slovin

N7 54
(a) n 7= n = n 7= 78=26. 8
N 157
N8 52
(b) n 8= n=n 8= 78=25.8
N 157
N9 51
(c) n 9= n=n 9= 78=25.3
N 157

FIKes UIA 2022


35

Terdapat kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini yaitu :

1. Kriteria Inklusi pada penelitian ini, yaitu:

a. Siswi kelas 7, 8, 9 Mts. Miftahul Huda Bekasi,


b. Bersedia menjadi responden,
c. Remaja Perempuan yang sudah mengalami menstruasi.
2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini, yaitu:
a. Tidak bersedia menjadi responden,
b. Tidak hadir pada saat penelitian,
c. Remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi
D. Variabel Penelitian
Menurut (Notoatmojo, 2018), berdasrkan hubungan fungsional atau perannya
variable dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain, variable tergantung, terikat,
terpengaruh, atau dependen variable atau variable yang dipengaruhi. Variable bebas,
sebab mempengaruhi atau independent variabels atau variable resiko.
1. Variable Independen
Pada penelitian ini yang menjadi variable bebas yaitu, pengetahun tentang
personal hygiene saat menstruasi
2. Variable Dependen
Pada penelitian ini yang menjadi variable terikat yaitu, perilaku personal
hygiene saat menstruasi
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018). Jenis istrumen yang digunakan pada penelitian
ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. kuesioner dalam penelitian ini berisi tentang “ Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Dengan Perilaku Remaja Putri Saat Menstruasi
”. Dalam hal ini peneliti membagi kuesioner menjadi dua yaitu:

FIKes UIA 2022


36

1. Kuisioner Pengetahuan Tentang Personal Hygine Kuesioner ini terkait tentang


Pengetahuan remaja putri tentang personal haygiene saat menstruasi yang terdiri
dari 17 pernyataan Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah
kuisioner tertutup dengan menggunakan skala Guttman.
Pernyataan yang dijawab responden mendapatkan nilai sesuai dengan
alternatif jawaban yang bersangkutan. Kriteria penilaian dari skala guttman yang
dimana skala guttman diperuntukan untuk variable pengetahuan pernyataan
tersebut memiliki 2 alternatif jawaban, yaitu untuk pertanyaan positif salah : 0 dan
benar : 1, sedangkan pertanyaan negative salah = 1 dan benar = 0.

Tabel. 4.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pengetahuan tentang
Personal Hygine Saat Menstruasi

No. Variabel Indikator Nomor Nomor Jumlah Butir


Independen Pertanyaan Pertanyaan
(+) (-)
1. Pengetahuan 1) pengertian personal 1,2 2
tentang hygine saat menstruasi
personal 2) Tujuan personal 3 1
hygine saat hygine saat menstruasi
menstruasi 3) Penggunaan pembalut 4,5,6 7,8 5
4) Penggunaan celana 9,10,11 12,13 5
dalam
5) Membersihkan alat 14,15,16 4
17
kelamin
Total Jumlah 12 5 17

2. kuisioner perilaku personal hygine saat menstruasi


Kuesioner ini terkait tentang Perilaku remaja putri tentang personal
haygiene saat menstruasi yang terdiri dari 20 pernyataan dengan pernyataan
pilihan jawaban pernyataan favourable adalah sebagai berikut Selalu (SL) = 4,
Sering (SR) = 3, Kadang (KD) = 2, Tidak Pernah (TP) = 1. Sedangkan
unfavorable adalah sebagai berikut Selalu (SL) = 1, Sering (SR) = 2, Kadang
(KD) = 3, Tidak Pernah (TP) = 4.

