Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ACARA PENYULUHAN

<MP-ASI KAYA PROTEIN HEWANI CEGAH


STUNTING=

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERREJO
Jl. Raya Sumberrejo No. 231 Telp. (0353) 331530

LAPORAN ACARA PENYULUHAN


SATUAN ACARA PENYULUHAN
Materi penyuluhan : MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting
Pokok bahasan : Pencegahan stunting
Sasaran : Pengguna layanan rawat jalan
Hari dan Tanggal : Kamis, 25 Januari 2024
Waktu : 30 menit
Tempat : Rawat Jalan Lantai 2 RSUD Sumberrejo

A. LATAR BELAKANG

Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak sesuai
dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek). Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan
tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau
tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional. Stunting adalah keadaan
dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih
pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya (MCN, 2009).

Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting (tubuh pendek) karena kurang
gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat angka kejadian stunting
nasional mencapai 37,2 persen. Angka ini meningkat dari 2010 sebesar 35,6 persen
(Rizma, 2016). Oleh karena itu dalam hal ini diperlukan upaya pencegahan stunting
salah satunya dengan penyuluhan bagaimana caramencegah stunting diberikan pada
orangtua anak.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
mengetahui dan memahami bagaimana mencegah stunting.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat mengetahui tentang:
a. Defenisi
b. Penyebab stunting
c. Cara mencegah stunting

C. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet, banner
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Rawat Jalan lantai 2 RSUD Sumberrejo
b. Hari dan Tanggal : Kamis, 25 Januari 2024
4. Pemateri : Kurnia Isnaini Sholikah, A.Md.Gz
Hayu Kusuma W, S.Gz
Ba’its Yanuar K, S.Gz
Awalina Makhfiroh, A.Md.Gz
5. Peserta : Pengguna Layanan Rawat Jalan
6. Waktu : 30 menit

D. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Pemateri Kegiatan Klien Metode
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab Ceramah
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan maksud 2. Mendengarkan
dan tujuan
Penyajian 1. Defenisi Memperhatikan 1. Ceramah
dan diskusi 2. Penyebab stunting dan 2. Tanya jawab
(20 menit) 3. Cara mencegah mendengarkan 3. Leaflet
stunting
4. Mempromosikan
layanan inovasi Si-
Sepat (Nutrisi Sesuai
dan Tepat)
Penutup (5 1. Mengevaluasi kembali 1. Memperhatikan Tanya Jawab
menit) materi yang telah 2. Menjawab
disampaikan salam
2. Menyimpulkan
kembali materi yang
telah disampaikan
3. Memberi salam
penutup
E. MONITORING EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a. Adanya koordinasi antara pemateri dan panitia selama acara penyuluhan
berlangsung.
b. Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya dalam
penyiapan leaflet.
2. Evaluasi proses
a. Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b. Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab
c. Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan benar
melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian stunting, cara mencegahnya, dan zat
gizi yang berperan menghindari stunting (75%).

F. MATERI PENYULUHAN
A. Definisi Stunting
Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak
apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting
merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari
stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama
masa pertumbuhan anak. Banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya
anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis.
Perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu mengalami stunting. Namun
anak yang mengidap kondisi ini pasti berperawakan pendek. Anak dengan asupan
gizi terbatas sejak kecil dan telah berlangsung lama berisiko mengalami
pertumbuhan yang terhambat.Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki
masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%. Sementara, di
Indonesia, berdasarkan data Kemenkes pada tahun 2021, kasus balita stunting di
Indonesia sebanyak 24,4% sehingga termasuk dalam masalah yang perlu ditangani.

B. Penyebab Stunting
Stunting merupakan masalah kesehatan yang sudah ada sejak lama. Kondisi
ini disebabkan oleh gizi buruk, terserang infeksi berkali-kali, kelahiran prematur, dan
berat badan lahir rendah. Namun, penyebab stunting yang paling banyak adalah
karena kekurangan gizi.
Maka dari itu, Anda sebagai orang tua harus tahu bagaimana cara mengatasi
susah makan pada anak yang terkadang menjadi masalah umum pada anak-anak,
khususnya balita. Terdapat dua poin penting yang menjadi faktor utama terjadinya
stunting pada anak, di antaranya yaitu:
1. Kurangnya Asupan Gizi pada Ibu Selama Hamil
2. Kebutuhan Nutrisi Anak Tidak Tercukupi
3. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemenuhan gizi sebelum
hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
4. Kurangnya persediaan air bersih dan sanitasi.
5. Berat badan ibu tidak naik selama hamil atau kenaikan berat badan ibu
kurang dari nilai ideal.
6. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan.
7. Anak menderita penyakit yang menghalangi penyerapan nutrisi.

C. Dampak Stunting
1. Memiliki tubuh pendek dan berat badan rendah
2. Memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata
3. Mudah sakit
4. Berisiko mengidap berbagai penyakit

D. Cara Mencegah Stunting

1. Asupan makanan bergizi

Mencegah gizi buruk tidak hanya harus dilakukan langsung kepada bayi. Para
ibu (khususnya yang sedang hamil dan masih menyusui) sudah wajib
mengkonsumsi makanan bergizi untuk dirinya dan bayi dalam
kandungan.Makanan bergizi di sini terdiri dari makanan-makanan yang
mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, dan serat.

2. Mengontrol kandungan

Orang tua dianjurkan untuk secara rutin mengontrol kondisi kehamilan ke bidan
atau dokter. Menurut dokter Damayanti, Ikatan Dokter Anak Indonesia ini (IDAI),
malnutrisi tidak hanya datang dari asupan ibu tapi juga bisa dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
3. ASI dan MPASI

Asupan utama bagi bayi adalah Air Susu Ibu atau ASI yang eksklusif.
Damayanti tidak menganjurkan pemberian susu formula karena tak ada satupun
yang bisa menandingi ASI. ASI ini baru bisa ditambahkan dengan makanan lain
setelah anak berusia lebih dari enam bulan dan siap menerima makanan
pendamping ASI.

4. Periksa berat dan tinggi badan anak

Berat badan dan tinggi badan bisa dijadikan indikator untuk mengetahui baik
atau tidaknya asupan gizi pada anak. Oleh karena ini, mengukur berat dan tinggi
badan anak ke puskesmas atau rumah sakit perlu dilakukan secara rutin. Anak
yang kekurangan gizi menunjukan gejala-gejala yang mulai terlihat pada usia tiga
bulan. Pada usia tersebut, berat dan tinggi badan pada anak cenderung tidak
bertambah.

G. DOKUMENTASI (terlampir)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai