Anda di halaman 1dari 76

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan di institusi sosial adalah makanan yang
dipersiapkan dan dikelola untuk masyrakat yang diasuhnya, tanpa
memperhitungkan keuntungan nominal dari institusi tersebut (Syahmien,
1992).
Institusi sosial termasuk panti asuhan penyelenggaraan makanan
harus terjaga karena anak sangat rentan terhadap masalah gizi.
Penyelenggaraan ini pihak institusi harus mampu menyediakan makanan
yang baik dan berkualitas baik, bervariasi, memenuhi kecukupan gizi,
dapat diterima dan menyenangkan konsumen dengan memperhatikan
standar hygiene dan sanitasi yang tinggi. Menu yang seimbang, bervariasi
dan sesuai dengan kecukupan atau kebutuhan gizi menjadi hal yang perlu
diperhatikan dalam penyelenggaraan makanan di institusi massal (Fajriani,
2012).
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap
objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba
melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan (over behavior) (Notoadmodj 2010).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh seseorang (Budiman, 2013). Pengetahuan gizi adalah sesuatu yang
diketahui tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal.
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi
sehari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Pengetahuan gizi yaitu tentang makanan dan zat gizi,
sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga
tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar

1
2

zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat
(Notoatmodjo,2007).
Pengetahuan seseorang dapat diukur dengan menggunakan berbagai
cara, salah satunya dengan menggunakan media video sebagai media
pengukuran pengetahuan tersebut, kata media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, medoe yang artinya
perantara antara pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media
sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide,
gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang
dituju (Arsyad,A, 2011). Sedangkan Istilah video berasal dari bahasa latin,
yaitu dari kata vidi atau visum yang artinya melihat atau mempunyai daya
penglihatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, video adalah rekaman
gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat
televisi (KBBI, 2017). Video merupakan gambar dalam frame, di mana
frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis
sehingga pada layar terlihat gambar hidup.
Menurut Ashaver dan Igyuve (2013) Seseorang akan lebih mudah
dan lebih cepat belajar dan memahami suatu materi apabila didukung
dengan media audiovisual dari pada ceramah saja. Selain itu, media
audiovisual memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan media
visual, terutama untuk anak.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun
2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Gizi seimbang adalah susunan
makanan sehari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip gizi
seimbang yaitu mengonsumsi makanan beragam, pola hidup bersih,
aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan normal untuk mencegah
masalah gizi. Asupan Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan
yang buruk dan meningkatkan risiko penyakit infeksi dan penyakit tidak
3

menular seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh


darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan
penyebab utama kematian di Indonesia (Kemenkes, 2014). Gizi dapat
diperoleh dari beberapa zat seperti energi, karbohidrat, protein dan
lemak. Namun, tak banyak masyarakat yang tahu bagaimana takaran
makanan bergizi yang sesuai untuk konsumsi suatu individu. Kebutuhan
gizi tiap manusia itu sendiri berbeda pada tiap individu diukur dari
beberapa parameter yang dapat dilihat pada tabel AKG 2019 (Angka
kecukupan gizi) adalah angka kecukupan rata gizi perhari yang
dikonsumsi oleh mayoritas individu sehat dilihat dari beberapa golongan
yang meliputi umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik,
genetik dan keadaan fisiologis untuk mencapai titik kesehatan optimal
(Permenkes,2019).

Penelitian zakiyah (2019) Di Sekolah Dasar Negeri Cicalengka VIII


yang berjudul Pendidikan Gizi Seimbang dengan Media Video Lagu
Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan
penelitian didapatkan kesimpulan yaitu rata skor pengetahuan meningkat
dari 49.33 menjadi 77.39 (74%) dengan aspek pengetahuan yang kurang
mengenai fungsi protein dan bahan makanan yang mengandung
protein tinggi, rata skor perilaku meningkat dari 39.94 menjadi 76.11
(71%) dengan perilaku yang meningkat dilakukan oleh sampel yaitu
tidak merokok, menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur,
membawa bekal air minum dari rumah dan selalu makan lauk nabati
dan hewani setiap kali makan utama, Terdapat perbedaan rata skor
pengetahuan mengenai gizi seimbang setelah diberikan penyuluhan gizi
dengan media video lagu (p = 0.000), Terdapat perbedaan rata skor
perilaku mengenai gizi seimbang setelah diberikan penyuluhan gizi
dengan media video lagu (p = 0.000).
Penelitian Hanifah (2015) Di SMP Negeri 2 Kartasura yang berjudul
Perbedaan Pengetahuan Remaja Sebelum Dan Sesudah Diberikan
4

Penyuluhan Tentang Gizi Seimbang Dengan Menggunakan Media Video.


Jumlah sampel berjenis kelamin laki yaitu sebesar 53% (35 anak) dan
berjenis kelamin perempuan 47% (31 anak). Gizi seimbang menggunakan
media video menunjukan peningkatan pengetahuan sebesar 84,8% dari
sebelum diberikan pendidikan gizi yaitu 66,7%.
Menurut Astuti (2013) Undang-Undang Dasar Berdasarkan Tentang
Kesejahteraan anak yang mengatur hak anak bahwa perlindungan anak di
Indonesia telah diatur oleh berbagai kebijakan dan program, antara lain
mulai dari Undang Undang Dasar 1945, dimana anak terlantar dan fakir
miskin dipelihara oleh Negara. Undang Undang Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak telah mengatur tentang hak anak
yaitu anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun dalam asuhan
khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar, dan tanggung jawab
orang tua yaitu bahwa orang tua bertanggungjawab terhadap kesejahteraan
anak. Di Indonesia, masalah gizi merupakan masalah yang masih belum
dapat diselesaikan dan menjadi salah satu masalah yang perlu untuk
ditangani dengan tepat. Masalah gizi tidak terlepas dari pola hidup yang
dimiliki oleh setiap orang, termasuk anak usia sekolah. Pada anak usia
sekolah mudah untuk terkena penyakit yang diakibatkan kurang menjaga
kebersihan. Rata nasional proporsi penduduk usia >10 tahun berperilaku
cuci tangan secara benar baru mencapai 47%, dan berperilaku BAB dengan
benar sebesar 82.6%. Hal tersebut menunjukkan apabila perilaku hidup
bersih dan sehat masih rendah (Data Riskesdas 2013).
Higiene pribadi berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal
yang artinya perorangan dan Higiene berarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tujuan dari
higiene pribadi adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang,
memelihara kebersihan diri, memperbaiki higiene pribadi yang kurang,
5

mencegah penyakit, meningkatkan percaya diri dan menciptakan keindahan


(Wartonah,T, 2010).
Pengetahuan higiene pribadi adalah pengetahuan tentang
kebersihan pribadi, Pengetahuan higiene pribadi sangat penting,karena
pengetahuan yang baik akan meningkatkan kesehatan (Potter dan Perry
2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Triani dkk (2017) Hubungan
Kebersihan Pribadi dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Skabies pada
anak di Panti Asuhan Al Hidayah Mataram. Dari pemeriksaan yang
dilakukan diketahui bahwa anak Panti Asuhan Al Hidayah yang terdiagnosis
skabies pada saat kegiatan penelitian dilakukan adalah sebanyak 7 anak
(10,9%) dan yang tidak menderita skabies adalah sebanyak 57 anak
(89,1%). Penilaian kebersihan pribadi menunjukkan bahwa anak di Panti
Asuhan Al Hidayah yang mempunyai kebersihan pribadi yang baik adalah
sebanyak 18 anak (28,1%), sedangkan sebanyak 39 anak (60,9%) dan yang
mempunyai higiene pribadi yang buruk adalah sebanyak 7 anak (10,9%).
Hasil analisis hubungan antara kebersihan pribadi dengan kejadian skabies,
didapatkan sebanyak 7 orang menderita skabies dengan kebersihan pribadi
yang tidak baik.
Penelitian Zahra dkk (2019) Pengaruh Perilaku Higiene Perorangan
Terhadap Prevalensi Terjadinya Penyakit Pitiriasis Versikolor di Panti
Asuhan Darul Yatim Demak. Pitiriasis versikolor masih menjadi penyakit
kulit yang memiliki insidensi tertinggi di Indonesia. Panti asuhan
merupakan tempat yang sering didapati higiene perorangan yang
kurang, tentu menjadi tempat yang mendukung penularan penyakit pitiriasis
versikolor. Insidensi kejadian pitiriasis versikolor pada Polantas di
Semarang 17,5%. 23 sampel dengan higiene perorangan yang buruk
(63,9%) dan 13 sampel dengan higiene perorangan yang baik (36,1%).
Sebanyak 19 orang (52,8%) memiliki kebiasaan praktik tukar
menukar handuk yang buruk, sisanya 17 orang (47,2%) tidak
memiliki kebiasaan praktik tukar menukar handuk. Sebanyak 7
6

(19,4%) orang yang menderita Pitiriasis Versikolor dan 29 (80,6%)


orang tidak terdiagnosa Pitiriasis Versikolor.
Panti asuhan merupakan tempat tinggal dari anak yatim maupun
piatu yang dikelola oleh pengurus panti. Panti asuhan biasanya dihuni
oleh banyak orang terutama anak dan remaja namun hanya memiliki
beberapa pengurus panti saja sehingga dalam pelaksanaan
kepengurusan kebutuhan sehari dimungkinkan tidak adanya perhatian
khusus pada tiap anak karena lebih diurus secara berkelompok (William,
2010).
Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya terletak di jalan G.
Obos Induk KM. 5,5 Nomor 517 Menteng dibawah binaan Lembaga
Kesejahteraan Sosial (LKS). Tujuan didirikannya Yayasan Panti Asuhan
Berkah,Kota Palangka Raya yaitu Berikhtiar Gapai Berkah-Nya. Dengan
Visi Berdayakan Amanah Ummat, Bina Generasi Marginal. Sedangkan
Misinya yakni Berdayakan amanah Ummat dengan amanah, Berikhtiar
bina generasi pelangi dengan akhlak dan tahfidz serta bimbing anak asuh
ke fitrah tanpa sekat primordial (Kemenkumham Kalteng,2017).
Berdasarkan data tersebut, Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh media video terhadap
pengetahuan gizi seimbang dan higiene pribadi pada anak asuh di panti
asuhan berkah, Kota Palangka Raya.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana ‘’Pengaruh media video terhadap pengetahuan higiene
pribadi dan gizi seimbang anak asuh di Panti Asuhan Berkah, Kota
Palangka Raya’’?
7

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Pengaruh Media Video Terhadap Pengetahuan Higiene
Pribadi Dan Gizi Seimbang Anak Asuh Di Panti Asuhan Berkah, Kota
Palangka Raya
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui Karakteristik Sampel (Umur Dan Jenis Kelamin) Di
Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya
2) Mengetahui Pengetahuan Sampel Tentang Higiene Pribadi Sebelum
Dan Sesudah Intervensi Di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka
Raya
3) Mengetahui Pengetahuan Sampel Tentang Gizi Seimbang Sebelum
Dan Sesudah Intervensi Di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka
Raya
4) Menganalisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Penyuluhan Higiene Pribadi Dengan Menggunakan Media
Video Di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya
5) Menganalisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Penyuluhan Gizi Seimbang Dengan Menggunakan Media
Video Di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya
8

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Peneliti :
Penulis dapat menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman
bagi diri penulis dalam melakukan penelitian ini.
2. Bagi Panti asuhan :
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan kontribusi
positif bagi pengelola panti asuhan, untuk memberikan edukasi
tentang gizi seimbang dan higiene pribadi agar terhindar dari masalah
kesehatan, untuk meningkatkan Pengetahuan anak asuh di panti
asuhan.
3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan :
Dapat dijadikan bahan evaluasi agar instansi pelayanan kesehatan dapat
memberikan edukasi atau penyuluhan menganai gizi seimbang dan
higiene pribadi
4. Bagi pembaca :
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang gizi
seimbang dan higiene pribadi anak asuh di panti asuh
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Media
1. Pengertian Media
Media adalah orang, material atau kejadian yang dapat
menciptakan
kondisi tertentu,sehingga memungkinkan klien memperoleh pengetahua
n,keterampilan dan sikap yang baru. Media adalah grafik, gambar, foto,
alat mekanik yang elektronik yang dipergunakan untuk menangkap,
memproses, dan menyampaikan informasi visual atau verbal (Suiraoka
dan Supariasa, 2012).
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi atau pesan (Rusman dkk., 2015).
2. Jenis Media
Menurut Nototatmodjo (2012) Berdasarkan fungsinya sebagai
penyaluran pesan kesehatan,media dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1) Media cetak (Booklet, leflet, flyer, flipchart, rubrik atau tulisan pada
surat kabar, poster dan foto).
2) Media elektronik (Televisi, radio, video, slide, dan film strip).
3) Media papan (billboard).
3. Video
Menurut Munandhi,Y (2012) Media audiovisual merupakan
media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus
dalam satu proses media video merupakan kombinasi audio dan visual
atau bisa disebut media pandang dengar. Audiovisual akan menjadi
penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain
itu, media ini dalam batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan
tugas guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru
bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan
bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audiovisual diantaranya

