Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSONAL HYGIENE

Disusun oleh:

Nama: YUNAN PEBRIANUS


NIM: PO.6220.1.19.439

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA


RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA KETERAPAN KEPERAWATAN REG V

TAHUN 2021
A.PENGERTIAN PERSONAL HYHYGENIE.

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan


kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Potter & Perry, 2005).

Istilah personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat. Personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga serta merawat tubuh agar tubuh selalu
sehat dan bersih serta mampu meningkatkan derajat kesehatan pada tubuh sehingga masalah
kesehatan serta dampak negatif dari fisik maupun sosial dapat teratasi dengan baik.

Personal hygiene adalah peningkatan derajat kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki
personal hygiene, mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan.
Personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang
sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik
memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan,
baik secara fisik maupun psikologis. Tujuan personal hygiene adalah untuk mempertahankan kebersihan
dan dapat melatih hidup sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap
kesehatan dan kebersihan serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
(Uliyah dan Hidayat, 2008).
Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), personal hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain;
budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri. Sedangkan menurut Perry dan Potter (2005), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi seseorang melakukan personal hygiene, yaitu sebagai berikut:
Citra tubuh. Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat
sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah
akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.
Praktik sosial. Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari
orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
Status sosio ekonomi. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodoran,
sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu dalam memelihara hygiene dalam
lingkungan rumah).
Pengetahuan. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri.
Kebudayaan. Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.
Pilihan pribadi. Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih produk yang
ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan hygiene.
Kondisi fisik. Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang sehingga perlu
bantuan untuk melakukan perawatan diri.
Menurut Green (1980), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (personal hygiene),
yaitu:
Faktor predisposisi. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai budaya
atau norma yang diyakini seseorang.
Faktor pendukung. Yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang. Faktor pendukung di
sini adalah ketersediaan sumber-sumber atau fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-obatan, alat- alat
kontrasepsi, jamban, air bersih dan sebagainya.
Faktor pendorong atau penguat. Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku. Perilaku orang lain yang berpengaruh
(tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, petugas kesehatan, keluarga, pemegang kekuasaan) yang dapat
menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku.
Jenis-jenis Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008) dan Potter dan Perry (2006), jenis-jenis personal hygiene antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan kuku, kaki dan tangan
Tangan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan
E. coli. Penting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Mencuci tangan dapat
dilakukan pada saat sebelum makan atau menyentuh makanan, setelah menggunakan kamar mandi,
memegang hewan, sebelum dan setelah memegang orang sakit serta saat tangan terlihat kotor.

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri
karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Dengan demikian kuku seharusnya
terlihat sehat dan bersih. Memotong kuku dapat dilakukan sekurang-kurangnya 1x dalam seminggu atau
saat terlihat panjang. Dalam memotong kuku dianjurkan
untuk menggunakan pemotong kuku.
Dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki dapat dilakukan dengan menggunakan alas kaki
yang lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan
kuku. Selain itu yang menjadi keharusan untuk menjaga kebersihan kaki adalah dengan mencuci kaki.
Mencuci kaki dapat dilakukan Setelah beraktivitas atau saat kaki terlihat kotor dan sebelum pergi tidur.
b. Kebersihan rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat terpelihara dengan subur dan indah
sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek. Rambut merupakan bagian dari tubuh
yang memiliki fungsi proteksi dan pengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat
dilihat dari rambut mudah rontok, sebagai akibat gizi kurang.

Dalam menjaga kebersihan rambut dapat dilakukan dengan keramas. Keramas minimal dilakukan dua
kali dalam seminggu. Keramas harus lebih sering dilakukan jika seseorang melakukan aktivitas yang
mengeluarkan banyak keringat, seperti selesai berolahraga dan bekerja. Keramas dengan menggunakan
sampo atau bahan pembersih rambut lainnya, dapat menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala.
Sampo tidak hanya berfungsi membersihkan rambut tetapi juga untuk memberikan beberapa vitamin
bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau.
c. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ
ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir. Dengan menggosok gigi dapat membersihkan gigi dari plak, bakteri dan mengurangi
ketidak-nyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.

✕TUTUP
BERANDA
HUKUM
EKONOMI
TEKNIK
PENDIDIKAN
KESEHATAN
SOSIAL
MIPA

BERANDA / KESEHATAN
Pengertian, Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Oleh Muchlisin Riadi Februari 05, 2020 Posting Komentar

Pengertian Personal Hygiene


Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Potter & Perry, 2005).

Pengertian, Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Istilah personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat. Personal hygiene adalah suatu aktivitas untuk menjaga serta merawat tubuh agar tubuh selalu
sehat dan bersih serta mampu meningkatkan derajat kesehatan pada tubuh sehingga masalah
kesehatan serta dampak negatif dari fisik maupun sosial dapat teratasi dengan baik.

