BAB I
PENDAHULUAN
anak-anak maka dimasa inilah anak rentan kuman dan penyakit. Dengan demikian
kebersihan diri sangat penting ditanamkan sejak dini. Kebersihan diri harus dijaga agar
terhidar dari berbagai penyakit akibat kurang nya perawatan diri (Devi, 2015).
Kurangnya informasi kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya pengetahuan dan perilaku hidup sehat. Peningkatan Komunikasi,
Informasi, Edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit adalah salah satu
Program Bappenas dalam Program Pencegahan dan Pemberantasan penyakit dengan
tujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan akibat penyakit menular
dan penyakit tidak menular. (BAPPENAS, 2004).
Penyakit infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat disebabkan oleh bakteri, parasit
ataupun jamur. Infeksi pada daerah vagina yang dapat terjadi pada ibu hamil antara lain
bacterial vaginosis 10-25% terjadi pada wanita hamil, 30-35% herpes genital terjadi pada
ibu hamil dan 2-12% terjadi infeksi saluran kemih (ISK) pada ibu hamil
(Depkes.RI,2010). Angka kejadian infeksi pada vagina tertinggi sekitar 75% adalah pada
ibu hamil yang menggunakan vaginal douches dan kebersihan daerah genital (vulva
hygiene) yang tidak baik (Khawaja T Mahmood et al, 2011). Dari uraian di atas maka
peneliti ingin melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. F tentang Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) tindakan Personal Hygine pada ibu hamil yang mengalami keputihan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan pada Ny. F tentang Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) tindakan Personal Hygine pada Ibu Hamil yang mengalami Keputihan
di Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru .
3
1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi
Hasil penulisan Laporan ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan dimasa
yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan.
2. Bagi Penulis
Hasil penulisan Laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
mengenai Asuhan Kebidanan tentang Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
tindakan Personal Hygine pada Ibu Hamil yang mengalami Keputihan
3. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang prima sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi dan menambah pengetahuan Klien tentang Personal Hygiene.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Pengetahuan
Pengetahuan tentang kebersihan diri sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentang
pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik
hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien
juga harus termotivasi untuk memelihara kebersihan diri. Individu dengan
pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau keadaan sakit
(Notoatmodjo, 1998 dalam pratiwi, 2008).
E. Kebudayaan
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan
kebersihan diri. Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda,
mengikuti praktek perawatan kebersihan diri yang berbeda. Keyakinan yang
didasari kultur sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan
diri. Dalam merawat pasien dengan praktik higiene yang berbeda, perawat
menghindari menjadi pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan
standar kebersihannya (Potter & Perry, 2005).
F. Kebiasaan dan kondisi fisik
Seseorang setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan
tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut.
Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi
seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan
kebersihan diri. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya
atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap.
Kondisi jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat
melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan
perawatan kebersihan diri total.
2. Menurut Mubarak (2007 ) faktor yang mempengaruhi kebersihan diri antara
lain:
A. Budaya
8
Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh,
bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa
nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode
perawatan kulit.
b. Mandi, memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi
dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat
tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total
dan memerlukan kebersihan diri total. Keluasan mandi pasien dan metode
yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien
dan kebutuhan tingkat kebersihan yang dibutuhkan. Tujuan memandikan
pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh,
mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran
darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan
mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak
enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa
lebih rileks dan segar.
c. Hygiene mulut,perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan
bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan
bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui
organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok
membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri,
memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari
bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin
muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies,
gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik
memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan
perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa
mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis),
mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh,
11
BAB III
LAPORAN KASUS
b. Penanggung jawab :
Nama : Tn. S
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Wono Sari
c. Keluhan Utama : Ibu datang kepuskesmas mengatakan Keputihan sejak 2 hari yang
lalu
d. Riwayat perkawinan
Status pernikahan : Sah
Lama : ±5 th
Menikah ke :I
18
i. Riwayat Kesehatan
a) Penyakit yang pernah/sedang diderita ( menular, menurun, dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit menular
HIV, PMSPenyakit menurun seperti hipertensi, DM, Asma. Penyakit
menahun seperti jantung, paru-paru, ginjal.
b) Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga ( menular, menurun,
menahun).