FIKes UIA 2022


37

Tabel. 4.3
Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Tentang
Personal Hygine Saat Menstruasi

No. Variabel Indikator Pertanyaan positif Pertanyaan negatif Jumlah


Dependen (+) (-) butir

2. Perilaku tantang 1. kebersihan rambut 1,2 2


personal hygine genetalia
saat menstruasi 2. kebersihan tubuh dan 3,4,5 6,7,8,9 7
genetalia saat
menstruasi
3. penggunaan 10,11,12,13 14,15 6
pembalut
4. penggunaan celana 16,17 5
18,19,20
dalam
Total 20

F. Validitas dan Reliabilitas


1. Uji validitas
Uji validitas menunjukan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.
Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat
setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak, dengan menggunakan
alat ukur (kuisioner), (Sugiyono, 2017). Data yang diperoleh dari kuisioner
kemudian dilakukan uji validitas dengan melihat korelasinanatar item
pertanyaan. Uji validitas ini dilakukan di SMP Islam Terpadu Attaqwa Pusat
Kabupaten Bekasi Utara. sebanyak 30 sampel. Untuk mengetahui validitas item
menggunakan product moment cererelation, dengan rumus sebagi berikut :

(∑ X )(∑ Y ) }{n ∑ Y −¿
❑ ❑
n ∑ XY −
rxy ❑ ❑ 2
2
√ n {∑ x −∑ x ¿
2

Keterangan :
r xY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah sample

FIKes UIA 2022


38

X = Skor Variabel X
Y = Skor Variabel Y
Jika r Hitung ≥ r table pada taraf signifikan 5% maka kuisioner atau angket
dinyatakan valid, sementara itu jika rHitung ≤ r table pada taraf signifikan 5%
maka kuisioner atau angket dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.4
Uji Validitas Pengetahuan Personal Hygine

Butir pernyataan rHitung RTabel Keterangan


P1 0,468 0,361 Valid
P2 0,258 0,361 Tidak valid
P3 0,435 0,361 Valid
P4 0,207 0,361 Tidak valid
P5 0,309 0,361 Tidak valid
P6 0,467 0,361 Valid
P7 0,724 0,361 Valid
P8 0,268 0,361 Tidak valid
P9 0,740 0,361 Valid
P10 -0,143 0,361 Tidak valid
P11 0,384 0,361 Valid
P12 0,259 0,361 Tidak valid
P13 0,788 0,361 Valid
P14 0,444 0,361 Valid
P15 0,694 0,361 Valid
P16 0,409 0,361 Valid
P17 0,715 0,361 Valid
P18 0,539 0,361 Valid
P19 0,481 0,361 Valid
P20 0,064 0,361 Tidak valid
P21 0,374 0,361 Valid
P22 0,787 0,361 Valid
P23 -0,158 0,361 Tidak valid
P24 0,435 0,361 Valid
P25 0,445 0,361 Valid

Hasil analisis dari tabel 4.4 Instrumen Pengetahuan, sebanyak 25 butir


pernyataan, terdapat 8 pernyataan tidak valid yaitu pernyataan nomor
2,4,5,8,10,12,20,22 dan 22. Pernyataan tidak valid dikeluarkan dari daftar
pernyataan kuesioner, dan terdapat 17 pernyataan yang valid yaitu nomor 1,3, 6,
7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17,18,19, 21, 23, 24 dan 25.

FIKes UIA 2022


39

Tabel 4.5
Uji Validitas Perilaku Personal Hygiene

Butir pernyataan rHitung RTabel Keterangan


PR1 0,628 0,361 Valid
PR2 0,536 0,361 Valid
PR3 0,596 0,361 Valid
PR4 0,591 0,361 Vallid
PR5 0,806 0,361 Valid
PR6 0,581 0,361 Valid
PR7 0,572 0,361 Valid
PR8 0,581 0,361 Valid
PR9 0,638 0,361 Valid
PR10 0,607 0,361 Valid
PR11 0,506 0,361 Valid
PR12 0,470 0,361 Valid
PR13 -0,215 0,361 Tidak
Valid
PR14 0,811 0,361 Valid
PR15 0,387 0,361 Valid
PR16 0,462 0,361 Valid
PR17 0,710 0,361 Valid
PR18 -0,225 0,361 Tidak
Valid
PR19 0,679 0,361 Valid
PR20 0,465 0,361 Valid
PR21 0,377 0,361 Valid
PR22 0,387 0,361 Valid

Hasil analisis dari tabel 4.5 Instrumen Perilaku, sebanyak 22 butir pernyataan,
terdapat 2 pernyataan tidak valid yaitu pernyataan nomor 13 dan 18. Pernyataan
tidak valid dikeluarkan dari daftar pernyataan kuesioner, dan terdapat 20
pernyataan yang valid yaitu nomor 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12, 14, 15, 16,
17, 19, 20, 21, dan 22.

2. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek
yang sama, akan memnghasilkan data yang sama (sugiyono, 2017). Uji

FIKes UIA 2022


40

reliabilitas instrument digunakan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi


dari suatu instrument alat pengukuran.
Dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach rumus tersebut
sebagai berikut :
r=¿
Keterangan :
r = Koefisien reabilitas Instrument
k = Banyak nya item atau butir pertanyaan atau banyaknya soal
o ²i = Jumlah Varian butir
o ²t = total varian

Jika nilai Conbach’s Alpha ≥ 0,6 maka kuesioner atau angket dinyatakan reliable
atau konsisten, sementara jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka kuesioner
atau angket dinyatakan tidak reliable (Sujarweni, 2014).

Tabel 4.6
Uji reliabilitas Pengetahuan personal hygine
Variabel Reliabilitas N of item
(Cronbach’s
Alpha)
Pengetahuan 0,828 25
personal gyhine

Tabel 4.7
Uji reliabilitas Perilaku personal hygine saat menstruasi

Variabel Reliabilitas N of item


(Cronbach’s
Alpha)
Pengetahuan 0,867 22
personal gyhine

G. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


Dalam proses pengumpulan data peneliti, menggunakan langkah – langkah
pengolahan data menurut (Natoatmodjo, 2018).

FIKes UIA 2022


41

1. Langkah awal dalam penelitian ini adalah peneliti mengajukan surat


permohonan izin dari fakultas, lalu peneliti menyerahkan surat pengantar
dari fakultas ke kepala sekolah Mts. Miftahul Huda Bekasi untuk
mendapatkan izin penelitian dan melakukan kontrak waktu untuk melakukan
penelitian.
2. setelah mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah, Langkah berikutnya
peneliti akan melakukan penyebaran kuisioner kepada seluruh responden
yang menjadi objek penelitian, sebelum dilakukannya pengisian kuisioner
peneliti menjelaskan terelebih dahulu tujuan dari penelitian ini, dan
memberikan informed consent untuk ditanda tangani sebagai tanda
persetujuan bagi yang bersedia menjadi responden.
3. Setelah calon responden setuju untuk menjadi responden maka dilakukan
proses pengambilan data, selama mengisi kuesioner peneliti memberikan
kesempatan kepada responden untuk menjawab semua pertanyaan dan untuk
meminta penjelasan terhadap pertanyaan peneliti.
4. Selama semua data terkumpul, dimulai proses pengolahan data, untuk
mempermudah proses analisa data, kemudian data di proses dengan sofware
statistic SPSS 25
5. Langkah terakhir yaitu, pengecekan kembali data yang sudah di entry
apakah terdapat kesalahan atau tidak
H. Pengolahan Data
Menurut Notoatmojo (2012), pengolahan data merupakan sebuah rangkaian dari
suatu kegiatan penelitian setelah terkumpulkanya data dan olah menggunakan
sistem komputerisasi dengan beberapa tahap, yaitu: editing, coding, entry,
cleaning dan tabulating data.
1. Editing
Hasil kuesioner dan pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Editing merupakan kegiatan
pengecekan dan perbaikan lembar isian formulir atau kuesioner skala
Guttman dengan jawaban yang telah diberikan oleh responden kepada
peneliti. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, dan jika

FIKes UIA 2022


42

memungkinkan perlu pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-


jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan yang
jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah.
2. Skoring
Skoring adalah kegiatan menentukan nilai dari variabel yang datanya
diperoleh dari kuesioner. Penelitian jawaban kuesioner dari Hubungan
Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygine Dengan Perilaku Remaja
Putri Saat Menstruasi adalah
 Pengetahuan Tentang Personal hygine Saat Menstruasi
a. Benar :1
b. Salah :0
5) Perilaku Personal Hygine Saat menstruasi
a. Selalu (S) :4
b. Sering (SL) :3
c. Kadang – kadang (KK) : 2
d. Tidak Pernah (TP) :1
3. Membuat lembaran kode (Coding sheet)
lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom – kolom untuk
merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomer
responden, dan nomer – nomer pernyataan.
6) Variabel Independen
“ Pengetahuan tentang personal Hygine
a. Pengetahuan Baik :2
b. Pengetahuan Kurang :1
7) Variabel Dependen
“ Perilaku Personal Hygine Saat Menstruasi Pada Remaja Putri “
a. Kategori Perilaku Baik : 2
b. Kategori Perilaku Kurang : 1
4. Entering

