A. Latar Belakang
Dekontaminasi merupakan suatu proses fisika maupun kimia yang
bertujuan untuk mengurangi namun tidak menghilangkan jumlah mikroba yang
mengkontaminasi, sehingga alat tersebut lebih aman (penurunan resiko
penularan dari alat) untuk ditangani staf sebelum dibersihkan . Ada beberapa
macam metode dekontaminasi, yaitu desinfeksi dan pencucian. Untuk
pemilihan metode dekontaminasi yang akan digunakan untuk suatu alat
tergantung pada level resiko infeksi alat tersebut. Surgical instrument termasuk
dalam kategori high risk sehingga metode dekontaminasi yang sesuai adalah
desinfeksi, yang kemudian dilakukan sterilisasi. Beberapa alat yang penting
dapat dilakukan desinfeksi dan di sterilisasi kembali kemudian disimpan
sehingga sewaktu-waktu dapat di gunakan pada waktu operasi baik di ruang
operasi atau di rumah pasien. Alat-alat yang dibersihkan atau didesinfeksi
dengan buruk dapat menularkan infeksi kepada pasien lain (Cucuwaningsih,
2015)
Berdasarkan hasil penelitian Farida (2011) di RSUD Cut Meutia
Tenaga Kesehatan Bidan sebanyak 42 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kategoritentang pencegahan infeksi berpengetahuan baik, te sebanyak
30 responden (80,55%), kategori berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden
(11,11%), kategori berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden(8,33%), di
lihat dari segi sikap katagori positif yang melakukan pencegahan infeksi
sebanyak 37 responden (89,18%), dan katagori negatif yang melakukan
pencegahan infeksi sebanyak 5 responden (10,81% ) ( Farida, 2018)
Larutan klorin terbuat dari sodium hipoklorit yang umumnya tidak
mahal dan merupakan produk dengan reaksi yang paling cepat dan efektif pada
proses dekontaminasi, tetapi ada juga bahan lainnya yang bisa digunakan
seperti etil atau isoprofil alkohol 70% dan bahan fenolik 0,5% - 3% . Apabila
tidak tersedia disinfektan untuk proses dekontaminasi, diperlukan kewaspadaan
tinggi saat menangani dan membersihkan benda tajam tercemar (misal jarum
jahit, gunting, dan pisau bedah) (Meti Megawati, 2017)
Dekontaminasi dan sterilisasi alat dilakukan secara adekuat dengan
tujuan alat yang telah digunakan pada seseorang apabila digunakan pada orang
yang berbeda tanpa di sterilisasikan dapat menyebabkan penyebaran dari suatu
penyakit terhadap orang lain, sehingga sebagai bidan atau tenaga medis harus
mengetahui cara untuk mendekontaminasi alat yang benar dan aman untuk
menjaga kesterilan alat yang digunakan dalam tindakan medis. Jika tidak di
lakukan dekontaminasi alat maka akan terjadi penyebaran infeksi melalui alat
karena alat tersebut tidak steril (Cucuwaningsih, 2015).
Dampak bila tidak dilakukan dekontaminasi alat adalah terjadi infeksi
(Perry dan Potter (2015). Ada beberapa macam metode dekontaminasi, yaitu
desinfeksi dan pencucian. Untuk pemilihan metode dekontaminasi yang akan
digunakan untuk suatu alat tergantung pada level resiko infeksi alat tersebut
(Filetoth, 2003). Surgical instrument termasuk dalam kategori high risk
sehingga metode dekontaminasi yang sesuai adalah desinfeksi, yang kemudian
dilakukan sterilisasi (Hoffman et al., 2004).
B. Tujuan
Tujuan dekontaminasi dan sterilisasi alat menurut Megawati (2017), adalah
sebagai berikut:
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan
lingkungan
2. Untuk memutus rantai penularan infeksi dengan mengurangi tingkat
kontaminasi microbial pada intrumen bedah.
3. Untuk membuang kotoran yang tampak
4. Untuk membuang kotoran yang tidak tampak (mikroorganisme)
5. Untuk melindungi personal dan pasien
6. Untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme serta risiko infeksi pada
petugas apabila secara tidak sengaja terluka saat membersihkan alat-alat
sehingga mengurangi kontaminasi pada tangan
7. Untuk menjamin kualitas alat kesehatan, laboratorium dan linen dalam
keadaan steril
C. Manfaat
Manfaat melakukan dekontaminasi adalah untuk mengetahui cara
mendekontaminasi alat yang benar dan aman untuk menjaga kesterilan alat
yang digunakan dalam tindakan medis. Jika tidak di lakukan dekontaminasi
alat maka akan terjadi penyebaran infeksi melalui alat karena alat tersebut
tidak steril (Fitriana, 2019)
D. Indikasi
Indikasi dekontaminasi dan sterilisasi alat menurut Ambarwati (2015), adalah
sebagai berikut:
1. Peralatan medis yang habis digunakan tindakan
2. Peralatan medik atau peralatan pasien yang dimasukkan kedalam jaringan
tubuh
3. Peralatan yang menyentuh selaput lendir
4. Peralatan operasi
E. Kontra Indikasi
Ristiawan (2013) terdapat standar operasional setiap penggunaan alat
pelindung diri namun sebagian dari tenaga kesehatan di rumah sakit ini tidak
menggunakan alat pelindung diri sesuai standar operasional prosedur yang
telah ditetapkan oleh rumah sakit. Kontra indikasi dekontaminasi dan
sterilisasi alat menurut Fatma (2018), adalah sebagai berikut:
1. Alat medis sekali pakai
G. Prosedur tindakan
Prosedur tindakan dekontaminasi alat menurut Nurweningtyas (2021), adalah
sebagai berikut:
TAHAP PRA INTERAKSI
2. Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
1. Menyiapkan ruangan terbuka
TAHAP KERJA
1. Kenakan sarung tangan, apron kedap air atau pelindung wajah kalau perlu
2. Rendam alat kesehatan segera setelah pakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit (bila lebih akan memudahkan korosi alat), seluruh alat
harus terendam larutan klorin
3. Segera bilas dengan air sampai bersih dan lanjutkan dengan pembersihan
4. Apabila alat kesehatan tidak langsung dicuci, rendam dalam ember atau
wadah plastic berisi air bersih setelah dekontaminasi
5. Buka sarung tangan, masukkan dalam wadah sementara menunggu
dekontaminasi sarung tangan dan proses selanjutnya
TAHAP TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
3. Mencuci tangan
(Fatma, 2018)
H. Referensi
Nurweningtyas, Wisnu. 2021. Modul Praktikum 1 Ketrampilan Dasar
Kebidanan.Prodi Kebidanan Magetan. Politekkes Kemenkes Surabaya:
Surabaya.http://jurusankebidanan.poltekkesdepkes-sby.ac.id/wp-
content/uploads/2021/01/Modul-Praktikum-KDK-Lengkap.pdf. di
akses pada tanggal 09 Juli 2021
Fatma Ay. 2018. Disinfection and Sterilization Related Situations for Patient
Safety in Operation Rooms. International Journal of Caring Scienes.
January-April 2018 Volume 11, Number. 1, page 607-613, \Issue 1\.
https://www.researchgate.net/publication/327420681_and_Sterilization
_Related_Situations_for_Patient_Safety_in_Operation_Rooms. diakses
pada tanggal 05 Juli 2021
Ambarwati, Eny Retna, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuha Medika