Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN DASAR


MENGGANTI BALUTAN LUKA PASCA OPERASI USUS BUNTU
DI PUSKESMAS KETAPANG 1

Disusun Oleh :

Desita Purnama Sari : 20.11.401.01.0845


Mila Kusnawati : 20.11.401.01.0851
Nur Astrilia Kejora : 20.11.401.01.0854
Nur Indah Lestari : 20.11.401.01.0855
Yulia Rahmawati : 20.11.401.01.0868

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH KOTIM


TA. 2020/2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIK KEBIDANAN DASAR
MENGGANTI BALUTAN LUKA PASCA OPERASI USUS BUNTU
DI PUSKESMAS KETAPANG 1

Mengetahui,

Pembimbing Akademik ( CT ) Pembimbing Akademik (CT)

(Norwidya Priansiska,SST,M.Keb) (Alwita Susanti,SST)

Pembimbing Klinik (CI)

(Nirmala,SKM)

ii
KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah WT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis masih
diberi kesehatan sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongan Allah SWT tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan kasus sebagai tugas dari kampus dengan judul ’’Mengganti Balutan Luka
Pasca Operasi Usus Buntu’’.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Direktur AKBID Muhammadiyah Kotim Ibu Hardianti Aprina,SST,M.Keb yang telah
mendukung kami untuk melaksanakan PKD di Puskesmas Ketapang1 sehingga kami bisa
membuat laporan kasus ini.
2. Kepala Puskesmas Ketapang 1 Ibu Elmi Mulyani,S.Kep,M.MKes yang telah mengijinkan
kami untuk melaksanakan PKD di Puskesmas Ketapang 1.
3. Bidan koordinator Nirmala,SKM yang telah mengijinkan kami untuk melaksanakan PKD
di Puskesmas Ketapang 1 sekaligus menjadi pembimbing lahan yang telah membimbing
kami dalam pelaksaan PKD.
4. Koordinator pelaksanaan PKD Ibu Puspita Sari Pribadi,S,SiT.,M.Kes dan Ibu Alwita
Susanti,SST.
5. Pembimbing Akademik Ibu Norwidya Priansiska,SST,M.Keb dan Ibu Alwita
Susanti,SST yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kasus ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penyusun. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sangat penyusun harapkan demi perbaikan dimasa yang akan
datang. Semoga laporan kasus ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Waalaikumsalam Wr. Wb

Sampit, Agustus 2021


iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Mengganti Balutan Luka
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Indikasi dan Kontra Indikasi
5. Tanda-Tanda Infeksi
6. Penanganan
7. Langkah kerja
B. Usus Buntu
1. Pengertian
2. Klasifikasi Usus Buntut
C. Nyeri
1. Pengertian
2. Jenis-Jenis Skala Nyeri
D.Jenis-Jenis Luka
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
B. Diagnosa
C. Rencana Tindakan
D. Tindakan Yang Dilakukan
E. Evaluasi
F. Catatan Perkembangan Klien
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mengganti balutan merupakan salah satu tindakan keperawatan dalam perawatan luka,
yang ditujukan untuk menjaga luka tetap bersih dan terhindar dari infeksi, sehingga luka
dapat sembuh dengan cepat.
B. Tujuan Mengganti Balutan Luka

1.Tujuan Umum
Untuk dapat memahami perawatan luka pada usus buntu
2.Tujuan Khusus
a. Mahasiswa di harapkan mampu mengerti tentang mengganti balutan luka
b. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat dari mengganti balutan luka
c. Mahasiswa mampu melakukan penanganan mengganti balutan luka
D. Manfaat Mengganti Balutan Luka
Manfaat mengganti balutan luka adalah untuk mempercepat penyembuhan dan
mencegah infeksi. Sebab, perban yang kotor atau tidak pernah diganti akan
memungkinkan luka menjadi lembab dan memudahkan masuknya bakteri penyebab
infeksi. Adapun manfaat bagi penulis, dapat menambah pengetahuan khususnya dalam
kasus mengganti balutan luka pasca operasi usus buntu. Bagi masyarakat sebagai sumber
informasi dalam meningkatkan derajat kesehatan, khusus nya pengetahuan pasien
tentang apendisitis dan pencegahan nya. Dan bagi institusi kesehatan, penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan evaluasi bagi pengelola
institusi kesehatan dalam menganalisa pengetahuan pasien usus buntu tentang perawatan
luka dan ganti balutan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Mengganti balutan luka


