PENDAHULUAN
Memandikan klien merupakan bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat
dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapetik. Mandi adalah salah satu
cara mempertahakan kebersihan kulit. Mandi akan membantu menciptakan
suasana rileks, menstimulasi sirkulasi pada kulit, meningkatkan rentang gerak
selama mandi, meningkatkan citra diri dan menstimulasi kecepatan maupun
kedalaman respirasi.
Ketika klien tidak mampu mandi atau melakukan perawatan kulit pribadi maka
perawat memberikan bantuan penting atau mengajarkan keluarga atau
temannya bagaimana memberikan hygiene dengan cara dan pada waktu yang
tepat. Interaksi antara perawat dan klien selama mandi atau perawatan kulit
akan memberi perawat kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang
berarti dengan klien.
1
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara Teknik Dan Prosedur Pelaksanaan Hygiene
Kulit (Memandikan Bayi Dan Klien Dewasa)
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan diri yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri atau orang lain (Tarwoto dan
Martonah, 2011).
Menurut Rejeki (2015), Personal hygiene merupakan kebersihan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Direja, 2011).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal higiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor,
diantaranya budaya, nilai, sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan
terhadap perawatan diri serta persepsi terhadap perawatan diri (Sulastri, 2018).
3
b. Mengatur keseimbangan suhu tubuhdan membantu produksi keringat
serta penguapan.
c. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan
dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.
d. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan
nitrogen.
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
f. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau
pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet matahari
4
Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun,
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Oleh karena itu biasakan
cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun agar
tangan bersih dan sehat. Saat harus cuci tangan yaitu setiap tangan kita
kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun), setelah
buang air besar atau buang air kecil, sebelum makan dan sebelum
memegang makanan.
Rambut yang bersih tak hanya menghindarkan aroma tak sedap, tetapi
juga menghindari gangguan pada kulit kepala seperti ketombe, mudah rontok
atau bahkan kutu rambut. Rambut barmanfaat mencegah infeksi daerah
kepala. Kebersihan rambut bisa membantu melancarkan sirkulasi darah pada
5
kulit kepala. Rambut yang bersih juga membantu mengurangi stres dan
membantu jaringan metabolisme agar tetap tumbuh dan berkembang secara
normal. Kutu rambut pun tidak diberi kesempatan untuk hidup. Karena itu,
ajarkan anak untuk keramas secara teratur minimal membersihkan rambut dua
kali dalam seminggu, atau setelah berolah raga atau banyak mengeluarkan
keringat, keramas dengan menggunakan shampoo, agar kebersihan rambut
dan kulit kepala terjaga. Samphoo berfungsi membersihkan rambut juga
untuk memberikan beberapa vitamin bagi rambut sehingga rambut subur dan
berkilau. Selain itu untuk menjaga kebersihan rambut jangan lupa juga
menjaga kebersihan sisir yang dipakai. Membersihkan sisir bisa bersamaaan
saat kita keramas (Haince, 2012).
Pentingnya menyikat gigi, agar gigi tetap dalam kondisi baik hingga usia
dewasa. Menggosok gigi secara benar dan teratur, sedikitnya 4 kali sehari,
dianjurkan setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi
6
menggunakan sikat gigi sendiri. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan sekali
(Potter dan patricia,2010).
Selain itu, yang penting diketahui adalah jenis makanan yang dapat
merusak gigi dan membiasakannya untuk mengonsumsi makanan yang lebih
sehat. Ajak anak untuk menghindari makan/minum yang terlalu panas/dingin
dan yang terlalu asam. Anak harus banyak mengonsumsi makanan bergizi.
Orangtua perlu juga membawa anak untuk memeriksakan kesehatan gigi dan
mulut secara rutin kurang lebih 6 bulan sekali ke puskesmas atau ke dokter
gigi. Jika merasa gigi nyilu/sakit segera berobat ke puskesmas atau dokter
gigi (Haince, 2012).