FIKes UIA 2022


43

Entri merupakan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel


atau data ke dalam komputer, dan kemudian peneliti membuat distribusi
frekuensi.
5. Tabulating
Tabulating merupakan proses pengelompokan jawaban-jawban responden
dalam bentuk huruf maupun angka berdasarkan kategori yang sudah dibuat
pada setiap itemnya yang kemudian dimasukan kedalam program software
computer. Guna untuk mempermudah pembacaanya
menginterprestasikannya.

6. Cleaning
Cleaning yaitu kegiatan pembersihan data atau kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah di entry untuk mencegah terjadinya kesalahan yang mungkin
terjadi. Dalam hal penelitian ini semua data dari setiap responden atau sumber
dimasukkan dahulu, kemudian peneliti melakukan pengecekan kembali untuk
melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode atau ketidak
lengkapan data dan sebagainya, kemudian dilakukan pembenaran atau
koreksi.
I. Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.
(Natoatmodjo, 2018).
Pada penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk mengidentifikasi
adanya Hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine deng perilaku
remaja putri saat menstruasi.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Σf
P= x 100%
n

FIKes UIA 2022


44

keterangan:
P : persentase%
Σf : Frekuensi
n : Jumlah sample

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018). Analisa ini digunakan untuk menguji
hipotesis dengan menentukan gabungan Hubungan tingkat pengetahauan tentang
personal hygine dengan perilaku remaja putri saat menstruasi, melalui chi-
square dengan 5% atau 0.05. Proses uji Chi Square untuk mengetahui bentuk
hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine dengan perilaku remaja
putri saat menstruasi dengan kata lain untuk mengetahui adanya hubungan
variabel yang terdapat pada baris dan kolom. Hasil dari pengambilan
keputusannya dengan uji Chi Square adalah sebagai berikut: (Sahid Raharjo,
2014)
a. Jika nilai Asymp Sig <0,05, maka terdapat hubungan yang disignifikan
antara variabel bebas dengan variabel terikat
b. Jika nilai Asymp Sig> 0,05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Rumus Chi-Square

( fο−fh) ²
Χ² = Σ
fh

Keterangan :
Χ² : Chi-square
fo : Frekuensi yang di observasi
fh : Frekuensi yang diharapkan

FIKes UIA 2022


45

Jika terdapat hubungan maka dapat diukur kedekatan hubungan dengan


koefisien kontingensi. Kriteria keeratan hubungannya diuji melalui koefisien
kontingensi, dengan formula:


2
X
C= 2
X +N

Dibandingkan dengan

C maxs=
√ m−1
m

Keterangan:

2
x : Nilai Chi Square

N : Jumlah keseluruhan

m : Minimal banyaknya baris atau kolom

Pada penelitian ini, analisa bivariat yang dilakukan menggunakan uji


Chi-Square dengan tujuan untuk menguji ada atau tidaknya suatu hubungan
antara variabel independent (pengetahuan tentang personal hygine ) dengan
variabel depeden (perilaku personal hygine saat menstruasi pada remaja putri).

Tabel.4.8
Interprestasi Korelasi Dari Guiford

Interval koefisien Tingkat Hubungan


0,000 – 0,199 Sangst rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1.000 Sangat Kuat
Sumber : Guilford (1956)
J. Etika Penelitian
1. Surat permohonan responden
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti akan membuat surat pernyataan yang
berisi penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi topic

FIKes UIA 2022


46

penelitian, tujuan penelitian serta ketentuan–ketentuan untuk menjadi


responden dalam penelitian.
2. Lembar Persetujuan ( Informed Concent)
Informed Consent ialah bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent ini akan diberikan oleh peneliti kepada
responden saat sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan diberikannya informed
consent adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan diadakannya
penelitian ini. Lembar persetujuan ini ditanda tangani oleh responden yang
bersedia menjadi responden penelitian.
3. Anonimity (Tanpa Nama)
Peneliti tidak memberikan ataupun mencantumkan nama responden
terhadap hasil penelitian pada lembar alat ukur dan peneliti hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
telah diberikan kepada responden.

4. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti menjamin kerahasiaan responden terhadap hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah responden lain

FIKes UIA 2022


47

FIKes UIA 2022


BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada Bab ini peneliti akan membahas tentang Hubungan tingkat pengetahuan
tentang personal hygine dengan perilaku remaja putri saat menstruasi di mts.
miftahul huda bekasi tahun 2022. Hasil penelitian ini akan dianalisa secara
univariat dan bivariat. Analisa univariat untuk membuat gambaran terhadap masing
– masing variabel yang sedang diteliti dengakan analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara kedua variabel penelitian.
1. Hasil Ujinormalitas
Berdasarkan Hasil uji normalitas pengetahuan personal hygine dapat diketahui
nilai signifikasi (Asymp. Sig. (2-tilled) = 0,000 < 0,5, sedangkan perilaku
personal hygine remaja putri saat menstruasi diketahui nilai signifikasi (Asymp.
Sig. (2-tilled) = 0,021 < 0,5, maka dapat disimpulkan bahwa kedua nilai
residual setiap masing – masing variabel berdistribusi tidak normal. Maka cut
point pada pengetahuan personal Hygine dan Perilaku personal hygine remaja
putri saat mentruasi menggunakan Median.
2. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran atau distribusi
frekuensi masing – masing variabel yang diteliti berupa variabel independen
(Pengetahuan personal hygine) dan variabel dependen (Perilaku personal hygine
saat menstruasi) sebagaimana yang diuraikan pada tabel berikut:
a. Hasil univariat Pengetahuan Personal Hygine di Mts. Miftahul Huda
Bekasi

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Personal Hygine
di Mts. Miftahul Huda Bekasi

Pengetahuan Frekuensi Persentasi


Pengetahuan Baik 52 33,3%
Pengetahuan kurang 26 66,7%
Total 78 100%

46 FIKes UIA 2022


49

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui siswa perempuan yang memilki


pengetahuan kurang yaitu 26 siswa (33,3%) dan sebanyak 40 siswa memiliki
pengetahuan baik 52 (66,7%) tentang personal hygine.

b. Hasil univariat Perilaku personal hygine saat menstruasi pada siswa di


Mts. Miftahul Huda Bekasi

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Perilaku Personal Hygine saat menstruasi pada
siswa di Mts. Miftahul Huda Bekasi

Perilaku Frekuensi Persentasi


Perilaku Baik 51 65,4%
Perilaku Kurang 27 34,6%
Total 78 100%

Berdasaran Tabel 5.2 diketahui siswa yang memiliki perilaku baik yaitu 51
siswa perempuan (65,4%) dan yang memilki perilaku kurang personal
hygiene saat menstruasi sebanyak 27 (34,6%).
3. Analisa Bivariat
Pada penelitian ini, analisa bivariat yang dilakukan menggunakan Uji Chi-
Square dengan tujuan untuk menguji ada atau tidaknya suatu hubungan antara
variabel independen (Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Personal Hygine)
dengan variabel dependen (Perilaku Personal Hygine) Remaja Putri Saat
Menstruasi Di Mts.Miftahul Huda Bekasi Tahun 2022.
Tabel 5.3
Hubungan tingkat pengetahuan tentang personal hygine dengan perilaku
remaja putri saat menstruasi di Mts.Miftahul Huda Bekasi.