9
10

program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan


program slide suara (soundslide) (Hamdani, 2011).
Media audiovisual pada hakikatnya adalah suatu representasi
(penyajian) realitas, terutama melalui pengindraan, penglihatan dan
pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukan pengalaman
pendidikan yang nyata kepada siswa. Cara ini dianggap lebih tepat,
cepat, dan mudah dibandingkan dengan melalui pembicaraan,
pemikiran, dan cerita mengenai pengalaman pendidikan (Abdulhak,
2013). Media audio visual merupakan media yang dapat menampilkan
unsur gambar dan suara penggabungan kedua unsur inilah yang memuat
media audio visual memiliki kemampuan yang lebih baik.
Menurut Andayani dkk (2014) Media audiovisual merupakan
kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media
pandang dengar yang menjadikan penyajian isi tema pembelajaran akan
semakin lengkap. Selanjutnya menurut Wati (2016) Mendefinisikan
media audiovisual adalah sebuah alat bantu yang dipergunakan dalam
pembelajaran untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam
menyampaikan pengetahuan, sikap, dan ide dalam pembelajaran. Media
audiovisual merupakan seperangkat alat yang dapat memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara.
Media audiovisual merupakan media yang dibuat dengan
menggunakan teknologi komputer dan sudah mulai dikembangkan
dalam pendidikan karena dapat mengungkapkan objek dan peristiwa
seperti keadaan sesungguhnya, sehingga penerima pesan dapat
memahami secara utuh dan lebih bermakna. Video dapat
menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama dengan suara
alamiah atau suara yang sesuai. Video dapat menyajikan informasi,
memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit, dan
mempengaruhi sikap (Kustandi, 2011).
11

B. Pengetahuan Gizi
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2014).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dala
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat pengetahuan
di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo,
2014), yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling
rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atas materi dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya
(Real). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
12

pengguanaan hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks


atau yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk
kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria yang telah ada.

2. Penilaian tingkat pengetahuan


Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subyek penelitian atau sampel. Kedalaman pengetahuan
yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan
tingkatan total skor pengetahuan.

Tabel 2.1
Penilaian Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan gizi Skor


Baik 76-100%
Cukup 56-75%
Kurang <56%
Sumber : Arikunto (2010)
13

3. Proses Terjadinya Pengetahuan

Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi


perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses kesadaran
dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulasi (obyek), merasa tertarik terhadap stimulasi atau
obyek tersebut disini sikap obyek mulai timbul, menimbang terhadap
baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap
sampel sudah lebih baik lagi, mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki serta adaptasi dimana subyek telah
berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap
terhadap stimulasi (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan merupakan kesan yang ada 
didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindera dan seg
ala sesuatu diketahui berdasarkan pengalaman yang diperoleh setiap
manusia (Mubarak, 2011). 
4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak (2011) Ada tujuh faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan seseorang agar dapat memahami suatu
hal. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima
informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pengetahuannya.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama
untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Lingkungan pekerjaan dapat
membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, seseorang yang
14

bekerja sebagai tenaga medis akan lebih mengerti mengenai penyakit


dan pengelolaanya daripada non tenaga medis.
c. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Dengan bertambahnya umur individu, daya tangkap dan
pola pikir seseorang akan lebih berkembang, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik.
d. Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu
hal. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni,
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami seseorang
pada masa lalu. Pada umumnya semakin banyak pengalaman
seseorang, semakin bertambah pengetahuan yang didapatkan. Dalam
hal ini, pengetahuan ibu dari anak yang pernah atau bahkan sering
mengalami diare seharusnya lebih tinggi daripada pengetahuan ibu
dari anak yang belum pernah mengalami diare sebelumnya.
f. Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam
individu yang berada didalam lingkungan tersebut. Contohnya,
apabila suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan
lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya
mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan.
g. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pada
umumnya semakin mudah memperoleh informasi semakin cepat
seeorang memperoleh pengetahuan yang baru.
15

5. Gizi Seimbang
Kata gizi sendiri berasal dari bahasa arab yaitu “ ghidza” yang
berarti makanan. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang
dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti,
absobsi, serta penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ, serta menghasilkan energi. zat ini sangat
berguna untuk kesehatan dan proses yang terjadi sampai dikonsumsi,
dicerna, dan diserap sampai dimanfaatkan oleh tubuh (Proverawati dan
Kusumawati, 2011).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun
2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, Prinsip Gizi Seimbang terdiri
dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya
untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang
masuk dengan memantau berat badan secara teratur, Empat Pilar
tersebut adalah :
a. Mengkonsumsi Anekaragam Pangan
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis
zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk
bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh: nasi merupakan
sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan
buah pada umumnya kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi
miskin kalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein
tetapi sedikit kalori. Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI
merupakan makanan tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan
karena ASI dapat mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan
berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis
pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh.
Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain
keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang
16

seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan


secara teratur. Anjuran pola makan dalam beberapa dekade terakhir
telah memperhitungkan proporsi setiap kelompok pangan sesuai
dengan kebutuhan yang seharusnya. Contohnya, saat ini dianjurkan
mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah dibandingkan dengan
anjuran sebelumnya. Demikian pula jumlah makanan yang
mengandung gula, garam dan lemak yang dapat meningkatkan resiko
beberapa penyakit tidak menular, dianjurkan untuk dikurangi. Akhir
ini minum air dalam jumlah yang cukup telah dimasukkan dalam
komponen gizi seimbang oleh karena pentingnya air dalam proses
metabolisme dan dalam pencegahan dehidrasi.
b. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak.
Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami
penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang
masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh
membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi
peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi
terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita penyakit
diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara
langsung akan memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya,
seseorang yang menderita kurang gizi akan mempunyai risiko
terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan
tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah
masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa
hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah hubungan timbal
balik.
Budaya perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari
keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh yaitu :
17

1) Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir


sebelum makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan
makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil,
akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari
kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri.
2) Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan
dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa
berbagai kuman penyakit.
3) Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak
menyebarkan kuman penyakit.
4) Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit
kecacingan
c. Melakukan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh
termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk
menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi
utamanya sumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan
energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem
metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh
karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi
yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.
d. Memantau Berat Badan (BB) Secara Teratur
Untuk mempertahankan berat badan normal bagi orang dewasa
salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi
keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan
yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badannya.
Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh
karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus
menjadi bagian dari Pola Hidup dengan Gizi Seimbang, sehingga
dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila
terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah pencegahan
18

dan penanganannya. Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan


adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur.
Pemantauannya dilakukan dengan menggunakan KMS yang
dimaksud dengan berat badan normal adalah :
1) Orang dewasa jika IMT 18,5-25,0.
2) Bagi anak balita dengan menggunakan KMS dan berada di dalam
pita hijau (Kemenkes 2014).

6. Pesan Gizi Seimbang


Pesan umum gizi seimbang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
ini berlaku untuk usia dewasa dari berbagai lapisan masyarakat dalam
kondisi sehat, dan untuk mempertahankan hidup sehat.
1) Syukuri dan Nikmati Anekaragam Makanan
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi
oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis
pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan
gizi. Bahkan semakin beragam pangan yang dikonsumsi semakin
mudah tubuh memperoleh berbagai zat lainnya yang bermanfaat bagi
kesehatan. Oleh karena itu konsumsi anekaragam pangan merupakan
salah satu anjuran penting dalam mewujudkan gizi seimbang.
Selain memperhatikan keanekaragaman makanan dan minuman
juga perlu memperhatikan dari aspek keamanan pangan yang berarti
makanan dan minuman itu harus bebas dari cemaran biologis, kimia
dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan
membahayakan kesehatan masyarakat.
Cara menerapkan pesan ini adalah dengan mengonsumsi lima
kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan. Kelima
kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk pauk, sayuran,
buah dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap
kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah)
19

setiap kali makan akan lebih baik. Setiap orang diharapkan selalu
bersyukur dan menikmati makanan yang dikonsumsinya. Bersyukur
dapat diwujudkan berupa berdoa sebelum makan. Nikmatnya makan
ditentukan oleh kesesuaian kombinasi anekaragam dan bumbu, cara
pengolahan, penyajian makanan dan suasana makan. Cara makan yang
baik adalah makan yang tidak tergesa. Dengan bersyukur dan
menikmati makan anekaragam makanan akan mendukung
terwujudnya cara makan yang baik. Dengan demikian makanan dapat
dikunyah, dicerna dan diserap oleh tubuh lebih baik.
2) Banyak Makan Sayuran dan Cukup Buah
Secara umum sayuran dan buah merupakan sumber berbagai
vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang
terkandung dalam sayuran dan buah berperan sebagai antioksidan atau
penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan sayuran, buah
juga menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa.
Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti wortel dan
kentang sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak
jenuh seperti buah alpokat dan buah merah. Oleh karena itu konsumsi
sayuran dan buah merupakan salah satu bagian penting dalam
mewujudkan gizi seimbang.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah
yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah,
kadar gula dan kolesterol darah. Konsumsi sayur dan buah yang cukup
juga menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB atau sembelit) dan
kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah
yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular
kronik. Konsumsi sayuran dan buah yang cukup merupakan salah satu
indikator sederhana gizi seimbang.
Semakin matang buah yang mengandung karbohidrat semakin
tinggi kandungan fruktosa dan glukosanya, yang dicirikan oleh rasa
yang semakin manis. Dalam budaya makan masyarakat perkotaaan
20

indonesia saat ini, semakin dikenal minuman jus bergula. Dalam


segelas jus buah bergula mengandung 150-300 Kalori yang sekitar
separuhnya dari gula yang ditambahkan. Selain itu beberapa jenis buah
juga meningkatkan risiko kembung dan asam urat. Oleh karena itu
konsumsi buah yang terlalu matang dan minuman jus bergula perlu
dibatasi agar turut mengendalikan kadar gula darah.
World Health Organization (WHO) Secara umum
menganjurkan konsumsi sayuran dan buah untuk hidup sehat sejumlah
400 g perorang perhari, yang terdiri dari 250 g sayur (setara dengan 2
½ porsi atau 2 ½ gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 g
buah, (setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1 ½
potong pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang). Bagi
orang indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah 300-400 g
perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600
g perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga
dari jumlah anjuran konsumsi sayuran dan buah tersebut adalah porsi
sayur.
3) Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk yang Mengandung Protein Tinggi
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan
pangan sumber protein nabati. Kelompok pangan lauk pauk sumber
protein hewani meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging
kambing, daging rusa dan lainnya), daging unggas (daging ayam,
daging bebek dan lainnya), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta
hasil olahnya. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein nabati
meliputi kacang dan hasil olahnya seperti kedele, tahu, tempe, kacang
hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang hitam, kacang tolo dan
lainnya.
Meskipun kedua kelompok pangan tersebut (pangan sumber
protein hewani dan pangan sumber protein nabati) sama menyediakan
protein, tetapi masing kelompok pangan tersebut mempunyai
keunggulan dan kekurangan. Pangan hewani mempunyai asam amino
21

yang lebih lengkap dan mempunyai mutu zat gizi yaitu protein,
vitamin dan mineral lebih baik, karena kandungan zat gizi tersebut
lebih banyak dan mudah diserap tubuh. Tetapi pangan hewani
mengandung tinggi kolesterol (kecuali ikan) dan lemak. Lemak dari
daging dan unggas lebih banyak mengandung lemak jenuh. Kolesterol
dan lemak jenuh diperlukan tubuh terutama pada anak tetapi perlu
dibatasai asupannya pada orang dewasa.
Pangan protein nabati mempunyai keunggulan mengandung
proporsi lemak tidak jenuh yang lebih banyak dibanding pangan
hewani juga mengandung isoflavon, yaitu kandungan fitokimia yang
turut berfungsi mirip hormon estrogen (hormon kewanitaan) dan
antioksidan serta anti kolesterol. Konsumsi kedele dan tempe telah
terbukti dapat menurunkan kolesterol dan meningkatkan sensitifitas
insulin dan produksi insulin. Sehingga dapat mengendalikan kadar
kolesterol dan gula darah. Namun kualitas protein dan mineral yang
dikandung pangan protein nabati lebih rendah dibanding pangan
protein hewani.
Oleh karena itu dalam mewujudkan gizi seimbang kedua
kelompok pangan ini (hewani dan nabati) perlu dikonsumsi bersama
kelompok pangan lainnya setiap hari, agar jumlah dan kualitas zat gizi
yang dikonsumsi lebih baik dan sempurna. Kebutuhan pangan hewani
2-4 porsi, setara dengan 70-140 g (2-4 potong) daging sapi ukuran
sedang; atau 80-160 g (2-4 potong) daging ayam ukuran sedang; atau
80-160 g (2-4 potong) ikan ukuran sedang sehari. Kebutuhan pangan
protein nabati 2-4 porsi sehari, setara dengan 100-200 g (4-8 potong)
tempe ukuran sedang atau 200-400 g (4-8 potong) tahu ukuran sedang.
Porsi yang dianjurkan tersebut tergantung kelompok umur dan kondisi
fisiologis (hamil, menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa). Susu
sebagai bagian dari pangan hewani yang dikonsumsi berupa minuman
dianjurkan terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui serta anak setelah
usia satu tahun. Mereka yang mengalami diare atau intoleransi laktosa
22