7
Bersihkan telinga secara rutin (1x/1-2 mg) lakukan dengan hati-hati
menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun telinga dibersihkan waktu
mandi kemudian dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih (Hidayat,
2008). Tidak di perbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti
untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga (Potter dan patricia,
2010)
Bersihkan hidung juga menggunakan kapas, sapu tangan atau tisue yang
bersih. Biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan kedalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian
yang diperlukan (Potter, 2006). Jika terdapat keluhan dengan telinga atau
hidung segera periksa ke Puskesmas/ dokter (Haince, 2012).
5. Mencegah penyakit
6. Menciptakan keindahan
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) dampak yang bisa timbul adalah:
a. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit. Gangguan mukosa mulut, gangguan
pada mata dan telinga, gangguan pada kuku.
8
b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial.
Menurut Perry dan Potter (2008) faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
personal hygiene yaitu :
a. Citra tubuh
b. Praktik sosial
d. Pengetahuan
9
Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidak
cukup, harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri.
e. Kebudayaan
f. Pilihan pribadi
Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih produk
yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan higiene.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang sehingga
perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan
cara menyiram, merendam diri dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai
(Choirunisa, 2009, p.59). Dalam minggu minggu pertama bayi cukup mandi satu
kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah
atau keringat. Usahakan tidak langsung memandikan bayi setelah menyusui, sedang
lapar atau mengantuk untuk menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau
kaget.Tujuan dari memandikan bayi untuk membersihkan tubuh bayi (Huliana,
2003,p.83).
10
2. Memberi kenyamanan pada bayi
3. Agar bayi lebih segar setelah di mandikan
4. Menghindarkan bayi dari alergi akibat keringat
5. Untuk menjaga kulit bayi tetap lembap
6. Agar bayi dan ibunya semakin lebih dekat
1) Indikasi
Sebelum memandikan bayi, terlebih dahulu tentukan di mana si kecil akan Anda
mandikan. Sebaiknya, pilihlah tempat yang tertutup atau ruang yang cukup hangat.
Seringkali kamar tidur menjadi pilihan yang cukup baik sebab merupakan sebuah
11
ruangan yang tertutup, tidak ada hembusan angin, dan juga hanya sedikit debu yang
berterbangan.
1. Pastikan bahwa suhu ruangan tempat Anda akan memandikan bayi cukup
hangat. Jangan memandikan bayi di dalam ruangan yang bersuhu kurang dari
250C.
2. Hindari memandikan bayi setelah makan, karena bisa membuat bayi muntah
3. Suhu air idealnya 29,40C.
4. Isi air di bak mandi 5-8 cm, jangan lebih dari itu.
5. Letakkan alas anti slip di dasar bak mandi agar bayi tidak tergelincir
6. Mandikan bayi 2 kali sehari pada jam 10.00 WIB dan jam 17.00 WIB.
7. Jika tali pusat belum sembuh benar, bayi tidak boleh mandi berendam,
mandikan bayi dengan menggunakan waslap.
8. Jangan memandikan bayi terlalu lama, karena bisa membuat bayi kedinginan.
3. Mencegah infeksi
Persiapan Alat-alat
12
2. Handuk mandi
7. Waslap 2 buah
16. Skort
Pelaksanaan
2. Pakai skort
3. Cuci tangan
13
hidung
11. Sangga kepala bayi dengan tangan kiri, bersihkan daerah muka
dengan waslap lembab tanpa sabun
12. Perciki tubuh bayi dengan air hangat, lakukan penyabunan dengan
urutan : kepala, telinga, leher, dada, perut, lengan, ketiak, punggung,
pantat dan kaki. terakhir genetital
13. Angkat sisa sabun dengan waslap
14. masukkan bayi kedalam bak mandi dengan perasat garpu. Perhatikan
telinga bayi saat membilas
14
2.3 TEHNIK DAN PROSEDUR PELAKSANAAN HYGIENE KULIT PADA
DEWASA
A. Pengertian
15
8. Apabila posisi klien dalam keadaan duduk maka, letakkan handuk di pangkuan
di atas paha klien.
