PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
ANNISA SINTYASARI
NIM. 512022072
A. Latar Belakang
Personal hygiene adalah perawatan diri untuk menjaga kesehatan fisik dan
mental. Jika seseorang tidak mampu merawat dirinya sendiri, pengasuhannya terganggu
(Dartiwen, 2020). Sebaliknya, menurut Riza 201 (Ernawati et al, 2019), personal
hygiene merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan seseorang dengan tujuan untuk
mesntruasi pertama terjadi dari usia 10 sampai 16 tahun atau pertengahan masa
pubertas. Menstruasi sendiri adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar
14 hari setelah ovulasi yang disebabkan karena terlepasnya lapisan endometrium pada
bisa di lakukan saat menstruasi hal ini bertujuan untuk memelihara kebersihan dan
Karena jika remaja putri tidak mengetahui tindakan personal hygiene saat menstruasi
dengan baik dan benar maka akan menimbulkan masalah kesehatan yang tidak
diharapkan seperti adanya cairan pada daerah vagina, iritasi, bau yang tidak sedap dan
infeksi pada daerah serta masalah yang fatal yaitu radang saluran reproduksi. Remaja
putri perlu mengetahui bahwa darah pada saat menstruasi salah tempat pertumbuhan
yang ideal bagi jamur seperti candida dan bakteri yang ditandai dengan adanya rasa
1
2
pembersih vagina serta penggunaan celana yang ketat dan tidak memiliki daya serap
tinggi dengan baik bisa berdampak buruk bagi alat reproduksi perempuan. Berdasarkan
data yang ada didunia didapatkan bahwa kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR)
terbanyak yaitu pada remaja yaitu sekitar 35%-42% serta pada dewasa yaitu sekitar
27%-33%. Sedangkan kejadian Infeksi Saluran Reproduksi yang terjadi di remaja yaitu
trikomoniasis sekitar 5%-15%, kandidiasis sekitar 25% 50% dan vaginosis bacterial
bahwa kelompok perlakuan mengganti pembalut hanya dua kali dalam sehari pada
perilaku remaja putri sebanyak 68% serta pada kelompok kontrol didapatkan sebanyak
43,9% mengganti pembalut hanya 1 kali dalam sehari. Sebanyak 61,5% menyebutkan
meraka menggunakan pembalut dari pakaian bekas dan sebanyak 28,2% mencuci
personal hygiene remaja putri khususnya di Malaysia di daerah perkotaan berkisar 1,8%
lebih tinggi dibandingkan yang berada didaerah pedesaan (Khatib, et.al., 2019). Hal ini
hygiene, dan itu bisa mengakibatkan terjadinya ISR karena disebabkan perilaku dan
69,84% mengatakan tidak mengganti pembalut 2 kali dalam sehari dan sebanyak
83,71% mengatakan tidak mencukur rambut alat reproduksi yang dimana bertujuan
Pada Negara Asia Tenggara, khususnya di Indonesia bahwa yang lebih rentang
mengalami infeksi saluran reproduksi yaitu terjadi pada remaja, hal ini dipicu karena
kondisi iklim yang lembab serta panas. Di Indoensia terjadinya Infeksi Saluran
3
Reproduksi akibat tidak melakukan tindakan personal hygiene atau merawat kebersihan
organ reproduksi dengan baik dan benar masuk dalam kategori cukup tinggi, dengan
pravelansinya sekitar 90 penduduk setiap tahunnya 100 kasus per seratus ribu
(Nurmaliza, 2019).
Jurmlah remaja putri berusia 10-14 tahun di Indonesia pada tahun 2020 tercatat
sekitar 11.501.707 penduduk. Badan pusat statistik, (2021) melaporkan bahwa jumlah
remaja perempuan usia 10-14 tahun. Pada Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020
perhatian khusus, salah satunya pada personal hygiene saat menstruasi ini sehingga
remaja dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang dewasa yang sehat.
remaja putri tentang personal hygiene pada masa menstruasi yaitu diberikan edukasi
kesehatan. Edukasi sendiri adalah suatu proses perubahan perilaku yang didasari oleh
perasaan dari diri sendiri baik secara individual ataupun kelompok dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan baik dari sistemik ataupun periodik. Dari edukasi
kesehatan tersebut akan membentuk suatu pengetahuan atau ilmu yang baru sehingga
nantinya akan membentuk perilaku personal hygiene yang bersifat permanen dan tahan
lama jika suatu perilaku didasarkan oleh pengetahuan yang ada maka dapat
menimbulkan kesadaran serta perilaku dan tindakan yang positif (Ummah, 2021).
