Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang


            Perawat bekerja dengan bervariasi klien yang memerlukan bantuan hygiene
pribadi atau harus belajar teknik hygiene yang sesuai. Hygiene adalah ilmu
kesehatan. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka
disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan
kondisi fisik atau keadaan emosional klien.

            Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,


keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat memenuhi kebutuhan
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memelukan bantuan
perawat untuk melakukan praktek kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam
faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktek hygiene klien. Perawat
menentukan kemampuan klien untuk melakukan perawaan diri dan
memberikan perawatan hygiene menurut kebutuhan dan pilihan klien.

            Memandikan klien merupakan bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat
dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapetik. Mandi adalah salah satu
cara mempertahakan kebersihan kulit. Mandi akan membantu menciptakan
suasana rileks, menstimulasi sirkulasi pada kulit, meningkatkan rentang gerak
selama mandi, meningkatkan citra diri dan menstimulasi kecepatan maupun
kedalaman respirasi.

            Ketika klien tidak mampu mandi atau melakukan perawatan kulit pribadi maka
perawat memberikan bantuan penting atau mengajarkan keluarga atau
temannya bagaimana memberikan hygiene dengan cara dan pada waktu yang
tepat. Interaksi antara perawat dan klien selama mandi atau perawatan kulit
akan memberi perawat kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang
berarti dengan klien.

B.       Rumusan Masalah


            Adapun permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini adalah bagaimana
Teknik Dan Prosedur Pelaksanaan Hygiene Kulit (Memandikan Bayi Dan
Klien Dewasa)

1
C. Tujuan
  Untuk mengetahui bagaimana cara Teknik Dan Prosedur Pelaksanaan Hygiene
Kulit (Memandikan Bayi Dan Klien Dewasa)

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 PERSONAL HYGINE

A. Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan diri yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri atau orang lain (Tarwoto dan
Martonah, 2011).

Menurut Rejeki (2015), Personal hygiene merupakan kebersihan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.

Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Direja, 2011).

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal higiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor,
diantaranya budaya, nilai, sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan
terhadap perawatan diri serta persepsi terhadap perawatan diri (Sulastri, 2018).

B.Macam - Macam Personal Hygiene

Jenis personal hygiene Jenis perawatan diri, menurut Hidayat (2008) :

1. Perawatan Diri Pada Kulit

Kulit merupakan salah satu bagian pentingdari tubuh yang dapat


melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan
perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya. Kulit
secara umum mempunyai berbagai fungsi, diantaranya:

a. Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan


bagian dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit.

3
b. Mengatur keseimbangan suhu tubuhdan membantu produksi keringat
serta penguapan.
c. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan
dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.
d. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan
nitrogen.
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
f. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau
pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet matahari

Yang dapat dilakukan untuk perawatan kulit yaitu dengan


melakukan mandi. Mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau
membersihkan bau badan, keringat dan sel yang mati, serta merangsang
sirkulasi darah, dan membuat rasa nyaman. Mandi menggunakan sabun
mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila perlu lakukan lebih sering
bila kerja di tempat kotor atau banyak berkeringat). Hindari penggunaan
pakaian, handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamaah.
Hindari penggunaan pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab
lain). Gunakan obat anti jamur kulit (bila perlu).
Mengganti pakaian dengan teratur. Minimal 1x sehari atau setelah
mandi. Biasakan mengganti pakaian sesampainya di rumah setelah pulang
sekolah atau bepergian karena pakaian dan keringat akan menempel pada
pakaian setelah di pakai beraktivitas (Haince, 2012). Perawatan diri pada
kuku, kaki dan tangan.

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting


dalam mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke
dalam tubuh melalui kuku (Hidayat, 2008). Oleh karena itu, Potong kuku
1x/mg atau saat terlihat panjang (gunakan pemotong kuku dan setelah
dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir) (Haince, 2012). Masalah kuku
kaki dan tangan sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan dihasilkan
karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan, seperti
menggigit kuku dan pemotongan yang tidak tepat dan pemakaian sepatu
yang tidak pas (Potter dan patricia, 2010)

4
Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun,
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Oleh karena itu biasakan
cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun agar
tangan bersih dan sehat. Saat harus cuci tangan yaitu setiap tangan kita
kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun), setelah
buang air besar atau buang air kecil, sebelum makan dan sebelum
memegang makanan.

Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki, gunakan alas


kaki yang lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat
mempengaruhi maslah kaki dan kuku. Sepatu yang sempit atau kurang pas
dapat mnyebabkan luka kulit tertentu dan mengganggu sirkulasi kaki.
Menjaga kebersihan sepatu itu juga sangat penting. Begitu kaki
berkeringat, keringatnya akan menempel ke sepatunya, sehingga menjadi
tempat tumbuhnya bakteri yang bisa menyebabkan penyakitpenyakit di
kaki. Segera setelah pulang sekolah dan tiba di rumah, bukalah sepatunya
terlebih dahulu. Kemudian untuk menjaga sepatunya tetap bersih dengan
cara mencuci, menyikat, dan menyemirnya. Usai beraktivitas ajarkan anak
untuk mencuci kakinya dan mengeringkannya dengan baik. Cuci kaki
dengan baik ketika mandi atau sebelum pergi tidur. Keringkan dengan baik
menggunakan handuk bersih. (Haince, 2012).

2. Perawatan Diri Pada Rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai


proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri
dapat diidentifikasi ( Hidayat, 2008).