9. Teknik ini dilanjutkan sampai daerah anggota tubuh yang paling bawah
10. Saat membasuh punggung, klien diposiikan miring kanan atau ke kiri.
Memposisikan seperti ini selain bertujuan untuk membasuh juga sebagai
kesempatan bagi klien dalam upaya latihan mobilisasi.
11. Pada saat memandikan ini, juga bisa dilakukan untuk mengganti baju dan
seprai klien.
2. 2 waslap,
3. sabun,
4. handuk
6. perlak
7. sarung tangan
8. trolli
10. air hangat
D. Prosedur Tindakan
1. Kelengkapan alat
16
6. Menawarkan kepada pasien untuk BAK,bantu pasien jika pasien BAK
7. Pintu, jendela atau gorden ditutup, bila digunakan scherm bila perlu.
8. Mencuci tangan
9. Memakai handscoon
14. Beri tahu pasien, bahwa pakaian bagian atas harus dibuka, lalu bagian yang
terbuka itu ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup
a. Mencuci muka
b. Mencuci lengan
d. Mencuci punggung
e. Mencuci kaki
1) Mencuci Muka
2) Mencuci Lengan
1. Selimut mandi atau kain penutup diturunkan ke bawah lengan pasien
2. Kedua tangan pasien dikeataskan, letakkan diatas dada pasien dan
lebarkan kesamping kiri dan kanan sehingga kedua tangan dapat
diletakkan diatas handuk
3. Kedua tangan pasien dibasahi dan disabuni, pekerjaan ini dimulai dari
bagian yang jauh dari petugas. Kemudian dibilas bersih selanjutnya
dikeringkan dengan handuk
4) Mencuci Punggung
18
3. Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas dan selanjutnya
dikeringkan dengan handuk
5) Mencuci Kaki
1. Kaki pasien yang terjauh dari petugas dikeluarkan dari bawah kain
penutup atau handuk
3. Kaki disabuni, dibilas, selanjutnya dikeringkan, demikian juga kaki yang
satu lagi
2. Daerah lipatan paha dan genetalia dibasahi, disabuni lalu dibilas dan
dikeringka.
5. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lain dibereskan dan dibawa
ketempatnya
19
1. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu pasa pasien dan tetap
menjaga kesopanan
2. Perhatikan keadaan umum pasien dan kelainan pada badannya (misalnnya
luka dan sebagainya).
4. Waslap dibasahi dengan secukupnya tidak terlalu basan atau kering.
6. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lainnya dibereskan dan
dibawa ke tempatnya.
Indikasi
Tujuan
20
Prinsip
Menjaga privacy
Alat
2 ( dua ) buah handuk mendi ( satu untuk wajah dan satu untuk bagian tubuh
lainnya )
2 ( dua ) buah waslap
Sabun
Waskom untuk air mandi 1 ( dua ) buah
Selimut mandi untuk menutup tubuh pasien selama mandi
Air hangat ( 43 – 460C )
Lotion, bedan dan deodorant
Pakaian yang bersih sesuai kebutuhan
Alat tenun tambahan jika diperlukan
Urinal atau pispot
Tempat pakaian kotor
Tindakan
21
12. Mengatur tinggi tempat tidur dan membantu klien pada posisi baring yang
nyaman
13. Membantu pasien berpindah posisi dekat perawat
14. Mengangkat selimut dan mengganti dengan selimut mandi bila selimut akan
digunakan kembali meletakkan selimut di atas kursi atau melipat dibagian
kaki tempat tidur. Bila tidak letakkan pada kerangjang pakaian kotor.