Personal hygiene adalah peningkatan derajat kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki
personal hygiene, mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan.
Personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang
sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik
memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan,
baik secara fisik maupun psikologis. Tujuan personal hygiene adalah untuk mempertahankan kebersihan
dan dapat melatih hidup sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap
kesehatan dan kebersihan serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
(Uliyah dan Hidayat, 2008).
Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), personal hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain;
budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi
terhadap perawatan diri. Sedangkan menurut Perry dan Potter (2005), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi seseorang melakukan personal hygiene, yaitu sebagai berikut:
Citra tubuh. Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat
sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah
akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.
Praktik sosial. Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari
orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
Status sosio ekonomi. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodoran,
sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu dalam memelihara hygiene dalam
lingkungan rumah).
Pengetahuan. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri.
Kebudayaan. Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.
Pilihan pribadi. Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih produk yang
ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan hygiene.
Kondisi fisik. Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang sehingga perlu
bantuan untuk melakukan perawatan diri.
Menurut Green (1980), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (personal hygiene),
yaitu:
Faktor predisposisi. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai budaya
atau norma yang diyakini seseorang.
Faktor pendukung. Yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang. Faktor pendukung di
sini adalah ketersediaan sumber-sumber atau fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-obatan, alat- alat
kontrasepsi, jamban, air bersih dan sebagainya.
Faktor pendorong atau penguat. Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku. Perilaku orang lain yang berpengaruh
(tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, petugas kesehatan, keluarga, pemegang kekuasaan) yang dapat
menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku.
Jenis-jenis Personal Hygiene
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008) dan Potter dan Perry (2006), jenis-jenis personal hygiene antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Kebersihan kuku, kaki dan tangan
Tangan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan
E. coli. Penting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Mencuci tangan dapat
dilakukan pada saat sebelum makan atau menyentuh makanan, setelah menggunakan kamar mandi,
memegang hewan, sebelum dan setelah memegang orang sakit serta saat tangan terlihat kotor.

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri
karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Dengan demikian kuku seharusnya
terlihat sehat dan bersih. Memotong kuku dapat dilakukan sekurang-kurangnya 1x dalam seminggu atau
saat terlihat panjang. Dalam memotong kuku dianjurkan untuk menggunakan pemotong kuku.
BACA JUGA
Memori atau Daya Ingat (Pengertian, Jenis, Tahapan dan Metode)
Buta Warna (Pengertian, Klasifikasi, Faktor Penyebab dan Uji Tes)
Vaksin dan Vaksinasi (Pengertian, Sejarah, Bentuk, Jenis dan Manfaat)
Rehabilitasi (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Jenis dan Program)
Definisi, Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki dapat dilakukan dengan menggunakan alas kaki
yang lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan
kuku. Selain itu yang menjadi keharusan untuk menjaga kebersihan kaki adalah dengan mencuci kaki.
Mencuci kaki dapat dilakukan Setelah beraktivitas atau saat kaki terlihat kotor dan sebelum pergi tidur.
b. Kebersihan rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat terpelihara dengan subur dan indah
sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek. Rambut merupakan bagian dari tubuh
yang memiliki fungsi proteksi dan pengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat
dilihat dari rambut mudah rontok, sebagai akibat gizi kurang.

Dalam menjaga kebersihan rambut dapat dilakukan dengan keramas. Keramas minimal dilakukan dua
kali dalam seminggu. Keramas harus lebih sering dilakukan jika seseorang melakukan aktivitas yang
mengeluarkan banyak keringat, seperti selesai berolahraga dan bekerja. Keramas dengan menggunakan
sampo atau bahan pembersih rambut lainnya, dapat menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala.
Sampo tidak hanya berfungsi membersihkan rambut tetapi juga untuk memberikan beberapa vitamin
bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau.
c. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ
ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir. Dengan menggosok gigi dapat membersihkan gigi dari plak, bakteri dan mengurangi
ketidak-nyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.

Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Menyikat
gigi merupakan salah satu cara dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menggosok gigi secara benar
dan teratur, sedikitnya di lakukan 4 kali sehari yaitu setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok
gigi menggunakan sikat gigi sendiri. Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara rutin kurang lebih 6
bulan sekali ke puskesmas atau ke dokter gigi.
d. Kebersihan mata
Mata merupakan organ yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena sebagian besar aktivitas
manusia selalu menggunakan mata. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk
mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata yang
mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Dalam menjaga kesehatan dan kebersihan mata
dapat dilakukan dengan cara mengusap kotoran pada mata dari sudut mata bagian dalam ke sudut mata
bagian luar mata mengunakan kain yang lembut dan bersih serta selalu melindungi mata dari
kemasukan debu dan kotoran.

e. Kebersihan telinga
Telinga berfungsi sebagai pendengaran.
Sangat penting bagi seseorang untuk selalu
menjaga kebersihan telinga, karena apabila telinga terdapat serumen ataupun kotoran
yang menumpuk dan tidak dibersihkan, maka akan mengganggu fungsi pendengaran. Dalam menjaga
kebersihan telinga dapat dilakukan secara rutin sekitar 1-2x dalam
seminggu. Pada saat membersihkan harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan alat yang bersih dan
aman. Tidak diperbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan serumen
yang ada pada telinga.

f. Kebersihan hidung
Hidung berfungsi sebagai indra pembau dan sebagai jalan nafas. Lubang hidung terdapat bulu-bulu
hidung dan lendir yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang masuk bersama udara yang dihirup.
Dalam menjaga kebersihan hidung dapat dilakukan dengan menggunakan kapas, sapu tangan atau tisu
yang bersih dengan cara mengangkat sekresi hidung secara lembut

g. Kebersihan kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari kuman dan trauma, sehingga diperlukan
perawatan yang adekuat cukup) dalam mempertahankan fungsinya.
Dalam menjaga perawatan kulit dapat dilakukan dengan melakukan
mandi, karena dengan mandi setiap hari dapat menghilangkan kotoran,
bau bau badan, keringat dan membuat rasa nyaman. Mandi sebaiknya
dilakukan secara rutin minimal 2 kali sehari dan selalu menggunakan
sabun.