Rambut yang bersih tak hanya menghindarkan aroma tak sedap, tetapi
juga menghindari gangguan pada kulit kepala seperti ketombe, mudah rontok
atau bahkan kutu rambut. Rambut barmanfaat mencegah infeksi daerah
kepala. Kebersihan rambut bisa membantu melancarkan sirkulasi darah pada

5
kulit kepala. Rambut yang bersih juga membantu mengurangi stres dan
membantu jaringan metabolisme agar tetap tumbuh dan berkembang secara
normal. Kutu rambut pun tidak diberi kesempatan untuk hidup. Karena itu,
ajarkan anak untuk keramas secara teratur minimal membersihkan rambut dua
kali dalam seminggu, atau setelah berolah raga atau banyak mengeluarkan
keringat, keramas dengan menggunakan shampoo, agar kebersihan rambut
dan kulit kepala terjaga. Samphoo berfungsi membersihkan rambut juga
untuk memberikan beberapa vitamin bagi rambut sehingga rambut subur dan
berkilau. Selain itu untuk menjaga kebersihan rambut jangan lupa juga
menjaga kebersihan sisir yang dipakai. Membersihkan sisir bisa bersamaaan
saat kita keramas (Haince, 2012).

Penyisiran pada rambut juga sangat penting, karena dapat mencegah


rambut menjadi kusut dan dapat membebtuk gaya rambut. Rambut dan kulit
kepala mempunyai kecenderungan kering, maka diperlukan penyisiran sehari-
hari agar tidak kusut (potter dan patricia, 2010).

3. Kebersihan Mulut Dan Gigi.

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi,


gusi dan bibir. Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan
selanjutnya menstimulasi nafsu makan (Potter dan patricia, 2010).

Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan


kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Tujuan
dari menjaga kebersihan mulut dan gigi adalah supaya gigi bersih dan tidak
berlubang, mulut tidak berbau, lidah bersih, gusi tidak bengkak, bibir tidak
pecah-pecah. Sehingga menyikat gigi bertujuan untuk menghilangkan plak
yang dapat menyebabkan gigi berlubang (Caries ) dan menyebabkan sakit
gigi. (Hidayat, 2008).

Pentingnya menyikat gigi, agar gigi tetap dalam kondisi baik hingga usia
dewasa. Menggosok gigi secara benar dan teratur, sedikitnya 4 kali sehari,
dianjurkan setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi

6
menggunakan sikat gigi sendiri. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan sekali
(Potter dan patricia,2010).

Selain itu, yang penting diketahui adalah jenis makanan yang dapat
merusak gigi dan membiasakannya untuk mengonsumsi makanan yang lebih
sehat. Ajak anak untuk menghindari makan/minum yang terlalu panas/dingin
dan yang terlalu asam. Anak harus banyak mengonsumsi makanan bergizi.
Orangtua perlu juga membawa anak untuk memeriksakan kesehatan gigi dan
mulut secara rutin kurang lebih 6 bulan sekali ke puskesmas atau ke dokter
gigi. Jika merasa gigi nyilu/sakit segera berobat ke puskesmas atau dokter
gigi (Haince, 2012).

4. Kebersihan Diri Pada Mata

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk


mata karena secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, dan kelopak
mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya
memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang berkumpul pada kantus
sebelah dalam atau bulu mata. Pembersihan mata biasanya dilakukan selama
mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap pembersih yang
dilembabkan kedalam air. Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam
(bersihkan kotoran mata yang menempel pada sudut kelopak mata) (Potter
dan patricia, 2010).

5. Kebersihan Telinga Dan Hidung.

Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran bila


subtansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, yang
mengganggu konduksi suara. Hidung memberikan indera penciuman tetapi
juga memantau temperatur dan kelembapan udara yang dihirup serta
mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem pernafasan (Potter dan
patricia,2010).

7
Bersihkan telinga secara rutin (1x/1-2 mg) lakukan dengan hati-hati
menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun telinga dibersihkan waktu
mandi kemudian dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih (Hidayat,
2008). Tidak di perbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti
untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga (Potter dan patricia,
2010)

Bersihkan hidung juga menggunakan kapas, sapu tangan atau tisue yang
bersih. Biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan kedalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian
yang diperlukan (Potter, 2006). Jika terdapat keluhan dengan telinga atau
hidung segera periksa ke Puskesmas/ dokter (Haince, 2012).

C. Tujuan Perawatan Personal Hygiene

Menurut Tarwoto dan Nartona (2010) bertujuan untuk :

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memelihara kebersihan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

4. Meningkatkan percaya diri seseoreang

5. Mencegah penyakit

6. Menciptakan keindahan

D. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) dampak yang bisa timbul adalah:

a. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit. Gangguan mukosa mulut, gangguan
pada mata dan telinga, gangguan pada kuku.

8
b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Melakukan Personal Hygiene

Menurut Perry dan Potter (2008) faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
personal hygiene yaitu :

a. Citra tubuh

Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya higiene pada orang


tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat adanya pembedahan
atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan
higiene.

b. Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan dapat


mempengaruhi praktik higiene pribadi. Selama masa kanakkanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah
orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.

c. Status sosio ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik


kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang penting
seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu dalam
memelihara higiene dalam lingkungan rumah) .

d. Pengetahuan

9
Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidak
cukup, harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri.

e. Kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan


higiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan
diri yang berbeda.

f. Pilihan pribadi

Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih produk
yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukan higiene.

g. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang sehingga
perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.