15. Melepaskan pakaian klien. Bila ekstremitas luka, memulai pelepasan pakaian
dari bagian yang tidak luka, bila pasien memakai infuse ( tabung intravena ),
melepaskan baju dari lengan yang tidak terdapat infuse terlebih dahulu,
kemudian menurunkan tabung infuse, memasang dahulu, kemudian
menurunkan tabung infuse, memasang kembali tabung infuse dan memeriksa
kecepatan aliran.
16. Bila mungkin mengangkat bantal dan menaikkan bagian kepala tempat tidur
setinggi 30 derajat, meletakkan handuk mandi di bawah kepala pasien
17. Membuat sarung dengan waslap
18. Meletakkan handuk untuk wajah di atas dada klien
19. Membersihkan mata klien tanpa sabun, menggunakan bagian yang berbeda
untuk tiap – tiap mata. Mengusapkan sarung dari kanthus sebelah kea rah
bagian luar kanthus, tidak menekan mata secara langsung. Kemudian
mengeringkan mata.
20. Menanyakan kepada pasien apakah ia ingin menggunakan sabun pada
wajahnya. Membersihkan dan mengeringkan lengan dan telinga klien.
21. Meletakkan handuk mandi arah memanjang dibawah lengan pasien.
Membersihkan lengan dengan sabun dan air, menggunakan usapan yang
panjang dan tegas dari daerah distal proximal.
22. Membersihkan dan mengeringkan lengan dan aksila dengan baik.
23. Masukkan tangan pasien ke dalam Waskom. Merendam beberapa saat,
membersihkan dan mengeringkan. Memperlihatkan daerah sela – sela jari.
24. Ulangi langkah nomor 24 sampai dengan 26 untuk lengan yang lainnya.
25. Menutupi dada pasien dengan handuk dan melipat selimut mandi ke bawah
umbilikus pasien.
26. Dengan satu tangan, mengangkat setiap satu ujung handuk dan dengan tangan
yang tersarung waslap. Membersihkan dada dengan usapan yang memanjang
dan tegas. Memberi perhatian khusus untuk membersihkan lipatan kulit di
22
bawah payudara pasien wanita. Memelihara agar dada pasien tetap tertutup
selama waktu pembersihan
27. Meletakkan handuk secara memanjang di atas perut. Melipatkan selimut ke
arah pubis.
28. Dengan satu tangan mengangkat handuk. Dengan tangan yang tersarung
membersihkan perut, memberi perhatian khusus untuk membersihkan
umbilikus dan lipatan – lipatan pada perut. Memelihara agar perut tetap
tertututp selama pembersihan. Mengeringkan dengan baik.
29. Menutupi pasien dengan menarik selimut mandi dari bahu ke paha dan
melipati di bawah paha.
30. Bantu pasien untuk miring atau telungkap untuk membersihkan punggung
dan bokong, meletakkan handuk sepanjang sisi pasien.
31. Membersihkan dan mengeringkan punggung dari leher ke bokong dengan
usapan memanjang dan tegas.memberikan perhatian khusus pada lipatan
didaerah bokong dan anus.
32. Anjurkan klien tetap memiringkan badan dan berikan kamper spiritus atau
kalau perlu bedak pada daerah punggung dan bagian yang tertekan.
33. Pasang pakaian pasien
34. Buka kaki yang terjauh dengan meletakkan tangan di bawah tungkai.
Mengangkat tangan dari atas dan pasang handuk secara memanjang dibawah
tungkai.
35. Tekut lutut pasien dengan meletakkan tangan di bawah tungkai
36. Meletakkan Waskom di atas handuk di tempat tidur mengamankan posisinya
dekat dengan kaki yang dibersihkan.
37. Dengan satu tangan memegang tungkai, mengangkat tungkai dan meletakkan
Waskom di bawah kaki yang terangkat. Membiarkan kaki terendam
sementara membersihkan tungkai.
38. Menggunakan usapan memanjang lembut dan tegas pada waktu
membersihkan, dari tumit ke lutut dan dari lutut ke paha. Mengeringkan
dengan baik.
