Anda di halaman 1dari 25

TUGAS 5

PROPOSAL HEALTH PROMOTION

Oleh:
KELOMPOK 3

Riyadhatul Jinan (70300117003)


Fatiha Izza Tuslamia (70300117010)
Adriana Febriani (70300117016)
Mia Maulydia (70300117022)
Indriyanti Arimurti Putri (70300117029)
Israwati (70300117036)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
BAB I
PENDUHULUAN

Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa atau
usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut (Sulistyoningsih, 2012).
Remaja dikategorikan rentan terhadap masalah gizi sehingga berisiko terhadap
kesehatan. Pada usia remaja percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
memerlukan energi lebih banyak selain itu, pada remaja terjadi perubahan gaya hidup
dan kebiasaan yang suka mencoba-coba makanan sehingga terjadi ketidaksesuaian
asupan energi (Marmi, 2013).
Permasalahan gizi akibat pola makan yang tidak sehat banyak dijumpai pada
usia remaja, diantaranya gizi lebih, obesitas, gizi kurang, anemia, pola makan yang
salah dan sebagainya. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010)
menyatakan prevalensi gizi kurang pada remaja usia 13-15 sebesar 10,1% terdiri dari
2,7% sangat kurus dan 7,4% kurus dan prevalensi gizi lebih sebesar 2,5%. Di provinsi
Jawa Tengah prevalensi gizi kurang mencapai 9,9% serta gizi lebih diatas prevalensi
nasional yaitu sebesar 2,8%. Menurut penelitian Arimurti (2012), menyatakan
prevalensi kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur pada usia remaja masih
tergolong tinggi yaitu sebanyak 93,6% dan aktifitas fisik pada remaja masih tergolong
rendah sebesar 66,9%. Pada usia remaja lebih suka mengkonsumsi jajanan fastfood
dengan frekuensi lebih dari 7 kali per minggu (Oktaviani, 2012). Kristianti dkk
(2009), menyatakan pada remaja di Surakarta dari keseluruhan sampel yang diteliti
sebanyak 75 responden lebih banyak mengkonsumsi jajanan fastfood sebesar 54,7%.
Masalah pola makan yang tidak sehat yang timbul pada usia sekolah
khususnya remaja dipicu oleh beberapa faktor seperti kebiasaan makan yang buruk,
pemahaman gizi yang salah, kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan,
promosi yang berlebihan tentang produk makanan di media masa dan maraknya
produk impor makanan. Tingkat pengetahuan pada remaja akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dalam memilih makanan disekolah maupun dirumah yang
menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari
makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang baik dapat mempengaruhi
konsumsi makanan yang baik sehingga mencapai status gizi yang baik.
Penyuluhan pola makan sehat pada remaja sangat penting untuk menambah
pengetahuan gizi remaja agar dapat merubah kebiasaan makan yang salah dan tidak
menimbulkan masalah gizi (Sediaoetama, 2000). Upaya untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pola makan sehat pada remaja memerlukan cara pendekatan
yang strategis agar tercapai secara efektif dan efisien sehingga diperlukan strategi
atau metode yang tepat untuk menyampaikan. Metode penyuluhan kesehatan
merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami
dengan baik oleh audien. Berbagai media yang digunakan sebagai penunjang dan alat
bantu untuk metode penyuluhan salah satunya adalah media audiovisual yang dapat
memberikan stimulasi secara nyata berisi gambar gerak dan unsur suara dengan
durasi waktu relatif pendek yang ditayangkan dalam bentuk video (Notoatmodjo,
2007), media lain yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah media booklet.
Penelitian Erviana dkk (2012), menyatakan bahwa responden yang diberikan
penyuluhan dengan video memiliki pengetahuan baik karena informasi yang
disampaikan lebih mudah dipahami.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pola maakan sehat pada remaja dengan menggunakan media video dan
booklet.
BAB II
TUJUAN PENYULUHAN

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan remaja mengetahui dan memahami serta
mampu menjalankan pola makan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pendidikan kesehatan dengan media
booklet memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang pola
makan sehat.
BAB III
MANFAAT PENYULUHAN

A. Bagi penyelenggara
Untuk memperoleh pengalaman lapangan, menambah wawasan juga diharapkan mampu
menerapkannya.

B. Bagi sasaran
Untuk menambah pengetahuan dan tercapainya penerapan pola makan yang sehat pada
remaja dalam kehidupan sehari-hari.