1. Pengertian balutan luka
Balutan luka atau perban adalah salah satu perlengkapan medis pendukung
keperawatan yang bisa digunakan untuk membalut luka. Fungsi perban pun beragam,
tergantung pada jenis luka yang dialami. Perawatan luka adalah suatu teknik aseptik yang
bertjuan membersihkan luka dari debris yang bertujuan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka. Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh,
yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktifitas
sehari-hari. Berdasarkan lapisannya, perban terbagi menjadi tiga macam yaitu,
a). Lapisan primer membantu dalam menghilangkan jaringan mati serta
membersihkan luka.
b). Lapisan primer membantu dalam menghilangkan jaringan mati serta
membersihkan luka.
c). Lapisan sekunder perban berfungsi untuk menyerap materi dari luka, sedangkan
lapisan tersier perban berfungsi untuk menahan lapisan perban lain agar tidak lepas
atau bergerak.

2. Tujuan Mengganti Balutan Luka


a. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengaborsi cairan dan dapat menjaga
kebersihan luka.
Melindungi luka dari kontaminasi
b. Dapat menolong hemostatis (bila menggunakan elastis verband)
c. Membantu menutupi tepi luka secara sempurna
d. Menurunkan pergerakan dan trauma
e. Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan

3. Manfaat Mengganti Balutan Luka


a. Manfaat Perawatan luka adalah dengan menjaga kebersihan dan dapat mencegah
infeksi, memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien.
b. Mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah bertambahnya kerusakan jaringan,
membersihkan luka dari benda asing/kotoran.
c. Memudahkan pengeluaran cairan yang keluar dari luka, mencegah masuknya kuman
dan kotoran ke dalam luka serta mencegah perdarahan maupun munculnya jaringan
parut sekitar luka.

4. Indikasi dan Kontraindikasi


A. Indikasi
1). Pada balutan luka yang sudah kotor
2). Pada penderita yang lukanya akan diperiksa oleh dokter atau akan diberi obat
kompres yang baru.
B. Kontraindikasi
1). Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap, hangat dan lembab sehingga
mikroorganisme dapat hidup.
2). Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan-gesekan pembalut.

6. Tanda-tanda infeksi
A. Perih yang tak kunjung menghilang
Terkadang ada luka-luka kecil yang begitu anda sadari mulai terasa sakitnya,walau
demikian rasa sakit tersebut hanya akan bertahan selama beberapa saat. Namun,jika
luka yang terasa perih tak kunjung menghilang dan bahkan malah makin menyiksa
setelah beberapa jam kemudian , jangan abaikan dan segera cari penanganan karena
bisa jadi nyeri tersebut merupakan tanda luka terinfeksi.
B. Warna kemerahan muncul disekitar luka
Sebenarnya warna kemerahan disekitar luka merupakan sesuatu yang normal.Warna
kemerahan tersebut juga bisa menjadi tanda penyembuhan.Meski demikian,Anda juga
harus waspada Ketika area kemerahan yang ada dikulit malah semakin melebar dengan
cepat.
C. Keluar cairan kehijauan berbau tak sedap dari luka yang terinfeksi
Pada kasus yang lebih parah,biasanya luka juga diikuti oleh munculnya lapisan
berwarna kuning atau kehijauan.Keluarnya lapisan tersebut tidak selalu diartikan
sebagai tanda bahwa luka telah infeksi,ada beberapa perbedaan yang harus diketahui
dari keduanya . Jika lapisan berwarna kuning keputihan ,lapisan tersebut adalah
jaringan granulasi,yaitu jaringan yang terbentuk selama proses penyembuhan luka.
Nantinya jaringan tersebut akan matang dan menggantikan kulit yang lama. Sedangkan
jika lapisan yang keluar berwarna kehijauan dan berbau tidak sedap,berarti lapisan
tersebut merupakan nanah yang merupakan tanda infeksi.
D. Demam, pusing, dan lemas
Tanda luka yang terinfeksi ternyata tidak hanya muncul disekitaran kulit, bahkan
pada beberapa kasus juga bisa diikuti dengan perasaan tak enak badan yang terkadang
disertai demam. Hal tersebut bisa terjadi karena ketika infeksi menyebar, tubuh anda
akan berusaha melakukan perlawanan yang berdampak pada gejala sistemik seperti
demam dan mual. Bila anda m,engalami gejala ini beberapa saat setelah terluka,
sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