Ibu mengatakan dari keluarga ibu tidak pernah menderita penyakit menular
dan menurun.
19
k. Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari 1x sehari
Warna : kuning khas feses kuning khas feses
Konsistensi: lunak lunak
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 4-5x /hari 6-8 x/hari
Warna : kuning jernih jernih
20
l. Pola istirahat
Tidur siang
Lama : Tidak pernah 1 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 7-8 jam sehari 7 jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
m. Personal hygiene
Mandi : 2x sehari 2x sehari
Gosok gigi: 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian: 2x sehari 2x sehari
Mencuci rambut: 3x seminggu 2x seminggu
n. Pola seksualitas
Frekuensi : 3x seminggu 4x seminggu
Keluhan : tidak ada tidak ada
2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Komposmentis
3) Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/75 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,50C
4) Tinggi badan : 157 cm
5) Berat badan : Sebelum hamil : 56 kg, Sekarang : 65 kg
6) LILA : 25 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
2. Rambut : Lurus, hitam, tidak berketombe, tidak rontok, tidak berbau.
3. Mata : Simetris,konjungtiva merah muda, sklera putih
4. Hidung : bersih, tidak ada polip
5. Mulut : bibir kering, gigi ada yang berlobang, tidak ada karies gigi, tidak
terdapat pembesaran kelenjar tonsil.
6. Telinga : simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, parotis, limfe dan vena
jugularis.
8. Payudara : simetris, terdapat pembesaran payudara, puting susu menonjol,
aereola hyperpigmentasi, tidak ada benjolan yang abnormal.
9. Abdomen :Ada bekas luka operasi, tidak terdapat linea dan striae gravidarum.
22
Palpasi :
Leopold I : TFU 2 jari di bawah prosesus xifoideus, fundus teraba bulat,
lunak dan tidak melenting kemungkinan bokong janin
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba keras, panjang dan memapan
kemungkinan punggung janin. Bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil
kemungkinan ekstremitas janin.
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, dan melenting
kemungkinan kepala janin. Kepala masih dapat digoyangkan.
Leopold IV : Konvergen
TFU : 23 cm
TBJ : 1.550 gram
Auskultasi DJJ : 126 kali/permenit
10. Ekstermitas atas : simetris, gerakan aktif, kuku tidak anemis tidak sianosis
11. Ekstermitas bawah : simetris, gerakan aktif, kuku tidak anemis tidak sianosis
reflek patela (+), tidak ada varises
12. Genetalia luar : Ada Keputihan, tidak terdapat varises, tidak
terdapat oedema tidak ada pembesaran kelenjar bartholin : tidak haemorroid
c. Pemeriksaan Penunjang
HB : 11 gr/dl
Protein Urine :-
Glukosa Urine :-
3. Analisis
Diagnosis: G2P1A0H1 hamil 21 minggu dengan anemia fisiologis, janin hidup, tunggal,
keadaan janin baik keadaan ibu baik
Masalah: Ibu mengalami gangguan kenyamanan dengan keputihannya
Kebutuhan: Support mental untuk mengurangi kecemasan ibu dengan memberikan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada ibu cara melakukan personal hygiene
4. Diagnosa Potensial
Potensial terjadi Ketuban Pecah Dini
23
5. Tindakan Segera
Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kepada Ibu untuk selalu membersihkan
diri (personal hyegine) terutama di daerah kemaluan dengan vulva hygiene
6. Perencanaan
a. Akan memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
b. Akan memberikan KIE kepada ibu mengenai tanda bahaya pada kehamilan
c. Akan memberikan KIE kepada ibu tentang keputihan pada ibu hamil
d. Akan memberikan KIE kepada ibu tentang personal hyegiene
e. Akan memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika keluhan berlanjut
f. Akan melakukan pendokumentasian
7. Pelaksanaan
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan keadaannya sekarang bahwa dari
hasil pemeriksaaan dalam batas normal
b. Menjelaskan KIE mengenai tanda bahaya pada kehamilan yaitu:
- Jika ada perdarahan pervagina atau ada bercak darah segera periksa ke bidan atau
pelayanan kesehatan
- Jika ada keputihan yang berbau serta warna tidak normal di sertai gatal-gatal pada
vagina
- Jika ada keluar air-air banyak seperti ketuban atau gerakan janin sedikit
c. Menjelaskan KIE tentang keputihan pada ibu hamil
- Penyebab keputihan pada ibu hamil karena terjadi peningkatan kadar hormon
esterogen dan aliran darah ke vagina.