Mengganti pakaian secara teratur merupakan salah satu cara menjaga


kebersihan kulit. Dalam mengganti pakaian, minimal dilakukan 1x
dalam sehari. Seseorang perlu mengganti pakaian lebih sering apabila
dalam beraktivitas banyak berkeringat.
MASALAH MASALAH GANGGUAN PERSONAL HYGIENE

kuku dapatmenimbulkan nyeri.3.


Masalah pada kulit

a. kulit kering senanknan karena kekurang cairan. lebih terlihat pada


kulit tangan,lengan ,kaki dan wajah

b. jerawat :inflamantory ,erupsi kulit papulopostular

c.Hirsutisme:pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebihan


pelembab atau reksi alergi

d. Ruam kulit ( erithema) :terjadi karena terpapar matahari berlebihan

e.Dermatitis: kotak inflamasi kulit ditandai dengan letusan


eritemapruritis nyeri dan lesi bersisik
f.Abrasi : lapisan epidermis yang hancur /terpotog sehingga terjadi
perdarahan local dan mengeluarkan cairan serosa

2. Masalah pada kaki dan kuku

a.kalus : bagian epidermis mengeras, terdiri


dari masa sel tanduk dankerototik Terjadi pada area permukaan kaki
atau telapak
b.Katimumul: disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi.Terjadi dia rea
jari kaki dan penonjolam tulang.Biasanya berbentuk bulat, lonjong
/keruncut
c. Plantar wart :uka menjamur pada pada tumit kaki karena virus
papiloma
d. Fisura: sering terjadi diantara ari kaki disebabkan oleh kulit yang
kering dan pecah pecah

e.Tinea pedis : disebabkan jamur pada kaki, keretakan kulit jari


kaki dengan tumit

f.Ingrown toenail: disebabkan karena salah pemotongan kuku dapat


menimbulkan nyeri.

3.Masalah pada mulut

a. karies gigi: tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang


berhubungan dengan kekurangan kalsium

b.Plak: plak ransparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi
asam normal ', dan netralisasi karena asam akan merusak gigi
c. Penyakit periodontal: merupakan penyakit jaringan sekitar gigi.
penyakit seperti deficit kalkulus,gingival ginjal , bengkak ,peradangan
dan alveolar hancur.

d. Halitosis : sidebut juga bau napas disebabkan intake makanan


tertentu dan infeksi : Halitosis juga disebabkan karena kondisi sistemik
karena penyakit liver dan diabetes.

e.Keilosis : timbulnya bibir retak.Disebabkan salvias berlebih,nafas


mulut dan defisiendi
f.Stomatitis /sariawan
: disebabkan oleh tembakau, defisiensi vitamin, infeksi bakteri atau
virus dan kemoterapi

Glositis/peradangan lidah :disebabkan oleh infeksi/ cindera , luka


bakar/ gigitan
Gingginvitis/peradangan gusi:defisiensi vitamin dan personal
hygiene yang buruk.

4. masalah pada rambut


a. Ketombe : pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal. dapat
disebabkan karena bersampo yang tidak teratur.

b.Alpoesia /kehilangan rambut: dapat disebabkan penggunaan alat


pelurus rambut ,pengikat rambut dan pemakai produk pembersih
rambut yang tidak cocok . Alopesia terlihat
dibagian perifer tumbuhnya rambut

c.Pediculosis capitis / kutu pada rambut


: kutu ini menghisap darah dan meninggal telurnya penderitaan akan
merasakan gatal sekali saat kutu mengisap dan akan timbul bintik
hemoragik

Pediculosis sorporis: yaitu kutu pada badan,seperti ketiak.


Pediculosis pubis: yaitu kutu pada daerah genitalia

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PERSONAL HYGIENE


"MSO normal :meliputi
- memandikan pasien
- merawat pasien
- merawat rambut
- merawat kuku
- merawat gigi dan mulut
- merawat kulit dan daerah tertekan
- merawat alat kelamin
TUJUAN
dapat melaksanakan kebut dasar tersebut sesui dengan teori
dengan benar tepat dan tidak melelakan pasien sehingga pasien
merasakan nyaman dan aman

HYGIENE PERSEORANGAN
hygiene peseorang disebut juga dengan kebutuhan diri kesehatan
peroragan

HYGIENE berasal dari kata HYGEA yang dikenal dan sejarah yunani
kunno sebagai DEWI KEBERSIHAN hygiene perseorang - sehat sakit

hygiene perseorang adalah:


suatu tiadakan / cara seseorang untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejateraan fisik dan psikis

TUJUAN
Dapat memelihara kebersihan diri sendiri memperbaikin dan
mempertinggi nilai kesehatan
mencegah dan mengurangi timbul penyakit baru.
menciptakan keindahan
memperbaiki PH yang kurang
meningkat percaya diri
peran perawat dalam PH
- MANGKAJI =keadaan perseoranh
- PEMBAHARU= perawat hal yang baru

CONTOH
dimasyarakat = normal

FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHi PH


1.body image
2.praktek sosial
pada anak2

3.status sosial ekonomi


memerlukan alat =uang = sosial
ekonomi rendah

4.pengertahuan
pengertahuan yang baik akan meningkat kesehatan

5.budaya
dimasyarakat tentang kalau ada yang sakit tidak boleh dimandikan

6.kebiasan seseorang
7.kondisi fisik
pada kondisi sakit kemampuan untuk merawat berkurang
Dampak yang sering timbulkan pada masalah personal hygiene :
1.dampak
karena tidak terperlihara dengan baik akan mengganggu kesehatan
contoh gangguan intergritas
kulit
infeksi pada kuku
infeksi pada mata
gangguan mukosa pada mulut

2.Dampak psiksial
biasanya yang berhubungan dengan dampak ini adalah :
- gangguan rasa nyaman
- kebutuhan di cintai atau mencintai
-kebutuhan harga diri
-gangguan interaksi sosial memberikan ketenangan
dampak psikosial memenuhi kebersihan perseorang
1.pada orang yg sehat
- tidak menyenangkan
- menghambat dalam hubungan interpersonal

2. bila dapat terjaga dengan baik


*meningkat harga diri
*menimbulkan rasa nyaman

3.pada orang sakit


- tidak nyaman
- tidak enak
- malu
- merasakan tergantung

yg perlu diperhatikan / intervensi yg dilakukan perawat adalah :


- memberikan perhatian pada pasien
- memberikan pelayanan dan perawatan
- memberikan kenyaman

Cara mandi
mandi ditempat tidur ada 2 cara :
1.diatas tempat tidur dengan disibin perawat /Kx
2.diatas tempat tidur dengan bantuan perawat mandi dilakukan
- pada semua pasien baru bila keadaan kotor dan memungkin
- pada semua pasien yang dirawat
- segera pada post partum
- bila diperlu sewaktu2

2.mandi duduk
-dilakukan pada pasien sadar dan yang boleh bisa duduk

3.mandi rendam /shomer bath


dilakukan :
- penyakit kulit
- indeksi

4. mandi alcohol
- menjaga kesopanan ( rasa malu )
- Dalam bekerja harus cepat, rapi,penuh perhatian terhadap pasien
- keadaan umum pasien adanya tanda2 kelainan pada kulit /badan
- badan jangan sampai banyak yg terbuka

perkajian personal hygiene


* pemeriksaan fisik
- mulai rambut - kaki
*riwayat keperawatan
-pola kebersihan tubuh
-pelengkapan yg dipakai
-faktor yang mempengaruhi PH
*analisis data
*data subyjektif :
- pola mandi
- apakah ada mx waktu/akan / setelah mandi
- pemakaian bahan lain untuk mandi

Data subyjektif

a.respon
b.periku umum /keadaan umumn
c. data subyjektif lain yg menunjang
d.TTV
e.bau
diagnosa perawatan yg mungkin timbul pada personal hygiene
a.gangguan integeritas kulit berhubungan dengan kulit lecet
b.gangguan pola mandi pola berhubungan dengan pasien bedros
c.gangguan personal hygiene (mandi ) berhubungan dengan selama
perawatan belum pernah mandi
d.kurangnya perawat diri

kemungikinan penyebab :
-kelelahan fisik
-penurunan kesadaran

- kemungkinan ditemukan data :


-badan kotor
-berbau
hasil yg harapkan :
-dapat terpenuhi rasa nyaman
-mandi seperti biasa

-kebersihan diri terpenuhi


-keadaan badan bersih dan segar

interversi keperawatan
1.BHSP
2.observasi -kajian -pola kebersihan diri-obeservasi keadaan /tanda2
keadaan umum
3.Tindakan
- memandikan
-mengajarkan mandi
4. kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain

MERAWAT RAMBUT
merawat rambut meliputi
1.menyisir
2.mencuci
3.memasang kap kutu

ANATOMI
- struktur tipis bertanduk yg berasal dari invaginasi
epitel epedermis pertumbuhan rambut tidak dipengaruhi oleh
seringnya potong tetapi perawatan dan gen periode pertumbuhan
rambut
1.priode pertumbuhan (beberapa tahun )
2.priode istrihat (3bulan )
pertumbuhan rambut berangsung secara priodik involasi dan istrihat
-rontok -tumbuh rambut berada pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan
telapak kaki
beberapa bagian dari genetalia
selama priode pertumbuhan rambut akan membela sel selnya
1. pada jenis rambut tebal sel bagian tengah akar membentuk sel lebih
besar
2.pada rambut yg sedang sel bagian tengah akar akan membentuk sel
tidak sepert pada i rambut tebal
3.pada rambut tipis membentuk sel lebih kecil

kelinan kelinan pada rambut


- bercabang
-rontok
-ketombe
-kutu
-kutu kudis (sarcoptes scabies )
-kutu rambut kepala (pediculus capitis )
-kutu rambut kemaluan (phtirus pubis
-pinjal pulek irrtans
-kutu busuk (cimex lectularius )
pemeliharaan rambut penting karena berguna melindungi dan
keindahan