Katagori Perilaku personal Hygine Total P Value


Baik Kurang
Pengetahuan baik 30 22 52
(38,5%) (28,2%) (66,7%)
Pengetahuan kurang 21 5 26 0,43
(26,9%) (6,4%) (33,3%)
Total 51 27 78
(65,4%) (65,4%) (100%)

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan responden pengetahuan personal


hygine yang baik perilaku baik sebanyak 30 (3,5%) dan perilaku kurang 22

FIKes UIA 2022


50

(28,2%) sedangkan siswa dengan pengetahuan personal hygiene kurang baik


namun perilaku baik 21 (26,9%) dan perilaku kurang 5 (6,4%).
Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan menggunakan Chi-Square untuk
melihat adanya hubungan pengetahuan personal hygine dengan perilaku
personal hygine pada saat menstruasi diperoleh hasil bahwa nilai p Asym. Sig
(2-sided) = 0,043 nilai ini lebih kecil dari α = 5% (0,05) pada tabel 2x2 maka Hₒ
diterima Ha ditolak. kesimpulanya adalah terdapat hubungan antara pengetahuan
personal hygine dengan perilaku personal hygine pada saat menstruasi.
Menilai tingkat keeratan hubungan antara pengetahuan personal hygine
dengan perilaku personal hygine pada saat menstruasi digunakan koefisien
kontigensi (C) yang dibandingkan dengan (Cmax). Adapun nilai koefisien
kontingensi diperoleh dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.4
Tabel keeratan hubungan
Value Approx. Sig
Nominal by nominal Contingency Coefficient ,223 .043
N of Valid Cases 78

Dari tabel diatas diperoleh nilai C= 0,223 kemudian akan dibandingkan


dengan Cmax ditentukan sebagai berikut:

Cmax =
√ m−1
m
Cmax =
2−1
2 √= 0,707

Kemudian nilai C dibandingkan dengan nilai Cmax yang hasilnya diperoleh


sebagai berikut:

C 0,223
x 100% = x 100% = 0,315%
Cmax 0,707

Hasil perbandingan nilai (C) dan (Cmax) diperoleh nilai 0,315. Nilai ini
(31%) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan personal
hygine dengan perilaku personal hygine saat menstruasi di Mts.Miftahul

FIKes UIA 2022


51

Huda. Dari hasil dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan personal


hygine memberikan hubungan terhadap perilaku personal hygine saat
menstruasi dengan katagori koefisien korelasi hubungan rendah.

B. Pembahasan hasil penelitian


1. Analisis Univariat
a. Gambaran pengetahuan personal hygine siswa di Mts.Miftahul
Huda
Hasil pada tabel 5.1 penelitian didapatkan hasil katagori anak
yang memilki pengetahuan baik 52 (66,7%) anak. Sedangkan anak yang
memilki pengetahuan kurang sebanyak 26 (33,3%). Hasil analisis Tabel
5.3 didapatkan hasil kelas siswa yaitu kelas VII sebanyak 27 anak
(34,6%), VIII 26 anak (33,3%) dan kelas IX sebanyak 25 anak (32,1%).
hal ini sesuai dengan penelitian (Susanti Dwi dan Lutfiyati, 2020)
didapatkan sebagian besar pengetahuan remaja putri di SMPN 1 Gaming
dalam katagori baik yaitu 39 (62,9%). Penelitian lain (Agra N. R, 2016)
menunjukan bahwa pengetahuan siswi tentang personal hygine saat
menstruasi dalam katagori baik yaitu 43 (64,2%).
Pengetahuan personal hygine saat mentsruasi merupakan
pengetahuan untuk memelihara dan mencegah terjadinya penyakit saat
menstruasi. menurut (Notoadmodjo, 2018) pengetahuan merupkan hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Menurut
(Suryani, 2019) menyatakan pengetahuan yang kurang tentang
menstruasi disebabkan oleh usia remaja , dan keterpaparan informasi.
Remaja perlu diberikan informasi yang baik dan positif melalui orang
tua, teman sebaya, guru sekolah dan lain sebagainya. Namun masyarakat
menganggap kesehatan reproduksi masih tabu dibicarakan oleh remaja.
Hal tersebut dapat membatasi komunikasi antara orang tua dan remaja
tentang menstrual hygine, akibat nya remaja kurang mengerti, kurang