C. Bagi Instansi Pendukung (sponsor)


Penerapan pentingnya pola makan yang sehat dapat mengatasi dan mengurangi masalah
gizi yang terjadi pada remaja.
BAB IV
SASARAN PENYULUHAN

A. Kelompok Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah remaja di Sekolah Menengah Atas Guppi Samata.

B. Jumlah Sasaran
Jumlah sasaran sebanyak 30 orang.
BAB V
METODE PENYULUHAN

A. Bentuk Metode
Bentuk metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab.

B. Teknik Penerapan Metode


Mempersiapkan materi untuk melakukan penyuluhan
Pemberian materi
Evaluasi (pre test dan post test)

C. Sarana yang Digunakan


Untuk menerapkan metode adalah memberikan lembar kuesioner (pre test dan post test),
komputer, dan LCD
BAB VI
WAKTU PENYULUHAN
A. Jadwal Penyuluhan
Hari : Rabu
Tanggal : 12 Maret 2019
Pukul : 09.00 sampai selesai

B. Waktu Permateri
Total waktu : 2 jam
BAB VII
EVALUASI PENYULUHAN

A. Alat Evaluasi
Alat evaluasi berupa evaluasi pre test dan post test

B. Waktu Evaluasi
Sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan

C. Tenaga Evaluasi
Yang melakukan evaluasi adalah penyelenggara
BAB VII

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan kesehatan, status
nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009). Menurut
Handajani, pola makan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam
memenuhi makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan, sedangkan
menurut Suhardjo pola makan di artikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang
untuk memilih makanan dan mengkonsumsi makanan terhadap pengaruh fisiologis,
psikologis, budaya dan sosial. Dan menurut seorang ahlimengatakan bahwa pola makan
di definisikan sebagai karateristik dari kegiatan yang berulang kali makan individu atau
setiap orang makan dalam memenuhi kebutuhan makanan. (Sulistyoningsih, 2011).  

B. Pola Makan Yang Sehat Bagi Remaja

Pola makan dan gaya hidup yang sesuai akan membantu remaja untuk lebih sehat
dan jauh dari penyakit. Kemajuan gaya hidup dari sederhana menjadi instan
menyebabkan banyak orang memanfaatkan kemajuan teknologi masa kini. Pemikiran
yang serba instan ini menyebabkan banyak orang terutama remaja mengonsumsi fast
food ataupun junkfood. Perubahan ini dapat dengan mudah menimbulkan berbagai
penyakit degeneratif di usia muda. Penyakit degeneratif merupakan proses penurunan
fungsi organ tubuh yang umumnya terjadi pada usia tua. Namun, penyakit ini dapat
terjadi pada usia muda, akibat pola makan dan gaya hidup yang salah.
Pola makan yang sehat dapat menjadikan tubuh kita sehat, sementara pola makan
yang buruk akan menyebakan tubuh rentan berbagai penyakit. Jenis makanan yang
dikonsumsi hendaknya mempunyai proporsi yang seimbang dengan komposisi yang
disarankan yaitu 55-65% karbohidrat, 10-15% protein, 25-35% lemak. Jadwal makan
yang ideal untuk dilakukan agar mempunyai pola makan yang baik adalah 4 sampai 5
kali sehari, yaitu sarapan pagi, snack, makan siang, snack sore dan makan malam.
Pola makan sehat yang baik untuk remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya: (1) Makan sesuai waktunya; (2) Biasakan membawa bekal makan siang dari
rumah; (3) Pilih makanan yang dipanggang atau direbus, bukan digoreng; (4)
Kurangi fast food; (5) Mengemil dengan sehat; (6) Makan dengan nutrisi yang cukup dan
seimbang; (7) Hindari soft drink.