-rambut tumbuhan secara diskontinyo sehingga perlu di perhatikan


cara sesuai daerah tumbuh
cara pemelihara :
1.disisir
2.di cuci
3. dipangkas -laki laki kerapian 2 minggu 1X
4 merangasang
=massage crembath dll
terdapat 2 type rambut yg menutupi tubuh :
1.rambut terminal
rambutn terminal adalah
lebih sekarang 1cm perbulan dan folikel berbulan bahkan bertahun2
2.rambut halus /bulu harus
ciri ciri
- rambut tumbuh kecil2
- rambut tumbuh halus
-bila rambut yang aman kecil tumbuh menutupi seluruh tubuh
HIRSUTISME adalah
rambut halus dan kecil yang tumbuh diseluruh tubuh.
cara menghilangkan
-bisa dicabut dengan jepit
-digosok dengan lilin
-di beri obat( depilatorium) akar
- di cukur
warna,ukuran dan susunan sesuai dengan RAS, USIA,dan DAERAH
TUMBUH
A. RAMBUT
*keadaan kesuburan rambut
*keadaan rambut yg mudah rontok
*keadaan rambut yg kusam
* keadaan tekstur

B.KEPALA
- Alopesia
- ketombe
- berkutu
- adakah eritema
- kebersihan

pesona Hygnene pemeriksaan penunjang

,. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling
umum dilakukan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil
sampel darah pasien untuk kemudian dianalisis di laboratorium.

Pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk mendeteksi penyakit atau


kondisi medis tertentu, seperti anemia dan infeksi. Melalui
pemeriksaan penunjang ini, dokter dapat memantau beberapa
komponen darah dan fungsi organ, meliputi:

Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit atau
keping darah
Plasma darah
Zat kimia darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, asam urat,
zat besi, dan elektrolit
Analisis gas darah
Fungsi organ tertentu, seperti ginjal, hati, pankreas, empedu, dan
kelenjar tiroid
Tumor marker
Sebelum melakukan pemeriksaan darah, tanyakan dulu kepada dokter
mengenai persiapan apa yang harus dilakukan, misalnya apakah perlu
berpuasa atau menghentikan pengobatan tertentu sebelum
pengambilan sampel darah.
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali
dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta
apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu,
pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk
memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia.

Pemeriksaan urine dapat dilakukan sebagai bagian dari medical check-


up rutin atau ketika dokter mencurigai adanya penyakit tertentu,
seperti penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, atau batu ginjal.

3. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau kerja
jantung, khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG
juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung, seperti
aritmia, serangan jantung, pembengkakan jantung, kelainan pada katup
jantung, dan penyakit jantung koroner.

Pemeriksaan EKG bisa dilakukan di tempat praktik dokter, IGD rumah


sakit, atau di ruang perawatan pasien, seperti di ICU atau di bangsal
rawat inap.

Saat menjalani pemeriksaan EKG, pasien akan diminta untuk berbaring


dan melepaskan baju serta perhiasan yang dikenakan, selanjutnya
dokter akan memasang elektroda di bagian dada, lengan, dan tungkai
pasien.

Ketika pemeriksaan berlangsung, pasien disarankan untuk tidak banyak


bergerak atau berbicara karena dapat mengganggu hasil pemeriksaan.

4. Foto Rontgen
Foto Rontgen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang
menggunakan radiasi sinar-X atau sinar Rontgen untuk
menggambarkan kondisi berbagai organ dan jaringan tubuh.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi:
Kelainan tulang dan sendi, termasuk patah tulang, radang sendi, dan
pergeseran sendi (dislokasi)
Kelainan gigi
Sumbatan saluran napas atau saluran cerna
Batu saluran kemih
Infeksi, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan usus buntu
Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan memberikan zat kontras
kepada pasien melalui suntikan atau per oral (diminum), agar hasil foto
Rontgen lebih jelas.

Meski demikian, zat kontras ini kadang bisa menimbulkan beberapa


efek samping, seperti reaksi alergi, pusing, mual, lidah terasa pahit,
hingga gangguan ginjal.

5. Ultrasonografi (USG)
USG adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan gelombang
suara untuk menghasilkan gambar organ dan jaringan di dalam tubuh.

Pemeriksaan penunjang ini sering dilakukan untuk mendeteksi kelainan


di organ dalam tubuh, seperti tumor, batu, atau infeksi pada ginjal,
pankreas, hati, dan empedu.

Tak hanya itu, USG juga umum dilakukan sebagai bagian dari
pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi janin serta untuk
memandu dokter saat melakukan tindakan biopsi.

Sebelum pemeriksaan USG dilakukan, dokter mungkin akan meminta


pasien untuk berpuasa serta minum air putih dan menahan buang air
kecil untuk sementara waktu. Pasien kemudian akan diperbolehkan
buang air kecil dan makan kembali setelah pemeriksaan USG selesai
dilakukan.

6. Computed tomography scan (CT Scan)


CT scan adalah pemeriksaan penunjang yang memanfaatkan sinar
Rontgen dengan mesin khusus untuk menciptakan gambar jaringan dan
organ di dalam tubuh.

Gambar yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih jelas daripada
foto Rontgen biasa. Pemeriksaan CT scan biasanya berlangsung sekitar
20–60 menit.

Untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik atau lebih akurat
dalam mendeteksi kelainan tertentu, seperti tumor atau kanker, dokter
dapat menggunakan zat kontras saat melakukan pemeriksaan CT scan.