2.2 TEHNIK DAN PROSEDUR PELAKSANAAN HYGIENE KULIT PADA BAYI

A. Pengertian Memandikan Bayi

Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan
cara menyiram, merendam diri dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai
(Choirunisa, 2009, p.59). Dalam minggu minggu pertama bayi cukup mandi satu
kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah
atau keringat. Usahakan tidak langsung memandikan bayi setelah menyusui, sedang
lapar atau mengantuk untuk menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau
kaget.Tujuan dari memandikan bayi untuk membersihkan tubuh bayi (Huliana,
2003,p.83).

B. Tujuan Memandikan Bayi

Tujuan memandikan bayi diantaranya, yaitu :

1. Untuk membersihkan tubuh bayi

10
2. Memberi kenyamanan pada bayi
3. Agar bayi lebih segar setelah di mandikan
4. Menghindarkan bayi dari alergi akibat keringat
5. Untuk menjaga kulit bayi tetap lembap
6. Agar bayi dan ibunya semakin lebih dekat

C. Manfaat Memandikan Bayi

Manfaat memandikan bayi diantaranya, yaitu :

1. Tubuh bayi menjadi bersih


2. Bayi menjadi nyaman setelah dimandikan
3. Bayi menjadi lebih segar setelah dimandikan
4. Bayi terhindar dari alergi akibat keringat
5. Agar kulit bayi tetap lembap
6. Bayi dan ibunya semakin lebih dekat

D. Kontra Indikasi Memandikan Bayi

1) Indikasi

1. Mandikan bayi sehari 2 kali


2. Mandikan bayi jika keringat berlebih
3. Mandikan bayi jika BAK atau BAB mengenai tubuh bayi
2) Kontra indikasi

1. Jangan memandikan bayi jika sedang lapar


2. Jangan mandikan bayi jika jika bayi sudah menyusui
3. Jangan mandikan bayi jika jika bayi sedang mengantuk

E. Ruangan Memandikan Bayi

Sebelum memandikan bayi, terlebih dahulu tentukan di mana si kecil akan Anda
mandikan. Sebaiknya, pilihlah tempat yang tertutup atau ruang yang cukup hangat.
Seringkali kamar tidur menjadi pilihan yang cukup baik sebab merupakan sebuah

11
ruangan yang tertutup, tidak ada hembusan angin, dan juga hanya sedikit debu yang
berterbangan.

F. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memandikan Bayi

1. Pastikan bahwa suhu ruangan tempat Anda akan memandikan bayi cukup
hangat. Jangan memandikan bayi di dalam ruangan yang bersuhu kurang dari
250C.
2. Hindari memandikan bayi setelah makan, karena bisa membuat bayi muntah
3. Suhu air idealnya 29,40C.
4. Isi air di bak mandi 5-8 cm, jangan lebih dari itu.
5. Letakkan alas anti slip di dasar bak mandi agar bayi tidak tergelincir
6. Mandikan bayi 2 kali sehari pada jam 10.00 WIB dan jam 17.00 WIB.
7. Jika tali pusat belum sembuh benar, bayi tidak boleh mandi berendam,
mandikan bayi dengan menggunakan waslap.
8. Jangan memandikan bayi terlalu lama, karena bisa membuat bayi kedinginan.

H. SOP MEMANDIKAN BAYI

Pengertian : Membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh bayi

Tujuan :1. Memberikan rasa nyaman

2. Memperlancar sirkulasi darah

3. Mencegah infeksi

4. Menjaga dan merawat integritas kulit

Prosedur : Persiapan pasien

1. Petugas memperkenalkan diri

2. Beritahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

Persiapan Alat-alat

1. Meja mandi khusus

12
2. Handuk mandi

3. Sabun mandi khusus bayi

4. Perlengkapan pakaian bayi

5. Sisir rambut bayi

6. Kain besar / handuk untuk alas

7. Waslap 2 buah

8. Kapas lembab pada tempatnya

9. Kapas rebus untuk mata (kapas DTT)

10. Kasa steril dalam tempatny

11. Alkohol 70%

12. Ember tertutup untuk pakaian kotor

13. Tempat sampah

14. Baskom berisi air hangat

15. Bak Mandi Bayi berisi air hangat

16. Skort

17. Sarung tangan

Pelaksanaan

1. Tutup pintu dan jendela kemudian matikan pendingin ruangan

2. Pakai skort

3. Cuci tangan

4. Siapkan peralatan mandi, bentangkan handuk di atas meja

5. Atur pakaian ganti untuk bayi sedekat mungkin

6. Bayi diangkat dengan perasat garpu, letakkan diatas meja mandi

7. Bersihkan mata dengan kapas DTT dari ujung mata ke pangkal

13
hidung

8. Bersihkan mulut dengan kassa yang dibasahi air matang hangat

9. Tanggalkan pakaian bayi

10. Bersihkan daerah pantat dari sisa faeces

11. Sangga kepala bayi dengan tangan kiri, bersihkan daerah muka
dengan waslap lembab tanpa sabun
12. Perciki tubuh bayi dengan air hangat, lakukan penyabunan dengan
urutan : kepala, telinga, leher, dada, perut, lengan, ketiak, punggung,
pantat dan kaki. terakhir genetital
13. Angkat sisa sabun dengan waslap
14. masukkan bayi kedalam bak mandi dengan perasat garpu. Perhatikan
telinga bayi saat membilas

15. keringkan bayi dengan handuk lembut

16. Perhatikan kelainan-kelainan pada bayi

17. Letakkan bayi pada pakaian yang sudah disiapkan

18. Memelihara pusar, menutup dengan kassa steril

19. Mengenakan popok dan pakaian bayi

20. Menyisir rambut

21. letakkan bayi pada posisi semula

22. Bereskan dan kembalikan alat-alat pada tempatnya

23. Dokumentasikan hasil dan kelainan-kelainan pada status bayi

24. Lepas skort

25. Cuci tangan

14
2.3 TEHNIK DAN PROSEDUR PELAKSANAAN HYGIENE KULIT PADA
DEWASA

A. Pengertian

Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien


yang tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan. Dengan cara
membersihkan pasien dengan air dan sabun.