karena minum susu tidak dianjurkan minum susu hewani. Konsumsi


telur, susu kedele dan ikan merupakan salah satu alternatif solusinya.
4) Biasakan Mengonsumsi Anekaragam Makanan Pokok
Makanan pokok adalah pangan mengandung karbohidrat yang
sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan
berbagai etnik di Indonesia sejak lama. Contoh pangan karbohidrat
adalah beras, jagung, singkong, ubi, talas, garut, sorgum, jewawut,
sagu dan produk olahannya. Indonesia kaya akan beragam pangan
sumber karbohidrat tersebut.
Disamping mengandung karbohidrat, dalam makanan pokok
biasanya juga terkandung antara lain vitamin B1 (tiamin), B2
(riboflavin) dan beberapa mineral. Mineral dari makanan pokok ini
biasanya mempunyai mutu biologis atau penyerapan oleh tubuh yang
rendah. Serealia utuh seperti jagung, beras merah, beras hitam, atau
bijian yang tidak disosoh dalam penggilingannya mengandung serat
yang tinggi. Serat ini penting untuk melancarkan buang air besar dan
pengendalian kolesterol darah. Selain itu serealia tersebut juga memilki
karbohidrat yang lambat diubah menjadi gula darah sehingga turut
mencegah gula darah tinggi. Beberapa jenis umbi juga mengandung zat
non gizi yang bermanfaat untuk kesehatan seperti ubi jalar ungu dan
ubi jalar kuning yang mengandung antosianin dan lainnya.
Selain makanan pokok yang diproduksi di indonesia, ada juga
makanan pokok yang tersedia di Indonesia melalui impor seperti
terigu. Pemerintah Indonesia telah mewajibkan pengayaan mineral dan
vitamin (zat besi, zink, asam folat, tiamin dan riboflavin) pada semua
terigu yang dipasarkan di Indonesia sebagai bagian dari strategi
perbaikan gizi terutama penanggulangan anemia gizi.
Cara mewujudkan pola konsumsi makanan pokok yang beragam
adalah dengan mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok
dalam sehari atau sekali makan. Salah satu cara mengangkat citra
pangan karbohidrat lokal adalah dengan mencampur makanan
23

karbohidrat lokal dengan terigu, seperti pengembangan produk boga


yang beragam misalnya, roti atau mie campuran tepung singkong
dengan tepung terigu, pembuatan roti gulung pisang, singkong goreng
keju dan lainnya.
5) Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin dan Berlemak
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang
Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta
Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji
menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok makan),
natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak total
lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang per hari akan
meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.
Informasi kandungan gula, garam dan lemak serta pesan kesehatan
yang tercantum pada label pangan dan makanan siap saji harus
diketahui dan mudah dibaca dengan jelas oleh konsumen.
Masyarakat perlu diberi pendidikan membaca label pangan,
mengetahui pangan rendah gula, garam dan lemak, serta memasak
dengan mengurangi garam dan gula. Di lain pihak para pengusaha
pangan olahan diwajibkan mencantumkan informasi nilai gizi pada
label pangan agar masyarakat dapat memilih makanan sehat sesuai
kebutuhan setiap anggota keluarganya. Label dan iklan pangan harus
mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999. Khusus untuk
anak usia 6-24 bulan konsumsi lemak tidak perlu dibatasi.
a) Konsumsi Gula
Gula <50 gr (4 Sendok Makan) Gula yang dikonsumsi
melampaui kebutuhan akan berdampak pada peningkatan berat
badan, bahkan jika dilakukan dalam jangka waktu lama secara
langsung akan meningkatkan kadar gula darah dan berdampak
pada terjadinya diabetes type-2, bahkan secara tidak langsung
berkontribusi pada penyakit seperti osteoporosis, penyakit jantung
dan kanker.
24

Gula yang dikenal masyarakat tidak hanya terdapat pada gula


tebu, gula aren dan gula jagung yang dikonsumsi dari makanan dan
minuman. Perlu diingat bahwa kandungan gula terdapat juga dalam
makanan lain yang mengandung karbohidrat sederhana (tepung,
roti, kecap), buah manis, jus, minuman bersoda dan sebagainya.
Fruktosa adalah gula sederhana yang terdapat di dalam madu,
berbagai buah, gula meja (Sukrosa dan high fructose corn
syrup/HFCS). Fruktosa belum memperoleh perhatian yang cukup
dibandingkan dengan glukosa padahal terbukti mempunyai
hubungan yang erat dengan intoleransi glukosa. Jadi pendapat
selama ini bahwa fruktosa lebih aman dari glukosa adalah tidak
benar. Beberapa cara membatasi konsumsi gula
b) Batasi konsumsi makanan dan minuman yang manis.
Kurangi penggunaan gula, baik pada berbagai minuman (teh,
kopi, susu, jus dan minuman lain bergula) maupun pada berbagai
makanan, jajanan dan saat membubuhkan pada masakan. Jika
ingin memberi rasa pada minuman, dapat ditambahkan potongan
buah atau daun seperti jeruk nipis, daun mint.
a) Ganti makanan penutup atau dessert yang manis dengan buah
yang mempunyai rasa kurang manis dan atau sayuran segar.
b) Manfaatkan informasi pada label kemasan dalam memilih
makanan yang kurang manis atau rendah kalori.
c) Konsumsi Garam
Rasa asin yang berasal dari makanan adalah karena
kandungan garam (NaCl) yang ada dalam makanan tersebut.
Konsumsi natrium yang berlebihan akan mempengaruhi
kesehatan terutama meningkatkan tekanan darah.Karena itu
dianjurkan mengonsumsi garam sekedarnya dengan cara
menyajikan makanan rendah natrium :
1. Gunakan garam beriodium untuk konsumsi, Garam <5 gr ( 1
Sendok Teh)
25

2. Jika membeli pangan kemasan dalam kaleng, seperti


sayuran, kacang atau ikan, agar membaca label informasi
nilai gizi dan pilih yang rendah natrium.
3. Jika tidak tersedia pangan kemasan dalam kaleng yang
rendah natrium, pangan dalam kemasan tersebut perlu
ditiriskan bila mengandung cairan bergaram.
4. Bila mengonsumsi makanan instan yang bumbunya terpisah,
dianjurkan mengurangi penggunaan bumbu yang bergaram.
5. Cobalah menggunakan bumbu tambahan lain seperti tomat,
bawang, cabe, jahe atau lainnya untuk meningkatkan rasa.
Disamping menggunakan garam (NaCl) juga dapat
menggunakan garam yang mengandung Kalium karena
mengonsumsi lebih banyak pangan sumber Kalium dapat
membantu menurunkan tekanan darah. Pangan sumber Kalium
adalah kismis, kentang, pisang, kacang (beans) dan yoghurt.
d). Konsumsi Lemak
Minyak <67 gr (5 Sendok Makan Minyak) Lemak yang
terdapat didalam makanan, berguna untuk meningkatkan jumlah
energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta
menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dan minyak
dalam hidangan sehari-hari dianjurkan tidak lebih dari 25%
kebutuhan energi, jika mengonsumsi lemak secara berlebihan
akan mengakibatkan berkurangnya konsumsi makanan lain. Hal
ini disebabkan karena lemak berada didalam sistem pencernaan
relatif lebih lama dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,
sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama.
Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2010, secara nasional,
rata konsumsi lemak di Indonesia telah sesuai dengan yang
dianjurkan yaitu 47 gram/kapita/hari atau 25 persen dari total
konsumsi energi. Karakteristiknya adalah lebih besar pada
26

kelompok penduduk usia 2-18 tahun, tinggal di perkotaan dan


pada kelompok perempuan.
Menurut kandungan asam lemaknya, minyak dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok yaitu kelompok lemak tak jenuh dan
kelompok lemak jenuh. Makanan yang mengandung lemak tak
jenuh, umumnya berasal dari pangan nabati, kecuali minyak
kelapa. Sedangkan makanan yang mengandung asam lemak
jenuh, umumnya berasal dari pangan hewani.
Dalam memproduksi hormon, tubuh membutuhkan
kolesterol yang merupakan substansi yang terdapat dalam tubuh.
Tubuh membuat kolesterol dari zat gizi yang dikonsumsi dari
makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti kuning telur,
lemak daging dan keju. Kadar kolesterol darah yang melebihi
ambang normal (160-200 mg/dl) dapat mengakibatkan penyakit
jantung bahkan serangan jantung. Hal ini dapat dicegah jika
penduduk menerapkan pola konsumsi makanan rendah lemak.
Menurut kandungan asam lemaknya, minyak dibagi menjadi 2
kelompok yaitu lemak tak jenuh dan lemak jenuh :
1) Lemak Tak Jenuh Satu satuan penukar mengandung 50 Kkal
dan 5 gram lemak.
2) Lemak Jenuh Satu satuan penukar mengandung 50 Kkal dan 5
gram lemak.
6). Biasakan Sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan
antara bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian
kebutuhan gizi harian (15-30% kebutuhan gizi) dalam rangka
mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif.
Masyarakat indonesia masih banyak yang belum membiasakan
sarapan. Padahal dengan tidak sarapan akan berdampak buruk
terhadap proses belajar di sekolah bagi anak sekolah, menurunkan
27

aktifitas fisik, menyebabkan kegemukan pada remaja, orang dewasa,


dan meningkatkan risiko jajan yang tidak sehat.
Sebaliknya, sarapan membekali tubuh dengan zat gizi yang
diperlukan untuk berpikir, bekerja, dan melakukan aktivitas fisik
secara optimal setelah bangun pagi. Bagi anak sekolah, sarapan yang
cukup terbukti dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina.
Bagi remaja dan orang dewasa sarapan yang cukup terbukti dapat
mencegah kegemukan. Membiasakan sarapan juga berarti
membiasakan disiplin bangun pagi dan beraktifitas pagi dan tercegah
dari makan berlebihan dikala makan kudapan atau makan siang.
Karena itu sarapan merupakan salah satu perilaku penting dalam
mewujudkan gizi seimbang. Pekan Sarapan Nasional (PESAN) yang
diperingati setiap tanggal 14-20 Februari diharapkan dapat dijadikan
sebagai momentum berkala setiap tahun untuk selalu mengingatkan
dan mendorong masyarakat agar melakukan sarapan yang sehat
sebagai bagian dari upaya mewujudkan gizi seimbang.
Sarapan sehat setiap pagi dapat diwujudkan dengan bangun pagi,
mempersiapkan dan mengonsumsi makanan dan minuman pagi
sebelum melakukan aktifitas harian. Sarapan yang baik terdiri dari
pangan karbohidrat, pangan lauk-pauk, sayuran atau buah dan
minuman. Bagi orang yang tidak biasa makan kudapan pagi dan
kudapan siang, porsi makanan saat sarapan sekitar sepertiga dari total
makanan sehari. Bagi orang yang biasa makan kudapan pagi dan
makanan kudapan siang, jumlah porsi makanan sarapan sebaiknya
seperempat dari makanan harian.
7). Biasakan Minum Air Putih yang Cukup dan Aman
Air merupakan salah satu zat gizi makro esensial, yang berarti
bahwa air dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak untuk hidup
sehat, dan tubuh tidak dapat memproduksi air untuk memenuhi
kebutuhan ini. Sekitar dua pertiga dari berat tubuh kita adalah air. Air
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
28