7. Magnetic resonance imaging (MRI)


MRI sepintas mirip dengan CT scan, tetapi pemeriksaan penunjang ini
tidak memanfaatkan sinar Rontgen atau radiasi, melainkan gelombang
magnet dan gelombang radio berkekuatan tinggi untuk
menggambarkan kondisi organ dan jaringan di dalam tubuh. Prosedur
MRI biasanya berlangsung selama 15–90 menit.

Pemeriksaan MRI dapat dilakukan untuk memeriksa hampir seluruh


bagian tubuh, termasuk otak dan sistem saraf, tulang dan sendi,
payudara, jantung dan pembuluh darah, serta organ dalam lainnya,
seperti hati, rahim, dan kelenjar prostat.

Sama seperti CT scan dan foto Rontgen, dokter juga terkadang akan
menggunakan zat kontras untuk meningkatkan kualitas gambar yang
dihasilkan pada pemeriksaan MRI.

(personal hygiene penatalaksanaan pada gangguan pemenuhan KDM)

Pengertian Suatu kegiatan melakukan pemeriksaan fisik dengan


penglihatan atau inspeksi.
Indikasi Semua pasien.

Tujuan Mendeteksi masalah kesehatan dengan penglihatan atau


inspeksi dan menegakkan

diagnose.

Persiapan tempat dan alat Alat-alat:

1. Senter, lampu kepala, lampu.

2. Optalmoskop.

3. Otoskop.

4. Tongue Spatel.

5. Sarung tangan.

6. Spekulum hidung.

7. Spekulum vagina.

8. Buku catatan/format pengkajian.

9. Alat tulis.

Persiapan pasien Menjelaskan kepada pasien tentang


prosedur/tindakan yang akan dilakukan.

Persiapan Lingkungan 1. Mengatur pencahayaan.


2. Menutup pintu, jendela, dan memasang sampiran.

Pelaksanaan 1. Mencuci tangan.

2. Memberitahu pasien akan dilakukan pemeriksaan.

3. Membawa alat ke dekat pasien.

4. Melakukan inspeksi secara sistematis, meliputi :

a. Pemeriksaan kulit, yaitu: kebersihan, warna, jaringan parut.

b. Pemeriksaan kepala, yaitu: kesimetrisan muka, distribusi


rambut/kebersihan,

kebersihan kulit kepala.

c. Pemeriksaan mata, yaitu:

 Mengamati kelopak mata (bentuk, bulu mata dengan cara


menganjurkan

pasien menutup/membuka kedua mata),

A. Pengkajian
1. Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal
MRS, No registrasi, dll.
2. Keluhan utama
3. Riwayat keperawatan
a. Faktor yang mempengaruhi personal hygine
b. Pola kebersihan tubuh
c. Kebiasaan personal hygine (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki, perawatan rambut, mata,
hidung dan telinga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,
kaki, dan rambut akibat terapi.
b. Lakukan insfeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
c. Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,kaki, dan
rambut : warna, tekstur, turgon.
5. Data
DS ( data subyektif) :
a. Malas beraktivitas
b. Intraksi kurang
c. Kegiatan kurang
d. Pasien merasa lemah.
DO ( data obyektif) :
a. Badan dan pakaian kotor
b. Rambut kotor
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku kotor

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin akan muncul


1. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi berhubungan dengan kelemahan fisik.

C. Intervensi
Hari/tgl No Tujuan & KH intervensi Rasional
dx

- 1. Setelah diberikan asuhan 1. kaji factor 1.mengetahui


keperawatan penyebab penyebab faktor
selama…..x….. jam terjadinya defisit perawatan
Hari/tgl No Tujuan & KH intervensi Rasional
dx

diharapkan pasien dapat defisit/ diri pada klien


melakukan aktifitas sesuai kelemahan dan menentukan
dengan yang dapat 2. kaji intervensi
ditoleransi dengan Kriteria kemampuan selanjutnya .
hasil : klien untuk 2.mengetahui
-pasien koperatif dalam menggunakan kemampuan klien
perawatan diri. alat bantu dalam melakukan
-kebutuhan perawatan diri 3. bantu klien personal hygiene
terpenuhi dalam tanpa alat bantu
- aktivitas terpenuhi tanpa kebersihan 3. untuk
bantu atau dengan mandiri badan memberikan rasa
misalnya nyaman pada
kebersihan pasien
mulut , mandi 4.meminimalisir
, dan rambut. terjadinya
4. atur posisi dekubitus pada
pasien setiap pasien
3 jam 5. memberikan
5. anjurkan kemampuan
pasien untuk untuk
beraktifitas mengeluarkan
6. ajarkan energi
keluarga 6. mengajarkan
pasien untuk kepada keluarga
melakukan pasien dirumah.
perawatan 7. menentukan
diri untuk terapi yang cocok
merawat diberikan ke
seperti: pasien .
mandi ,
keramas dan
gosok gigi .
7. kalaborasi
dengan ahli
fisioterapi
Hari/tgl No Tujuan & KH intervensi Rasional
dx

dalam
pemberian
terapi kepada
pasien

1. Pengkajian

I. Biodata

Identitas pasien

Nama : Tn, A

Jenis kelamin

Umur

Status Perkawinan

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat

Tanggal Masuk RS

No. Register
Ruangan/Kamar

Golongan Darah

Tanggal Pengkajian

Tanggal Operasi

Diagnosa Medis

laki-laki

37 Tahun

Menikah

Islam

SMP

Wiraswasta

Jln. Brig Katamso, Gg lampu 1 No.

