BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan di institusi sosial adalah makanan yang
dipersiapkan dan dikelola untuk masyrakat yang diasuhnya, tanpa
memperhitungkan keuntungan nominal dari institusi tersebut (Syahmien,
1992).
Institusi sosial termasuk panti asuhan penyelenggaraan makanan
harus terjaga karena anak sangat rentan terhadap masalah gizi.
Penyelenggaraan ini pihak institusi harus mampu menyediakan makanan
yang baik dan berkualitas baik, bervariasi, memenuhi kecukupan gizi,
dapat diterima dan menyenangkan konsumen dengan memperhatikan
standar hygiene dan sanitasi yang tinggi. Menu yang seimbang, bervariasi
dan sesuai dengan kecukupan atau kebutuhan gizi menjadi hal yang perlu
diperhatikan dalam penyelenggaraan makanan di institusi massal (Fajriani,
2012).
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap
objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba
melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan (over behavior) (Notoadmodj 2010).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh seseorang (Budiman, 2013). Pengetahuan gizi adalah sesuatu yang
diketahui tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal.
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi
sehari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Pengetahuan gizi yaitu tentang makanan dan zat gizi,
sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga
tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar
1
2
zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat
(Notoatmodjo,2007).
Pengetahuan seseorang dapat diukur dengan menggunakan berbagai
cara, salah satunya dengan menggunakan media video sebagai media
pengukuran pengetahuan tersebut, kata media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, medoe yang artinya
perantara antara pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media
sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide,
gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang
dituju (Arsyad,A, 2011). Sedangkan Istilah video berasal dari bahasa latin,
yaitu dari kata vidi atau visum yang artinya melihat atau mempunyai daya
penglihatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, video adalah rekaman
gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat
televisi (KBBI, 2017). Video merupakan gambar dalam frame, di mana
frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis
sehingga pada layar terlihat gambar hidup.
Menurut Ashaver dan Igyuve (2013) Seseorang akan lebih mudah
dan lebih cepat belajar dan memahami suatu materi apabila didukung
dengan media audiovisual dari pada ceramah saja. Selain itu, media
audiovisual memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan media
visual, terutama untuk anak.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun
2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Gizi seimbang adalah susunan
makanan sehari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip gizi
seimbang yaitu mengonsumsi makanan beragam, pola hidup bersih,
aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan normal untuk mencegah
masalah gizi. Asupan Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan
yang buruk dan meningkatkan risiko penyakit infeksi dan penyakit tidak
3
B. Rumusan Masalah
Bagaimana ‘’Pengaruh media video terhadap pengetahuan higiene
pribadi dan gizi seimbang anak asuh di Panti Asuhan Berkah, Kota
Palangka Raya’’?
7
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Pengaruh Media Video Terhadap Pengetahuan Higiene
Pribadi Dan Gizi Seimbang Anak Asuh Di Panti Asuhan Berkah, Kota
Palangka Raya
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui Karakteristik Sampel (Umur Dan Jenis Kelamin) Di
Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya
2) Mengetahui Pengetahuan Sampel Tentang Higiene Pribadi Sebelum
Dan Sesudah Intervensi Di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka
Raya
3) Mengetahui Pengetahuan Sampel Tentang Gizi Seimbang Sebelum
Dan Sesudah Intervensi Di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka
Raya
4) Menganalisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Penyuluhan Higiene Pribadi Dengan Menggunakan Media
Video Di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya
5) Menganalisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Penyuluhan Gizi Seimbang Dengan Menggunakan Media
Video Di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya
8
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Peneliti :
Penulis dapat menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman
bagi diri penulis dalam melakukan penelitian ini.
2. Bagi Panti asuhan :
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan kontribusi
positif bagi pengelola panti asuhan, untuk memberikan edukasi
tentang gizi seimbang dan higiene pribadi agar terhindar dari masalah
kesehatan, untuk meningkatkan Pengetahuan anak asuh di panti
asuhan.