sehingga keseimbangan air perlu dipertahankan dengan mengatur


jumlah masukan air dan keluaran air yang seimbang. Persentase kadar
air dalam tubuh anak lebih tinggi dibanding dalam tubuh orang
dewasa. Sehingga anak memerlukan lebih banyak air untuk setiap
kilogram berat badannya dibandingkan dewasa. Berbagai faktor dapat
memengaruhi kebutuhan air seperti tahap pertumbuhan, laju
metabolisme, aktivitas fisik, laju pernafasan, suhu tubuh dan
lingkungan, kelembaban udara, jumlah dan jenis padatan yang
dikeluarkan ginjal, dan pola konsumsi pangan.
Bagi tubuh, air berfungsi sebagai pengatur proses biokimia,
pengatur suhu, pelarut, pembentuk atau komponen sel dan organ,
media tranportasi zat gizi dan pembuangan sisa metabolisme, pelumas
sendi dan bantalan organ. Proses biokimiawi dalam tubuh
memerlukan air yang cukup. Gangguan terhadap keseimbangan air di
dalam tubuh dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan atau
penyakit, antara lain : sulit ke belakang (konstipasi), infeksi saluran
kemih, batu saluran kemih, gangguan ginjal akut dan obesitas.
Sekitar 78% berat otak adalah air. Berbagai penelitian
membuktikan bahwa kurang air tubuh pada anak sekolah
menimbulkan rasa lelah (fatigue), menurunkan atensi atau konsentrasi
belajar. Minum yang cukup atau hidrasi tidak hanya mengoptimalkan
atensi atau konsentrasi belajar anak tetapi juga mengoptimalkan
memori anak dalam belajar. Pemenuhan kebutuhan air tubuh
dilakukan melalui konsumsi makanan dan minuman. Sebagian besar
(dua pertiga) air yg dibutuhkan tubuh dilakukan melalui minuman
yaitu sekitar dua liter atau delapan gelas sehari bagi remaja dan
dewasa yang melakukan kegiatan ringan pada kondisi temperatur
harian di kantor atau rumah tropis. Pekerja yang berkeringat,
olahragawan, ibu hamil dan ibu menyusui memerlukan tambahan
kebutuhan air selain dua liter kebutuhan dasar air. Air yang
dibutuhkan tubuh selain jumlahnya yang cukup untuk memenuhi
29

kebutuhan juga harus aman yang berarti bebas dari kuman penyakit
dan bahan berbahaya.
8). Biasakan Membaca Label pada Kemasan Pangan
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi,
tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain yang dicantumkan
pada kemasan. Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang
dikemas sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan yang
terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu dapat memperkirakan
bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi
karena punya penyakit tertentu. Oleh karena itu dianjurkan untuk
membaca label pangan yang dikemas terutama keterangan tentang
informasi kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum
membeli atau mengonsumsi makanan tersebut.
9). Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air Bersih Mengalir
Pentingnya mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun
dengan air bersih mengalir adalah agar kebersihan terjaga secara
keseluruhan serta mencegah kuman dan bakteri berpindah dari tangan
ke makanan yang akan dikonsumsi dan juga agar tubuh tidak terkena
kuman. Perilaku hidup bersih harus dilakukan atas dasar kesadaran
oleh setiap anggota keluarga agar terhindar dari penyakit, karena 45%
penyakit diare bisa dicegah dengan mencuci tangan. Tanggal 15
Oktober adalah Hari Cuci Tangan Sedunia Pakai Sabun yang
dicanangkan oleh PBB sebagai salah satu cara menurunkan angka
kematian anak usia di bawah lima tahun serta mencegah penyebaran
penyakit. Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk
batang maupun cair sangat disarankan untuk kebersihan tangan yang
maksimal. Saat yang diharuskan untuk mencuci tangan dengan air
bersih mengalir dan pakai sabun, adalah :
1) Sebelum dan sesudah makan
2) Sebelum dan sesudah memegang makanan
3) Sesudah buang air besar dan menceboki bayi/anak
30

4) Sebelum memberikan air susu ibu


5) Sesudah memegang binatang
6) Sesudah berkebun
Lima (5) langkah cara mencuci tangan pakai sabun yang baik dan
benar:
1) Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir
2) Gosok sabun ke telapak, punggung tangan dan sela jari
3) Bersihkan bagian bawah kuku
4) Bilas dengan air bersih mengalir
5) Keringkan tangan dengan handuk atau tissue atau keringkan dengan
udara atau dianginkan.
Manfaat melakukan 5 langkah mencuci tangan yaitu
membersihkan dan membunuh kuman yang menempel secara cepat
dan efektif karena semua bagian tangan akan dicuci menggunakan
sabun.
10). Lakukan Aktivitas Fisik yang Cukup dan Pertahankan Berat Badan
Normal
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran tenaga atau energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik
dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau
olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam
seminggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain
aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci,
mengepel, naik turun tangga dan lainnya. Latihan fisik adalah semua
bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dan terencana,
dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Beberapa
latihan fisik yang dapat dilakukan seperti berlari, joging, bermain
bola, berenang, senam, bersepeda dan lainnya.
31

Penelitian telah membuktikan adanya manfaat aktivitas fisik


terhadap kesehatan pada berbagai kelompok (pria, perempuan, anak,
remaja, dewasa, usia lanjut, orang dengan gangguan fisik disabilities, ibu
hamil dan ibu menyusui), seperti : 1) mencegah kematian dini; 2)
mencegah penyakit tidak menular,penyakit jantung koroner, stroke,
kanker, diabetes type 2, osteoporosis dan depresi; 3) menurunkan risiko
penyakit seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol darah tinggi; 4)
meningkatkan kebugaran fisik dan kekuatan otot; 5) meningkatkan
kapasitas fungsional (kemampuan melakukan kegiatan dalam kehidupan
sehari); 6) mengoptimalkan kesehatan mental dan fungsi kognitif; 7)
mencegah trauma dan serangan jantung mendadak (Kemenkes,2014).
Menurut Hikmawati (2011) Gizi (Nutrition) adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ, serta menghasilkan energi.
Gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar,
produktivitas kerja.
Menurut Hasdianah (2014) Gizi seimbang merupakan susunan
makanan sehari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan
berat badan (BB) ideal.
Dapat disimpulkan dari berbagai pendapat tersebut diatas bahwa
pengertian gizi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh melalui makanan
yang dikonsumsi sehari. Gizi tersebut berfungsi untuk menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan. Makanan yang dikonsumsi
seharusnya mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Gizi menjadi
bagian yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan. Gizi
didalamnya memiliki keterkaitan yang erat hubungannya dengan
kesehatan dan kecerdasan. Karena itu gizi sangatlah diperlukan oleh anak
32

untuk mengembangkan segala aspek dan memberikan stimulasi untuk


perkembangan otak anak. Sehingga akan tercipta anak yang sehat dan anak
dengan gizi yang baik dan seimbang akan menjadi anak yang mempunyai
daya tahan tubuh yang baik. anak dengan gizi yang baik menjadi lebih
cerdas dan tidak mudah terserang penyakit.
7. Manfaat Gizi Seimbang
Menurut Proverawati dan kusumawati (2011) Gizi yang seimbang
perlu diterapkan sejak dini dalam sebuah keluarga. Karena gizi yang
seimbang sangat berguna bagi anak untuk mendapatkan stimulasi kearah
pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal. Zat gizi yang
dikonsumsi oleh anak sehari dapat diperoleh dari makanan. Agar stimulasi
yang diberikan pada anak tepat makanan yang diberikan tidak sekedar
untuk mengenyangkan perut saja tetapi makanan tersebut seharusnya
beragam jenis, jumlah porsi cukup, higienis dan aman, makan dilakukan
secara teratur, makanan mengandung zat gizi yang seimbang. Zat gizi
yang seimbang tersebut bermanfaat untuk : Menghasilkan tenaga yang
digunakan oleh anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti
belajar, berolahraga, bermain,dan aktivitas lain (disebut zat tenaga).
Zat makanan yang sumber tenaga utama adalah karbohidrat dan
lemak. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah beras,
jagung, singkong, ubi jalar, kentang, talas, gandum dan sagu. Makanan
yang banyak mengandung lemak adalah lemak hewan (gajih), mentega,
minyak goreng, kelapa, keju. Membangun jaringan tubuh dan mengganti
jaringan tubuh yang telah rusak (disebut zat pembangun). Zat makanan
yang merupakan zat pembangun adalah protein. Makanan yang banyak
mengandung protein yaitu tahu, tempe, oncom, kacang, telur, daging, ikan,
udang dan kerang.
Zat makanan yang merupakan zat pengatur adalah vitamin, mineral
dan air. Makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral dan air
adalah sayuran dan buah. Kepandaian seorang anak ditentukan oleh
perkembangan sistem saraf dan otak. Sistem saraf terdiri atas bermilyaran
33

sel yang mendeteksi informasi dari dalam dan dari luar tubuh seorang
anak. Sistem saraf dan otak baru berangsur sempurna sejalan dengan usia
dan tergantung pada kualitas dan kuantitas gizi yang diberikan kepada
anak. Manfaat yang dapat diperoleh dari gizi yang seimbang pada anak
adalah :
a) Untuk sistem imunitas atau kekebalan pada anak sehingga anak tidak
mudah terserang penyakit, tidak mudah terserang infeksi terutama diare
atau cacingan.
b) Untuk memberi bahan untuk membangun atau memelihara jaringan
tubuh dann pengatur pekerjaan jaringan tubuh yang terdiri dari vitamin,
mineral dan air. Manfaat yang dapat diperoleh dari makanan yang
mengandung gizi yang seimbang adalah untuk mengoptimalkan
kesehatan dan perkembangan anak. Pemenuhan gizi yang sempurna
akan membuat sistem imun pada anak menjadi kuat dan cenderung
lebih tahan terhadap penyakit, anak juga akan cenderung lebih cepat
beradaptasi dan mudah menagkap respon dalam proses belajar
dilingkungan sekitarnya.
c) Untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit, gizi akan
membantu membentuk sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga
anak tidak mudah terserang penyakit.
d) Untuk mempercepat proses pertumbuhan, gizi yang seimbang sangat
berpengaruh dalam membantu proses pertumbuhan anak kearah yang
lebih optimal.
e) Untuk menunjang kecerdasan berfikir dan pertumbuhan otak, jika gizi
yang diperlukan otak tidak terpenuhi, maka perkembangan otak akan
terlambat, dan hal tersebut secara otomatis akan berakibat pada
lemahnya tingkat kecerdasan pada anak.
f) Untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan.
g) Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air,
mineral dan cairan tubuh yang lain.
h) Dapat menentukan perkembangan otak dan kecerdasan pada anak.
34

8. Pemahaman Gizi Seimbang pada Anak Usia Dini


Perilaku makan anak sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis,
kesehatan dan sosial anak. Keadaan lingkungan dan sikap keluarga
merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan dan menanamkan
konsep dan pemahaman tentang gizi yang baik pada anak usia dini.
Perlunya memberikan pemahaman tentang bagaimana zat gizi yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. konsep gizi untuk
anak usia dini antara lain makanan yang akan dikonsumsi mengandung
karbohidrat yang diperoleh dari nasi, singkong, protein yang diperoleh dari
tahu, tempe, lemak yang diperoleh dari lemak hewan, gajih, vitamin yang
diperoleh dari sayuran dan buah, air serta susu. Selain itu makanan yang
dikonsumsi oleh anak beragam jenisnya. Jumlah dan porsi makan anak
cukup, tidak lebih dan tidak kurang. Makanan yang dikonsumsi harus
higienis dan aman. Anak usia dini ditanamkan untuk makan secara teratur
dan dilakukan dengan cara yang baik (Proverawati dan Kusumawati,
2011).
Menurut Rushdie (2009) Konsep pemahaman tentang makanan yang
mengandung gizi seimbang pada anak diterapkan melalui konsumsi
sayuran dan buah. Kandungan sayuran dan buah sangat berguna bagi
tubuh manusia terutama untuk anak. Fitokimia karetonoid terdapat pada
sayuran yang berwarna kuning jingga seperti wortel, labu kuning dan
kentang manis. Sayuran berwarna hijau seperti brokoli. Buah berwarna
merah dan kuning jingga seperti mangga, tomat, nanas, semangka.
Sayuran dan buah ini mengandung khasiat mencegah penyakit kanker dan
meningkatkan sistem imun tubuh. Selain itu unsur saponin yang biasanya
terdapat pada kacang dapat berkhasiat untuk anti kanker, anti mikroba,
meningkatkan sistem imun, menurunkan kadar kolesterol. Sedangkan
fitokimia polifenol yang terdapat pada buah dan sayuran berwarna hijau,
selada, gandum utuh bermanfaat untuk mengatur kadar gula darah,
mengatur tekanan darah, anti kanker. Mengkonsumsi sayuran dan buah
sangat penting manfaatnya untuk anak yang sedang dalam masa
35

pertumbuhan dan perkembangan. Contoh sayuran yang dapat dikonsumsi


yang bermanfaat untuk anak adalah kacang, buncis, kubis, tomat, wortel,
bayam, brokoli, taoge, sawi, kangkung, seledri, dan lainnya. Sedangkan
buah yang bermanfaat antara lain alpokat, apel, jeruk, semangka, anggur,
kelengkeng, buah naga, jambu biji, dan lainnya. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengkonsumsi buah dan sayuran adalah mencuci
bersih buah dan sayuran, mewaspadai bahan pestisida, tidak membiarkan
buah yang dikonsumsi terlalu matang, tidak merendam sayuran mentah
dalam air atau mencuci buah terlalu lama. Selain itu mewaspadai adanya
parasit atau binatang yang ada dalam sayuran yang dapat membahayakan
kesehatan. Tidak semua buah harus dikupas kulitnya, kulit buah juga
mengandung fitokimia seperti pada buah anggur dan apel (Nugroho,
2011).

