Oleh:
KELOMPOK 3
Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa atau
usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut (Sulistyoningsih, 2012).
Remaja dikategorikan rentan terhadap masalah gizi sehingga berisiko terhadap
kesehatan. Pada usia remaja percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
memerlukan energi lebih banyak selain itu, pada remaja terjadi perubahan gaya hidup
dan kebiasaan yang suka mencoba-coba makanan sehingga terjadi ketidaksesuaian
asupan energi (Marmi, 2013).
Permasalahan gizi akibat pola makan yang tidak sehat banyak dijumpai pada
usia remaja, diantaranya gizi lebih, obesitas, gizi kurang, anemia, pola makan yang
salah dan sebagainya. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010)
menyatakan prevalensi gizi kurang pada remaja usia 13-15 sebesar 10,1% terdiri dari
2,7% sangat kurus dan 7,4% kurus dan prevalensi gizi lebih sebesar 2,5%. Di provinsi
Jawa Tengah prevalensi gizi kurang mencapai 9,9% serta gizi lebih diatas prevalensi
nasional yaitu sebesar 2,8%. Menurut penelitian Arimurti (2012), menyatakan
prevalensi kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur pada usia remaja masih
tergolong tinggi yaitu sebanyak 93,6% dan aktifitas fisik pada remaja masih tergolong
rendah sebesar 66,9%. Pada usia remaja lebih suka mengkonsumsi jajanan fastfood
dengan frekuensi lebih dari 7 kali per minggu (Oktaviani, 2012). Kristianti dkk
(2009), menyatakan pada remaja di Surakarta dari keseluruhan sampel yang diteliti
sebanyak 75 responden lebih banyak mengkonsumsi jajanan fastfood sebesar 54,7%.
Masalah pola makan yang tidak sehat yang timbul pada usia sekolah
khususnya remaja dipicu oleh beberapa faktor seperti kebiasaan makan yang buruk,
pemahaman gizi yang salah, kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan,
promosi yang berlebihan tentang produk makanan di media masa dan maraknya
produk impor makanan. Tingkat pengetahuan pada remaja akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dalam memilih makanan disekolah maupun dirumah yang
menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari
makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang baik dapat mempengaruhi
konsumsi makanan yang baik sehingga mencapai status gizi yang baik.
Penyuluhan pola makan sehat pada remaja sangat penting untuk menambah
pengetahuan gizi remaja agar dapat merubah kebiasaan makan yang salah dan tidak
menimbulkan masalah gizi (Sediaoetama, 2000). Upaya untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pola makan sehat pada remaja memerlukan cara pendekatan
yang strategis agar tercapai secara efektif dan efisien sehingga diperlukan strategi
atau metode yang tepat untuk menyampaikan. Metode penyuluhan kesehatan
merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami
dengan baik oleh audien. Berbagai media yang digunakan sebagai penunjang dan alat
bantu untuk metode penyuluhan salah satunya adalah media audiovisual yang dapat
memberikan stimulasi secara nyata berisi gambar gerak dan unsur suara dengan
durasi waktu relatif pendek yang ditayangkan dalam bentuk video (Notoatmodjo,
2007), media lain yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah media booklet.
Penelitian Erviana dkk (2012), menyatakan bahwa responden yang diberikan
penyuluhan dengan video memiliki pengetahuan baik karena informasi yang
disampaikan lebih mudah dipahami.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pola maakan sehat pada remaja dengan menggunakan media video dan
booklet.
BAB II
TUJUAN PENYULUHAN
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan remaja mengetahui dan memahami serta
mampu menjalankan pola makan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pendidikan kesehatan dengan media
booklet memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang pola
makan sehat.
BAB III
MANFAAT PENYULUHAN
A. Bagi penyelenggara
Untuk memperoleh pengalaman lapangan, menambah wawasan juga diharapkan mampu
menerapkannya.
B. Bagi sasaran
Untuk menambah pengetahuan dan tercapainya penerapan pola makan yang sehat pada
remaja dalam kehidupan sehari-hari.
A. Kelompok Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah remaja di Sekolah Menengah Atas Guppi Samata.
B. Jumlah Sasaran
Jumlah sasaran sebanyak 30 orang.
BAB V
METODE PENYULUHAN
A. Bentuk Metode
Bentuk metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab.
B. Waktu Permateri
Total waktu : 2 jam
BAB VII
EVALUASI PENYULUHAN
A. Alat Evaluasi
Alat evaluasi berupa evaluasi pre test dan post test
B. Waktu Evaluasi
Sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan
C. Tenaga Evaluasi
Yang melakukan evaluasi adalah penyelenggara
BAB VII
MATERI PENYULUHAN
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan kesehatan, status
nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009). Menurut
Handajani, pola makan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam
memenuhi makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan, sedangkan
menurut Suhardjo pola makan di artikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang
untuk memilih makanan dan mengkonsumsi makanan terhadap pengaruh fisiologis,
psikologis, budaya dan sosial. Dan menurut seorang ahlimengatakan bahwa pola makan
di definisikan sebagai karateristik dari kegiatan yang berulang kali makan individu atau
setiap orang makan dalam memenuhi kebutuhan makanan. (Sulistyoningsih, 2011).
Pola makan dan gaya hidup yang sesuai akan membantu remaja untuk lebih sehat
dan jauh dari penyakit. Kemajuan gaya hidup dari sederhana menjadi instan
menyebabkan banyak orang memanfaatkan kemajuan teknologi masa kini. Pemikiran
yang serba instan ini menyebabkan banyak orang terutama remaja mengonsumsi fast
food ataupun junkfood. Perubahan ini dapat dengan mudah menimbulkan berbagai
penyakit degeneratif di usia muda. Penyakit degeneratif merupakan proses penurunan
fungsi organ tubuh yang umumnya terjadi pada usia tua. Namun, penyakit ini dapat
terjadi pada usia muda, akibat pola makan dan gaya hidup yang salah.
Pola makan yang sehat dapat menjadikan tubuh kita sehat, sementara pola makan
yang buruk akan menyebakan tubuh rentan berbagai penyakit. Jenis makanan yang
dikonsumsi hendaknya mempunyai proporsi yang seimbang dengan komposisi yang
disarankan yaitu 55-65% karbohidrat, 10-15% protein, 25-35% lemak. Jadwal makan
yang ideal untuk dilakukan agar mempunyai pola makan yang baik adalah 4 sampai 5
kali sehari, yaitu sarapan pagi, snack, makan siang, snack sore dan makan malam.
Pola makan sehat yang baik untuk remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya: (1) Makan sesuai waktunya; (2) Biasakan membawa bekal makan siang dari
rumah; (3) Pilih makanan yang dipanggang atau direbus, bukan digoreng; (4)
Kurangi fast food; (5) Mengemil dengan sehat; (6) Makan dengan nutrisi yang cukup dan
seimbang; (7) Hindari soft drink.
BandaAceh,
10
November
2013
Koordinator
Penyuluh
(
)
ABSENSI PESERTA
NO NAMA UMUR ALAMAT TANDA
TANGAN
1. 1
2
3
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25