Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULAN PRAKTIK KLINIK

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama : Wida Ristanti


NIM : 130322040
Semester : Satu (I)
Kompetensi Tindakan : Melakukan Dekontaminasi dan Sterilisasi
Stase : Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan

A. Latar Belakang
Dekontaminasi merupakan suatu proses fisika maupun kimia yang
bertujuan untuk mengurangi namun tidak menghilangkan jumlah mikroba yang
mengkontaminasi, sehingga alat tersebut lebih aman (penurunan resiko
penularan dari alat) untuk ditangani staf sebelum dibersihkan . Ada beberapa
macam metode dekontaminasi, yaitu desinfeksi dan pencucian. Untuk
pemilihan metode dekontaminasi yang akan digunakan untuk suatu alat
tergantung pada level resiko infeksi alat tersebut. Surgical instrument termasuk
dalam kategori high risk sehingga metode dekontaminasi yang sesuai adalah
desinfeksi, yang kemudian dilakukan sterilisasi. Beberapa alat yang penting
dapat dilakukan desinfeksi dan di sterilisasi kembali kemudian disimpan
sehingga sewaktu-waktu dapat di gunakan pada waktu operasi baik di ruang
operasi atau di rumah pasien. Alat-alat yang dibersihkan atau didesinfeksi
dengan buruk dapat menularkan infeksi kepada pasien lain (Cucuwaningsih,
2015)
Berdasarkan hasil penelitian Farida (2011) di RSUD Cut Meutia
Tenaga Kesehatan Bidan sebanyak 42 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kategoritentang pencegahan infeksi berpengetahuan baik, te sebanyak
30 responden (80,55%), kategori berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden
(11,11%), kategori berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden(8,33%), di
lihat dari segi sikap katagori positif yang melakukan pencegahan infeksi
sebanyak 37 responden (89,18%), dan katagori negatif yang melakukan
pencegahan infeksi sebanyak 5 responden (10,81% ) ( Farida, 2018)
Larutan klorin terbuat dari sodium hipoklorit yang umumnya tidak
mahal dan merupakan produk dengan reaksi yang paling cepat dan efektif pada
proses dekontaminasi, tetapi ada juga bahan lainnya yang bisa digunakan
seperti etil atau isoprofil alkohol 70% dan bahan fenolik 0,5% - 3% . Apabila
tidak tersedia disinfektan untuk proses dekontaminasi, diperlukan kewaspadaan
tinggi saat menangani dan membersihkan benda tajam tercemar (misal jarum
jahit, gunting, dan pisau bedah) (Meti Megawati, 2017)
Dekontaminasi dan sterilisasi alat dilakukan secara adekuat dengan
tujuan alat yang telah digunakan pada seseorang apabila digunakan pada orang
yang berbeda tanpa di sterilisasikan dapat menyebabkan penyebaran dari suatu
penyakit terhadap orang lain, sehingga sebagai bidan atau tenaga medis harus
mengetahui cara untuk mendekontaminasi alat yang benar dan aman untuk
menjaga kesterilan alat yang digunakan dalam tindakan medis. Jika tidak di
lakukan dekontaminasi alat maka akan terjadi penyebaran infeksi melalui alat
karena alat tersebut tidak steril (Cucuwaningsih, 2015).
Dampak bila tidak dilakukan dekontaminasi alat adalah terjadi infeksi
(Perry dan Potter (2015). Ada beberapa macam metode dekontaminasi, yaitu
desinfeksi dan pencucian. Untuk pemilihan metode dekontaminasi yang akan
digunakan untuk suatu alat tergantung pada level resiko infeksi alat tersebut
(Filetoth, 2003). Surgical instrument termasuk dalam kategori high risk
sehingga metode dekontaminasi yang sesuai adalah desinfeksi, yang kemudian
dilakukan sterilisasi (Hoffman et al., 2004).

B. Tujuan
Tujuan dekontaminasi dan sterilisasi alat menurut Megawati (2017), adalah
sebagai berikut:
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan
lingkungan
2. Untuk memutus rantai penularan infeksi dengan mengurangi tingkat
kontaminasi microbial pada intrumen bedah.
3. Untuk membuang kotoran yang tampak
4. Untuk membuang kotoran yang tidak tampak (mikroorganisme)
5. Untuk melindungi personal dan pasien
6. Untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme serta risiko infeksi pada
petugas apabila secara tidak sengaja terluka saat membersihkan alat-alat
sehingga mengurangi kontaminasi pada tangan
7. Untuk menjamin kualitas alat kesehatan, laboratorium dan linen dalam
keadaan steril

C. Manfaat
Manfaat melakukan dekontaminasi adalah untuk mengetahui cara
mendekontaminasi alat yang benar dan aman untuk menjaga kesterilan alat
yang digunakan dalam tindakan medis. Jika tidak di lakukan dekontaminasi
alat maka akan terjadi penyebaran infeksi melalui alat karena alat tersebut
tidak steril (Fitriana, 2019)

D. Indikasi
Indikasi dekontaminasi dan sterilisasi alat menurut Ambarwati (2015), adalah
sebagai berikut:
1. Peralatan medis yang habis digunakan tindakan
2. Peralatan medik atau peralatan pasien yang dimasukkan kedalam jaringan
tubuh
3. Peralatan yang menyentuh selaput lendir
4. Peralatan operasi
E. Kontra Indikasi
Ristiawan (2013) terdapat standar operasional setiap penggunaan alat
pelindung diri namun sebagian dari tenaga kesehatan di rumah sakit ini tidak
menggunakan alat pelindung diri sesuai standar operasional prosedur yang
telah ditetapkan oleh rumah sakit. Kontra indikasi dekontaminasi dan
sterilisasi alat menurut Fatma (2018), adalah sebagai berikut:
1. Alat medis sekali pakai