- Akibat dari keputihan pada saat kehamilan yaitu meningkatkan resiko kelahiran
prematur, ketuban pecah dini dan bayi rentan terinfeksi saat lahir.
- Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat.
Terapi yang diberikan yaitu: Metronidazole 3x1
d. Memberikan KIE personal hyegiene ibu hamil seperti:
- Membersihkan vagina secara rutin dengan cara benar yaitu dari arah vagina
menuju anus setiap selesai buang air kecil maupun besar
- Mengeringkan dengan handuk yang menyerap air dan lembut setelah BAK atau
24
BAB
- Segera ganti pakaian setelah tubuh banyak berkeringat atau basah
- Hindari untuk menggunakan tisu dan sabun yang mengandung pewangi untuk
membersihkan vagina
- Hindari penggunaan celana yang terlalu ketat terutama berbahan nilon. Biar lebih
nyaman gunakan celana dalam yang menyerap keringat seperti bahan katun
e. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 2 minggu berikutnya dan
jika ada keluhan berlanjut
f. Melakukan pendokumentasian
8. Evaluasi
a. Ibu mengerti kondisi diri dan janinnya
b. Ibu mengerti dan bisa menjelaskan tanda bahaya pada kehamilan
c. Ibu mengerti tentang keputihan pada ibu hamil
d. Ibu mengerti dan mau melakukan personal hygiene di rumah
e. Ibu setuju akan dilakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
f. Adanya Pendokumentasian
25
BAB IV
ANALISIS KASUS
Asuhan kebidanan pada Ny. F umur 28 tahun telah dilakukan pengkajian (data
subyektif dan data obyektif) sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan melalui
anamnesa langsung pada pasien dan beberapa pemeriksaan.
Pada tahap pengumpulan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Data yang didapat dari pasien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008). Pada pengumpulan
data subjektif Ny. F mengatakan ini kehamilan kedua dan tidak pernah abortus. Keluhan
utama pada waktu masuk ibu mengatakan keputihan sejak 2 hari. Pada data objektif
Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, TTV : Tekanan Darah: 110/75
mmHg, Nadi: 78 kali/menit, Pernapasan: 20 kali/menit, Suhu: 36,5 0C, ekstermitas bawah
tidak oedema. Pada dasarnya keadaan ibu dalam batas normal.
Diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu Ny. F G2P1A0H1 hamil 21 minggu
dengan anemia fisiologis, janin hidup, tunggal, keadaan janin keadaan ibu baik .
Masalah: Ibu mengatakan merasa cemas dengan keputihannya. Kebutuhan: Support
mental untuk mengurangi kecemasan ibu dengan memberikan Komunikasi, Informasi
dan Edukasi (KIE) kepada ibu cara melakukan personal hygiene.
Pada langkah yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Pada langkah ini bidan
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah atau
26
diagnosa yang ada dan membutuhkan penanganan segera untuk mengatasi kemungkinan
buruk yang timbul (Walyani, 2015). Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dengan kasus yang ada dilahan praktik.