B. Prosedur Dan Teknik

Memandikan biasanya dilakukan pada jam-jam tertentu sesuai dengan kebijakan


rumah sakit atau sesuai dengan kebutuhan.
1. Sebelum memulai memandikan, hal yang harus dipersiapkan adalah peralatan.
2. Proses memandikan di tempat tidur pada pasien dengan ketergantungan total
adalah dengan membasuh daerah kepala dan kemudian turun sampai ke
anggota badan yang paling bawah
3. Apabila pasien dalam keadaaan sadar penuh, tawarkan dahulu apakah klien
menghendaki untuk dimandikan, jika iya maka, tawarkan lagi apakah klien
memiliki sabun tersendiri terutama untuk wajah atau klien tidak menghendaki
menggunakan sabun sama sekali.
4. Proses memandikan diawali dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan
memastikan privatisasi klien terjaga
5. Dengan menggunakan sarung tangan, Letakkan perlak di daerah yang mungkin
terkena aliran air agar tidak mengotori tempat tidur.
6. Dengan menggunakan waslap yang telah dibasahi air usaplah wajah klien
dengan hati-hati dan pertahankan komunikasi yang baik, kemudian gunakan
sabun dan bilas dengan menggunakan air bersih pada baskom lainnya serta
seka dengan handuk bersih.
7. Saat membasuh dada, tangan dan perut, letak perlak adalah di bawah tangan
dan sedikit tertindih badan. Pada proses ini privasi klien anngota bagian bawah
harus tetap terjaga.

15
8. Apabila posisi klien dalam keadaan duduk maka, letakkan handuk di pangkuan
di atas paha klien.
9. Teknik ini dilanjutkan sampai daerah anggota tubuh yang paling bawah
10. Saat membasuh punggung, klien diposiikan miring kanan atau ke kiri.
Memposisikan seperti ini selain bertujuan untuk membasuh juga sebagai
kesempatan bagi klien dalam upaya latihan mobilisasi.
11. Pada saat memandikan ini, juga bisa dilakukan untuk mengganti baju dan
seprai klien.

C.   Perasak Dan Alat

1.      2 baskom sebagai tempat air,

2.      2 waslap,

3.      sabun,

4.      handuk

5.      pakaian, selimut, dan underpad ganti

6.      perlak

7.      sarung tangan

8.      trolli

9.      bila perlu minyak talon dan bedak

10.  air hangat

D.  Prosedur Tindakan

1.    Kelengkapan alat

2.    Kaji cacatan medis dan cacatan keperawatan klien

3.    Kesiapan perawat melakukan tindakan

4.    Jelaskan tujuan tindakan

5.    Dekatkan alat disebelah kanan pasien

16
6.    Menawarkan kepada pasien untuk BAK,bantu pasien jika pasien BAK

7.    Pintu, jendela atau gorden ditutup, bila digunakan scherm bila perlu.

8.    Mencuci tangan

9.    Memakai handscoon

10. Mengatur posisi pasien

11. Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi

12. Bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan, bantal


digunakan seperlunya

13. Perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien

14. Beri tahu pasien, bahwa pakaian bagian atas harus dibuka, lalu bagian yang
terbuka itu ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup

15. Pasien siap dimandikan dengan urutan sbb :

a. Mencuci muka

b. Mencuci lengan

c. Mencuci dada dan perut

d. Mencuci punggung

e. Mencuci kaki

f. Mencuci daerah lipat paha dan genetalia

 E.  Prosedur Pelaksanaan

1)    Mencuci Muka

1.    Handuk dibentangkan dibawah kepala

2.  Basahi waslap dan basuh mata pasien

3.  Basahi,cuci  muka, telinga dan leher dengan waslap


17
lembab lalu dikeringkan dengan handuk

4. Tanyakan, apakah pasien biasa menggunakan sabun atau tidak

2)     Mencuci Lengan

1.    Selimut mandi atau kain penutup diturunkan ke bawah lengan pasien

2.    Kedua tangan pasien dikeataskan, letakkan diatas dada pasien dan
lebarkan kesamping kiri dan kanan sehingga kedua tangan dapat
diletakkan diatas handuk

3.    Kedua tangan pasien dibasahi dan disabuni, pekerjaan ini dimulai dari
bagian yang jauh dari petugas. Kemudian dibilas bersih selanjutnya
dikeringkan dengan handuk

3)     Mencuci Dada dan Perut

1.    Tutup dada pasien dengan handuk,lipat selimut atau kain penutup


diturunkan sampai pusar,

2.     Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk diangkat dan dibentangkan


pada sisi pasien

3.    Basahi,cuci dan keringkan daerah dada,dengan tetap menjaga agar dada


pasien tetap tertutup

4.    Lipat selimut mandi diturunkan sampai di bawah perut

5.    Basahi dan cuci perut pasien dan keringkan dengan handuk

4)    Mencuci Punggung

1.    Pasien dimiringkan kekiri

2.     Handuk dibentangkan dibawah punggung sampai bokong

18
3.     Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas dan selanjutnya
dikeringkan dengan handuk