3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan :
Dapat dijadikan bahan evaluasi agar instansi pelayanan kesehatan dapat
memberikan edukasi atau penyuluhan menganai gizi seimbang dan
higiene pribadi
4. Bagi pembaca :
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang gizi
seimbang dan higiene pribadi anak asuh di panti asuh
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media
1. Pengertian Media
Media adalah orang, material atau kejadian yang dapat
menciptakan
kondisi tertentu,sehingga memungkinkan klien memperoleh pengetahua
n,keterampilan dan sikap yang baru. Media adalah grafik, gambar, foto,
alat mekanik yang elektronik yang dipergunakan untuk menangkap,
memproses, dan menyampaikan informasi visual atau verbal (Suiraoka
dan Supariasa, 2012).
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi atau pesan (Rusman dkk., 2015).
2. Jenis Media
Menurut Nototatmodjo (2012) Berdasarkan fungsinya sebagai
penyaluran pesan kesehatan,media dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1) Media cetak (Booklet, leflet, flyer, flipchart, rubrik atau tulisan pada
surat kabar, poster dan foto).
2) Media elektronik (Televisi, radio, video, slide, dan film strip).
3) Media papan (billboard).
3. Video
Menurut Munandhi,Y (2012) Media audiovisual merupakan
media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus
dalam satu proses media video merupakan kombinasi audio dan visual
atau bisa disebut media pandang dengar. Audiovisual akan menjadi
penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain
itu, media ini dalam batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan
tugas guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru
bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan
bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audiovisual diantaranya
9
10
B. Pengetahuan Gizi
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2014).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dala
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat pengetahuan
di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo,
2014), yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling
rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atas materi dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya
(Real). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
12
Tabel 2.1
Penilaian Tingkat Pengetahuan
5. Gizi Seimbang
Kata gizi sendiri berasal dari bahasa arab yaitu “ ghidza” yang
berarti makanan. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang
dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti,
absobsi, serta penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ, serta menghasilkan energi. zat ini sangat
berguna untuk kesehatan dan proses yang terjadi sampai dikonsumsi,
dicerna, dan diserap sampai dimanfaatkan oleh tubuh (Proverawati dan
Kusumawati, 2011).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun
2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, Prinsip Gizi Seimbang terdiri
dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya
untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang
masuk dengan memantau berat badan secara teratur, Empat Pilar
tersebut adalah :
a. Mengkonsumsi Anekaragam Pangan
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis
zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk
bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: nasi merupakan
sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan
buah pada umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi
miskin kalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein
tetapi sedikit kalori. Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI
merupakan makanan tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan
karena ASI dapat mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan
berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis
pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh.
Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain
keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang
16
setiap kali makan akan lebih baik. Setiap orang diharapkan selalu
bersyukur dan menikmati makanan yang dikonsumsinya. Bersyukur
dapat diwujudkan berupa berdoa sebelum makan. Nikmatnya makan
ditentukan oleh kesesuaian kombinasi anekaragam dan bumbu, cara
pengolahan, penyajian makanan dan suasana makan. Cara makan yang
baik adalah makan yang tidak tergesa. Dengan bersyukur dan
menikmati makan anekaragam makanan akan mendukung
terwujudnya cara makan yang baik. Dengan demikian makanan dapat
dikunyah, dicerna dan diserap oleh tubuh lebih baik.
2) Banyak Makan Sayuran dan Cukup Buah
Secara umum sayuran dan buah merupakan sumber berbagai
vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang
terkandung dalam sayuran dan buah berperan sebagai antioksidan atau
penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan sayuran, buah
juga menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa.
Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan
kentang sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak
jenuh seperti buah alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi
sayuran dan buah merupakan salah satu bagian penting dalam
mewujudkan gizi seimbang.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah
yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah,
kadar gula dan kolesterol darah. Konsumsi sayur dan buah yang cukup
juga menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB atau sembelit) dan
kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah
yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular
kronik. Konsumsi sayuran dan buah yang cukup merupakan salah satu
indikator sederhana gizi seimbang.
Semakin matang buah yang mengandung karbohidrat semakin
tinggi kandungan fruktosa dan glukosanya, yang dicirikan oleh rasa
yang semakin manis. Dalam budaya makan masyarakat perkotaaan
20
yang lebih lengkap dan mempunyai mutu zat gizi yaitu protein,
vitamin dan mineral lebih baik, karena kandungan zat gizi tersebut
lebih banyak dan mudah diserap tubuh. Tetapi pangan hewani
mengandung tinggi kolesterol (kecuali ikan) dan lemak. Lemak dari
daging dan unggas lebih banyak mengandung lemak jenuh. Kolesterol
dan lemak jenuh diperlukan tubuh terutama pada anak tetapi perlu
dibatasai asupannya pada orang dewasa.