FIKes UIA 2022


52

memahami dan kadang kadang mengambil keputusan yang salah


mengenai kesehatan reproduksi. (Paramitha, 2017) informasi mengenai
hygine menstruasi sangat penting karena jika tidak diterapkan akan
berdampak negatif, yaitu akan menimbulkan infeksi pada alat reproduksi,
kanker leher rahim, keputihan dan jika tidak segera ditangani akan
menyebabkan kemandulan, sehingga menurunkan kualitas hidup
individu yang bersangkutan.
Pengetahuan yang baik pada responden tentang personal hygine
saat mentruasi dalam penelitian ini dapat disebabkan karna sebagian
besar siswi mendapat informasi dari media 42 (53,8%). dimana pada
jaman ini internet menjadi sebuah media besar untuk kalangan milenial
yang dimanfaatkan untuk mencari informasi. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian (Anjani, dkk, 2019) yang menyebutkan bahwa responden yang
mendapatkan informasi dari media massa tentang personal hygine saat
menstruasi berperilaku baik.
b. Gambaran perilaku personal hygine saat menstruasi pada siswa di
Mts.Miftahul Huda
Hasil analisis tabel 5.2 didapatkan diketahui siswa yang memiliki
perilaku kurang yaitu 27 (34,6%) dan yang memilki perilaku baik
personal hygine saat menstruasi sebanyak 51 (65,4%). Hal ini sejalan
dengan penelitian (Susanti, dkk 2020) yang didaptkan hasil sebagian
besar perilaku personal hygine putri dalam katagori positif yaitu 38
(61,3%). penelitian lainnya (Anjani, dkk 2019) yang menunjukan
perilaku personal hygine saat menstruasi paling banyak adalah katagori
positif (62,9%) dilihat dari segi biologis, perilaku merupakan
seperangkat, perbuatan tau tindakan seseoran dalam melakukan respon
terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai
yan diyakini.
(Lawrence Green, 1980) berteori bahwa perilaku personal hygine
terdiri dari dua aspek, diantaranya adalah faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (nonbehavior causes). Beberapa faktor

FIKes UIA 2022


53

yan menyebabkan terbentuknya perlaku antara lain: pertama predisposin


factor yaitu faktor dasar seseoran melakukan sesuatu meliputi
keyakinan., lmu penetahuan, sikap, dan lain – lain. Kedua adalah
Enablin factor merupakan faktor yang memfasilitasi perilaku,
diantaranya adalah dukungan dari tokoh masyarakat maupun petugas
kesehatan.
menurut (Notoatmodjo, 2018) perilaku merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang bersankutan. Perlaku
merupakan hasil segala macam pengalaman dan iteraksi manusia dengan
linkungannya. Wujudnya bisa berupa pengetahuan, sikap, dan tindakan.
2. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.8 diperoleh hasil bahwa nilai P
Asym. Si. (2-sided) = 0,043 nilai ini kurang dari a = 5% (0.5) pada tabel 2x2
maka Ha diterima Ho ditolak. kesimpulannya adalah terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan tentang personal hygine dengan perilaku remaja
putri saat mentsruasi di Mts.Miftahul Huda Bekasi tahun 2022. Dimana
persentase pengetahuan baik sebanyak 52 (66,7) sedangkan pengetahuan
kurang sebanyak 26 (33,3%).
Penelitian ini sejalan dengan (Delzaria nia, 2021) hubungan antara
pengetahuan remaja putri dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi
di MTS Pondok Pesantren Nurul Iman berdasarkan hasil analisis data
menunjukkan bahwa p value = 0,001 maka disumpulkan bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan personal hygine dengan perilaku saat
mentsruasi. namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan (Karmila, kiki, 2020) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara pengetahuan dengan perilaku personal hygiene remaja putri saat
menstruasi dengan nilai P value 0,252 (P>0,005). dan hasil penelitian
lainnya (Fitriyah Gina, 2018) juga tidak terdapat hubungan pengetahuan
dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi dengan nilai p value
sebesar 0,821. Begitupun dengan penelitian (Husni, 2018) hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan

FIKes UIA 2022


54

perilaku personal hygiene saat menstruasi dengan nilai p value 0,794


(P>0,05).
Peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang
mengenai personal hygiene saat menstruasi maka semakin tinggi pula
seseorang tersebut untuk menerapkan perilaku yang baik terhadap personal
hygiene nya saat menstruasi dan begitupun sebaliknya. Hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri di Mts.Miftahul
Huda Terdapat (66,7%) responden yang memiliki pengetahuan baik tentang
personal hygiene saat menstruasi dikarenakan responden mendapatkan
informasi mengenai personal hygiene saat menstruasi, Informasi tersebut
didapatkan dari orang tua (11,5%), Guru (20,5%), teman (7%), tenaga
kesehatan (11,5%) dan paling banyak adalah media (47,4%). hal tersebut
dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang mana informasi bisa
didapatkan secara langsung maupun tidak langsung. Seseorang yang ingin
meningkatkan pengetahuannya akan selalu ingin mencari informasi. Namun
masih terdapat (33,3%) siswi yang menjadi responden memiliki pengetahuan
yang kurang dalam pelaksaan hygiene saat menstruasi, hal itu bisa
dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan secara langsung ataupun
tidak langsung seperti dari media elektronik dan internet, orang tua, guru,
teman. Untuk itu perlu adanya upaya atau strategi intervensi yang dapat
dilakukan dalam peningkatan pengetahuan siswi terhadap perilaku personal
hygiene. Strategi promosi kesehatan adalah cara yang dilakukan untuk
mencapai apa yang diharapkan dalam promosi kesehatan, stategi yang dapat
dilakukan diantaranya adalah advokasi, dukungan sosial, pemberdayaan
masyarakat, kemitraan, dan membina lingkungan kesehatan. Adapun strategi
intervensi promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetauan siswi di Mts.Miftahul Huda yaitu dengan pihak sekolah
memberdayakan siswi sebagai peer educator (pendidikan teman sebaya)
dengan tujuan untuk penyebaran informasi secara menyeluruh kepada siswi
lainnya terkait masalah kesehatan reproduksi khususnya perilaku personal
hygiene pada saat menstruasi.

FIKes UIA 2022


55

FIKes UIA 2022


BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penelitian
dengan 78 responden, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri di Mts.Miftahul Huda Bekasi
dalam kategori baik yaitu sebesar 66,7% atau sebanyak 52 responden yang
memiliki pengetahuan baik.
2. Distribusi frekuensi perilaku personal hygiene remaja putri di Mts.Miftahul
Huda dalam kategorik baik yaitu sebesar 65,4% atau sebanyak 51 remaja
putri yang menjadi responden melakukan personal hygiene yang baik pada
saat menstruasi.
3. Terdapat hubungan pengetahun dengan perilaku personal hygiene saat
menstruasi pada remaja putri di Mts.Miftahul Huda Bekasi dengan nilai P-
value (0,043) dengan hasil koefisien korelasi rendah yaitu 0,315 (31%).
B. Saran
1. Bagi Institusi pendidikan keperawatan
Bagi institusi pendidikan keperawatan khususnya program studi fakultas ilmu
kesehatan Universitas Islam As-Syafi’iyah dan pihak perpustakaan untuk
memperbanyak dalam penambahan buku dan mendambahkan sumber
keputusan terbaru yang mendukung kearah teori tentang personal hygine saat
menstruasi. Hasil penelitian ini juga daat disebarkan oleh pendidikan
keperwatan untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang cara pencegahan
terjadinya penyakit saat mentruasi dan perilaku personal hygine di sekolah
menangah pertama ataupun menengah atas lainnya.
2. Bagi siswi Mts. Miftahul Huda Bekasi
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi siswi di
Mts.Miftahul Huda dalam meningkatkan perilaku personal hygiene saat
menstruasi dan dapat menambah wawasan ilmu kesehatan khususnya
mengenai kesehatan reproduksi tentang menstruasi.

53
FIKes UIA 2022
57

3. Sekolah diharapkan untuk mengembangkan kerjasama dengan instasi kesehatan


terkait, yang memungkin untuk menyediakan tenaga kesehatan yang berkompetensi
dalam bidang kesehatan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk penelitian –
penelitian selanjutnya. Peneliti juga berharap dapat mengembankan penelitian
ini dengan metode kualitatif untuk dapat digali lebih mendalam terkait hubungan
tingkat pengetahuan tentang personal hygine dengan perilaku remaja saat
menstruasi di Mts/Smp/SMA

FIKes UIA 2022

Anda mungkin juga menyukai