39. Membersihkan kaki, mencuci sela – sela jari, membersihkan dan memotong
kuku bila perlu, mengeringkan dengan baik, bila kulit kering berilah
pelembab atau lotion
40. Ulangi langkah nomor 36 sampai dengan 39 untuk tungkai yang lainnya.
23
41. Mengganti air dan waslap
42. Membantu pasien untuk posisi terlentang atau miring. Menutupi dada dan
ekstremitas bawah selimut mandi. Membuka hanya daerah genitalia.
43. Memberikan bodi lotion untuk melembabkan kulit jika didinginkan
44. Membantu pasien berpakaian bagian bawah
45. Menyisir rambut pasien
46. Merapihkan tempat tidur pasien
47. Membersihkan dan mengembalikan peralatan mandi, dan merapikan ruangan
senyaman mungkin serta mengembalikan alat – alat tempat semula.
48. Mengevaluasi respon pasien
49. Merencanakan tindakan lanjut
50. Melakukan kontrak yang akan datang ( waktu, tempat dan topik )
51. Mencuci tangan
52. Melakukan dokumentasi dan tindakan hasil
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 KASUS
A. Klien Bayi
10 November 2019 jam 08.24 WIB di RSUD x, terdapat seorang by. W
berumur 3 hari dirawat di ruang perinatologi dengan dignosa hiperbilirubin
sang ibu berkata bayi malas menyusui. Setelah diinspeksi, pasien tampak
lemah, hanya terbaring, tampak kuning dibagian wajah hingga dada. Wajah
bayi terlihat berminyak, kulit kering dan kusam, badan pasien pun bau,
pakaian tampak kotor. Masa gestasi 37 minggu status gestasi G3P2A0 bayi
dilahirkan secara normal dibantu oleh dokter tempat melahirkan di RSUD bayi
sudah di pindahkan di ruang rawat. APGAR score 7-9-10 jenis kelamin
perempuan, BB= 2850 gr, PB = 45cm, LK=32cm, LD=31cm air ketuban
jernih, tali pusat masih basah dan rapuh. Kesadaran : compos mentis,.Keadaan
umum : cukup baik sucking: menunjukan reflek hisap yang kuat(ada,namun
masih belum kuat,belum terlatih), Ibu belum menyusui, DJA: 144 x/mnt,Suhu:
37 C,Respirasi: 44 x/mnt
B. Klien Dewasa
Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu
dengan diagnosa medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil
pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu
36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada
daerah kaki yang ada lukaserta tidak dapat menggerakannya. Klien juga
mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku
selama berada diruangan. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara
dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai
pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci
rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor,
lengket dan berminyak, saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan
25
kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya, kuku panjang dan kotor.
Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan
perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL tetes/ menit. Balutan
luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan prinsip steril. Nafsu
makan klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan dirumah sakit.
DS:
Bayi Ny.W lahir tanggal 7 November 2019 jam 08.24WIB masa gestasi 37
minggu status gestasi G3P2A0 bayi dilahirkan secara spontan dibantu oleh dokter
tempat melahirkan di RSUD bayi sudah di pindahkan di ruangan
DO:
APGAR score 7-9-10 jenis kelamin perempuan, BB= 2850 gr, PB = 45cm,
LK=32cm, LD=31cm air ketuban jernih, tali pusat masih basah dan rapuh.
Kesadaran : compos mentis,.Keadaan umum : cukup baik sucking: menunjukan
reflek hisap yang kuat(ada,namun masih belum kuat,belum terlatih),Ibu belum
menyusui, DJA: 144 x/mnt,Suhu: 37 C,Respirasi: 44 x/mnt
ANALISIS DATA
26
Do= tali pusat masih basah dan rapuh
TTV= TD=- S=37C
R=44x/menit
N=144x/menit
- Integritas kulit
baik
- Integritas nukosa
baik
Leukosit dalam
batas normal
27
B. Klien Dewasa
a. DATA FOKUS
Klien mengatakan :
1. Tercium bau mulut
1. Kulit kepalanya terasa gatal. 2. Rambut klien terlihat kasar, kusam,
2. Belum keramas selama 5 hari. berketombe, dan acak-acakan
3. Belum gosok gigi selam 2 hari. 3. Gigi klien terlihat kuning
4. Merasa tidak nyaman karena 4. Kuku terlihat kotor dan panjang
badannya lengket dan bau. 5. Badan klien tercium bau yang tidak
5. belum memotong kuku selama 3 sedap
minggu. 6. kulit klien lengket dan kusam
6. Klien mengatakan tidak boleh 7. klien terlihat meringis
mandi dan keramas selama sakit.