Pangan protein nabati mempunyai keunggulan mengandung
proporsi lemak tidak jenuh yang lebih banyak dibanding pangan
hewani juga mengandung isoflavon, yaitu kandungan fitokimia yang
turut berfungsi mirip hormon estrogen (hormon kewanitaan) dan
antioksidan serta anti kolesterol. Konsumsi kedele dan tempe telah
terbukti dapat menurunkan kolesterol dan meningkatkan sensitifitas
insulin dan produksi insulin. Sehingga dapat mengendalikan kadar
kolesterol dan gula darah. Namun kualitas protein dan mineral yang
dikandung pangan protein nabati lebih rendah dibanding pangan
protein hewani.
Oleh karena itu dalam mewujudkan gizi seimbang kedua
kelompok pangan ini (hewani dan nabati) perlu dikonsumsi bersama
kelompok pangan lainnya setiap hari, agar jumlah dan kualitas zat gizi
yang dikonsumsi lebih baik dan sempurna. Kebutuhan pangan hewani
2-4 porsi, setara dengan 70-140 g (2-4 potong) daging sapi ukuran
sedang; atau 80-160 g (2-4 potong) daging ayam ukuran sedang; atau
80-160 g (2-4 potong) ikan ukuran sedang sehari. Kebutuhan pangan
protein nabati 2-4 porsi sehari, setara dengan 100-200 g (4-8 potong)
tempe ukuran sedang atau 200-400 g (4-8 potong) tahu ukuran sedang.
Porsi yang dianjurkan tersebut tergantung kelompok umur dan kondisi
fisiologis (hamil, menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa). Susu
sebagai bagian dari pangan hewani yang dikonsumsi berupa minuman
dianjurkan terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui serta anak setelah
usia satu tahun. Mereka yang mengalami diare atau intoleransi laktosa
22
kebutuhan juga harus aman yang berarti bebas dari kuman penyakit
dan bahan berbahaya.
8). Biasakan Membaca Label pada Kemasan Pangan
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi,
tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain yang dicantumkan
pada kemasan. Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang
dikemas sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan yang
terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu dapat memperkirakan
bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi
karena punya penyakit tertentu. Oleh karena itu dianjurkan untuk
membaca label pangan yang dikemas terutama keterangan tentang
informasi kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum
membeli atau mengonsumsi makanan tersebut.
9). Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air Bersih Mengalir
Pentingnya mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun
dengan air bersih mengalir adalah agar kebersihan terjaga secara
keseluruhan serta mencegah kuman dan bakteri berpindah dari tangan
ke makanan yang akan dikonsumsi dan juga agar tubuh tidak terkena
kuman. Perilaku hidup bersih harus dilakukan atas dasar kesadaran
oleh setiap anggota keluarga agar terhindar dari penyakit, karena 45%
penyakit diare bisa dicegah dengan mencuci tangan. Tanggal 15
Oktober adalah Hari Cuci Tangan Sedunia Pakai Sabun yang
dicanangkan oleh PBB sebagai salah satu cara menurunkan angka
kematian anak usia di bawah lima tahun serta mencegah penyebaran
penyakit. Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk
batang maupun cair sangat disarankan untuk kebersihan tangan yang
maksimal. Saat yang diharuskan untuk mencuci tangan dengan air
bersih mengalir dan pakai sabun, adalah :
1) Sebelum dan sesudah makan
2) Sebelum dan sesudah memegang makanan
3) Sesudah buang air besar dan menceboki bayi/anak
30
sel yang mendeteksi informasi dari dalam dan dari luar tubuh seorang
anak. Sistem saraf dan otak baru berangsur sempurna sejalan dengan usia
dan tergantung pada kualitas dan kuantitas gizi yang diberikan kepada
anak. Manfaat yang dapat diperoleh dari gizi yang seimbang pada anak
adalah :
a) Untuk sistem imunitas atau kekebalan pada anak sehingga anak tidak
mudah terserang penyakit, tidak mudah terserang infeksi terutama diare
atau cacingan.