C. Kebutuhan Zat Gizi Seimbang Pada Remaja


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi
yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun
dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu
pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain.
a. Energi
Energi untuk tubuh di ukur dengan kalori di perlukan untuk melakukan aktifitas
sehari-hari dan dihasilkan dari karbohidrat, protein, lemak. Pada remaja kebutuhan
energi menurun karena basal metabolisme dan kegiatan fisik meningkat. Sumber
bahan makanannya yaitu : beras, singkong, mie dan lain-lain (KH), ikan, daging,
minyak, keju,(lemak).
b. Protein
Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak,
pengatur fungsi fisiologis organ tubuh. Kebutuhan protein bagi remaja yaitu 14-16%
dari kalori total (0,8-1gr/kg.BB/hari).Sumber protein utama adalah
ikan,daging,ayam,tempe,tahu, dan kacang-kacangan.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dapat di simpan di dalam tubuh sebagai
cadangan energi. Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia remaja tidak di anjurkan
karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh khususnya kadar kolesterol
darah, yaitu 20-25% dari kalori total. Sumber minyak, mentega.
d. Serat
Pada manusia usia remaja serat di perlukan untuk memungkinkan proses buang air
besar menjadi teratur dan menghindari penyakit.Serat dapat memberi rasa kenyang
pdalam waktu lama. Sumber : sayuran-sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat.
e. Mineral
Mineral dibutuhkan remaja di perlukan dalam jumlah sedikit,sungguhpun demikian
peranannya sangat penting dalam berbagai proses metabolisme di dalam tubuh.
Kebutuhan mineral usia Remaja
 Calsium : 800-1000 mg/hr (pria)
                      1000-1500mg/hr (wanita)
 Zat Besi : 10mg
 Na : 2,8-7,8gr/org/hr
 Air : 6-8 gls/org/hr
f. Kebutuhan Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk mengatur berbagai proses metabolisme dalam
tubuh,mempertahankan fungsi berbagai jaringan serta mempengaruhi dalam
pembentukan sel-sel baru. Kebutuhan vitamin usia Remaja
 Vitamin A   : 3500-4000 mg/org/hr
 Vitamin B1    : 10-1,2 mg/hr
 Vitamim B     :  6 2,0-2,2 mg/org/hr
 Vitamin B1     : 2 3,0mg/org/hr
 Vitamin C      : 60mg
 Vitamin D       : 200-400IU
 Vitamin E       : 8-10 mg/org/hr
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Remaja
Sebagaimana diketahui bahwa pola makan adalah perilaku yang ditempuh
seseorang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap
hari meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makanan yang berdasarkan
pada faktor-faktor sosial dan budaya dimana mereka hidup. Perilaku sangat
mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku. Menurut teori Lawrence Green (2010),
pola makan dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :
a. Faktor Predisposisi (predisposing factors)
Faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau
mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain:
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang didapat setelah orang melakukan
penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan memang peranan penting
dalam hal pembentukan tindakan seseorang (over behavior), jika didasari oleh
pengetahuan akan lebih lenggeng bila dibandingkan tanpa disadari pengetahuan
(Notoatmojo, 2007). Menurut Notoatmojo (2007) mendefinisikan bahwa perilaku
manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti keinginan,
kehendak, pengetahuan, emosi, berfikir, sikap, motivasi, dan reaksi, sehingga
setiap tindakan manusia baik positif maupun yang negatif didasari oleh salah satu
faktor tersebut. Pada remaja pengetahuan yang baik dapat tertutup oleh gejala
kejiwaan yang lain seperti keinginan, kehendak, minat, emosi, sikap, motivasi,
dan reaksi.
Pengetahuan gizi sebaiknya telah ditanamkan sedini mungkin sehingga
apabila seorang dewasa mampu memenuhi kebutuhan energi tubuhnya dengan
perilaku makannya karena pengetahuan gizi sangat bermanfaat dalam menentukan
apa yang kita konsumsi setiap harinya (Notoatmojo, 2007). Dengan adanya
pengetahuan gizi pada seseorang, maka kita dapat menyesuaikan tingkat
kebutuhan zat gizi yang sesuai dengan banyak kalori yang kita perlukan setiap
harinya dalam melakukan aktivitas dan produktivitas kita sehari-hari sehingga
dapat dicapai kesehatan yang optimal (Paul, 2001). Hal ini didukung oleh
pendapat Berg dalam Suhardjo (1989) yang menyatakan bahwa salah satu
penyebab timbulnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi. Solusi
yang dapat dilakukan melalui suatu proses belajar mengajar tentang pola makan,
bagaimana tubuh menggunakan zat besi dan bagaimana zat besi tersebut
diperlukan untuk menjaga kesehatan.
2) Sosial Budaya dan Agama
Kebudayaan suatu bangsa masyarakat mempunyai kekuatan yang