dari segi informasi dan persuasi. Media audiovisual adalah media yang memberikan
pesan melalui audio dan visual yang tujuannya yaitu membantu seseorang dalam
memahami suatu materi yang ada dipembelajaran. Audiovisual juga mempunyai dua
elemen penting yang setiap elemennya memiliki kekuatan sendiri sehingga jika
digabungkan akan menjadi kekuatan yang besar dan akan mempengaruhi. Audiovisual
memiliki stimulus pada penglihatan dan pendengaran sehinga diperoleh hasil yang
4
maksimal. Hal itu dapat tercapai karena pancaindera menyalurkan sekitar 75%
pengelihatan dan pendengaran 87% pegetahuan ke otak sedangkan sisanya yaitu sekitar
13%-25% pengetahuan diperoleh dari pancaindera penciuman, rasa dan raba (Ardiani,
2018).
Dari beberapa penelitan yang ada, menunjukan bahwa remaja putri mempunyai
pengetahuan dan perilaku yang kurang terhadap kebersihan diri pada masa menstruasi
hal ini didukung oleh penelitian dari (Lailatul & Mukhoirotin, 2018), bahwa sebesar
88,9% pengetahuan siswi masuk dalam kategori kurang sebelum diberikan intervensi
Syahda, 2020) saat menstruasi bahwa sebesar 74,4% perilaku siswi masuk dalam
kategori kurang dalam menjaga kesehatan dan kebersihan alat hal ini disebababkan oleh
siswi yang tidak mempunyai waktu dalam mengganti pembalut serta pekerjaan rumah
diberikan edukasi kesehatan. Edukasi sendiri adalah suatu proses perubahan perilaku
yang didasari oleh perasaan dari diri sendiri baik secara individual ataupun kelompok
dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, baik dari sistemik ataupun
periodic. Berangkat dari edukasi kesehatan tersebut akan membentuk suatu pengetahuan
atau ilmu yang baru sehingga nantinya akan membentuk perilaku personal hygiene yang
bersifat permanen dan tahan lama. Jika suatu perilaku didasarkan oleh pengetahuan
yang ada maka dapat menimbulkan kesadaran serta perilaku dan tindakan yang positif
(Ummah, 2021).
dari segi informasi dan persuasi. Media audiovisual adalah media yang memberikan
pesan melalui audio dan visual yang tujuannya yaitu membantu seseorang dalam
memahami suatu materi yang ada pada pembelajaran. Audiovisual juga mempunyai dua
5
elemen penting yang setiap elemennya memiliki kekuatan sendiri sehingga jika
digabungkan akan menjadi kekuatan yang besar dan akan mempengaruhi. Audiovisual
memiliki stimulus pada penglihatan dan pendengaran sehinga diperoleh hasil yang
maksimal. Hal itu dapat tercapai karena pancaindera pengihatan dan pendengaran
menyalurkan sekitar 75%-87% pegetahuan ke otak sedangkan sisanya yaitu sekitar 13%
- 25% pengetahuan diperoleh dari pancaindera penciuman, rasa dan raba (Ardiani,
2018).
Dari beberapa penelitan yang ada, menunjukkan bahwa remaja putri mempunyai
pengetahuan dan perilaku yang yang kurang terhadap kebersihan diri pada masa
menstruasi hal ini didukung oleh penelitian dari (Lailatul & Mukhoirotin, 2018), yang
menyebutkan bahwa sebesar 88,9% pengetahuan siswi masuk dalam kategori kurang
perilaku siswi masuk dalam kategori kurang dalam menjaga kesehatan dan kebersihan,
hal ini disebababkan oleh siswi yang tidak mempunyai waktu dalam mengganti
Salah satu peran penting bidan adalah sebagai health educator. Seorang bidan
kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan. Bidan sebagai educator atau pendidik
penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dan klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Pada penelitian ini tugas bidan adalah memberi
penyuluhan kepada remaja siswi kelas VIII SMPN 1 Solokan Jeruk agar mendapatkan
Survei data awal yang dilakukan melalui wawancara dari salah seorang guru dan
salah seorang siswi kelas VIII SMPN 1 Solokan Jeruk, didapatkan jumlah siswi putri
kelas VIII berjumlah 151 orang dan dengan hampir keseluruhan sudah mengalami fase
6
menstruasi. Dari 7 siswi yang diwawancarai bahwa siswi saat menstruasi sering
mengalami bercak-bercak merah sampai terkena pada rok sekolah pada jam
pembelajaran akibat tidak mengganti pembalut, dan pada saat fase akhir menstruasi
merasa gatal dan panas pada bagian vagina luar bekas pembalut, bahkan terkadang
Informasi yang lain didapatkan juga yaitu siswi malu bertanya kepada orantua
mereka terkait kebersihan diri pada masa menstruasi lebih lanjut sehingga mereka hanya
bertukar informasi kepada teman sesama mereka yang juga mengalami menstruasi,
bahkan siswi mengatakan terkadang lupa membawa pembalut cadangan dan bahkan
mereka malas untuk mengganti pembalut pada saat menstruasi. Siswi juga sering
mengeluhkan pada masa akhir menstruasi terjadinya keluhan panas dan gatal pada
bagian luar alat reproduksi yang disebabkan pemakaian pembalut yang terlalu lama
Personal Hyigiene Saat Menstruasi Pada Remaja Siswi Kelas VIII SMPN 1 Solokan
Jeruk”.