b) Untuk memberi bahan untuk membangun atau memelihara jaringan
tubuh dann pengatur pekerjaan jaringan tubuh yang terdiri dari vitamin,
mineral dan air. Manfaat yang dapat diperoleh dari makanan yang
mengandung gizi yang seimbang adalah untuk mengoptimalkan
kesehatan dan perkembangan anak. Pemenuhan gizi yang sempurna
akan membuat sistem imun pada anak menjadi kuat dan cenderung
lebih tahan terhadap penyakit, anak juga akan cenderung lebih cepat
beradaptasi dan mudah menagkap respon dalam proses belajar
dilingkungan sekitarnya.
c) Untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit, gizi akan
membantu membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga
anak tidak mudah terserang penyakit.
d) Untuk mempercepat proses pertumbuhan, gizi yang seimbang sangat
berpengaruh dalam membantu proses pertumbuhan anak kearah yang
lebih optimal.
e) Untuk menunjang kecerdasan berfikir dan pertumbuhan otak, jika gizi
yang diperlukan otak tidak terpenuhi, maka perkembangan otak akan
terlambat, dan hal tersebut secara otomatis akan berakibat pada
lemahnya tingkat kecerdasan pada anak.
f) Untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan.
g) Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air,
mineral dan cairan tubuh yang lain.
h) Dapat menentukan perkembangan otak dan kecerdasan pada anak.
34
C. Higiene pribadi
1. Pengertian Higiene pribadi
Higiene pribadi berasal dari bahasa yunani yaitu Personal yang
artinya perorangan dan Higiene berarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Natalia, E, 2015).
Higiene pribadi merupakan salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya (Direja, 2011).
Tujuan higiene pribadi adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun
orang lain (Wartonah, T, 2010).
Higiene pribadi menjadi penting karena higiene pribadi yang baik
akan meminimalkan pintu masuk (port de entry) mikroorganisme yang
ada dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit.
36
mengupil dan menutup hidung dan mulut jika orang disekitar bersin
(Potter dan Perry, 2012).
9) Perawatan mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
untuk mata karene secara terus-menerus dibersihkan air mata dan
kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing.
Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering
yang terkumpul pada kantus sebelah dalam atau bulu mata. Untuk
mejaga kesehatan mata dapat dilakukan dengan cara : Jangan Terlalu
Lama Menatap Layar Elektronik, Rutin Memeriksakan Mata, jangan
terlalu sering menggosok mata dan menyeka kotoran mata menuju
sudut luar mata (Potter dan Perry, 2012).
10) Membersihkan Pakaian
Pakaian yang kotor akan menghalangi seseorang untuk terlihat
41
sehat dan segar walaupun seluruh tubuh sudah bersih. Pakaian banyak
menyerap keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan.
Dalam sehari saja, pakaian berkeringat dan berlemak ini akan berbau
busuk dan menganggu. Untuk itu perlu mengganti pakaian dengan
yang besih setiap hari dan mencuci pakaian dengan sabun, Saat tidur
hendaknya kita mengenakan pakaian yang khusus untuk tidur dan
bukannya pakaian yang sudah dikenakan seharian yang sudah kotor.
Untuk kaos kaki, kaos yang telah dipakai 2 kali harus dibersihkan.
Selimut, sprei, dan sarung bantal juga harus diusahakan supaya selalu
dalam keadaan bersih sedangkan kasur dan bantal harus sering
dijemur.
11) Cuci Tangan
Tangan adalah anggota tubuh yang paling banyak berhubungan
dengan apa saja. Kita menggunakan tangan untuk menjamah makanan
setiap hari. Selain itu, sehabis memegang sesuatu yang kotor atau
mengandung kuman penyakit, selalu tangan langsung menyentuh
mata, hidung, mulut, makanan serta minuman. Hal ini dapat
menyebabkan pemindahan sesuatu yang dapat berupa penyebab
terganggunya kesehatan karena tangan merupakan perantara penularan
kuman (Irianto, 2007). Berdasarkan penelitan WHO dalam National
Campaign for Handwashing with Soap (2007) Telah menunjukkan
mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada 5 waktu penting yaitu
sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi,
sesudah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan dapat
mengurangi angka kejadian diare sampai 40%. Cuci tangan pakai
sabun dengan benar juga dapat mencegah penyakit menular lainnya
seperti tifus dan flu burung.
