PERSONAL HYGIENE
Disusun oleh:
TAHUN 2021
A.PENGERTIAN PERSONAL HYHYGENIE.
Istilah personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat. Personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga serta merawat tubuh agar tubuh selalu
sehat dan bersih serta mampu meningkatkan derajat kesehatan pada tubuh sehingga masalah
kesehatan serta dampak negatif dari fisik maupun sosial dapat teratasi dengan baik.
Personal hygiene adalah peningkatan derajat kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki
personal hygiene, mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan.
Personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang
sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik
memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan,
baik secara fisik maupun psikologis. Tujuan personal hygiene adalah untuk mempertahankan kebersihan
dan dapat melatih hidup sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap
kesehatan dan kebersihan serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
(Uliyah dan Hidayat, 2008).
Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), personal hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain;
budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri. Sedangkan menurut Perry dan Potter (2005), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi seseorang melakukan personal hygiene, yaitu sebagai berikut:
Citra tubuh. Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat
sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah
akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.
Praktik sosial. Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari
orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
Status sosio ekonomi. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodoran,
sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu dalam memelihara hygiene dalam
lingkungan rumah).
Pengetahuan. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri.
Kebudayaan. Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.
Pilihan pribadi. Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih produk yang
ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan hygiene.
Kondisi fisik. Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang sehingga perlu
bantuan untuk melakukan perawatan diri.
Menurut Green (1980), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (personal hygiene),
yaitu:
Faktor predisposisi. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai budaya
atau norma yang diyakini seseorang.
Faktor pendukung. Yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang. Faktor pendukung di
sini adalah ketersediaan sumber-sumber atau fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-obatan, alat- alat
kontrasepsi, jamban, air bersih dan sebagainya.
Faktor pendorong atau penguat. Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku. Perilaku orang lain yang berpengaruh
(tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, petugas kesehatan, keluarga, pemegang kekuasaan) yang dapat
menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku.
Jenis-jenis Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008) dan Potter dan Perry (2006), jenis-jenis personal hygiene antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan kuku, kaki dan tangan
Tangan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan
E. coli. Penting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Mencuci tangan dapat
dilakukan pada saat sebelum makan atau menyentuh makanan, setelah menggunakan kamar mandi,
memegang hewan, sebelum dan setelah memegang orang sakit serta saat tangan terlihat kotor.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri
karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Dengan demikian kuku seharusnya
terlihat sehat dan bersih. Memotong kuku dapat dilakukan sekurang-kurangnya 1x dalam seminggu atau
saat terlihat panjang. Dalam memotong kuku dianjurkan
untuk menggunakan pemotong kuku.
Dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki dapat dilakukan dengan menggunakan alas kaki
yang lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan
kuku. Selain itu yang menjadi keharusan untuk menjaga kebersihan kaki adalah dengan mencuci kaki.
Mencuci kaki dapat dilakukan Setelah beraktivitas atau saat kaki terlihat kotor dan sebelum pergi tidur.
b. Kebersihan rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat terpelihara dengan subur dan indah
sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek. Rambut merupakan bagian dari tubuh
yang memiliki fungsi proteksi dan pengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat
dilihat dari rambut mudah rontok, sebagai akibat gizi kurang.
Dalam menjaga kebersihan rambut dapat dilakukan dengan keramas. Keramas minimal dilakukan dua
kali dalam seminggu. Keramas harus lebih sering dilakukan jika seseorang melakukan aktivitas yang
mengeluarkan banyak keringat, seperti selesai berolahraga dan bekerja. Keramas dengan menggunakan
sampo atau bahan pembersih rambut lainnya, dapat menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala.
Sampo tidak hanya berfungsi membersihkan rambut tetapi juga untuk memberikan beberapa vitamin
bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau.
c. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ
ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir. Dengan menggosok gigi dapat membersihkan gigi dari plak, bakteri dan mengurangi
ketidak-nyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
✕TUTUP
BERANDA
HUKUM
EKONOMI
TEKNIK
PENDIDIKAN
KESEHATAN
SOSIAL
MIPA
BERANDA / KESEHATAN
Pengertian, Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Oleh Muchlisin Riadi Februari 05, 2020 Posting Komentar
Istilah personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat. Personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga serta merawat tubuh agar tubuh selalu
sehat dan bersih serta mampu meningkatkan derajat kesehatan pada tubuh sehingga masalah
kesehatan serta dampak negatif dari fisik maupun sosial dapat teratasi dengan baik.