4.     Pasien dimiringkan kekanan dan handuk dibentangkan dibawah


punggung

5.    Punggung kiri dicuci seperti pada punggung kanan

5)     Mencuci Kaki

1.    Kaki pasien yang terjauh dari petugas dikeluarkan dari bawah kain
penutup atau handuk

2.    Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk

3.    Kaki disabuni, dibilas, selanjutnya dikeringkan, demikian juga kaki yang
satu lagi

6) Mencuci Daerah Lipat Dan Paha dan Genetalia

1.    Handuk dibentangkan dibawah bokong dan pakaian bagian bawah perut


dibuka

2.     Daerah lipatan paha dan genetalia dibasahi, disabuni lalu dibilas dan
dikeringka.

3.    Pakaian bagian bawah dikenakan kembali, kain penutup atau handuk


diangkat, selimut pasien dipasangkan lagi

4.    Pasien dan tempat tidur dirapikan kembali

5.    Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lain dibereskan dan dibawa
ketempatnya

F.  Hal Yang Harus Diperhatikan

19
1.    Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu pasa pasien dan tetap
menjaga kesopanan

2.    Perhatikan keadaan umum pasien dan kelainan pada badannya (misalnnya
luka dan sebagainya).

3.    Menanggalkan pakaian sesuai dengan urutan tindakan.

4.    Waslap dibasahi dengan secukupnya tidak terlalu basan atau kering.

5.    Bila air sudah kotor segera diganti.

6.    Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lainnya dibereskan dan
dibawa ke tempatnya.

A. SOP MEMANDIKAN KLIEN DEWASA


 Defenisi

Membersihkan tubuh pasien denggan menggunakan air bersih dan sabun

Indikasi

1. Pasien baru, bila kotor


2. Pasien yang dirawat

Tujuan

 Memberi rasa nyaman ( untuk menghilangkan minyak yang menumpuk,


keringat, sel – sel kulit mati dan bakteri )
 Untuk menghilangkan bau badan yang berlebihan
 Menstimulasi sirkulasi atau peredaran darah
 Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
 Mencegah infeksi kulit
 Mendidik pasien dalam memenuhi personal hygiene
 Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulit klien

20
Prinsip

Menjaga privacy

Alat

 2 ( dua ) buah handuk mendi ( satu untuk wajah dan satu untuk bagian tubuh
lainnya )
 2 ( dua ) buah waslap
 Sabun
 Waskom untuk air mandi 1 ( dua ) buah
 Selimut mandi untuk menutup tubuh pasien selama mandi
 Air hangat ( 43 – 460C )
 Lotion, bedan dan deodorant
 Pakaian yang bersih sesuai kebutuhan
 Alat tenun tambahan jika diperlukan
 Urinal atau pispot
 Tempat pakaian kotor

Tindakan

1. Mengecek program terapi medic


2. Mengucap salam terapeutik
3. Melakukan evaluasi atau validasi
4. Melakukan kontrak ( waktu, tempat dan topik )
5. Menjelaskan langkah – langkah tindakan dan tujuan
6. Mempersiapkan alat dan mengaturnya disisi tempat tidur
7. Memeriksa status atau catatan pasien tentang adanya hal – hal khusus yang
berkenaan dengan pergerakan dan posisi pasien
8. Mengkaji kemampuan fisik pasien untuk membantu menutup pintu dan
jendela untuk mencegah angin yang berlebihan
9. Menjaga privasi pasien dengan memasang penghalang atau menutup pintu
10. Menawarkan pispot atau urinal pada klien
11. Mencuci tangan

21
12. Mengatur tinggi tempat tidur dan membantu klien pada posisi baring yang
nyaman
13. Membantu pasien berpindah posisi dekat perawat
14. Mengangkat selimut dan mengganti dengan selimut mandi bila selimut akan
digunakan kembali meletakkan selimut di atas kursi atau melipat dibagian
kaki tempat tidur. Bila tidak letakkan pada kerangjang pakaian kotor.
15. Melepaskan pakaian klien. Bila ekstremitas luka, memulai pelepasan pakaian
dari bagian yang tidak luka, bila pasien memakai infuse ( tabung intravena ),
melepaskan baju dari lengan yang tidak terdapat infuse terlebih dahulu,
kemudian menurunkan tabung infuse, memasang dahulu, kemudian
menurunkan tabung infuse, memasang kembali tabung infuse dan memeriksa
kecepatan aliran.
16. Bila mungkin mengangkat bantal dan menaikkan bagian kepala tempat tidur
setinggi 30 derajat, meletakkan handuk mandi di bawah kepala pasien
17. Membuat sarung dengan waslap
18. Meletakkan handuk untuk wajah di atas dada klien
19. Membersihkan mata klien tanpa sabun, menggunakan bagian yang berbeda
untuk tiap – tiap mata. Mengusapkan sarung dari kanthus sebelah kea rah
bagian luar kanthus, tidak menekan mata secara langsung. Kemudian
mengeringkan mata.
20. Menanyakan kepada pasien apakah ia ingin menggunakan sabun pada
wajahnya. Membersihkan dan mengeringkan lengan dan telinga klien.
21. Meletakkan handuk mandi arah memanjang dibawah lengan pasien.
Membersihkan lengan dengan sabun dan air, menggunakan usapan yang
panjang dan tegas dari daerah distal proximal.
22. Membersihkan dan mengeringkan lengan dan aksila dengan baik.
23. Masukkan tangan pasien ke dalam Waskom. Merendam beberapa saat,
membersihkan dan mengeringkan. Memperlihatkan daerah sela – sela jari.
24. Ulangi langkah nomor 24 sampai dengan 26 untuk lengan yang lainnya.
25. Menutupi dada pasien dengan handuk dan melipat selimut mandi ke bawah
umbilikus pasien.
26. Dengan satu tangan, mengangkat setiap satu ujung handuk dan dengan tangan
yang tersarung waslap. Membersihkan dada dengan usapan yang memanjang
dan tegas. Memberi perhatian khusus untuk membersihkan lipatan kulit di