4. Faktor yang mempengaruhi higiene pribadi
Menurut Potter dan Perry (2012 ) Faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang untuk melakukan personal higine yaitu :
1) Citra tubuh
42
berusaha menjadi orang tua (Asthama, 2015). Adapun pelaksana yang ada
biasanya terdiri dari :
a) Pengasuh
Setiap panti asuhan harus menyediakan tenaga pengasuh yang
handal dalam melaksanakan tugasnya. Mereka harus terhindar dari
pekerjaan lain, sehingga dapat selalu optimal dalam memperhatikan
anak asuh yang dipegangnya. Pengasuh harus memiiiki berbagai
konpetensi khusus dalam pengasuhan anak, juga harus memiliki
pengalaman serta kesabaran. Pengasuh juga harus menyukai anak kecil
dan memiliki kemauan untuk merawat anak kecil dalam segala kondisi,
mengingat kondisi antara anak satu dengan anak yang lainnya pasti
berbeda. Adanya uji kelayakan dari departemen sosial atau yang
sejenisnya berupa sertifikasi seharusnya juga perlu dikedepankan
supaya anak yang berada di panti asuhan teijamin telah diasuh oleh
orang yang tepat (Asthama, 2015).
Pengaturan dalam berbahasa dan bersikap juga perlu diatur,
mengingat kedua hal itu yang pasti akan ditiru oleh setiap anak
asuhnya. Selain uji kelayakan dan keinginan yang kuat, seorang
pengasuh juga diharapkan memiliki kemampuan seperti pengetahuan
tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, mengenali dan paham
atas kekerasan dan penyimpangan anak, serta mampu mengatasi dan
mencari solusi atas semua itu. Mampu membaca potensi anak, mampu
mengembangkannya dan mengeksplorasinya sehingga anak dapat
berkembang dengan tepat dan sesuai dengan minat dan bakatnya
(Asthama, 2015).
Keseimbangan antara jumlah pengasuh dan anak asuh juga
menjadi poin penting dalam pengembangan anak asuh di sebuah panti
asuhan. Terlalu banyak jumlah anak asuh akan membuat pengasuh
tidak mampu mengenali anak asuhnya secara individu dengan baik.
45
E. Kerangka Konsep
F. Definisi Operasional
Table 2.3
Definisi operasional penelitian
No Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
1. Umur Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak Kuesioner Pengisian Umur Nominal
dilahirkan atau diadakan) (Hoetomo, 2005). Identitas Kuesioner
sampel Identitas sampel
2. Jenis Kelamin Sedangkan jenis kelamin adalah atribut-atribut Kuesioner Pengisian Laki-laki Nominal
fisiologis dan anatomi yang membedakkan antara Identitas Kuesioner Perempuan
laki-laki dan perempuan (Wade, dkk. 2007). sampel Identitas sampel
3 Pengetahuan gizi Pengetahuan gizi seimbang merupakan pengetahuan Kuesioner Pengisian pre Sig <0,05 Rasio
seimbang tentang makanan dan sumber zat gizi pada test dan post test
makanan,makanan yang aman dikonsumsi sehingga
tidak menimbulkan penyakit (Notoatmodjo,2007).
4 Pengetahuan higiene Pengetahuan higiene pribadi merupakan Kuesioner Pengisian pre Sig <0,05 Rasio
pribadi pengetahuan tentang suatu tindakan untuk test dan post test
memlihara dan psikis (Natalia,E,2015).
46
G. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
47
48
2.Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan cara
sebagai berikut
a) Melihat daftar anak di panti asuhan
b) Mengambil sampel sesuai dengan teknik random sampling pada
anak di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya.
c) Pengisian kuesioner oleh anak asuh di panti asuhan berkah.
I. Analisa Data
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakan distribusi
variabel terkait untuk setiap variabel bebas tertentu berdistribusi
normal atau tidak dalam model regresi linear, asumsi ini
ditunjukkan oleh nilai eror yang berdistribusi normal. Model regresi
yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal
atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara
statistik.
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Test
Normality Kolmogorov-Smirnov. Menurut Santosa, S (2012) dasar
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas.
(Asymtotic Significanted), yaitu:
o Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi
adalah normal.
o Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi
adalah tidak normal.
51
2. Uji Univariat
Uji univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis setiap
variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo,2005). Analisa univariat
berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi
informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran
statistic, table, grafik. Analisa univariat dilakukan masing-masing
variabel yang diteliti.