Personal hygiene adalah peningkatan derajat kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki
personal hygiene, mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan.
Personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang
sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik
memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan,
baik secara fisik maupun psikologis. Tujuan personal hygiene adalah untuk mempertahankan kebersihan
dan dapat melatih hidup sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap
kesehatan dan kebersihan serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
(Uliyah dan Hidayat, 2008).
Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), personal hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain;
budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri. Sedangkan menurut Perry dan Potter (2005), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi seseorang melakukan personal hygiene, yaitu sebagai berikut:
Citra tubuh. Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat
sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah
akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.
Praktik sosial. Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari
orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
Status sosio ekonomi. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodoran,
sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu dalam memelihara hygiene dalam
lingkungan rumah).
Pengetahuan. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri.
Kebudayaan. Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.
Pilihan pribadi. Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih produk yang
ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan hygiene.
Kondisi fisik. Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang sehingga perlu
bantuan untuk melakukan perawatan diri.
Menurut Green (1980), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (personal hygiene),
yaitu:
Faktor predisposisi. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai budaya
atau norma yang diyakini seseorang.
Faktor pendukung. Yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang. Faktor pendukung di
sini adalah ketersediaan sumber-sumber atau fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-obatan, alat- alat
kontrasepsi, jamban, air bersih dan sebagainya.
Faktor pendorong atau penguat. Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku. Perilaku orang lain yang berpengaruh
(tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, petugas kesehatan, keluarga, pemegang kekuasaan) yang dapat
menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku.
Jenis-jenis Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008) dan Potter dan Perry (2006), jenis-jenis personal hygiene antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan kuku, kaki dan tangan
Tangan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan
E. coli. Penting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Mencuci tangan dapat
dilakukan pada saat sebelum makan atau menyentuh makanan, setelah menggunakan kamar mandi,
memegang hewan, sebelum dan setelah memegang orang sakit serta saat tangan terlihat kotor.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri
karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Dengan demikian kuku seharusnya
terlihat sehat dan bersih. Memotong kuku dapat dilakukan sekurang-kurangnya 1x dalam seminggu atau
saat terlihat panjang. Dalam memotong kuku dianjurkan untuk menggunakan pemotong kuku.
BACA JUGA
Memori atau Daya Ingat (Pengertian, Jenis, Tahapan dan Metode)
Buta Warna (Pengertian, Klasifikasi, Faktor Penyebab dan Uji Tes)
Vaksin dan Vaksinasi (Pengertian, Sejarah, Bentuk, Jenis dan Manfaat)
Rehabilitasi (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis dan Program)
Definisi, Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki dapat dilakukan dengan menggunakan alas kaki
yang lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan
kuku. Selain itu yang menjadi keharusan untuk menjaga kebersihan kaki adalah dengan mencuci kaki.
Mencuci kaki dapat dilakukan Setelah beraktivitas atau saat kaki terlihat kotor dan sebelum pergi tidur.
b. Kebersihan rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat terpelihara dengan subur dan indah
sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek. Rambut merupakan bagian dari tubuh
yang memiliki fungsi proteksi dan pengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat
dilihat dari rambut mudah rontok, sebagai akibat gizi kurang.
Dalam menjaga kebersihan rambut dapat dilakukan dengan keramas. Keramas minimal dilakukan dua
kali dalam seminggu. Keramas harus lebih sering dilakukan jika seseorang melakukan aktivitas yang
mengeluarkan banyak keringat, seperti selesai berolahraga dan bekerja. Keramas dengan menggunakan
sampo atau bahan pembersih rambut lainnya, dapat menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala.