F. Persiapan Alat dan Bahan


Persiapan alat dan bahan dekontaminasi alat menurut Nurweningtyas (2021),
adalah sebagai berikut:
1. APD
a. Celemek
Melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah
cairan tubuh lain yang dapat mencemari baju atau seragam.
b. Masker
Melindungi selaput lendir hidung, mulut, selama melakukan tindakan
atau perawatan pasien yang memungkinkan terjadinya percikan darah
dan cairan tubuh lain.
c. Kaca mata
Pelindung mata atau google terbuat dari bahan plastik transparan yang
berfungsi untuk melindungi mata dari paparan virus yang dapat masuk
ke dalam tubuh melalui mata. Alat pelindung ini harus pas menutupi
area mata, serta tidak mudah berkabut atau mengganggu penglihatan.
d. Penutup Kepala
Mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit
kepala petugas terhadap alat- alat / daerah steril dan juga sebaliknya
untuk melindungi kepala / rambut petugas dari percikan bahan – bahan
dari pasien.
e. Sepatu Boot
Melindungi kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah atau cairan
tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam
atau kejatuhan alat kesehatan. Sepatu harus menutupi seluruh ujung
dan telapak kaki dan tidak dianjurkan untuk menggunakan sandal atau
sepatu terbuka
2. Waskom
Sebagai wadah atau penampung untuk membuang kapas bekas pakai
3. Peralatan yang akan di dekontaminasi
Peralatan yang akan di proses untuk menghilangkan / memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yagn melekat pada peralatan medis tersebut
4. Air
Untuk membersihkan kotoran yang melekat pada peralatan medis
5. Handscoon 2 pasang
Hanscoon 2 pasang untuk mencegah terjadinya infeksi silang serta
mencegah terjadinya penularan kuman (terhindar dari droplet pasien)

G. Prosedur tindakan
Prosedur tindakan dekontaminasi alat menurut Nurweningtyas (2021), adalah
sebagai berikut:
TAHAP PRA INTERAKSI
2. Mencuci tangan
TAHAP ORIENTASI
1. Menyiapkan ruangan terbuka
TAHAP KERJA
1. Kenakan sarung tangan, apron kedap air atau pelindung wajah kalau perlu
2. Rendam alat kesehatan segera setelah pakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit (bila lebih akan memudahkan korosi alat), seluruh alat
harus terendam larutan klorin
3. Segera bilas dengan air sampai bersih dan lanjutkan dengan pembersihan
4. Apabila alat kesehatan tidak langsung dicuci, rendam dalam ember atau
wadah plastic berisi air bersih setelah dekontaminasi
5. Buka sarung tangan, masukkan dalam wadah sementara menunggu
dekontaminasi sarung tangan dan proses selanjutnya

TAHAP TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
3. Mencuci tangan
(Fatma, 2018)

H. Referensi
Nurweningtyas, Wisnu. 2021. Modul Praktikum 1 Ketrampilan Dasar
Kebidanan.Prodi Kebidanan Magetan. Politekkes Kemenkes Surabaya:
Surabaya.http://jurusankebidanan.poltekkesdepkes-sby.ac.id/wp-
content/uploads/2021/01/Modul-Praktikum-KDK-Lengkap.pdf. di
akses pada tanggal 09 Juli 2021

Fatma Ay. 2018. Disinfection and Sterilization Related Situations for Patient
Safety in Operation Rooms. International Journal of Caring Scienes.
January-April 2018 Volume 11, Number. 1, page 607-613, \Issue 1\.
https://www.researchgate.net/publication/327420681_and_Sterilization
_Related_Situations_for_Patient_Safety_in_Operation_Rooms. diakses
pada tanggal 05 Juli 2021

Cucuwaningsih. 2015. Dekontaminasi dan Pembersihan Akhir (Terminal


Cleaning) Di Lingkungan ICU (Intensive Care Unit). Medicinus Vol.4
No.9 halaman: 297-301, Juni 2015 – September 2015.
https://ojs.uph.edu/Index.php/MED/article/download/1189/437 diakses
pada tanggal 04 Juni 2021

Meti Megawati dan Mimma Fatmala. 2017. Gambaran Proses Dekontaminasi


Thermometer dengan Menggunakan Alkohol 70% Serta Metode
Larutan Klorin, Air Sabun dan Air DDT pada Ibu Hamil Trimester III
Di Keluarahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya
Periode Nopember-Desember Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada Volume 17 Nomor 1, halaman: 123-132, Februari 2017.
https://ejurnal.stikes-th.ac.id/index.php/P3M_IKBTH/article/viewFile/198/185

Perry dan POteer (2015) Buku Ajar Keperawatan. Jakatrta : EGC

Ambarwati, Eny Retna, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Nuha Medika

Fitriana, Yuni dan Ari Andriyani. 2019. Keterampilan Dasar Praktik


Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Menyetujui, Pati........................................
Pembimbing Lahan Mahasiswa

Siti Muawwanah, S.ST, M.Keb Wida Ristanti


NIP : NIM. 130322040

Anda mungkin juga menyukai