C. Higiene pribadi
1. Pengertian Higiene pribadi
Higiene pribadi berasal dari bahasa yunani yaitu Personal yang
artinya perorangan dan Higiene berarti sehat. Kebersihan perorangan
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Natalia, E, 2015).
Higiene pribadi merupakan salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya (Direja, 2011).
Tujuan higiene pribadi adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun
orang lain (Wartonah, T, 2010).
Higiene pribadi menjadi penting karena higiene pribadi yang baik
akan meminimalkan pintu masuk (port de entry) mikroorganisme yang
ada dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit.
36

Kebersihan diri diperlukan untuk kenyamanan, keamanan dan kesehatan


seseorang. Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan
kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko
seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit terutama
penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang tidak baik
seperti penyakit kulit (Saryono, 2011). Menurut Natalia, E (2015)
Menyatakan tujuan dari higiene pribadi adalah :
1) Meningkatkan derajat kesehatan
2) Memelihara kesehatan diri
3) Memperbaiki higiene pribadi
4) Pencegahan penyakit
5) Meningkatkan percaya diri
6) Menciptakan keindahan
2. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Higiene pribadi
Dampak yang akan timbul jika higiene pribadi kurang yaitu :
a) Dampak fisik, yaitu gangguan fisik yang terjadi karena adanya
gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik adalah gangguan
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku.
b) Dampak psikososial, yaitu masalah sosial yang berhubungan dengan
higiene pribadi adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, aktualisasi
diri dan gangguan interaksi sosial (Natalia, E, 2015).
3. Pemeliharaan dalam Higiene pribadi
Pemeliharaan higiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanaan, dan kesehatan. Praktek higiene sama dengan
meningkatkan kesehatan (Potter dan Perry, 2012). Seseorang yang
sakit, biasanya dikarenakan masalah kebersihan yang kurang
diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah yang biasa saja,padahal jka hal tersebut
37

dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan. Karena itu hendaknya


setiap orang selalu berusaha supaya personal higiennya dipelihara dan
ditingkatkan.
Pemeliharaan higiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Pemeliharaan higiene perorangan di
perlukan untuk kenyamana individu,keamanan dan kesehatan. Seperti
pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri.
Pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat
untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin. Selain itu,beragam
faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik higiene
(Natalia,E,2015).
Natalia,E (2015) Menyatakan pemeliharaan higiene pribadi
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan.
Pemeliharaan dalam Higiene pribadi meliputi :
1) Mandi
Mandi merupakan bagian yang penting dalam menjaga
kebersihan diri. Mandi dapat menghilangkan bau, menghilangkan
kotoran, merangsang peredaran darah, memberikan kesegaran pada
tubuh. Sebaiknya mandi dua kali sehari, alasan utama ialah agar
tubuh sehat dan segar bugar. Mandi membuat tubuh kita segar
dengan membersihkan seluruh tubuh kita. Menurut Irianto (2007)
Urutan mandi yang benar adalah seluruh tubuh dicuci dengan sabun
mandi. Oleh buih sabun, semua kotoran dan kuman yang melekat
mengotori kulit lepas dari permukaan kulit, kemudian tubuh disiram
sampai bersih, seluruh tubuh digosok hingga keluar semua kotoran
atau daki. Keluarkan daki dari wajah, kaki, dan lipatan. Gosok terus
dengan tangan, kemudian seluruh tubuh disiram sampai bersih
sampai kaki.
2) Kebersihan Kulit
Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling
pertama memberikan kesan. Oleh karena itu perlu memelihara kulit
38

sebaik mungkin. Pemeliharaan kesehatan kulit tidak dapat terlepas


dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta kebiasaan
hidup. Dalam memelihara kebersihan kulit kebiasaan yang sehat
harus selalu diperhatikan adalah menggunakan barang keperluan
sehari milik sendiri, mandi minimal 2 kali sehari, mandi memakai
sabun, menjaga kebersihan pakaian, makan yang bergizi terutama
banyak sayur dan buah, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Beberapa jenis penyakit kulit diantaranya kusta, dermatitis,
scabies, panu, bisul, cacar dan lain. Masalah kulit yang umum
ditemukan diantaranya kulit kering, tekstur kasar, bersisik pada area
tangan, kaki, atau wajah, ruam kulit, dermatitik kontak atau
inflamasi kulit dan abrasi atau hilangnya lapisan epidermis (Isro’in
dan Andarmoyo, 2012). Beberapa jenis penyakit kulit apabila tidak
ditangani dapat menimbulkan komplikasi penyakit lain. Jenis
penyakit kulit tersebut diantaranya penyakit cacar dapat
menimbulkan komplikasi penyakit seperti diare, radang paru,
malnutrisi, radang telinga tengah, sariawan dan komplikasi mata.
Penyakit herpes zoster dapat menimbulkan komplikasi seperti
neuralgia, infeksi kulit, masalah mata, layuh otot. Kusta dapat
menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata
serta eksim atau dermatitis dapat mengakibatkan terjadinya borok
dan bisa menjalar ke setiap kulit yang belum terinfeksi (Maharani,
2015).
3) Kebersihan Rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat bersih dan
indah sehingga akan menimbulkan kesan bersih dan tidak berbau.
Dengan selalu memelihara kebersihan rambut dan kulit kepala, maka
perlu memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut
sekurangnya 2 kali seminggu, mencuci rambut memakai sampho
atau bahan pencuci rambut lainnya, dan sebaiknya menggunakan alat
pemeliharaan rambut sendiri. Kebersihan rambut yang kurang
39

terjaga dapat mengakibatkan mikroorganisme berkembang biak


dirambut, rambut menjadi kusut/rontok dan tidak berkilau.
4) Perawatan Mulut
Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari
partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak
nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan
tartar di antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi.
Higiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan (Potter dan Perry, 2012).
5) Kebersihan Gigi
Menggosok gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan
membersihkan gigi sehingga terlihat bersih. Hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi adalah menggosok gigi
secara benar dan teratur dianjurkan setiap sehabis makan, memakai
sikat gigi sendiri, menghindari makanan yang merusak gigi,
membiasakan makan buah yang menyehatkan gigi dan memeriksa gigi
secara teratur.
6) Kebersihan Telinga
Hal yang diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah
membersihkan telinga secara teratur, dan tidak mengorek telinga
dengan benda tajam, Memeriksakan telinga ke dokter jika merasa
terasa sakit atau tidak nyaman dan tidak disarankan mendorong
pembersih telinga ke dalam telinga karna akan menyumbat kanal
telinga.
7) Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku
Seperti halnya kulit, tangan kaki, dan kuku harus dipelihara dan
ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan
hidup sehari. Tangan, kaki, dan kuku yang bersih menghindarkan kita
dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat
40

menyebabkan bahaya kontaminasi dan menimbulkan penyakit


tertentu. Untuk menghindari bahaya kontaminasi maka harus
membersihkan tangan sebelum makan, memotong kuku secara teratur
±4kali setiap bulan, dan mencuci kaki sebelum tidur atau sesudah
beraktivitas mengunakan air mengalir dan sabun. Manfaat mencuci
kaki yaitu agar kaki menjadi sehat dan bersih, mencegah infeksi jamur
dikaki.
8) Perawatan Hidung
Hidung memberikan indera penciuman tetapi juga memantau
temperatur dan kelembaban udara yang dihirup serta mencegah
masuknya partikel asing ke dalam sistem pernafasan. Akumulasi
sekresi yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori
dan pernafasan. Secara tipikal perawatan higiene hidung adalah

sederhana dengan membersihkan hidung secara teratur, Hindari polusi

udara, pakai masker jika beraktivitas di luar rumah, Kurangi kebiasaan

mengupil dan menutup hidung dan mulut jika orang disekitar bersin
(Potter dan Perry, 2012).
9) Perawatan mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
untuk mata karene secara terus-menerus dibersihkan air mata dan
kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing.
Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering
yang terkumpul pada kantus sebelah dalam atau bulu mata. Untuk
mejaga kesehatan mata dapat dilakukan dengan cara : Jangan Terlalu
Lama Menatap Layar Elektronik, Rutin Memeriksakan Mata, jangan
terlalu sering menggosok mata dan menyeka kotoran mata menuju
sudut luar mata (Potter dan Perry, 2012).
10) Membersihkan Pakaian
Pakaian yang kotor akan menghalangi seseorang untuk terlihat
41

sehat dan segar walaupun seluruh tubuh sudah bersih. Pakaian banyak
menyerap keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan.
Dalam sehari saja, pakaian berkeringat dan berlemak ini akan berbau
busuk dan menganggu. Untuk itu perlu mengganti pakaian dengan
yang besih setiap hari dan mencuci pakaian dengan sabun, Saat tidur
hendaknya kita mengenakan pakaian yang khusus untuk tidur dan
bukannya pakaian yang sudah dikenakan seharian yang sudah kotor.
Untuk kaos kaki, kaos yang telah dipakai 2 kali harus dibersihkan.
Selimut, sprei, dan sarung bantal juga harus diusahakan supaya selalu
dalam keadaan bersih sedangkan kasur dan bantal harus sering
dijemur.
11) Cuci Tangan
Tangan adalah anggota tubuh yang paling banyak berhubungan
dengan apa saja. Kita menggunakan tangan untuk menjamah makanan
setiap hari. Selain itu, sehabis memegang sesuatu yang kotor atau
mengandung kuman penyakit, selalu tangan langsung menyentuh
mata, hidung, mulut, makanan serta minuman. Hal ini dapat
menyebabkan pemindahan sesuatu yang dapat berupa penyebab
terganggunya kesehatan karena tangan merupakan perantara penularan
kuman (Irianto, 2007). Berdasarkan penelitan WHO dalam National
Campaign for Handwashing with Soap (2007) Telah menunjukkan
mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada 5 waktu penting yaitu
sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi,
sesudah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan dapat
mengurangi angka kejadian diare sampai 40%. Cuci tangan pakai
sabun dengan benar juga dapat mencegah penyakit menular lainnya
seperti tifus dan flu burung.
4. Faktor yang mempengaruhi higiene pribadi
Menurut Potter dan Perry (2012 ) Faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang untuk melakukan personal higine yaitu :
1) Citra tubuh
42

Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya


higiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep sampeltif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering
berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan higiene.
Citra tubuh dapat berubah akibat adanya pembedahan atau penyakit
fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan
higiene.
2) Praktik sosial
Kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik higiene pribadi. Selama masa kanak dan anak
mendapatkan praktik higiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang di rumah,ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perawatan kebersihan.
3) Status sosio ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat
menyediakan bahan yang penting seperti deodoran, sampo,pasta gigi,
dan kosmestik (alat yang membantu dalam memelihara higiene dalam
lingkungan rumah).
4) Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus termotivasi untuk
memelihara perawatan diri.
5) Variabel Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan higiene. Orang dari latar kebudayaan yang
berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.
6) Pilihan pribadi
43

Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri,


memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara
melakukan higiene.
D. Panti Asuhan
1. Pengertian Panti Asuhan
Panti Asuhan merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang
bertanggungjawab memberikan pelayanan pengganti, mengasuh,
memelihara, dan mendidik anak agar terpenuhi kebutuhan fisik,
mental,dan membekali mereka dengan keterampilan supaya mandiri.
Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu arah yang mana orang
tua mempengaruhi anak namun lebih dari itu, pengasuhan merupakan
proses interaksi antar orang tua dan anak yang dipengaruhi oleh budaya
dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan (Ifadah, 2014).
Panti Asuhan atau panti sosial merupakan unit pelaksana teknis di
lingkungan departemen sosial yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada direktur jenderal pelayanan dan rehabilitasi sosial.
Secara fungsional dibina oleh para direktur terkait sesuai dengan bidang
tugasnya. Panti Asuhan atau panti sosial mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan
sosial agar mampu berperan aktif, berkehidupan dalam masyarakat,
rujukan regional, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan, pemberian
informasi serta koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (peraturan menteri
sosial republik indonesia no: 106 / huk / 2009).
Lembaga panti asuhan yang memiliki peran untuk membina dan
mengasuh anak asuhnya harus memiliki pelaksana yang professional.
Profesional tidaknya pelaksana akan sangat berpengaruh atas hasil dari
anak yang diasuhnya dalam terpenuhinya hak dan keperluanya dalam
kehidupan seharinya. Selain itu, pelaksana juga memiliki peran sebagai
pemberi semangat dan dukungan kepada orang tua (bagi anak yang masih
memiliki orang tua) ataupun pengasuh pengasuh lain yang juga selalu
44

berusaha menjadi orang tua (Asthama, 2015). Adapun pelaksana yang ada
biasanya terdiri dari :

a) Pengasuh
Setiap panti asuhan harus menyediakan tenaga pengasuh yang
handal dalam melaksanakan tugasnya. Mereka harus terhindar dari
pekerjaan lain, sehingga dapat selalu optimal dalam memperhatikan
anak asuh yang dipegangnya. Pengasuh harus memiiiki berbagai
konpetensi khusus dalam pengasuhan anak, juga harus memiliki
pengalaman serta kesabaran. Pengasuh juga harus menyukai anak kecil
dan memiliki kemauan untuk merawat anak kecil dalam segala kondisi,
mengingat kondisi antara anak satu dengan anak yang lainnya pasti
berbeda. Adanya uji kelayakan dari departemen sosial atau yang
sejenisnya berupa sertifikasi seharusnya juga perlu dikedepankan
supaya anak yang berada di panti asuhan teijamin telah diasuh oleh
orang yang tepat (Asthama, 2015).
Pengaturan dalam berbahasa dan bersikap juga perlu diatur,
mengingat kedua hal itu yang pasti akan ditiru oleh setiap anak
asuhnya. Selain uji kelayakan dan keinginan yang kuat, seorang
pengasuh juga diharapkan memiliki kemampuan seperti pengetahuan
tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, mengenali dan paham
atas kekerasan dan penyimpangan anak, serta mampu mengatasi dan
mencari solusi atas semua itu. Mampu membaca potensi anak, mampu
mengembangkannya dan mengeksplorasinya sehingga anak dapat
berkembang dengan tepat dan sesuai dengan minat dan bakatnya
(Asthama, 2015).
Keseimbangan antara jumlah pengasuh dan anak asuh juga
menjadi poin penting dalam pengembangan anak asuh di sebuah panti
asuhan. Terlalu banyak jumlah anak asuh akan membuat pengasuh
tidak mampu mengenali anak asuhnya secara individu dengan baik.
45