22
bawah payudara pasien wanita. Memelihara agar dada pasien tetap tertutup
selama waktu pembersihan
27. Meletakkan handuk secara memanjang di atas perut. Melipatkan selimut ke
arah pubis.
28. Dengan satu tangan mengangkat handuk. Dengan tangan yang tersarung
membersihkan perut, memberi perhatian khusus untuk membersihkan
umbilikus dan lipatan – lipatan pada perut. Memelihara agar perut tetap
tertututp selama pembersihan. Mengeringkan dengan baik.
29. Menutupi pasien dengan menarik selimut mandi dari bahu ke paha dan
melipati di bawah paha.
30. Bantu pasien untuk miring atau telungkap untuk membersihkan punggung
dan bokong, meletakkan handuk sepanjang sisi pasien.
31. Membersihkan dan mengeringkan punggung dari leher ke bokong dengan
usapan memanjang dan tegas.memberikan perhatian khusus pada lipatan
didaerah bokong dan anus.
32. Anjurkan klien tetap memiringkan badan dan berikan kamper spiritus atau
kalau perlu bedak pada daerah punggung dan bagian yang tertekan.
33. Pasang pakaian pasien
34. Buka kaki yang terjauh dengan meletakkan tangan di bawah tungkai.
Mengangkat tangan dari atas dan pasang handuk secara memanjang dibawah
tungkai.
35. Tekut lutut pasien dengan meletakkan tangan di bawah tungkai
36. Meletakkan Waskom di atas handuk di tempat tidur mengamankan posisinya
dekat dengan kaki yang dibersihkan.
37. Dengan satu tangan memegang tungkai, mengangkat tungkai dan meletakkan
Waskom di bawah kaki yang terangkat. Membiarkan kaki terendam
sementara membersihkan tungkai.
38. Menggunakan usapan memanjang lembut dan tegas pada waktu
membersihkan, dari tumit ke lutut dan dari lutut ke paha. Mengeringkan
dengan baik.
39. Membersihkan kaki, mencuci sela – sela jari, membersihkan dan memotong
kuku bila perlu, mengeringkan dengan baik, bila kulit kering berilah
pelembab atau lotion
40. Ulangi langkah nomor 36 sampai dengan 39 untuk tungkai yang lainnya.

23
41. Mengganti air dan waslap
42. Membantu pasien untuk posisi terlentang atau miring. Menutupi dada dan
ekstremitas bawah selimut mandi. Membuka hanya daerah genitalia.
43. Memberikan bodi lotion untuk melembabkan kulit jika didinginkan
44. Membantu pasien berpakaian bagian bawah
45. Menyisir rambut pasien
46. Merapihkan tempat tidur pasien
47. Membersihkan dan mengembalikan peralatan mandi, dan merapikan ruangan
senyaman mungkin serta mengembalikan alat – alat tempat semula.
48. Mengevaluasi respon pasien
49. Merencanakan tindakan lanjut
50. Melakukan kontrak yang akan datang ( waktu, tempat dan topik )
51. Mencuci tangan
52. Melakukan dokumentasi dan tindakan hasil

Dokumentasi SOP Memandikan Pasien

 Respon verbal dan non verbal


 Kondisi kulit : warna, kebersihan, adanya luka atau lesi

24
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 KASUS
A. Klien Bayi
10 November 2019 jam 08.24 WIB di RSUD x, terdapat seorang by. W
berumur 3 hari dirawat di ruang perinatologi dengan dignosa hiperbilirubin
sang ibu berkata bayi malas menyusui. Setelah diinspeksi, pasien tampak
lemah, hanya terbaring, tampak kuning dibagian wajah hingga dada. Wajah
bayi terlihat berminyak, kulit kering dan kusam, badan pasien pun bau,
pakaian tampak kotor.  Masa gestasi 37 minggu status gestasi G3P2A0 bayi
dilahirkan secara normal dibantu oleh dokter tempat melahirkan di RSUD bayi
sudah di pindahkan di ruang rawat. APGAR score 7-9-10 jenis kelamin
perempuan, BB= 2850 gr, PB = 45cm, LK=32cm, LD=31cm air ketuban
jernih, tali pusat masih basah dan rapuh. Kesadaran : compos mentis,.Keadaan
umum : cukup baik sucking: menunjukan reflek hisap yang kuat(ada,namun
masih belum kuat,belum terlatih), Ibu belum menyusui, DJA: 144 x/mnt,Suhu:
37 C,Respirasi: 44 x/mnt

B. Klien Dewasa

Ny.E, 35 tahun dirawat di rumah sakit fatmawati, sejak 2 minggu yang lalu
dengan diagnosa medit DM dengan gangrene pada dorsal pedis. Dari hasil
pengkajian didapatkan data kesadaran kompos mentis, TD=120/90mmHg, suhu
36,5 c˚, RR=20x/ menit. Klien mengeluh lemas, pusing, dan merasa sakit pada
daerah kaki yang ada lukaserta tidak dapat menggerakannya. Klien juga
mengatakan belum mencuci rambut dan menggosok gigi serta memotong kuku
selama berada diruangan. Mandi dilakukan setiap dua kali sehari dengan cara
dilap tanpa menggunakan sabun dengan di bantu keluarga. Klien mempunyai
pemahaman dan keyakinan bahwa selama sakit tidak boleh mandi dan mencuci
rambut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data rambut klien kotor,
lengket dan berminyak, saat berbicara tercium bau, gigi terlihat kuning dan
25
kotor, kulit terlihat kotor dan tidak bercahaya, kuku panjang dan kotor.
Kebutuhan aktivitas sehari – hari dibantu seluruhnya oleh anggota keluarga dan
perawat. Klien juga terpasang dowe kateter dan infuse RL tetes/ menit. Balutan
luka diganti setiap satu kali sehari dengan menggunakan prinsip steril. Nafsu
makan klien baik dimana klien mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan dirumah sakit.