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk
dikonsumsi. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat
pantangan, takhayul, tabu dalam masyarakat menyebabkan konsumsi makanan
menjadi rendah (Supariasa, 2002). Adat istiadat dan kebiasaan makanan ada
hubungannya dengan agama, walaupun dapat berlainan antara agama satu dengan
agama yang lainnya. Kebanyakan kelompok agama juga mempunyai larangan
atas penggunaan jenis makanan tertentu. Karena menganggap makanan yang
dilarang tersebut berbahaya bagi kesehatan (Suhardjo, 1989).
3) Sikap
Sikap merupakan suatu yang masih bersifat abstrak, dapat didasarkan pada
keyakinan yang ada pada setiap individu (yang berkaitan dengan kognitif) dan
sering kali sikap dipengaruhi oleh perasaan (yang merupakan komponen
emosional) sehingga dapat membawa atau menentukan perilaku tertentu
(Oppenheim, 2011). Perilaku terbentuk karena adanya sikap dalam diri seseorang
terhadap suatu objek. Menurut Blum dalam Notoadmojo (2007) perilaku
merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan
masalahnya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, keinginan,
kehendak, kepentingan, emosi, motivasi, reaksi dan presepsi.Makanan dan
minuman dapat memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tapi
sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya
kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat
bergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut
(Notoadmojo, 2007). Kebutuhan akan makan bukan hanya untuk menumbuhkan
badan secara fisik, tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap sanubari,
kecerdasan, dan kebijaksanaan serta naluri.
b. Faktor Pendukung (enabling factor)
Faktor pendukung adalah faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi
perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung adalah sarana dan
prasarana atau fasilitas untuk terjadinya pola makan, seperti uang saku dan aktivitas.
1) Uang Saku
Pada Endromono (2006) menyatakan bahwa pemberian uang saku
terhadap remaja juga bisa menjadi pemicu mereka untuk membeli makanan cepat
saji, karena semakin besar uang saku yang mereka peroleh maka semakin besar
kemungkinan mereka untuk membeli atau mengkonsumsi makanan cepat saji,
karena harga makanan cepat saji di pasaran cenderung tinggi. Besarnya uang saku
yang diberikan kepada siswa dan kurangnya kontrol dari orang tua mengakibatkan
siswa sering mengkonsumsi makanan cepat saji yang dapat berdampak tidak baik
terhadap kesehatan mereka pada masa yang akan datang.
2) Aktivitas
Aktivitas remaja sebagian besar banyak dilakukan di sekolah selama 8 jam
meliputi kegiatan belajar dan bermain saat istirahat. Aktivitas berada di rumah
kurang lebih 5-6 jam meliputi: mengerjakan pekerjaan rumah, membantu orang
tua dan bermain di lingkungan sebayanya. Aktivitas fisik remaja membutuhkan
asupan pangan mengandung zat gizi yang cukup sehingga kondisi tubuh remaja
akan tetap baik.Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan perempuan sangat berbeda,
untuk remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih tinggi daripada perempuan.
c. Faktor Pendorong (reinforcing factor)
Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong seseorang untuk berperilaku.
1) Teman
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang sangat besar pada remaja
dalam hal memilih jenis makanan. Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan
dapat menyebabkan dirinya terkucil dan akan merusak kepercayaan dirinya.
(Arisman, 2004).
2) Iklan
Selain dari orangtua, guru, dan teman, konsumen yang masih muda
(remaja) biasanya akan dipengaruhi oleh iklan. Iklan di media massa dapat
mempengaruhi pilihan makanan pada remaja dan dapat mendorong konsumsi
makanan tidak sehat. Iklan di media masa juga dapat mendorong remaja untuk
menekan orangtua mereka untuk membeli makanan yang tidak sehat (Kelly et al,
2006). Melalui penggunaan tokoh kartun dan animasi yang popular makanan
yang diiklankan ditujukan pada remaja memberikan kesan bahwa konsumsi
makanan tersebut menyenangkan, hal ini mempengaruhi preferensi dan perilaku
makan remaja. Ditemukan juga hubungan yang signifikan antara jumlah jenis
iklan makanan yang diingat dengan jumlah makanan yang dimakan oleh remaja
(Young, 2003). Semakin banyak jumlah jenis iklan makanan yang diingat
semakin besar pula jumlah makanan yang dimakan oleh remaja. Iklan merupakan
setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang agar
melakukan pembelian terhadap produk atau jasa (Belch, 2007 dalam Mery
Decker, 2011). Pendekatan daya tarik yang digunakan dalam iklan dirancang
untuk menciptakan motivasi pada seseorang untuk melakukan pembelian atas
produk atau jasa yang diiklankan atau memotivasi seseorang untuk melakukan
sesuatu seperti yang ada dalam iklan tersebut.