B. Rumusan Masalah
pengetahuan remaja tentang personal hygiene genitalia saat menstruasi pada siswi kelas
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Remaja
2. Bagi Institusi
8
3. Bagi Sekolah
saat menstruasi pada remaja dan dapat dijadikan sebagai acuan maupun
studi literatur.
E. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan
BAB I berisi lima sub pokok bahasan yang telah dirumuskan oleh peneliti.
pembahasan.
BAB II berisi tiga sub pokok bahasan yang telah dirumuskan oleh peneliti. Tiga
sub pokok bahasan tersebut yaitu tinjauan pustaka yang memuat mengenai
BAB III berisi delapan sub pokok bahasan yang telah dirumuskan oleh peneliti.
Adapun delapan sub pokok bahasan tersebut yaitu metode penelitian, variabel
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
F. Materi Skripsi
1. Remaja
Menurut Episentrum (2010) dalam Permata (2019) Masa remaja adalah
suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat, baik
secara fisik, maupun psikologis. Berdasarkan tumbuh kembangnya menuju
dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan
melewati sebagai berikut:
1) Masa remaja awal/dini (Early adolescence) umur 11-13 tahun.
2. Menstruasi
dalam uterus yang diakibatkan oleh terlepasnya lapisan dinding rahim disertai
berdasarkan tiga hal yaitu yang pertama siklus berkisar antar 21 – 35 hari,
kedua lamanya tidak lebih dari 15 hari, ketiga jumlah darah 20 – 80 ml.
1) Stadium menstruasi
2) Stadium proliferasi
3) Stadium sekresi
4) Stadium pramenstruasi
10
Menurut Price dan Wilson (2012) dalam Harahap (2020) tanda dan gelaja
2) Timbul jerawat
6) Konstipasi
7) Sakit kepala
9) Nyeri punggung
3. Personal Hygiene
penting yang harus diperhatikan oleh individu karena hal tersebut berdampak
1) Kebersihan Kulit
2) Kebersihan Rambut
3) Kebersihan Gigi
1) Citra Tubuh
2) Praktik Sosial
3) Status Sosio-Ekonomi
4) Pengetahuan
5) Kebudayaan
6) Pilihan Pribadi
4. Pengetahuan
yang dipandang menjadi sebuah fakta, informasi atau pelajaran yang perlu
1) Pendidikan
2) Informasi/ Media
5. Edukasi
12
suatu proses berubahnya sikap juga tata laku seseorang ataupun sekolompok
berbasis suara dan gambar. Siswa dapat mendengar dan melihat gambar
baik, dan lebih mudah bagi siswa untuk menangkap dan menggali
A. Landasan Teoritis
1. Definisi Remaja
a) Remaja
adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang
12
13
ini, individu mulai mempunyai pola pikir yang baru. Teman terdekat
penting.
2. Menstruasi
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi ini dimulai berdasarkan tiga hal yaitu yang pertama siklus
14
berkisar antar 21 – 35 hari, kedua lamanya tidak lebih dari 15 hari, ketiga
Istilah haid juga populer dengan sebutan “datang bulan”. Datangnya haid
2. Siklus Menstruasi
3. Fisiologi Menstruasi
1) Stadium menstruasi
rendah.
2) Stadium proliferasi
3) Stadium sekresi
hari kemudian gejala PMS maka lapisan dinding rahim akan luruh
kembali.