Selama masa kanak, peningkatan tinggi dan berat badan berlangsung


secara linier. Mantapnya bertumbuhan mengharuskan adanya
peningkatan sebagian besar zat gizi secara bertahap untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan. Usia 6-7 tahun dianggap sebagai
periode kritis untuk menentukan status berat dan tinggi tubuh di masa
mendatang. Selama masa kanak, seseorang masih sangat bergantung
pada pengasuhnya dalam hal penyediaan gizi (Roche, 2015).
b) Pekerja Sosial
Pekerja sosial adalah sesorang yang bekeija untuk pada lembaga
pemerintah, swasta ataupun secara perseorangan dan memiliki
kompetensi dalam bidang sosial, serta memiliki ilmu yang diperoleh
secara formal maupun informal bersedia untuk mengabdikan dirinya
dalam kegiatan pengasuhan dalam panti asuhan dan pemecahan
permasalahan sosial (Asthama, 2015).
2. Tujuan panti asuhan yaitu:
a. Panti asuhan memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi
pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan
membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yang wajar serta
mempunyai keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota
masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggung jawab, baik
terhadap dirinya, keluarga, dan masyarakat.
b. Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti
asuhan adalah terbentuknya manusia yang berkepribadian matang dan
berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang
hidupnya dan hidup keluarganya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti asuhan
adalah memberikan pelayanan, bimbingan, dan keterampilan kepada
anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas.
46

E. Kerangka Konsep

Pengetahuan gizi seimbang dan Pengetahuan gizi seimbang dan


higiene pribadi higiene pribadi anak asuh
Type equation hereanak
. asuh di panti asuhan berkah
di panti asuhan berkah
↑ Kota Palangka Raya Kota Palangka Raya
(Sebelum penyuluhan) (Sesudah penyuluhan)

Penyuluhan gizi seimbang


dan higiene pribadi melalui
Media Video

Gambar 2.2 Bagan kerangka konsep penelitian

Variabel yang diteliti


45

F. Definisi Operasional
Table 2.3
Definisi operasional penelitian
No Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
1. Umur Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak Kuesioner Pengisian Umur Nominal
dilahirkan atau diadakan) (Hoetomo, 2005). Identitas Kuesioner
sampel Identitas sampel
2. Jenis Kelamin Sedangkan jenis kelamin adalah atribut-atribut Kuesioner Pengisian Laki-laki Nominal
fisiologis dan anatomi yang membedakkan antara Identitas Kuesioner Perempuan
laki-laki dan perempuan (Wade, dkk. 2007). sampel Identitas sampel
3 Pengetahuan gizi Pengetahuan gizi seimbang merupakan pengetahuan Kuesioner Pengisian pre Sig <0,05 Rasio
seimbang tentang makanan dan sumber zat gizi pada test dan post test
makanan,makanan yang aman dikonsumsi sehingga
tidak menimbulkan penyakit (Notoatmodjo,2007).
4 Pengetahuan higiene Pengetahuan higiene pribadi merupakan Kuesioner Pengisian pre Sig <0,05 Rasio
pribadi pengetahuan tentang suatu tindakan untuk test dan post test
memlihara dan psikis (Natalia,E,2015).
46

G. Hipotesis

Berdasarkan uraian sebelumnya, Penulis menyusun suatu hipotesis


yang akan di uji dan diteliti kebenarannya melalui analisa sebagai berikut :

Ho : Tidak ada Pengaruh media video terhadap pengetahuan gizi seimbang


dan higiene pribadi anak asuh di panti asuhan berkah, Kota Palangka
Raya

H1 : Ada Pengaruh media video terhadap pengetahuan gizi seimbang dan


higiene pribadi anak asuh di panti asuhan berkah, Kota Palangka Raya
47

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Pengaruh media video terhadap pengetahuan gizi seimbang dan
higiene pribadi anak asuh di panti asuhan berkah,Kota Palangka Raya
merupakan Jenis penelitian Quasy Eksperimen dengan desain one group
pretest-posttest. Ciri tipe penelitian one group pre-test dan post-test
design adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
melibatkan satu kelompok sampel. Kelompok sampel diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi (Nursalam, 2011). Rancangan ini tidak menggunakan
kelompok pembanding (kontrol), tetapi dilakukan observasi pertama
(pre-test) yang memungkinkan menguji perubahan yang terjadi setelah
adanya eksperimen (program) (Notoadmodjo, 2010).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah setiap sampel yang memenuhi karakteristik yang
sudah ditentukan dalam suatu penelitian (Sastroasmoro, 2014).
Populasi pada penelitian ini adalah 93 anak asuh di Panti Asuhan
Berkah, Kota Palangka Raya.
2. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
hingga dianggap mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2014). Sampel
dari penelitian ini adalah anak asuh yang berusia mulai dari 13 tahun
sampai 15 tahun, anak asuh berusia 13-15 tahun yaitu ada 35 orang,
Namun dikarenakan 5 orang anak asuh sedang ada kegiatan diluar
panti asuhan, maka peneliti hanya mengambil 30 orang anak asuh yang
menjadi sampel penelitian.
Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi Arikunto
(2010), jika sampelnya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil
semuanya, jika sampelnya besar atau lebih dari 100 orang dapat
diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

47
48

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di di Panti Asuhan Berkah,Jln.G.Obos Induk
KM.5,5 Menteng Kota Palangka Raya. Waktu pelaksanaan penelitian
yaitu pelaksanaan penelitian pada bulan April tahun 2021
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang
suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan variabel yaitu :
a) Variabel independen yaitu Media
b) Variabel dependen yaitu Pengetahuan gizi seimbang dan Higiene
pribadi
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1.Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu :
a. Data primer yaitu
1) Data karakteristik sampel (umur dan jenis kelamin) di kuesioner
2) Data pengetahuan gizi seimbang dan higiene pribadi dengan alat
bantu kuesioner.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan meliputi :
gambaran umum lokasi penelitian dan dokumen daftar anak panti.
2.Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data yang mendukung tercapainya tujuan
penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melihat
dokumen daftar anak di panti asuhan, setelah itu pengisian pre test
oleh sampel sebelum diberikan penyuluhan melalui media video,
setelah itu memberikan penyuluhan dengan media video dan
49

pengisian post test oleh sampel setelah diberikan penyuluhan


melalui media video.
F. Pengembangan Video
Pada video diberi pendidikan tentang gizi seimbang yang meliputi :
definisi gizi seimbang,manfaat gizi seimbang, sumber zat gizi, kelebihan
dan kekurangan zat gizi. Sedangkan untuk video higiene pribadi meliputi
definisi higiene pribadi, tujuan higiene pribadi dan pemeliharaan higiene
pribadi.
Cara agar video bisa di terima yaitu dengan menggunakan video
animasi gizi seimbang 9.20 Menit dan higiene pribadi 7.47 Menit,
Sehingga anak dengan pengulangan 3kali akan lebih tertarik menonton
video karena video animasi lebih menarik dan akan memperkuat daya
ingat anak asuh.
G. Alat Ukur/Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan mempermudah proses penelitian (Arikunto,
2010). Instrument penelitian yang digunakan peneliti yaitu:
1. Lembar isian berupa kuisioner tentang gizi seimbang 30 soal dan
higiene pribadi 30 soal.
2. Laptop
3. LCD
4. Pengeras suara
H. Prosedur penelitian
1. Tahap Persiapan
b) Peneliti mengurus surat izin penelitian
c) Setelah mendapatkan izin penelitian, Peneliti memperkenalkan diri
dan menjelaskan prosedur peneliti kepada sampel meliputi tujuan,
hak, dan kewajiban sampel.
d) Peneliti menentukan sampel dengan menggunakan teknik sampling
pada anak di Panti Asuhan Berkah,Kota Palangka Raya.
50

e) Peneliti memberikan lembar persetujuan untuk ditanda tangani oleh


pengelola panti asuhan jika bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian.
f) Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri.

2.Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan cara
sebagai berikut
a) Melihat daftar anak di panti asuhan
b) Mengambil sampel sesuai dengan teknik random sampling pada
anak di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya.
c) Pengisian kuesioner oleh anak asuh di panti asuhan berkah.
I. Analisa Data
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakan distribusi
variabel terkait untuk setiap variabel bebas tertentu berdistribusi
normal atau tidak dalam model regresi linear, asumsi ini
ditunjukkan oleh nilai eror yang berdistribusi normal. Model regresi
yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal
atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara
statistik.
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Test
Normality Kolmogorov-Smirnov. Menurut Santosa, S (2012) dasar
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas.
(Asymtotic Significanted), yaitu:
o Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi
adalah normal.
o Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi
adalah tidak normal.
51

2. Uji Univariat
Uji univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis setiap
variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo,2005). Analisa univariat
berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi
informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran
statistic, table, grafik. Analisa univariat dilakukan masing-masing
variabel yang diteliti.
3. Uji Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis, yakni
membuktikan ada tidaknya pengaruh pemberian pendidikan gizi dan
higiene pribadi dengan metode penyuluhan menggunakan media
audio visual terhadap perubahan pengetahuan anak asuh di Panti
Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya. Untuk menguji hipotesis
tersebut dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan
menggunakan uji statistik kolmogorov smirnov dan diperoleh hasil
yaitu distribusi normal jika nilai p > 0,05 sehingga dapat dilakukan
dengan uji paired sample T test dan untuk data yang berdistribusi
tidak normal jika nilai p < 0,05 dilakukan uji statistik wilcoxon.
Analisis dengan uji paired sample t-test digunakan untuk
mengetahui kemaknaan perubahan pengetahuan gizi seimbang dan
higiene pribadi sebelum dan sesudah dilakukan perlakukan pada
tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan software statistik.
Media video memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan
apabila nilai p diperoleh >0,05. Untuk melihat
perbedaan selisih nilai perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan Penyuluhan.
52

J. Pengolahan data
Langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Editing (memeriksa data)
Pada tahap ini melakukan pemeriksaaan terhadap kelengkapan
data diantaranya kelengkapan data penyelenggaraan makanan dan
data status gizi dengan memeriksa kelengkapan untuk menghindari
terjadinya kesalahan. Hal ini dilakukan pengecekan dan perbaikan
kualitas data
b) Transfering atau entry (memindahkan data) yaitu memindahkan data
ke dalam program computer.
c) Cleaning
Semua data dari sampel yang telah selesai dimasukkan, perlu di
cek kembali untuk melihat adanya kesalahan, ketidak lengkapan,
dan sebagainya
K. Etika penelitian
Dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang
harus dipegang teguh (Notoatmodjo, 2012), yakni:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human
dignity) Peneliti perlu mempertimbangkan hak sampel penelitian
untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan
penelitian tersebut. Peneliti menghormati harkat dan martabat
sampel penelitian, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan
sampel (inform consent) yang mencakup :
a. Penjelasan manfaat penelitian.
b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan.
c. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan sampel berkaitan dengan prosedur penelitian.
d. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi yang
diberikan oleh sampel.
53

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan sampel penelitian (Respect for


privacy and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak dasar individu termasuk privasi
dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang
berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang
lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas dan kerahasiaan identitas sampel cukup
menggunakan coding sebagai pengganti identitas sampel. Nama
sampel hanya diisi nama inisial, peneliti hanya menggunakan data
untuk keperluan penelitian.
3. Keadilan dan keterbukaan (Respect for justice an inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil juga perlu dijaga oleh peneliti
dengan kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Peneliti
menjelaskan prosedur penelitian kepada semua sampel penelitian.
Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua sampel penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa
membedakan gender, agama dan etnis.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing
harm and benefit)   
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal
mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan sampel penelitian
pada khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi
dampak yang merugikan bagi sampel. Segala informasi yang
diperoleh melalui penelitian ini hanya digunakan untuk keperluan
penelitian.
54