36 Medan

03 November 2014

02-17-41
Dolok Martimbang

18-22 Mei 2021

Skizofrenia Paranoid

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan

Kebutuhan Dasar

Menurut Fortinash dan Holoday-Worret (2000), diagnosa

keperawatan berdasarkan NANDA (2012), yang mungkin muncul,

yakni:

a. Hambatan komunikasi verbal

b. Keputusasaan

c. Konstipasi

d. Koping defensif

e. Ketidakefektifan koping individu


f. Ketidakberdayaan

g. Defisiensi pengetahuan

h. Ketidakseimbangan nutrisi

i. Defisit perawatan diri : mandi

j. Defisit perawatan diri : berpakaian

k. Defisit perawatan diri : makan

l. Distress spiritual

Pada masalah kebutuhan dasar personal hygiene diagnosa

keperawatan yang mungkin muncul menurut Potter dan Perry

(2005), adalah sebagai berikut:

a. Resiko kerusakan integritas kulit

b. Kerusakan integritas kulit

c. Perubahan perfusi jaringan perifer

d. Defisit perawatan diri : mandi

e. Kerusakan integritas jaringan

f. Nyeri

g. Resiko infeksi
h. Defisiensi pengetahuan perawatan kaki dan kuku

i. Perubahan membrane mukosa mulut

j. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

k. Defesiensi pengetahuan tentang hygiene oral

l. Gangguan citra tubuh

m. Defesit perawatan diri : eliminasi

n. Defisit perawatan diri : makan

.(Intervensi) Dan Rasional

Hari dan

tanggal

No

Dx

Perencanaan keperawatan

Selasa 19 Mei
2015

1.

2.

Tujuan dan Kriteria Hasil:

NOC

Dalam 1x6 jam klien akan mampu menunjukan perawatan

diri mandi dengan indikator 5 pada kriteria hasil:

- Klien mampu mengatur suhu air kamar mandi

- Klien mampu mempertahankan mobilitas yang

diperlukan untuk kamar mandi dan menyediakan

perlengkapan mandi

- Klien mampu melakukan mencuci wajah, tubuh

bagian atas, dan tubuh bagian bawah

- Klien mampu mengeringkan tubuh

Tujuan dan Kriteria Hasil:

NOC
Dalam 1x6 jam klien mampu menunjukan perawatan diri

berpakaian dengan indikator 5 pada kriteria hasil:

- Klien mampu untuk mengambil atau memilih

pakaian

- Klien mampu memakai pakaian secara rapi

NIC: Bantuan perawatan

mandi/self assistance

bathing

Dengan aktifitas:

- Pertimbangkan

budaya pasien

ketika

mempromosikan

aktivitas

perawatan diri.

- Pertimbangkan

usia klien ketika


mempromosikan

aktivitas

perawatan diri.

- Tentukan jumlah

dan jenis bantuan

yang dibutuhkan

- Pantau

pembersihan kuku

sesuai dengan

kemampuan

perawatan diri.

- Fasilitasi sikat gigi

yang sesuai.

- Pantau integritas

kulit.

- Pertahankan ritual
kebersihann diri.

- Kebudayaan dan nilai pribadi

mempengaruhi kemampuan

perawatan personal hygiene

sebab seseorang dari latar

belakang yang berbeda akan

mengikuti praktik perawatan

personal hygiene yang berbeda.

- Perubahan fisik karena faktor

usia membuat seseorang tidak

perduli akan kebersihan

tubuhnya.

- Perawatan diri tidak berarti klien

harus melakukan segala sesuatu

untuk dirinya sesuai dengan

rencana perawat.

- Kebersihan kuku sangat penting


dalam mencegah resiko

terjadinya penykit.

- Kebersihan gigi penting untuk

meningkatkan kenyamanan,

selera makan klien.

- Kerusakan kulit mungkin terjadi

karena imobilisasi tubuh yang

terlalu lama.

- Mempertahankan r
NIC: Bantuan perawatan

diri berpakaian/Self

assistance dressing

Dengan aktifitas:

- Pertimbangkan

budaya pasien

ketika

mempromosikan
aktivitas

perawatan diri.

- Sediakan pakaian

pasien ditempat

yang mudah untuk

dijangkau.

- Beri bantuan

dalam berpakaian

jika diperlukan.

- Pertahankan

privasi klien

ketika klien

berpakaian

- Kebudayaan dan nilai pribadi

mempengaruhi kemampuan

perawatan personal hygiene


sebab seseorang dari latar

belakang yang berbeda akan

mengikuti praktik perawatan

personal hygiene yang berbeda.

- Mengurangi resiko cidera karena

kelemahan fisik saat melakukan

perawatan diri.

- Meningkatkan kemandirian

pasien dalam melakukan

keperawatan diri.