E. Masalah Gizi Pada Remaja


a. Kekurangan zat besi
Kondisi ini merupakan hal yang paling umum dijumpai. Pertumbuhan yang
cepat ditambah dengan gaya hidup dan pilihan makanan yang buruk bisa
mengakibatkan remaja mengalami anemia akibat kekurangan zat besi, terutama pada
remaja putri ketika ia sudah mengalami menstruasi. Sumber makanan utama yang
mengandung zat besi adalah daging merah, sereal, buah kering, roti dan sayuran
berdaun hijau. Sumber zat besi yang berasal dari non-daging membutuhkan asupan
nutrisi lain untuk meningkatkan penyerapannya seperti makanan kaya vitamin C
(jeruk, blackcurrant dan sayuran berdaun hijau), sedangkan zat tanin yang terkandung
dalam teh bisa mengurangi penyerapan zat besi.
b. Kekurangan kalsium
Survei menemukan sekitar 25 persen remaja memiliki asupan kalsium lebih
rendah dari yang direkomendasikan sehingga berdampak terhadap kesehatan
tulangnya di masa depan, salah satunya adalah osteoporosis yang membuat tulang
rapuh dan mudah patah. Tulang akan terus tumbuh dan diperkuat sampai usia 30
tahun dan masa remaja adalah waktu yang sangat penting untuk perkembangan ini.
Nutrisi yang diperlukan seperti vitamin D, kalsium dan fosfor. Sumber kaya kalsium
yang sebaiknya dikonsumsi adalah susu dan produk susu, misalnya segelas susu, 150
gram yogurt dan sepotong keju ukuran kecil. Jika tidak bisa mengonsumsi produk
susu, maka konsumsilah susu kedelai yang sudah difortifikasi, atau jika takut dengan
kandungan lemak pilihlah susu yang rendah lemak (low fat).
c. Kekurangan gizi akibat salah diet
Berbagai studi melaporkan kaum remaja terutama perempuan banyak yang
tidak puas dengan berat badannya, sehingga melakukan diet dengan cara yang salah
seperti melewatkan waktu makan, menghindari daging merah, tapi mengonsumsi
makanan ringan dan bergula. Hal ini bukanlah pilihan yang tepat dan sehat karena
pada usia tersebut tubuh mengalami percepatan pertumbuhan yang menuntut adanya
peningkatan nutrisi. Jika diet yang dilakukan salah maka tubuh akan mendapatkan
nutrisi yang penting dalam jumlah kecil atau tidak sama sekali. Sebaiknya
konsumsilah makanan secara masuk akal, olahraga teratur, mengurangi makanan
bergula dan banyak lemak untuk mengurangi kelebihan kalori sambil tetap
mempertahankan nutrisi yang masuk. Selain itu masa-masa remaja merupakan waktu
yang banyak menyebabkan perkembangan gangguan makan.
d. Remaja Kurus atau Kurang Energi Kronis (KEK)
Remaja yang kurus atau kurang energi kronis bisa disebabkan karena kurang
asupan zat gizi, baik karena alasan ekonomi maupun alasan psikososial seperti
misalnya penampilan. Kondisi remaja KEK meningkatkan risiko berbagai penyakit
infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak buruk di kesehatan. KEK
sebenarnya dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
e. Kegemukan atau Obesitas
Pola makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey
tahun 2015, antara lain: Tidak selalu sarapan (65,2%), sebagian besar remaja kurang
mengonsumsi serat sayur buah (93,6%) dan sering mengkonsumsi makanan
berpenyedap (75,7%). Selain itu, remaja juga cenderung menerapkan pola sedentary
life, sehingga kurang melakukan aktifitas fisik (42,5%). Hal-hal ini meningkatkan
risiko seseorang menjadi gemuk, overweight, bahkan obesitas. Obesitas
meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoporosis dan lain-lain yang
berimplikasi pada penurunan produktifitas dan usia harapan hidup. Pada prinsipnya,
sebenarnya obesitas remaja dapat dicegah dengan mengatur pola dan porsi makan dan
minum, perbanyak konsumsi buah dan sayur, banyak melakukan aktivitas fisik,
hindari stres dan cukup tidur. Dalam paparannya, Menkes menegaskan bahwa seluruh
masyarakat perlu memahami pentingnya gizi untuk kesehatan dalam setiap siklus
kehidupan, karena gizi adalah investasi bangsa.
KUESIONER POLA MAKAN SEHAT (PRETEST-POSTTEST)
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