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Panti Asuhan Berkah dibawah
Yayasan Barokah beralamat lengkap Jalan G. Obos Induk Km. 5,5 No. 517
RT. 07 / RW. VI Kelurahan Menteng Kec. Jekan Raya Kota Palangka Raya
73112 Kalimantan Tengah. Panti Asuhan Berkah diketuai oleh Moh. Abdul
Gofur, SE., M.Pd
Jumlah anak asuh di panti asuhan berkah sebanyak 93 anak dengan
melakukan penyelenggarakan makanan yang diberikan 3kali sehari kepada
anak asuh. Penyelenggaraan makanan dimulai dari perencanaan menu dengan
10 siklus menu, penyimpanan bahan makanan kering dan basah, pengolahan
bahan makanan, persiapan bahan makanan dan pendistribusian makanan
kepada anak asuh, Pegawai dapur terdiri dari 5 orang dengan pembagian
tugasnya yaitu 1 orang sebagai kepala dapur dan 4 orang lainnya sebagai juru
masak dan mengurus bahan makanan. Panti Asuhan Berkah memiliki Visi
Misi dan Tujuan, diantaranya :
a. Visi
Berdayakan amanah ummat, Bina Generasi Marginal Moga berakhlak
dan bertahfidz..
b. Misi
1) Berdayakan amanah Ummat dengan amanah
2) Berikhtiar bina generasi pelangi dengan akhlak dan tahfidz
3) Bimbing anak asuh ke fithrah tanpa sekat primordial
c. Tujuan
Berikhtiar Gapai Berkah
55

54
55

2. Karakteristik Sampel
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada saat penelitian
kepada anak asuh Panti Asuhan Berkah menjadi sampel penelitian Yayasan
Barokah distribusi frekuensi karakterisitik sampel berdasarkan usia, jenis
kelamin, sebagai berikut :
1). Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi karakterisitik Sampel berdasarkan jenis sebagai berikut :
Diagram 4.1
Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik berdasaran jenis ke-


lamin

Laki - Laki = 18
orang
Perempuan = 12
40% 60 % orang

Gambar 4.1 Diagram Pie Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin


Sampel dalam penelitian ini menunjukkan distribusi tertinggi
Laki - Laki yaitu sebanyak 18 sampel (60 %) dan distribusi
terendah perempuan yaitu12 sampel (40 %).
56

2). Karakteristik Sampel Penelitian Berdasarkan Usia


Distribusi karakterisitik sampel berdasarkan usia sebagai berikut :
Grafik 4.2
Karakteristik sampel berdasarkan Usia

Karakteristik sampel
60%
50%
50%

40%
30% Jumlah
30%
20%
20%

10%

0%
Usia 13 Tahun Usia 14 Tahun Usia 15 Tahun

Gambar 4.2 Grafik karakakteristik sampel berdasarkan usia \

Berdasarkan Grafik 4.2 usia sampel dalam penelitian ini


menunjukkan distribusi tertinggi berumur 13 tahun yaitu
sebanyak 15 sampel (50%) dan distribusi tertinggi ke dua berumur
14 tahun yaitu sebanyak 9 sampel (30%). distribusi terendah
berumur 15 tahun yaitu sebanyak 6 sampel (20%).

3. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi
yang di dapat dari setiap variabel yang diteliti. Adapun variabel pada
penelitian pengetahuan higiene pribadi dan pengetahuan gizi seimbang.
57

a) Pengetahuan Sampel Tentang Higiene Pribadi


Pengetahuan sampel pada kuesioner sebelum dan sesudah
penyuluhan higiene pribadi dengan media video dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Pengetahuan Pada Kuesioner Sebelum Dan Sesudah
Penyuluhan
No Indikator Sebelum Sesudah Selisih
intervensi intervensi
Benar Salah Benar Salah
1 Apa itu higiene pribadi 4 26 20 10 16
2 Tujuan dari higiene pribadi adalah 5 25 19 11 14
3 Pemeliharaan higiene pribadi 6 24 22 8 16
4 Kebiasaan sehat menjaga kebersihan 7 23 20 10 13
kulit yang selalu  diperhatikan
5 Cara penularan penyakit kulit 4 26 22 8 18
6 Penyakit kulit apabila tidak ditangani 3 27 20 10 17
dapat menimbulkan komplikasi
7 Penyakit kulit menular 4 26 20 10 16
8 Waktu yang tepat untuk mencuci 11 19 25 5 14
tangan
9 Cara menjaga kebersihan tangan 6 24 21 9 15
10 Sebaiknya mencuci tangan 4 26 20 10 16
menggunakan
11 Manfaat utama mencuci tangan 4 26 19 11 15
12 Cara menjaga kebersihan kaki 4 26 18 12 14
13 Kebersihan kaki yang kurang terjaga 5 25 20 10 15
akan menyebabkan
14 Cara menjaga kebersihan kuku 10 20 24 6 14
15 Berapa kali sebaiknya memotong kuku 6 24 19 11 13
16 Hal yang harus diperhatikan dalam 3 27 23 7 22
58

menjaga kesehatan gigi


17 Waktu yang tepat untuk menggosok 5 25 21 9 16
gigi
18 Mencuci rambut sebaiknya berapa 4 26 22 8 18
kali
19 Hal yang harus diperhatikan dalam 3 27 17 13 14
kebersihan rambut
20 Kebersihan rambut yang kurang 8 22 21 9 13
terjaga dapat menyebabkan
21 Hal yang diperhatikan dalam menjaga 4 26 19 11 15
kebersihan telinga
22 Tidak dianjurkan membersihkan telinga 3 27 18 12 15
dengan cara mendorong kedalam saluran
telinga
23 Cara menjaga kebersihan mata 5 25 20 10 15
24 Hal yang harus diperhatikan dalam 4 26 19 11 15
menjaga kesehatan mata
25 Cara menjaga kebersihan pakaian 7 23 23 7 16
26 Mengapa kita harus menghindari 6 24 20 10 14
menggunakan pakaian basah
27 Akibat tidak memelihara higiene pribadi 4 26 20 10 16
dengan baik
28 Dampak higiene pribadi kurang 6 24 22 8 16
29 Perilaku higiene pribadi 3 27 18 12 15
30 Apa yang di lakukan jika ada orang 5 25 21 9 16
didekat kita bersin

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak
dijawab dengan benar sebelum dilakukan intervensi adalah pertanyaan
nomor 4 mengenai Cara memelihara kebersihat kulit dengan jumlah 7
orang. Pertanyaan nomor 8 mengenai cara mencuci tangan dengan jumlah
59

11 orang, pertanyaan nomor 14 mengenai memelihara kebersihan kuku


dengan jumlah 10 orang, pertanyaan nomor 20 mengenai kebersihan
rambut dengan jumlah 8 orang pertanyaan nomor 25 mengenai cara
memelihara kebersihan pakaian dengan jumlah 7 orang. Setelah dilakukan
intervensi didapatkan bahwa pertanyaan paling banyak dijawab dengan
benar pertanyaan nomor 8 mengenai kebersihan tangan dengan jumlah 25
orang, nomor 14 mengenai keberihan kuku dengan jumlah 24 orang,
pertanyaan nomor 16 mengenai cara memelihara kebersihan gigi dengan
jumlah 23 orang dan pertanyaan nomor 25 mengenai cara memelihara
kebersihan pakaian dengan jumlah 23 orang.
Menurut Notoatmodjo (2007), Pemeliharaan kebersihan diri sangat
menentukan dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi
menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini
menguntungkan karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam
mewujudkan kesejahteraan dan kebersihan. Upaya pemeliharaan
kebersihan diri mencakupi tentang kebersihan rambut, gigi, mulut, kuku,
tangan, kaki, mata, hidung dan telinga. Diperlukan pengetahuan keluarga
mengenai kebersihan diri terhadap anak dalam membentuk tindakan.
60

b) Pengetahuan Sampel Tentang Gizi Seimbang


Distribusi pengetahuan sampel sebelum dan sesudah penyuluhan gizi
seimbang dengan media video dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Distribusi pengetahuan sampel sebelum dan sesudah penyuluhan gizi
seimbang
No Indikator Sebelum Sesudah Selisih
intervensi intervensi
Benar Salah Benar Salah
1 Apa itu gizi seimbang 2 28 21 9 19
2 Makanan dan minuman yang 1 29 17 13 16
mengandung unsur-unsur yang
dibutuhkan tubuh
3 Batasan konsumsi gula dalam 1 29 18 12 17
sehari
4 Manfaat membatasi 7 23 21 9 14
mengkonsumsi gula
5 Batasan konsumsi garam dalam 1 29 16 14 15
sehari
6 Manfaat membatasi 13 17 19 11 6
mengkonsumsi garam
7 Batasan konsumsi lemak 2 28 17 13 15
8 Manfaat membatasi 3 27 22 8 19
mengkonsumsi lemak
9 Minimal konsumsi air dalam 2 28 19 11 17
sehari bagi dewasa
Kekurangan konsumsi cairan 4 26 18 12 14
10 dapat menyebabkan tubuh
11 Mengkonsumsi makanan yang 5 25 14 10 9
beranekaragam, menerapkan pola
hidup bersih dan sehat, menjaga
61

berat badan ideal, dan melakukan


aktivitas fisik, merupakan
12 Menu makanan yang bervariasi 3 27 16 14 13
13 Manfaat dari karbohidrat 4 26 22 8 18
14 Makanan sumber karbohidrat 2 28 19 11 17
15 Manfaat dari protein 6 24 22 8 16
16 Makanan sumber protein nabati 2 28 17 13 15
17 Manfaat dari lemak 4 26 18 12 14
18 Makanan sumber lemak 3 27 17 13 14
19 Manfaat dari mengkomsumsi 5 25 20 10 15
sayuran
20 Makanan sumber serat 4 26 22 8 18
21 Makanan sumber Vitamin A 6 24 28 2 22
22 Makanan sumber Vitamin B 3 27 17 13 14
23 Makanan sumber Vitamin C 2 28 20 10 18
24 Makanan sumber Vitamin D 3 27 29 1 26
25 Makanan sumber Vitamin E 2 28 21 19 19
26 Makanan sumber Vitamin K 5 25 19 11 14
27 Istilah akibat jika kelebihan 6 24 21 9 15
konsumsi lemak adalah
28 Tinggi badan lebih pendek dari tinggi 4 26 18 12 14
badan orang lain pada umumnya
diumur yang sama
29 Anak yang kekurangan energi 4 26 20 10 16
akan mengalami penyakit
30 Bagaimana agar anak dapat sehat, 6 24 22 8 16
aktif dan ceria

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak
62

dijawab dengan benar sebelum dilakukan intervensi adalah pertanyaan


nomor 4 mengenai manfaat membatasi mengkonsumsi gula dengan jumlah
7 orang. Pertanyaan nomor 6 mengenai manfaat membatasi konsumsi
garam dengan jumlah 13 orang. Setelah dilakukan intervensi didapatkan
bahwa pertanyaan paling banyak dijawab dengan benar no 24 mengenai
sumber vitamin D jumlah 29 orang, nomor 21 mengenai sumber Vitamin A
jumlah 28 orang.
4. Analisa Bivariat
a. Pengaruh Pemberian media video sebelum dan sesudah penyuluhan
higiene pribadi
1) Perbedaan rata-rata skor sampel sebelum dan sesudah penyuluhan
higiene pribadi dengan media video
Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik untuk mengetahui
apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah penyuluhan higiene pribadi
dengan media video.
Data hasil pengukuran pengetahuan higiene pribadi sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan uji normalitas berdistribusi normal,
dengan nilai signifikan =0,200 > 0,05 sehingga uji pengaruh dilakukan
menggunakan uji paired sample T test
Tabel 4.5
Rata-Rata Skor Pengetahuan Sampel Sebelum Dan Sesudah
Penyuluhan Higiene Pribadi Dengan Media Video
Pengetahuan Mean +/- SD Ʌ (Mean +/- P-Value
SD)
Pretest 24.53 ±7.709 0.000
Postest 76.93±7.515 52.±12.662

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan


pengetahuan setelah diberikan penyuluhan hygiene pribadi dengan
menggunakan media video.
Sebelum dilakukan intervensi didapatkan skor rata-rata sampel sebesar
24.53, Setelah dilakukan intervensi didapatkan skor sebesar 76.93. Maka
63

dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan sampel sebesar 52.