3.2 PEMBAHASAN KASUS


A. Klien Bayi

DS:

Bayi Ny.W lahir tanggal 7 November 2019 jam 08.24WIB masa gestasi 37
minggu status gestasi G3P2A0 bayi dilahirkan secara spontan dibantu oleh dokter
tempat melahirkan di RSUD bayi sudah di pindahkan di ruangan

DO:

APGAR score 7-9-10 jenis kelamin perempuan, BB= 2850 gr, PB = 45cm,
LK=32cm, LD=31cm air ketuban jernih, tali pusat masih basah dan rapuh.
Kesadaran : compos mentis,.Keadaan umum : cukup baik sucking: menunjukan
reflek hisap yang kuat(ada,namun masih belum kuat,belum terlatih),Ibu belum
menyusui, DJA: 144 x/mnt,Suhu: 37 C,Respirasi: 44 x/mnt

ANALISIS DATA

No Data fokus Diagnosa Keperawatan

1 Ds= Bayi Ny.W lahir tanggal 7 Defisit perawatan Diri


November 2012 jam 08.24WIB masa
gestasi 37 minggu status gestasi
G3P2A0 bayi dilahirkan secara
spontan dibantu oleh dokter tempat
melahirkan di RSUD bayi sudah di
pindahkan ke ruangan

26
Do= tali pusat masih basah dan rapuh
TTV= TD=- S=37C

R=44x/menit

N=144x/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi


Keperawatan

1 Defisit perawatan Setelah dilakukan Dukungan Perawatan Diri


Diri tindakan Mandi-39
keperawatan
selama 1 X 24 1. Identififkasi Usia dan
budaya dalam
jam, pasien membantu kebersihan
diharapkan diri
terhindar dari tanda 2. Identifikasi jenis
dan gejala bantuan yang
keruskaan itgritas dibutuhkan
kulit dengan KH : 3. Monitor integritas
kulit
Status Imun : 4. Sediakan peralatan
mandi
- RR : 30- 5. Sediakan lingkungan
60X/menit yang aman dan
nyaman
- Irama napas 6. Fasilitasi mandi,
teratur sesuai kebutuhan dan
SOP
-Suhu 36-37˚ C

- Integritas kulit
baik

- Integritas nukosa
baik

Leukosit dalam
batas normal

27
B. Klien Dewasa
a. DATA FOKUS

Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn

Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3

Data Subjektif Data Objektif

Klien mengatakan :
1. Tercium bau mulut
1. Kulit kepalanya terasa gatal. 2. Rambut klien terlihat kasar, kusam,
2. Belum keramas selama 5 hari. berketombe, dan acak-acakan
3. Belum gosok gigi selam 2 hari. 3. Gigi klien terlihat kuning
4. Merasa tidak nyaman karena 4. Kuku terlihat kotor dan panjang
badannya lengket dan bau. 5. Badan klien tercium bau yang tidak
5. belum memotong kuku selama 3 sedap
minggu. 6. kulit klien lengket dan kusam
6. Klien mengatakan tidak boleh 7. klien terlihat meringis
mandi dan keramas selama sakit.
8. Terdapat luka didaerah dorsal pedis
7. Merasa nyeri pada bagian dorsal dengan diameter 9 cm kedalaman 3 cm,
pedis. bau gangren, kondisi luka setengah
8. Tidak dapat menggerakan kaki kering, disekitar luka kulit terlihat pucat
telapak kaki coklat kehitaman
Suami mengatakan: 9. Konjungtiva anemis terpasang dowe
chateter dan infuse
1. Luka terjadi karena terkena rantai
sepeda motor ketika pergi berobat dan 11.  TTV
klien tidak merasakan sakit pada
TD : 120/90 mmHg
kakinya.
2. Luka tidak sembuh-sembuh selama 1 N   : 80 x/menit
bulan, semakin hari semakin parah
dan melebar Rr  : 28x/menit

S    : 36,5 C

b. ANALISA DATA

28
Nama/Umur                : Ny.E / 35 thn

Ruang / Kamar            : Lt IV/ 3

No Data Masalah Etiologi Paraf

1 DS: Gangguan personal Kelemahan fisik


hygiene: rambut, mulut,
Klien mengatakan : kulit, dan kuku
1.      Kulit kepalanya terasa
gatal

2.      Sudah 3 hari belum


keramas

3.      selama sakit tidak boleh


keramas

4.      belum menggosok gigi


selama 3 hari

5.      malu bicara dengan


orang lain karena bau
mulut

6.      malas gosok gigi karena


terpasang infus

7.      belum mandi selama 3


hari

8.      merasa  malu bertemu


dengan orang lain karena
bau badan

9.      belum memotong kuku


selama masuk RS

10.  sudah terbiasa dengan


kuku panjang

DO :
1.      Rambut klien terlihat
acak-acakan

29
2.      Rambut klien Lengket
dan berminyak

3.      Rambut klien kasar,


kusam dan berketombe

4.      gigi terlihat kuning dan


kotor

5.      tercium bau mulut

6.      kulit lengket dan kusam

7.      terlihat daki pada kulit

8.      kuku klien panjang

9.      terdapat kotoran pada


ujung kuku

10.  terpasang dowe chateter

11.  terpasang infus dan


terdapat balutan luka pada
dorsal pedis

DS:

Klien mengatakan

1.      Merasa nyeri pada


bagian dorsal pedis.

2.      Tidak dapat
menggerakan kaki telapak
kaki

Suami mengatakan:

1.      Luka terjadi karena


terkena rantai sepeda
motor ketika pergi berobat
dan klien tidak merasakan
sakit pada kakinya,

2.      luka tidak sembuh-

30
sembuh selama 1 bulan,
semakin hari semakin
parah dan melebar

DO:

1.      Terdapat luka didaerah


dorsal pedis dengan
diameter 9 cm kedalaman
3 cm, bau gangren, kondisi
luka setengah kering,
disekitar luka kulit terlihat
pucat coklat kehitaman
2.      klien terlihat meringis
3.      Konjungtiva anemis
1.      TTV

TD : 120/90 mmHg

N   : 80 x/menit

Rr  : 28x/menit

S    : 36,5 C

Gangguan integritas kulit


2 Terputusnya 
kontinuitas
jaringan

c. RENCANA KEPERAWATAN

31
Nama: Ny. E / 35 thn

Ruang Kamar: Lt. IV/ 3

DX
TGL Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional Paraf
NO

1 Tujuan: 1.      kaji pola 1.      Mengetahui


kebutuhan personal data dasar dalam
Setelah dilakukan tindakan hygiene klien. melakukan
keperawatan selama 2 x 24 intervensi.
jam. Personal hygiene
rambut, mulut, kulit, dan 2.      Rambut klien
kuku klien kembali 2.      Cuci rambut bersih
terpenuhi. klien menggunakan
shampo selama 1x
2 hari

KH: 3.      Sisir rambut klien

1.   Rambut klien bersih 4.      Bantu klien


menggosok gigi 3.      Rambut klien
2.   Rambut klien wangi dan rapi
tidak lengket 5.      Ajarkan klien
cara menggosok 4.      Gigi klien
3.   Gigi klien bersih gigi yang benar bersih

4.   Mulut klien wangi dan 6.      Bantu klien 5.      Mengurangi


segar mengganti pakaian. resiko luka pada
gusi
5.   Kulit klien bersih. 7.      Bantu klien
6.   Klien mersakan segar dalam menjaga
pada tubuhnya. kebersihan 6.      Memberi rasa
badannya dengan nyaman pada
7.   Kulit tidak lengket cara memandikan klien
klien 2x sehari.
8.   Kulit klien lembab 7.      Menghindari
8.      Berikan resiko infeksi dan
9.   Kuku klien pendek
pendidikan memberikan
10. Kuku klien bersih kesehatan tentang kenyamanan bagi
kebersihan diri klien
pada klien.

9.      Beri lotion pada


kulit klien. 8.      Meningkatkan
pengetahuan dan
10.  Potong kuku klien membuat klien

32
1x/minggu lebih kooperative.

11.  Sikat kuku klien 9.      Melembabkan


bila perlu kulit klien.

10.  Kuku klien
pendek

11.  Membersihkan
1.      Kaji luas dan kotoran pada
keadaan luka serta ujung kuku
proses
penyembuhan.

1.      Pengkajian
yang tepat
terhadap luka dan
proses
penyembuhan
akan membantu
dalam
menentukan
tindakan
selanjutnya.

2.      Ganti balutan
Tujuan: luka secara asepti 2.      Menurunkan
1x sehari resiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan sehingga
selama 3 x 24 jam membantu
integritas kulit kembali penyenbuhan dan
2 utuh.   mencegah
terjadinya
kontaminasi
KH:

1.   Kondisi luka
menunjukkan adanya 3.      Untuk
perbaikan jaringan dan mengetahui
adanya granulasi. 3.      Kaji tanda vital. perubahan pada

33
2.   Tidak adanya pus pada fungsi lain
luka
4.      Merawat luka 
3.   Klen dapat dapat menjaga
menggerakkan kembali kontaminasi luka
kakinya

4.      Lakukan 5.      Antibiotik dapat


perawatan luka menbunuh kuman
secara dan bakteri

5.      Kolaborasi
pemberian
antibiotik: 6.      Meningkatkan
metronidazole aliran darah ke
otot dan tulang,
mencegah
kontaktur, atropi
otot dan
mempertahankan
mobilitas sendi
tulang.

6.      Dorongan gerak
7.      Mempercepat
ROM pasif pada
perbaikan
daerah yg sakit dan
jaringan
ROM aktif pada
daerah yang tidak
sakit

7.      Berikan klien
makanan TKTP
sesuai diit 2000
kal/hari

34
35
BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan diri yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri atau orang lain (Tarwoto dan
Martonah, 2011).

Menurut Rejeki (2015), Personal hygiene merupakan kebersihan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.

Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Direja, 2011).

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal higiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi berbagai faktor,
diantaranya budaya, nilai, sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan
terhadap perawatan diri serta persepsi terhadap perawatan diri (Sulastri, 2018).

B.     Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat yakin masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.

36

Anda mungkin juga menyukai