3. Uji Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis, yakni
membuktikan ada tidaknya pengaruh pemberian pendidikan gizi dan
higiene pribadi dengan metode penyuluhan menggunakan media
audio visual terhadap perubahan pengetahuan anak asuh di Panti
Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya. Untuk menguji hipotesis
tersebut dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan
menggunakan uji statistik kolmogorov smirnov dan diperoleh hasil
yaitu distribusi normal jika nilai p > 0,05 sehingga dapat dilakukan
dengan uji paired sample T test dan untuk data yang berdistribusi
tidak normal jika nilai p < 0,05 dilakukan uji statistik wilcoxon.
Analisis dengan uji paired sample t-test digunakan untuk
mengetahui kemaknaan perubahan pengetahuan gizi seimbang dan
higiene pribadi sebelum dan sesudah dilakukan perlakukan pada
tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan software statistik.
Media video memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan
apabila nilai p diperoleh >0,05. Untuk melihat
perbedaan selisih nilai perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan Penyuluhan.
52
J. Pengolahan data
Langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Editing (memeriksa data)
Pada tahap ini melakukan pemeriksaaan terhadap kelengkapan
data diantaranya kelengkapan data penyelenggaraan makanan dan
data status gizi dengan memeriksa kelengkapan untuk menghindari
terjadinya kesalahan. Hal ini dilakukan pengecekan dan perbaikan
kualitas data
b) Transfering atau entry (memindahkan data) yaitu memindahkan data
ke dalam program computer.
c) Cleaning
Semua data dari sampel yang telah selesai dimasukkan, perlu di
cek kembali untuk melihat adanya kesalahan, ketidak lengkapan,
dan sebagainya
K. Etika penelitian
Dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang
harus dipegang teguh (Notoatmodjo, 2012), yakni:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human
dignity) Peneliti perlu mempertimbangkan hak sampel penelitian
untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan
penelitian tersebut. Peneliti menghormati harkat dan martabat
sampel penelitian, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan
sampel (inform consent) yang mencakup :
a. Penjelasan manfaat penelitian.
b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan.
c. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan sampel berkaitan dengan prosedur penelitian.
d. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi yang
diberikan oleh sampel.
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Panti Asuhan Berkah dibawah
Yayasan Barokah beralamat lengkap Jalan G. Obos Induk Km. 5,5 No. 517
RT. 07 / RW. VI Kelurahan Menteng Kec. Jekan Raya Kota Palangka Raya
73112 Kalimantan Tengah. Panti Asuhan Berkah diketuai oleh Moh. Abdul
Gofur, SE., M.Pd
Jumlah anak asuh di panti asuhan berkah sebanyak 93 anak dengan
melakukan penyelenggarakan makanan yang diberikan 3kali sehari kepada
anak asuh. Penyelenggaraan makanan dimulai dari perencanaan menu dengan
10 siklus menu, penyimpanan bahan makanan kering dan basah, pengolahan
bahan makanan, persiapan bahan makanan dan pendistribusian makanan
kepada anak asuh, Pegawai dapur terdiri dari 5 orang dengan pembagian
tugasnya yaitu 1 orang sebagai kepala dapur dan 4 orang lainnya sebagai juru
masak dan mengurus bahan makanan. Panti Asuhan Berkah memiliki Visi
Misi dan Tujuan, diantaranya :
a. Visi
Berdayakan amanah ummat, Bina Generasi Marginal Moga berakhlak
dan bertahfidz..
b. Misi
1) Berdayakan amanah Ummat dengan amanah
2) Berikhtiar bina generasi pelangi dengan akhlak dan tahfidz
3) Bimbing anak asuh ke fithrah tanpa sekat primordial
c. Tujuan
Berikhtiar Gapai Berkah
55
54
55
2. Karakteristik Sampel
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada saat penelitian
kepada anak asuh Panti Asuhan Berkah menjadi sampel penelitian Yayasan
Barokah distribusi frekuensi karakterisitik sampel berdasarkan usia, jenis
kelamin, sebagai berikut :
1). Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi karakterisitik Sampel berdasarkan jenis sebagai berikut :
Diagram 4.1
Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin
Laki - Laki = 18
orang
Perempuan = 12
40% 60 % orang
Karakteristik sampel
60%
50%
50%
40%
30% Jumlah
30%
20%
20%
10%
0%
Usia 13 Tahun Usia 14 Tahun Usia 15 Tahun
3. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi
yang di dapat dari setiap variabel yang diteliti. Adapun variabel pada
penelitian pengetahuan higiene pribadi dan pengetahuan gizi seimbang.