Tindakan segera diperlukan untuk antisipasi masalah potensial. Tindakan segera
oleh bidan untuk melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Pada kasus Ny. F
antisipasi yang dilakukan Memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kepada Ibu
untuk selalu membersihkan diri terutama di daerah kemaluan dengan vulva hygiene.
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan keadaannya sekarang bahwa dari
hasil pemeriksaaan dalam batas normal
b. Menjelaskan KIE mengenai tanda bahaya pada kehamilan yaitu:
o Jika ada perdarahan pervagina atau ada bercak darah segera periksa ke
bidan atau pelayanan kesehatan
o Jika ada keputihan yang berbau serta warna tidak normal di sertai gatal-
gatal pada vagina
o Jika ada keluar air-air banyak seperti ketuban atau gerakan janin sedikit
c. Menjelaskan KIE tentang keputihan pada ibu hamil
o Penyebab keputihan pada ibu hamil karena terjadi peningkatan kadar
hormon esterogen dan aliran darah ke vagina.
o Akibat dari keputihan pada saat kehamilan yaitu meningkatkan resiko
kelahiran permatur, ketuban pecah dini dan bayi rentan terinfeksi saat
lahir.
o Pengobatan yang diberikan yaitu pemberian tablet Fe dan Vitamin Asam
Folat
d. Memberikan KIE personal hyegiene ibu hamil seperti:
o Membersihkan vagina secara rutin dengan cara benar yaitu dari arah
vagina menuju anus setiap selesai buang air kecil maupun besar
o Mengeringkan dengan handuk yang menyerap air dan lembut setelah BAK
atau BAB
o Segera ganti pakaian setelah tubuh banyak berkeringat atau basah
27
e. Hindari untuk menggunakan tisu dan sabun yang mengandung pewangi untuk
membersihkan vagina
f. Hindari penggunaan celana yang terlalu ketat terutama berbahan nilon. Biar lebih
nyaman gunakan celana dalam yang menyerap keringat seperti bahan katun
g. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 2 minggu berikutnya
dan jika ada keluhan berlanjut
h. Melakukan pendokumentasian
Pada langkah keenam yaitu pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan dan dilaksanakan secara efisien dan aman (Walyani, 2015). Pelaksanaan
tindakan pada kasus ibu hamil dengan Keputihan disesuaikan dengan perencanaan yang
telah dibuat. Pada langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus
yang ada dilahan praktek.
Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan diagnosa atau
masalah (Walyani, 2015). Pada kasus ini evaluasi yang didapat dari Ny. F setelah
diberikan asuhan pada tanggal 28 Oktober 2022 dan telah dilakukan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi tentang personal hygiene. Pada langkah ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilahan praktek.
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Ditemukannya Ny. F kehamilan kedua dan tidak pernah abortus. Keluhan utama ibu
mengatakan keputihan sejak 2 hari yang lalu.
2. Ditemukannya Ny. F dengan hasil pemeriksaan dalam batas normal
3. Ditemukannya Ny. F dengan diagnosa G2P1A0H1 hamil 21 minggu dengan anemia
fisiologis, janin hidup, tunggal, keadaan janin baik keadaan ibu baik
4. Dilakukannya KIE tentang penyebab keputihan dan cara mengatasinya yaitu dengan
personal hygiene
5.2 Saran
1. Diharapkan pasien atau keluarga selama masa kehamilan melakukan pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) secara teratur sehingga kasus tanda bahaya pada selama
kehamilan dapat terdeteksi secara dini.
2. Diharapkan bidan dapat lebih meningkatkan wawasan dalam menangani kasus atau
melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil tentang tanda bahaya
pada kehamilan
3. Diharapkan bidan dapat memberikan penyuluhan terutama KIE mengenai Personal
hiegiene selama kehamilan untuk mencegah terjadinya keputihan pada ibu hamil