4) Stadium pramenstruasi
Menurut Price dan Wilson (2012) dalam Harahap (2020) tanda dan
2) Timbul jerawat
6) Konstipasi
7) Sakit kepala
9) Nyeri punggung
5. Personal Hygiene
a. Kebersihan Kulit
yaitu :
buah-buahan.
b. Kebersihan Rambut
rambut lainnya.
c. Kebersihan Gigi
yaitu :
d. Kebersihan Mata
yaitu :
e. Kebersihan Telinga
telinga yaitu:
1) Citra Tubuh
2) Prraktik Sosial
3) Status Sosio-Ekonomi
memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
menyediakannya.
4) Pengetahuan
19
5) Kebudayaan
berdea pula.
6) Pilihan Pribadi
7) Kondisi Fisik
3. Pengetahuan
1. Definisi
berupa tulisan atau lisan. Hal ini menjadi suatu stimulasi dari sebuah
yang baik sekitar 60% dan remaja yang memiliki pengetahuan buruk,
positif.
1) Pendidikan
21
disampaikan.
2) Informasi / Media
4) Lingkungan
dengan yang lainnya dan hal ini akan menjadi sebuah pengetahuan
5) Pengalaman
6) Usia
baru.
3) Tahapan Pengetahuan
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehension)
pengetahuan suatu objek dengan cara yang benar dan dapat juga
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
4. Edukasi
1. Pengertian Edukasi
perihal suatu proses berubahnya sikap juga tata laku seseorang ataupun
2. Tujuan Edukasi
diantaranya:
individu
sasaran kelompok
masyarakat.
1) Faktor Materi
Dalam hal ini seperti hal-hal yang dapat menentukan proses belajar
2) Faktor Lingkungan
Dalam hal ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkungan fisik
3) Faktor Instrumen
edukasi.
5. Metode Edukasi
berikut:
Metode ini para penyuluh tidak ada berhadapan atau tatap muka
lain.
a) Pendekatan Perorangan
Group Discussion.
c) Pendekatan Masal
memasang koran.
indera tubuhnya.
5. Audiovisual
1) Pengertian Audiovisual
ini, keragaman interpretasi pendidik dapat lebih baik, dan lebih mudah
metode yang mampu menampilkan unsur gambar dan juga suara secara
kepada siswa yang lambat atau lemah untuk memahami isi dari
c) Dapat memahami informasi lebih cepat saat diberikan, hal ini karena
c) Tayangan seperti film dan video yang tersedia tidak mesti dapat
sendiri.
merasa tenang dan siap menghadapi dan mengatasi masalah yang terjadi
pada saat menstruasi. Jika ada peristiwa menstruasi yan tidak disertai dengan
muncul. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Pangesti & Gambaran terdapat 30 Persamaan Perbedaan
Milindasari, Tingkat responden variabel dalam
2021 Pengetahuan menjadi sampel personal penelitian ini
Remaja Putripenelitian. 12 hygiene saat yaitu pada
Usia 10-19
responden 40% menstruasi waktu dan
Tahun masuk dalam terhadap lokus
Tentang kategori baik, 15 remaja putri penelitian,
Personal responden 50% pada
Hygiene Saatmasuk dalam penelitian ini
Menstruasi Di
kategori cukup tidak ada
Rt 15
dan 3 responden tahapan
Sumberejo 10% masuk dalam intervensi
Kemiling kategori kurang.
Bandar 50% responden
Lampung berpendidikan
sma dan 77%
responden bersuku
jawa.
2. Jubaedah et Pendidikan Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
al., 2020 Kesehatan diperoleh p=0,000 variable media dalam
Melalui Media artinya adanya video, variable penelitian ini
Video dan perbedaan pengetahuan yaitu pada
Leaflet sebelum dan Personal waktu dan
Terhadap sesudah diberikan Hygiene lokus
Pengetahuan intervensi melalui Menstruasi penelitian.
Personal media video dan Remaja Putri
Hygiene juga terdapat nilai
Menstruasi p=0,000 artinya
Remaja Putri adanya perbedaan
Kelas VII sebelum dan
Tahun 2019 sesudah diberikan
intervensi melalui
leaflet
3. Ningsih et pengaruh Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
31
C. Kerangka Pemikiran
lengkap dengan bagan dan alur yang mejelaskan hubungan sebab dan akibat dari
sebuah fenomena. Kerangka teori dibuat berdasarkan penjelesan yang didapat saat
Keterangan :
33
Dilakukan :
Tidak Dilakukan :
D. Hipotesis Penelitian
atas pertanyaan penelitian. Hasil hipotesis adalah ada dua kemungkinan, yaitu
terbukti atau tidak terbukti (Dahlan, 2018). Dalam penelitian ini, penulis
Ho: Tidak Ada Pengaruh Edukasi Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada
Remaja Putri.
Remaja Putri.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada jenis penelitian ini tidak terdapat variabel yang dikontrol dan pada kelompok
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai orang, faktor,
perlakuan terhadap objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
Variabel bebas ini biasanya diamati, diukur untuk diketahui hubungan atau
48
35
Variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang
dikenal stimulus (Nursalam, 2020). Variabel dependen pada penelitian ini adalah
pengetahuan siswi remaja putri kelas VIII SMPN 1 Solokanjeruk terhadap personal
3. Variabel Intervening
dan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan
C. Definisi Operasional
1. Definisi Operasional
1. Populasi
(Cresswell, 2009).
penelitian ini adalah remaja siswi kelas VIII SMPN 1 Solokan Jeruk yang
2. Sampel
Sampel adalah bagian jumlah dari total populasi. Sampel ditentukan oleh
sampel kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang dapat digunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling (Donsu, 2020). Sampel pada penelitian ini
jumlah minimal sampel ketika perilaku populasi tidak diketahui secara pasti
sebagai berikut :
N
n= 2
1+(d )
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Popilasi sampel
d = Tingkat signifikansi (p) / (d = 0,1) dimana tingkat signifikasi 10%
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, maka:
150
n= 2
1+ 150(0,1)
150
n=
1+ 150(0,01)
150
n=
1+ 1,50
150
n=
2,50
n = 60
Jadi berdasarkan perhitungan sampel yang diperoleh, maka jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 60 orang.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian yang akan diteliti dari
b. Usia 13 - 15 tahun
2. Kriteria Ekslusi
1. Pre test
menstruasi siswi kelas VIII SMPN 1 Solokan Jeruk dimulai setelah mendapat
izin penelitian dari Ketua Program Studi. Selanjutnya, peneliti meminta izin
kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Solokan Jeruk dan Kesbangpol. Setelah itu
manfaat yang diterima oleh responden setelah penelitian. Setelah itu, diberikan
informed consent kepada responden sebagai lembar persetujuan ikut serta dalam
2. Intervensi
berdurasi 05 menit 42 detik dilakukan selama 3 kali pemutaran dan disertai dari
3. Post test
sama dengan kuesioner pada tahap pre test. Setelah itu, peneliti mengumpulkan
versi 25.
G. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Pengetahuan
pada saat menstruasi. Setiap jawaban responden yang benar akan diberi nilai 1
40
dan yang salah akan diberi nilai 0. Skala ukur yang digunakan dalam variabel
ini adalah skala ordinal, dimana skor dengan menggunakan rumus statistik
menrut sudjana (2002). Dengan rumus nilai tertinggi dikurangi nilai terendah
di bagi jumlah kelas atau kategori. Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
1. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukut itu benar –
benar mengukur apa yang diukur. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur akurasi
yang digunakan dalam penelitian. Pertanyaan yang tidak valid di validasi dengan
mengoreksi pertanyaan yang ambigu dengan membuat kalimat singkat dan jelas
acak. Jumlah soal yang diuji validitas terdapat 15, r tabel pada taraf signifikan
5% adalah 0,361. Jika r hitung lebih besar dari 0,361 maka pernyataan tersebut
dikatakan valid. Tapi jika r hitung lebih kecil daripada 0,361 maka butir soal
tersebut dikatakan tidak valid dan harus dihilangkan atau diganti. Pada
diuji validitas semua butir soal valid karena r hitung lebih besar dari 0,361 maka
2. Reabilitas
menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
41
Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten
atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach 0,676 > 0,60 (Notoatmodjo, 2018).
semua soal reliabel . Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan melalui lembar
keasioner kepada siswi kelas VIII dan telah menstruasi dengan jumlah
responden 30 orang.
melakukan analisis data, terlebih dahulu data wajib diolah. Dalam proses
pengolahan data terdapat beberrapa langkang yang ditempuh, antara lain sebagai
berikut :
1. Pengolahan Data
a. Editting
b. Scoring
untuk setiap subjek skor setiap item atau pertanyaan dalam angket ditentukan
42
dan menghitung skor total setiap pertanyaan untuk setiap variabel dan skor
subvariabel.