- Klien harus mendapatkan privasi

yang diperlukan dengan hormat

saat melakukan perawatan diri.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH METODE BERNYANYI INTAN RULINITA

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Yuni S, Farokha, Ifa M, and Armini, Ni K.A. 2009. Upaya
Meningkatkan

Kebersihan Perorangan Pada Anak Prasekolah Melalui Buku Cerita

Kontemporer. Universitas Airlangga

Aydos, E. H. and Tugrul, B. 2015 ‘Development of Personal Safety and


First Aid,

Hygiene-Self-care, and Nutrition Subscales in Health Education Scale for

Preschool Children’, Procedia - Social and Behavioral Sciences. Elsevier,

186, pp. 337–343. doi: 10.1016/J.SBSPRO.2015.04.114.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan bagi


Orang Tua

dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.

Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan. 2015. Profil Kesehatan


Kabupaten

Bangkalan. Bangkalan: Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan

Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang. 2016. Tangan Yang Bersih Awali


Hidup

Sehat. Lumajang: Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang.


http://dinkes.lumajangkab.go.id/tangan-yang-bersih-awali-hidup-
sehat/

diakses pada 23 Mei 2018 pukul 05.20

Green, L. W. and Kreuter, M. W. 1991. Health Promotion Planning. An


Education

and Environmental Approach. 2nd edn. Muountain View: Mayfield

Publishing Co.

Hanum, A. N. 2016. ‘Pengaruh Bernyanyi Terhadap Kemampuan


Kognitif Anak

Kelompok B Di Tk Anggrek Saribumi Wates Pringsewu Lampung Tahun

Ajaran 2015/2016’.

Hidayat, A.A.A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:


Salemba

Medika.

Hurlock, E. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang

Kehidupan. 5th edn. Jakarta: Erlangga. Izzaty, R. E. et al. 2008.

Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY Press.

Jayastri, C., Surinati, I. D. A. K. and W, L. 2013. ‘Pengaruh Bernyanyi


Lagu Cuci
Tangan Terhadap Pelaksanaan Teknik Mencuci Tangan Pada Anak Usia

Prasekolah (5-6 Tahun) Di Paud Kumara Loka Denpasar’.

Kannisius. 2006. Membuat Prioritas, Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta:


Pustaka

Medika.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian


Kesehatan

Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kozier and Erb’s. 2006. Fundamental of Nursing concepts, Process, and


Practice.

8th edn. United States of America: Person Education.

Lestari, D. 2016. ‘Studi Komparasi Kemandirian Personal Hygiene Anak

Prasekolah Berdasarkan Pola Asuh Permisif, Otoriter Dan Demokratis Di

Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul’, pp. 1 –15.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH METODE BERNYANYI INTAN RULINITA


Lina, E. R. A. 2015. ‘Peningkatan Kemandirian Anak Di Sekolah Melalui
Metode

Bermain Peran Di Kelompok B Tk Pkk Prawirotaman Yogyakarta’.

Mursy and Said, M. 2001. Seni Mendidik Anak. Jakarta: Arroyan.

Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan


Praktis.

4th edn. Edited by P. P. Lestari. Jakarta: Salemba Medika.

Parker. 2005. Menumbuhkan Kemandirian Dan Harga Diri Anak.


Jakarta: Prestasi

Pustakaraya.

Potter and Perry. 2007. Basic Nursing. 7th edn. Canada: Elsiver Mosby.

Putra, F. Y. 2012. ‘Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat


Kemandirian

Personal Hygiene Anak Usia Prasekolah Di Desa Balung Lor Kecamatan

Balung Kabupaten Jember’.

Reinecke, D. R., Krokowski, A. and Newman, B. 2018. ‘Self-management


for

building independence: Research and future directions’, International

Journal of Educational Research. Pergamon, 87, pp. 119–126. doi:


10.1016/J.IJER.2016.08.006.

Rosyidah, U. 2014. ‘Pengaruh Metode Menyanyi Terhadap Prestasi


Belajar Mata

pelajaran Sejarah kebudayaan Islam Materi Bukti-Bukti Kerasulan Nabi

Muhammad SAW Siswa Kelas III di MI Al- Khoiriyyah 02 Semarang’.

Septiarani, N. K., Rahmayanti, S. D. and Santoso, M. B. 2017.


‘Pelaksanaan Cuci

Tangan Pada Anak Usia Prasekolah’, 12(2), pp. 37–47.

Siswanto, H. 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta:


Pustaka

Rihama.

Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Susilawati. 2014. ‘Penerapan Metoda Bernyanyi Dalam Meningkatkan


Kecerdasan

Berbahasa Pada Pendidikan Anak Usia Dini’, 4(2252), pp. 141 –151.

Tarwoto and Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Wening. 2012. Bunda Sekolah Pertamaku. Solo: Tinta Medina.


Wong, D. . 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1. 6th edn.
Jakarta: EGC.
Analisa Data

Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta

kebutuhan keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data

merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang

terkumpul didapatkan data dasar dan data fokus. Data dasar adalah

kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,

kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan

hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya

sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien

terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta hal-hal yang

mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan

digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan

asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi


masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien
masuk

rumah sakit (Intial assessment), selama klien dirawat secara terus

5 Tipe Data

1. Data Subjektif

Menurut Sigit (2010), data subjektif adalah yang didapatkan dari

klien sebagai suatu pendapat terhadap suatusituasi dan kejadian.

Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup

persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainnya.

2. Data Objektif

Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur,

dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium,

sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik, kemudian mengkaji batasan

karakteristik dan faktor yang berhubungan (Wilkinson, 2013).

Anda mungkin juga menyukai