57
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak
dijawab dengan benar sebelum dilakukan intervensi adalah pertanyaan
nomor 4 mengenai Cara memelihara kebersihat kulit dengan jumlah 7
orang. Pertanyaan nomor 8 mengenai cara mencuci tangan dengan jumlah
59
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak
62
B. Pembahasan
65
1. Karakteristik Sampel
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan sesorang salah satunya
adalah usia menurut Mubarak (2011). Semakin bertambahnya usia terjadi
perubahan fisik dan psikologis. Perubahan psikologis ini akan
mempengaruhi perubahan mental sesorang dalam taraf berpikir untuk
semakin matang dan dewasa. Usia sampel pada penelitian ini disamakan
dalam katogori usia sekolah agar daya tangkap terhadap sesuatu juga sama
sehingga faktor yang mempengaruhi pengetahuan berdasarkan usia ini dapat
dikendalikan. Usia sampel berkisar 13 sampai 15 tahun, dimana mayoritas
berusia 13 tahun sebanyak 15 orang, 1 4 tahun sebanyak 9 orang dan 15
tahun sebanyak 6 orang.
Sampel yang mengikuti penelitian ini belum pernah mendapat
informasi tersebut sehingga pengetahuan Sampel menggunakan media video
sehingga dilakukan penelitian ini berpengaruh.
2. Pengetahuan Sampel Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Higiene
Pribadi Menggunakan Media Video
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan
penyuluhan tentang higiene pribadi menggunakan media video pada
penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan sebelum dilakukan
intervensi sebesar 24.53, Setelah dilakukan intervensi 76.93. Pertanyaan
yang paling banyak dijawab dengan benar sebelum dilakukan intervensi
pertanyaan mengenai higiene pribadi yaitu waktu yang tepat mencuci
tangan, cara menjaga kebersihan kuku dan cara menjaga kebersihan
rambut dan sesudah intervensi mengenai pengertian higiene, Tujuan
higiene, Pemeliharaan higiene, Kebersihan kulit, Kebersihan tangan,
Kebersihan kaki, Kebersihan kuku, Kebersihan gigi, Kebersihan rambut,
Kebersihan telinga, Kebersihan mata, Kebersihan pakaian, Perilaku
higiene, Dampak higiene sangat berkembang pesat dilihat dari
pengetahuan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, laki - laki yaitu
sebanyak 18 sampel (60 %) dan perempuan yaitu 12 sampel (40 %).
2) Karakteristik sampel berdasarkan, Distribusi tertinggi berumur 13 tahun
yaitu sebanyak 15 sampel (50%) dan distribusi tertinggi ke dua berumur
14 tahun yaitu sebanyak 9 sampel (30%). distribusi terendah berumur 15
tahun yaitu sebanyak 6 sampel (20%).
3) Terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan higiene pribadi pada
sampel sebelum diberikan penyuluhan 24,53 dan sesudah pemberian
intervensi rata-rata 76,93.
4) Terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan gizi seimbang pada sampel
sebelum diberikan penyuluhan 12,30 sesudah pemberian intervensi rata-
rata 74,60.
5) Ada pengaruh penyuluhan higiene pribadi dengan media video terhadap
pengetahuan gizi anak asuh di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya.
6) Ada pengaruh penyuluhan gizi seimbang dengan media video terhadap
pengetahuan gizi anak asuh di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya.
71
72
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan diatas adalah
sebagai berikut:
1) Diharapkan video animasi dapat diterima oleh anak asuh sebagai media
baru dalam proses pembelajaran mengenai gizi seimbang dan higiene
pribadi.
2) Pihak panti asuhan bisa mengaplikasikan video animasi sebagai suatu
media baru dalam proses pembelajaran di panti asuhan agar memberikan
hiburan pada anak asuh agar proses pembelajaran tidak monoton dan
pesan yang disampaikan oleh pengajar dapat diterima dengan baik.
3) Diharapkan kepada anak asuh di panti asuhan berkah agar dapat
menerapkan gizi seimbang dan higiene pribadi dalam kehidupan sehari-
hari.
60