c. Data Entry
sederhana atau membuat tabel kontingensi. Pada penelitian data yang sudah
d. Tabulating
Data di atas akan diringkas dalam bentuk tabel karena data lebih
langkah ini.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
adalah analisis data yang menganalisis satu varivael. Hal ini disebut analisis
univariat karena proses perolehan data awal masih bersifat acak dan abstrak
serta data tersebut diolah mnejadi informasi yang berguna. Analisis univariat
edukasi.
b. Analisis Bivariat
pengaruh x dan y antara satu variabel dengan variabel lainnya. Analisis data
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test sebagai uji analisis untuk
43
J. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
responden.
dilakukan.
g. Penelitian ini dilakukan secara langsung pada kelas pada pukul 10.00-11.00
WIB.
minggu yaitu pada hari senin, rabu dan jum’at selama 60 menit setiap
pertemuannya dan setiap pertemuan diberikan video yang sama. Hal ini
berikut:
Waktu
No Tahapan Hari
Pengumpulan data
2
responden
Perkenalan diri dari
peneliti dan
3 menjelaskan tujuan
serta manfaat
penelitian
45
Memberikan
4
kuesioner (prettest)
Proses intervensi
6 dengan metode
audiovisual
Memberikan
7
kuesioner (posttest)
Gambar 3.1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian
Sumber: Penulis, 2023
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
L. Etika Penelitian
yaitu:
Personal Hyigiene Saat Menstruasi Pada Remaja Siswi Kelas VIII SMPN 1
Solokan Jeruk Tahun 2023 kepada kode etik penelitian. Dan setelah dilakukan
permohonan izin pelaksanaan penelitian dan ethical clearance dari kode etik,
46
tersebut tentang penelitian ini ada 3 tahapan yang akan diberikan yaitu pretest,
selama 1 minggu.
2. Privacy
dijamin oleh peneliti dan kelompok data tertentu saja yang akan digunakan
3. Anonymity
manfaat, dan apa yang diperoleh responden dari peneliti jika responden
dilibatkan dalam penelitian ini, dan juga telah memperkenalkan diri secara
mencantumkan nama responden pada lembar atau alat ukur hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan dan atau hasil penelitian yang akan disajikan.
4. Nonmaleficence
tidak menimbulkan dampak buruh kepada pihak yang terlibat. Penelitian ini
memberikan dampak positif terhadap personal hygiene siswi pada Kelas VIII
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra. I. M. S., dkk. (2021). Metode Penelitian Kesehatan. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Ahmad suryadi. (2020). Teknologi dan Media Pembelajaran Jilid I. Jawa Barat:Cv
Budiman dan Riyanto, A. (2019). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap
Epidemiologi Indonesia
Dr. H. Yudo Dwiyono, S.Pd., 2021. Perkembangan Peserta Didik. CV. Budi Utama
Grove, S. K., Burns, N., & Gray, J. R. (2015). Understanding nursing research: Building
Alfabeta.
kejadian pruritus vulvae pada siswi di smp negeri 3 batang angkola kabupaten
Medika.
Khatib A, Adnani SS, Sahputra RE. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Personal Hygiene dengan Gejala Vaginitis pada Siswi SMPN 1 Kota Padang dan
Lestari. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Nuha
Medika.
Personal Hygiene Saat Menstruasi pada Santriwati di MTs Pondok Pesantren Dar
50
Martha, dkk. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Bidang Kesehatan. Depok:
Rajawali Pers.
Salemba Medika.
Price, Sylvia. A, & Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis ProsesProses Penyakit.
Purba Ramen A, dkk. (2021). Media dan Teknologi Pembelajaran. Medan: Yayasan
Kita Menulis.
Ramly, I. Q., Ndoen, H. I., & Ndoen, E. M. (2020). Gambaran Perilaku Kebersihan Diri
Saat Menstruasi pada Siswi Kelas VIII SMP Negeri 13 Kupang Tahun 2019.
RI, K. (2017). Pedoman dan Standar Etik Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Nasional. http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html
Publishing.
Kemenkes Kaltim.
Suryani dan Agung ( dalam Nunuk Suryani, 2018). Media Pembeljaarann Inovatif.
Syukrianti Syahda, E. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Peran Orang Tua (Ibu)
Ummah. 2019. Pijat Perineum Selama Masa Kehamilan Terhadap Kejadian Ruptur
Group. 150-156hal.
48