Berdasarkan tabel juga diketahui uji statistik diperoleh nilai P-Value sebesar
0.000 (p-<0,05), Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
sampel sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan menggunakan
media video.
b. Pengaruh Pemberian media video sebelum dan sesudah penyuluhan
gizi seimbang
1). Perbedaan rata-rata skor sampel sebelum dan sesudah penyuluhan gizi
seimbang dengan media video
Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik untuk mengetahui
apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah penyuluhan gizi seimbang
dengan media video.
Data hasil pengukuran pengetahuan gizi seimbang sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan uji normalitas berdistribusi normal,
dengan nilai signifikan =0,117 > 0,05 sehingga uji pengaruh dilakukan
menggunakan uji paired sample T test.
Tabel 4.6
Rata-rata skor pengetahuan sampel sebelum dan sesudah penyuluhan
gizi seimbang dengan media video

Pengetahuan Mean +/- SD Ʌ (Mean +/- P-Value


SD)
Pretest 12.30±9.678
Postest 74.60±13.085 62 ±10.310 0.000

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan


pengetahuan setelah diberikan penyuluhan hygiene pribadi dengan
menggunakan media video.
Sebelum dilakukan intervensi didapatkan skor rata-rata sampel sebesar
12.30, Setelah dilakukan intervensi didapatkan skor sebesar 74.60. Maka
dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan sampel sebesar 62..
Berdasarkan tabel juga diketahui uji statistic diperoleh nilai P-Value sebesar
64

0.000 (p-<0,05), Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan


sampel sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan menggunakan
media video.

B. Pembahasan
65

1. Karakteristik Sampel
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan sesorang salah satunya
adalah usia menurut Mubarak (2011). Semakin bertambahnya usia terjadi
perubahan fisik dan psikologis. Perubahan psikologis ini akan
mempengaruhi perubahan mental sesorang dalam taraf berpikir untuk
semakin matang dan dewasa. Usia sampel pada penelitian ini disamakan
dalam katogori usia sekolah agar daya tangkap terhadap sesuatu juga sama
sehingga faktor yang mempengaruhi pengetahuan berdasarkan usia ini dapat
dikendalikan. Usia sampel berkisar 13 sampai 15 tahun, dimana mayoritas
berusia 13 tahun sebanyak 15 orang, 1 4 tahun sebanyak 9 orang dan 15
tahun sebanyak 6 orang.
Sampel yang mengikuti penelitian ini belum pernah mendapat
informasi tersebut sehingga pengetahuan Sampel menggunakan media video
sehingga dilakukan penelitian ini berpengaruh.
2. Pengetahuan Sampel Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Higiene
Pribadi Menggunakan Media Video
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan
penyuluhan tentang higiene pribadi menggunakan media video pada
penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan sebelum dilakukan
intervensi sebesar 24.53, Setelah dilakukan intervensi 76.93. Pertanyaan
yang paling banyak dijawab dengan benar sebelum dilakukan intervensi
pertanyaan mengenai higiene pribadi yaitu waktu yang tepat mencuci
tangan, cara menjaga kebersihan kuku dan cara menjaga kebersihan
rambut dan sesudah intervensi mengenai pengertian higiene, Tujuan
higiene, Pemeliharaan higiene, Kebersihan kulit, Kebersihan tangan,
Kebersihan kaki, Kebersihan kuku, Kebersihan gigi, Kebersihan rambut,
Kebersihan telinga, Kebersihan mata, Kebersihan pakaian, Perilaku
higiene, Dampak higiene sangat berkembang pesat dilihat dari
pengetahuan.

Peningkatan pengetahuan ke arah positif pada penelitian ini


66

disebabkan adanya informasi pemberian pendidikan higiene pribadi


melalui penyuluhan dengan menggunakan media video yang membawa
pesan sugestif bahwa pentingnya kebersihan seseorang yang harus
dilakukan agar terhindar dari berbagai macam penyakit kulit yang
menular.
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan
kekampuan seseorang melalui tehnik praktik belajar atau intruksi
dengan tujuan mengubah dan memperbaiki perilaku manusia secara
individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lenih mandiri
dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002).

3. Pengetahuan Sampel Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Gizi


Seimbang Menggunakan Media Video
Pengetahuan yang diuji dalam penelitian ini adalah pengetahuan
mengenai pesan gizi seimbang yang divisualisasikan dengan video.
Pesan gizi seimbang yang disampaikan tidak hanya ditekankan pada
konsumsi makanan yang beragam akan tetapi juga diimbangi dengan
pola hidup bersih, aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara
teratur.
Pengukuran pengetahuan anak mengenai pesan gizi seimbang
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pretest dan postest.
Pengetahuan gizi seseorang menurut Arimurti (2012) dapat dinilai
berdasarkan jawaban sampel terhadap pertanyaan yang diberikan sesuai
kuesioner yang diajukan.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Pengetahuan
tentang gizi seimbang menggunakan media video pada penelitian ini
mengalami peningkatan yang signifikan sebelum dilakukan intervensi
hanya 12,30 meningkat menjadi 74,60. Pertanyaan gizi seimbang
meliputi apa itu gizi seimbang, Manfaat dan batasan mengkonsumsi
gula, garam, lemak dan air putih dalam kehidupan sehari – hari, manfaat
dan batasan mengkonsumsi makannan karbonhidrat, Protein, Serat dan
67

manfaatnya dan vitamin. Hal ini menunjukkan intervensi pendidikan


kesehatan memiliki dampak posistif dalam meningkatkan pengetahuan.
Dalam hal ini pendidikan kesehatan dengan menggunanakan media
video mempunyai dampak terhadap pengetahuan dan perilaku seseorang.
Karena hal tersebut sesuai dengan tujuan yaitu pendidikan kesehatan
bertujuan untuk merubah dan meningkatkan pengetahuan seseorang agar
lebih baik dan lebih tahu, semakin seseorang tersebut tahu dan
mempunyai informasi lebih, maka semakin baik pula pengetahuannya.
Disamping itu, berdasarkan beberapa uraian diatas, terlihat jelas bahwa
gizi seimbang mempunyai dampak yang besar terhadap kesehatan
dimana dengan kita mengkonsumsi makanan yang sehat dan sesuai
dengan kebutuhan tubuh maka kita dapat mencegah terserang penyakit.

4. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Higiene Pribadi


Metode penyuluhan dalam penelitian ini signifikan meningkatkan
pengetahuan. Hasil uji statistik diperoleh signifikan sebesar 0.000
(p<0,05), yang berarti terdapat pengaruh penyuluhan higiene pribadi.
Dalam hal ini berpendapat bahwa pendidikan kesehatan dengan
media video mempunyai dampak dan berpengaruh terhadap perubahan
pengetahuan seseorang. Karena hal tersebut sesuai dengan tujuannya
yaitu pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku seseorang
agar menjadi lebih baik dan menjadi lebih tahu, semakin seseorang
tersebut tahu dan mempunyai informasi lebih, maka semakin baik pula
sikap dan perilakunya. Disamping itu, berdasarkan beberapa uaraian
diatas, terlihat jelas bahwa higiene pribadi mempunyai dampak yang
besar terhadap kesehatan dimana dengan kita menjaga kebersihan diri
maka akan terhindar dari berbagai penyakit. Berdasarkan uraian tersebut
terlihat bahwa dengan adanya kecenderungan pendidikan kesehatan
sebagai penyebab meningkatnya pengetahuan dan sikap tentang personal
hygiene
68

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan


penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2017) yang meneliti
pendidikan kesehatan melalui audio visual terhadap perilaku personal
hygiene anak kelas III di SD Muhammadiyah Kragan Tempel Sleman.
Hasil uji bahwa hasil uji signifikan dengan hasil nilai sebesar 0,000
yang artinya lebih kecil atau >0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan dengan media.
Penelitian Denis (2019) Pengaruh pendidikan kesehatan dengan
media video terntang personal higiene, didapatkan nilai dengan
menggunakan uji statistic paired T test sample berpasangan di dapatkan
p value = 0,000 <0,05, Artinya Ha diterima berarti ada pengaruh
pendidikan kesehatan dengan menggunakan media video memiliki
pengaruh terhadap peningkatan kemandirian personal hygiene pada
anak retardasi di SLB siswi mulia kota madiun.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa sampel menyerap informasi
melalui pendidikan kesehatan dengan media video dengan baik.
Informasi yang disampaikan melalui video kepada sampel dapat
menambah wawasan dan menambah informasi kepada siswa tentang
perilaku higiene pribadi yang baik.
Hasil penelitian mendukung teori yang diuraikan di atas, bahwa
mendefinisikan pendidikan kesehatan sebagai proses yang mencakup
dimensi dan kegiatan-kegiatan intelektual, psikologi, dan sosial yang
diperlukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mengambil
keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri,
keluarga, dan masyarakat (Induniasih, 2018). Hasil yang diharapkan dari
suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau
perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif
oleh sasaran dari promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
69

5. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang


Peran pendidikan kesehatan menggunakan metode penyuluhan
dalam penelitian ini signifikan meningkatkan pengetahuan. Hasil uji
statistik diperoleh signifikan sebesar 0.000 (p<0,05), yang berarti
terdapat pengaruh penyuluhan gizi seimbang.
Pengetahuan menurut Marisa (2014) dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor salah satunya adalah pendidikan atau edukasi. Pendidikan
merupakan salah satu alat untuk menghasilkan perubahan pada diri
manusia, karena melalui pendidikan manusia akan dapat mengetahui
segala sesuatu yang tidak atau belum diketahui sebelumnya. Pendidikan
diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan gizi
diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan gizi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fauziyah (2012) yang
meneliti tentang pengaruh pendidikan gizi tentang nutrisi
prakonspesi terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik konsumsi
makanan sehat anak panti asuhan. Bahwa dalam penelitian Anny hasil
analisis diperoleh nilai siginifikansi 0,039 (p<0,05) yang dapat
disimpukan bahwa adanya perbedaan yang bermakna antara perubahan
pengetahuan kelompok intervensi dan non intervensi sebelum dan
sesudah pendidikan kesehatan. Hasil penelitian Debora, dkk (2019)
yang berjudul pengaruh edukasi gizi menggunakan media video
terhadap pengetahuan gizi dan sikap gizi seimbang, hasil analisis
didapatkan nilai signifikan 0,000 (<0,05) menunjukkan adanya
perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluihan.
Membentuk sikap positif terhadap makanan bergizi dalam rangka
membentuk kebiasaan makan yang baik. Alasan utama yang
menyebabkan terjadinya peningkatan pengetahuan tentang gizi
seimbang menurut Puspita (2012) adalah melalui media pendidikan
yang digunakan dan cara penyampaian materi pendidikan. Media
70

pendidikan berfungsi untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin


kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
Media animasi dapat digunakan untuk menjelaskan materi yang
secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata (India, 2010). Berkaitan
dengan media animasi, maka Mayer dan Moreno (2002)
mengemukakan bahwa animasi merupakan satu bentuk presentasi
bergambar yang paling menarik, yang berupa simulasi gambar bergerak
yang menggambarkan perpindahan atau pergerakan suatu objek.
Penggunaan animasi dalam proses pembelajaran sangat membantu
dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran, serta
hasil pembelajaran yang meningkat. Selain itu, penggunaan media
pembelajaran khususnya animasi dapat meningkatkan daya tarik, serta
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Peningkatan
pengetahuan dan sikap responden dengan metode media animasi karena
penyuluh memberikan proses belajar mengajar pada responden dengan
memanfaatkan semua alat inderanya dan memutar media animasi
sebanyak 3 kali pemutaran.
71

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, laki - laki yaitu
sebanyak 18 sampel (60 %) dan perempuan yaitu 12 sampel (40 %).
2) Karakteristik sampel berdasarkan, Distribusi tertinggi berumur 13 tahun
yaitu sebanyak 15 sampel (50%) dan distribusi tertinggi ke dua berumur
14 tahun yaitu sebanyak 9 sampel (30%). distribusi terendah berumur 15
tahun yaitu sebanyak 6 sampel (20%).
3) Terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan higiene pribadi pada
sampel sebelum diberikan penyuluhan 24,53 dan sesudah pemberian
intervensi rata-rata 76,93.
4) Terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan gizi seimbang pada sampel
sebelum diberikan penyuluhan 12,30 sesudah pemberian intervensi rata-
rata 74,60.
5) Ada pengaruh penyuluhan higiene pribadi dengan media video terhadap
pengetahuan gizi anak asuh di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya.
6) Ada pengaruh penyuluhan gizi seimbang dengan media video terhadap
pengetahuan gizi anak asuh di Panti Asuhan Berkah, Kota Palangka Raya.

71
72

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan diatas adalah
sebagai berikut:
1) Diharapkan video animasi dapat diterima oleh anak asuh sebagai media
baru dalam proses pembelajaran mengenai gizi seimbang dan higiene
pribadi.
2) Pihak panti asuhan bisa mengaplikasikan video animasi sebagai suatu
media baru dalam proses pembelajaran di panti asuhan agar memberikan
hiburan pada anak asuh agar proses pembelajaran tidak monoton dan
pesan yang disampaikan oleh pengajar dapat diterima dengan baik.
3) Diharapkan kepada anak asuh di panti asuhan berkah agar dapat
menerapkan gizi seimbang dan higiene pribadi dalam kehidupan sehari-
hari.
60

Anda mungkin juga menyukai