No Pernyataan Benar Salah


.
1 Mengganti sel-sel jaringan tubuh yang rusak merupakan fungsi protein
2 Kelebihan berat badan disebabkan oleh kelebihan mengkonsumsi makanan
berlemak tak jenuh serta kurang olahraga
3 Bakso dan mie instan adalah makanan yang dapat menyebabkan gizi normal
4 2 kali sehari dan teratur adalah pola makan yang sehat
5 Obesitas sama dengan overweight
6 Tinggi lemak dan rendah serat adalah jenis makanan yang jika dikonsumsi
dapat menyebabkan gizi lebih
7 Fast food dan soft drink adalah pola makan yang sehat
8 Karbohidrat dan lemak termasuk zat tenaga/energi
9 Kebutuhan protein pada remaja yaitu 14-16%
10 Sosial budaya dan agama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pola makan
11 Anemia adalah salah satu masalah gizi pada remaja
12 Melewatkan waktu makan adalah cara diet yang benar
13 Remaja yang kekurangan energi kronis lebih baik daripada remaja yang
obesitas
14 Teman memiliki pengaruh dalam mengatur pola makan
15 Vitamin dibutuhkan untuk mengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh
Kunci jawaban pretest-posttest
1. B 5. S 9. B 13. S
2. S 6. B 10. B 14. B
3. S 7. S 11. B 15. B
4. S 8. B 12. S

SATUAN PELAJARAN PENYULUHAN


SMA
TAHUN 2019
Judul Materi : POLA MAKAN SEHAT PADA REMAJA
Penyuluh : RISKI ANDRIANI
Jadwal : Hari / Tanggal : Minggu
Pukul : 09.00 WITA sampai selesai
Sasaran : Remaja
Tempat : Ruang Kelas

N Sub Tiu Tik Materi Med Meto Wak Penyuluh Evalu K


o Materi ia de tu asi et
1 Pengert Setelah Setelah DAMPA Pow CTJ 10 RISKIANDR Pre-
ian mengikut mengikut K DAN er Meni IANI dan Test
menyus i i MANFA Poin t mahasiswa dan
ui penyuluh penyuluh AT t gizi lainnya Post-
untuk an ini an gizi MENYU Test
ibu diharapka para ibu SUI
hamil n bagi dapat
dan calon ibu memaha
menyus mengetah mi dan
ui ui penting menjelas
nya kan
menyusui pentingny
a
menyusui

2 Manfaa Setelah Setelah Kebutuha Pow CTJ 10 Pre-


t mengikut mengikut n Zat er Meni Test
menyus i i Gizi Pada Poin t dan
ui bagi penyuluh penyuluh Remaja t Post-
ibu an ini an dapat Test
audien menyebut
mau kan
menerapk manfaat
an menyusui
keharusa .
n
menyusui
yang
mana
nantinya
juga
bermanfa
at bagi
ibu
3 Manfaa Setelah Setelah Masalah Pow CTJ 15 Pre-
t mengikut mengikut Yang er Meni Test
menyus i i Berkaitan Poin t dan
ui bagi penyuluh penyuluh Dengan t Post-
bayi an gizi, an gizi Gizi Test
para ibu para Remaja
tau sasaran
manfaat bias
dan mau menjelas
lebih kan
prihatin dampak
terhadap biladi
kebutuha berikan
n bayi susu
formula
pada bayi

4 Dampa Setelah Setelah Prilaku Pow CTJ 10 Pre-


k mengikut mengikut Makan er Meni Test
apabila i i Sehat Poin t dan
tidak penyuluh penyuluh Untuk t Post-
menyes an an gizi Remaja Test
ui gizi,ibu para
dapat audiensda
mengetah pat
ui menjelas
dampak kan
apabila dampak
tidak bila anak
menyusui tidak
baik disuse
terhadap secara
anaknya eksklusif
kelakmau
pun ibu
sendiri.

BandaAceh,
10
November
2013

Koordinator
Penyuluh

(
)
ABSENSI PESERTA
NO NAMA UMUR ALAMAT TANDA
TANGAN

1. 1

2
3

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Anda mungkin juga menyukai