Sampo tidak hanya berfungsi membersihkan rambut tetapi juga untuk memberikan beberapa vitamin
bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau.
c. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ
ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir. Dengan menggosok gigi dapat membersihkan gigi dari plak, bakteri dan mengurangi
ketidak-nyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Menyikat
gigi merupakan salah satu cara dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menggosok gigi secara benar
dan teratur, sedikitnya di lakukan 4 kali sehari yaitu setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok
gigi menggunakan sikat gigi sendiri. Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara rutin kurang lebih 6
bulan sekali ke puskesmas atau ke dokter gigi.
d. Kebersihan mata
Mata merupakan organ yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena sebagian besar aktivitas
manusia selalu menggunakan mata. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk
mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata yang
mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Dalam menjaga kesehatan dan kebersihan mata
dapat dilakukan dengan cara mengusap kotoran pada mata dari sudut mata bagian dalam ke sudut mata
bagian luar mata mengunakan kain yang lembut dan bersih serta selalu melindungi mata dari
kemasukan debu dan kotoran.
e. Kebersihan telinga
Telinga berfungsi sebagai pendengaran.
Sangat penting bagi seseorang untuk selalu
menjaga kebersihan telinga, karena apabila telinga terdapat serumen ataupun kotoran
yang menumpuk dan tidak dibersihkan, maka akan mengganggu fungsi pendengaran. Dalam menjaga
kebersihan telinga dapat dilakukan secara rutin sekitar 1-2x dalam
seminggu. Pada saat membersihkan harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan alat yang bersih dan
aman. Tidak diperbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan serumen
yang ada pada telinga.
f. Kebersihan hidung
Hidung berfungsi sebagai indra pembau dan sebagai jalan nafas. Lubang hidung terdapat bulu-bulu
hidung dan lendir yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang masuk bersama udara yang dihirup.
Dalam menjaga kebersihan hidung dapat dilakukan dengan menggunakan kapas, sapu tangan atau tisu
yang bersih dengan cara mengangkat sekresi hidung secara lembut
g. Kebersihan kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari kuman dan trauma, sehingga diperlukan
perawatan yang adekuat cukup) dalam mempertahankan fungsinya.
Dalam menjaga perawatan kulit dapat dilakukan dengan melakukan
mandi, karena dengan mandi setiap hari dapat menghilangkan kotoran,
bau bau badan, keringat dan membuat rasa nyaman. Mandi sebaiknya
dilakukan secara rutin minimal 2 kali sehari dan selalu menggunakan
sabun.
b.Plak: plak ransparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi
asam normal ', dan netralisasi karena asam akan merusak gigi
c. Penyakit periodontal: merupakan penyakit jaringan sekitar gigi.
penyakit seperti deficit kalkulus,gingival ginjal , bengkak ,peradangan
dan alveolar hancur.
HYGIENE PERSEORANGAN
hygiene peseorang disebut juga dengan kebutuhan diri kesehatan
peroragan
HYGIENE berasal dari kata HYGEA yang dikenal dan sejarah yunani
kunno sebagai DEWI KEBERSIHAN hygiene perseorang - sehat sakit
TUJUAN
Dapat memelihara kebersihan diri sendiri memperbaikin dan
mempertinggi nilai kesehatan
mencegah dan mengurangi timbul penyakit baru.
menciptakan keindahan
memperbaiki PH yang kurang
meningkat percaya diri
peran perawat dalam PH
- MANGKAJI =keadaan perseoranh
- PEMBAHARU= perawat hal yang baru
CONTOH
dimasyarakat = normal
4.pengertahuan
pengertahuan yang baik akan meningkat kesehatan
5.budaya
dimasyarakat tentang kalau ada yang sakit tidak boleh dimandikan
6.kebiasan seseorang
7.kondisi fisik
pada kondisi sakit kemampuan untuk merawat berkurang
Dampak yang sering timbulkan pada masalah personal hygiene :
1.dampak
karena tidak terperlihara dengan baik akan mengganggu kesehatan
contoh gangguan intergritas
kulit
infeksi pada kuku
infeksi pada mata
gangguan mukosa pada mulut
2.Dampak psiksial
biasanya yang berhubungan dengan dampak ini adalah :
- gangguan rasa nyaman
- kebutuhan di cintai atau mencintai
-kebutuhan harga diri
-gangguan interaksi sosial memberikan ketenangan
dampak psikosial memenuhi kebersihan perseorang
1.pada orang yg sehat
- tidak menyenangkan
- menghambat dalam hubungan interpersonal
Cara mandi
mandi ditempat tidur ada 2 cara :