8. Terdapat luka didaerah dorsal pedis
7. Merasa nyeri pada bagian dorsal dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm,
pedis. bau gangren, kondisi luka setengah
8. Tidak dapat menggerakan kaki kering, disekitar luka kulit terlihat pucat
telapak kaki coklat kehitaman
Suami mengatakan: 9. Konjungtiva anemis terpasang dowe
chateter dan infuse
1. Luka terjadi karena terkena rantai
sepeda motor ketika pergi berobat dan 11. TTV
klien tidak merasakan sakit pada
TD : 120/90 mmHg
kakinya.
2. Luka tidak sembuh-sembuh selama 1 N : 80 x/menit
bulan, semakin hari semakin parah
dan melebar Rr : 28x/menit
S : 36,5 C
b. ANALISA DATA
28
Nama/Umur : Ny.E / 35 thn
DO :
1. Rambut klien terlihat
acak-acakan
29
2. Rambut klien Lengket
dan berminyak
DS:
Klien mengatakan
2. Tidak dapat
menggerakan kaki telapak
kaki
Suami mengatakan:
30
sembuh selama 1 bulan,
semakin hari semakin
parah dan melebar
DO:
TD : 120/90 mmHg
N : 80 x/menit
Rr : 28x/menit
S : 36,5 C
c. RENCANA KEPERAWATAN
31
Nama: Ny. E / 35 thn
DX
TGL Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional Paraf
NO
32
1x/minggu lebih kooperative.
10. Kuku klien
pendek
11. Membersihkan
1. Kaji luas dan kotoran pada
keadaan luka serta ujung kuku
proses
penyembuhan.
1. Pengkajian
yang tepat
terhadap luka dan
proses
penyembuhan
akan membantu
dalam
menentukan
tindakan
selanjutnya.
2. Ganti balutan
Tujuan: luka secara asepti 2. Menurunkan
1x sehari resiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan sehingga
selama 3 x 24 jam membantu
integritas kulit kembali penyenbuhan dan
2 utuh. mencegah
terjadinya
kontaminasi
KH:
1. Kondisi luka
menunjukkan adanya 3. Untuk
perbaikan jaringan dan mengetahui
adanya granulasi. 3. Kaji tanda vital. perubahan pada
33
2. Tidak adanya pus pada fungsi lain
luka
4. Merawat luka
3. Klen dapat dapat menjaga
menggerakkan kembali kontaminasi luka
kakinya
5. Kolaborasi
pemberian
antibiotik: 6. Meningkatkan
metronidazole aliran darah ke
otot dan tulang,
mencegah
kontaktur, atropi
otot dan
mempertahankan
mobilitas sendi
tulang.
6. Dorongan gerak
7. Mempercepat
ROM pasif pada
perbaikan
daerah yg sakit dan
jaringan
ROM aktif pada
daerah yang tidak
sakit
7. Berikan klien
makanan TKTP
sesuai diit 2000
kal/hari
34
35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan diri yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri atau orang lain (Tarwoto dan
Martonah, 2011).
Menurut Rejeki (2015), Personal hygiene merupakan kebersihan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Direja, 2011).
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal higiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor,
diantaranya budaya, nilai, sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan
terhadap perawatan diri serta persepsi terhadap perawatan diri (Sulastri, 2018).
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat yakin masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.
36