1.diatas tempat tidur dengan disibin perawat /Kx
2.diatas tempat tidur dengan bantuan perawat mandi dilakukan
- pada semua pasien baru bila keadaan kotor dan memungkin
- pada semua pasien yang dirawat
- segera pada post partum
- bila diperlu sewaktu2
2.mandi duduk
-dilakukan pada pasien sadar dan yang boleh bisa duduk
4. mandi alcohol
- menjaga kesopanan ( rasa malu )
- Dalam bekerja harus cepat, rapi,penuh perhatian terhadap pasien
- keadaan umum pasien adanya tanda2 kelainan pada kulit /badan
- badan jangan sampai banyak yg terbuka
Data subyjektif
a.respon
b.periku umum /keadaan umumn
c. data subyjektif lain yg menunjang
d.TTV
e.bau
diagnosa perawatan yg mungkin timbul pada personal hygiene
a.gangguan integeritas kulit berhubungan dengan kulit lecet
b.gangguan pola mandi pola berhubungan dengan pasien bedros
c.gangguan personal hygiene (mandi ) berhubungan dengan selama
perawatan belum pernah mandi
d.kurangnya perawat diri
kemungikinan penyebab :
-kelelahan fisik
-penurunan kesadaran
interversi keperawatan
1.BHSP
2.observasi -kajian -pola kebersihan diri-obeservasi keadaan /tanda2
keadaan umum
3.Tindakan
- memandikan
-mengajarkan mandi
4. kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain
MERAWAT RAMBUT
merawat rambut meliputi
1.menyisir
2.mencuci
3.memasang kap kutu
ANATOMI
- struktur tipis bertanduk yg berasal dari invaginasi
epitel epedermis pertumbuhan rambut tidak dipengaruhi oleh
seringnya potong tetapi perawatan dan gen periode pertumbuhan
rambut
1.priode pertumbuhan (beberapa tahun )
2.priode istrihat (3bulan )
pertumbuhan rambut berangsung secara priodik involasi dan istrihat
-rontok -tumbuh rambut berada pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan
telapak kaki
beberapa bagian dari genetalia
selama priode pertumbuhan rambut akan membela sel selnya
1. pada jenis rambut tebal sel bagian tengah akar membentuk sel lebih
besar
2.pada rambut yg sedang sel bagian tengah akar akan membentuk sel
tidak sepert pada i rambut tebal
3.pada rambut tipis membentuk sel lebih kecil
B.KEPALA
- Alopesia
- ketombe
- berkutu
- adakah eritema
- kebersihan
,. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling
umum dilakukan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil
sampel darah pasien untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau
keping darah
Plasma darah
Zat kimia darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, asam urat,
zat besi, dan elektrolit
Analisis gas darah
Fungsi organ tertentu, seperti ginjal, hati, pankreas, empedu, dan
kelenjar tiroid
Tumor marker
Sebelum melakukan pemeriksaan darah, tanyakan dulu kepada dokter
mengenai persiapan apa yang harus dilakukan, misalnya apakah perlu
berpuasa atau menghentikan pengobatan tertentu sebelum
pengambilan sampel darah.
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali
dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta
apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu,
pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk
memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia.
3. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau kerja
jantung, khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG
juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung, seperti
aritmia, serangan jantung, pembengkakan jantung, kelainan pada katup
jantung, dan penyakit jantung koroner.
4. Foto Rontgen
Foto Rontgen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang
menggunakan radiasi sinar-X atau sinar Rontgen untuk
menggambarkan kondisi berbagai organ dan jaringan tubuh.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi:
Kelainan tulang dan sendi, termasuk patah tulang, radang sendi, dan
pergeseran sendi (dislokasi)
Kelainan gigi
Sumbatan saluran napas atau saluran cerna
Batu saluran kemih
Infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan usus buntu
Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan zat kontras
kepada pasien melalui suntikan atau per oral (diminum), agar hasil foto
Rontgen lebih jelas.
5. Ultrasonografi (USG)
USG adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan gelombang
suara untuk menghasilkan gambar organ dan jaringan di dalam tubuh.
Tak hanya itu, USG juga umum dilakukan sebagai bagian dari
pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi janin serta untuk
memandu dokter saat melakukan tindakan biopsi.
Gambar yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih jelas daripada
foto Rontgen biasa. Pemeriksaan CT scan biasanya berlangsung sekitar
20–60 menit.
Untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik atau lebih akurat
dalam mendeteksi kelainan tertentu, seperti tumor atau kanker, dokter
dapat menggunakan zat kontras saat melakukan pemeriksaan CT scan.
Sama seperti CT scan dan foto Rontgen, dokter juga terkadang akan
menggunakan zat kontras untuk meningkatkan kualitas gambar yang
dihasilkan pada pemeriksaan MRI.
diagnose.
2. Optalmoskop.
3. Otoskop.
4. Tongue Spatel.
5. Sarung tangan.
6. Spekulum hidung.
7. Spekulum vagina.
9. Alat tulis.
A. Pengkajian
1. Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal
MRS, No registrasi, dll.
2. Keluhan utama
3. Riwayat keperawatan
a. Faktor yang mempengaruhi personal hygine
b. Pola kebersihan tubuh
c. Kebiasaan personal hygine (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki, perawatan rambut, mata,
hidung dan telinga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,
kaki, dan rambut akibat terapi.
b. Lakukan insfeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
c. Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,kaki, dan
rambut : warna, tekstur, turgon.
5. Data
DS ( data subyektif) :
a. Malas beraktivitas
b. Intraksi kurang
c. Kegiatan kurang
d. Pasien merasa lemah.
DO ( data obyektif) :
a. Badan dan pakaian kotor
b. Rambut kotor
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku kotor
C. Intervensi
Hari/tgl No Tujuan & KH intervensi Rasional
dx
dalam
pemberian
terapi kepada
pasien
1. Pengkajian
I. Biodata
Identitas pasien
Nama : Tn, A
Jenis kelamin
Umur
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk RS
No. Register
Ruangan/Kamar
Golongan Darah
Tanggal Pengkajian
Tanggal Operasi
Diagnosa Medis
laki-laki
37 Tahun
Menikah
Islam
SMP
Wiraswasta
36 Medan
03 November 2014
02-17-41
Dolok Martimbang
Skizofrenia Paranoid
Kebutuhan Dasar
yakni:
b. Keputusasaan
c. Konstipasi
d. Koping defensif
g. Defisiensi pengetahuan
h. Ketidakseimbangan nutrisi
l. Distress spiritual
f. Nyeri
g. Resiko infeksi
h. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku
Hari dan
tanggal
No
Dx
Perencanaan keperawatan
Selasa 19 Mei
2015
1.
2.
NOC
perlengkapan mandi
NOC
Dalam 1x6 jam klien mampu menunjukan perawatan diri
pakaian
mandi/self assistance
bathing
Dengan aktifitas:
- Pertimbangkan
budaya pasien
ketika
mempromosikan
aktivitas
perawatan diri.
- Pertimbangkan
aktivitas
perawatan diri.
- Tentukan jumlah
yang dibutuhkan
- Pantau
pembersihan kuku
sesuai dengan
kemampuan
perawatan diri.
yang sesuai.
- Pantau integritas
kulit.
- Pertahankan ritual
kebersihann diri.
mempengaruhi kemampuan
tubuhnya.
rencana perawat.
terjadinya penykit.
meningkatkan kenyamanan,
terlalu lama.
- Mempertahankan r
NIC: Bantuan perawatan
diri berpakaian/Self
assistance dressing
Dengan aktifitas:
- Pertimbangkan
budaya pasien
ketika
mempromosikan
aktivitas
perawatan diri.
- Sediakan pakaian
pasien ditempat
dijangkau.
- Beri bantuan
dalam berpakaian
jika diperlukan.
- Pertahankan
privasi klien
ketika klien
berpakaian
mempengaruhi kemampuan
perawatan diri.
- Meningkatkan kemandirian
keperawatan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Yuni S, Farokha, Ifa M, and Armini, Ni K.A. 2009. Upaya
Meningkatkan
dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.
Publishing Co.
Ajaran 2015/2016’.
Medika.
Medika.
Pustakaraya.
Potter and Perry. 2007. Basic Nursing. 7th edn. Canada: Elsiver Mosby.
Rihama.
Berbahasa Pada Pendidikan Anak Usia Dini’, 4(2252), pp. 141 –151.
terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus. Data dasar adalah
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
5 Tipe Data
1. Data Subjektif
2. Data Objektif