7. Penanganan
a. Kompres luka dengan kompres hangat
Kompres luka dengan kain lembut yang telah direndam air hangat. Lakukan setiap 6 jam
sekali, setidaknya selama 30 menit. Mengompres luka bernanah dengan kompres hangat
mampu membantu proses pengeringan luka.
b. Jaga luka tetap dalam kondisi kering
Jagalah kondisi luka agara tetap kering. Anda mungkin perlu menutupi luka dengan
perban bersih saat mandi agar luka tidak basah. Anda juga bisa mengganti perban lebih
sering hingga nanah dan bakteri didalamnya tidak menumpuk.
c. Oleskan salep anti biotik
Untuk membantu proses penyembuhan luka bernanah anda dapat mengoleskan salep anti
biotik yang dijual diapotek secara bebas. Gunakan sesuai petunjuk yang terdapat pada
kemasan.
d. Jangan mengeluarkan nanah secara paksa
Mengeluarkan annah secara paksa tanpa aturan yang benar hanya akan membuat luka
menjadi semakin parah dan dalam. Jadi hindari memencet luka.

7. CARA KERJA
Persiapan alat :
a. Peralatan steril dalam tempatnya :
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurgis
3. Gunting bedah atau jaringan
4. Kassa keriing steril dalam kom tertutup secukupnya
5. Kassa desinfektan dalam kom tertutup
6. Sarung tangan 1 pasang
7. Korentang

b. Peralatan tidak steril


1. Gunting verban
2. Plester
3. Pengalas
4. Kom kecil
5. Nierbeken 2 buah
6. Kapas alcohol
7. Sabun cair antiseptic
8. Cairan NaCl 9%
9. Cairan antiseptic
10. Sarung tangan 1 pasang
11. Masker
12. Air hangat (bila diperlukan)
13. Tempat sampah

Persiapan pasien :
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat kearah pasien
3. Pasang sampiran
4. Mencuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7. Letakkan pengalas dibawah area luka
8. Letakkan nierbeken didekat pasien
9. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunakan
pinset anatomi buang balutan bekas kedalam nierbeken. Jika menggunakan plester
lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya,
setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. (bila masih
terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton atau bensin).
10. Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat balutan
dengan perlahan.
11. Letakkan balutan kotor ke nierbeken lalu buang ke kantong plastik, hindari
kontaminasi dengan permukaan luar wadah.
12. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
13. Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka
dengan memperhatikan tehnik aseptic
14. Buka sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
15. Membersihkan luka dengan sabun antiseptic atau NaCl 9%
16. Memberikan obat atau antibiotic pada area luka (sesuaikan dengan terapi)
17. Menutup luka dengan cara :
a. Balutan Kering
1). Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi dan
bagian sekeliling kulit.
2). Lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyerap
3). Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
b. Balutan Basah-Kering
1). Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi cairan steril atau anti
mikkrobial untuk menutupi area luka
2). Lapisan kedua kassa steril yang lembab yang sifatnya menyerap
3). Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
c. Balutan Basah-Basah
1). Lapisan pertama kassa steril yang telah dilembabkan dengan cairan
fisiologik untuk menutupi area luka
2). Lapisan kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
3). Lapisan ketiga (lapisan paling luar) kasssa steril yang sudah dilembabkan
dengan cairan fisiologik.
18. Plester dengan rapi
19. Buka sarung tangan dan masukkan kedalam nierbeken
20. Lepaskan masker
21. Atur dan rapiukan posisi pasien
22. Buka sampiran
23. Evaluasi keadaan umum pasien
24. Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih, kering dan
rapi
25. Mencuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan

A. USUS BUNTU
1. Pengertian
Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus.Usus buntu merupakan
organ berbentuk kantong kecil dan tipis, berukuran sepanjang 5-10 cm yang terhubung pada
usus besar. Saat menderita radang usus buntu, penderita dapat merasa nyeri di perut kanan
bagian bawah. Jika dibiarkan, infeksi dapat menjadi serius dan menyebabkan usus buntu
pecah, sehingga menimbukan keluhan rasa nyeri hebat hingga membahayakan nyawa
penderitanya. Radang usus buntu dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering pada
usia 10 sampai 30 tahun. Selain pada orang dewasa, usus buntu pada anak juga bisa terjadi.
Penyakit usus buntu bisa disebabkan sumbatan pada usus buntu, baik sebagian atau total.
Hambatan usus buntu yang menyeluruh merupakan kondisi darurat dan perlu segera
ditangani dengan tindakan operasi.

2. Klasifikasi Apendisitis (Usus Buntu)


Klasifikasi Apendisitis terbagi menjadi dua yaitu, Apendisitis Akut danAapendisitis Kronik
a. Apendisitis Akut (mendadak)
Sering muncul dengan gejala khas yaitu radang mendadak, diserta maupun tidak disertai
rangsang peritonieum lokal. Gajala Apendisitis Akut yaitu nyeri samar-samar dan tumpul
yang merupakan nyeri viseral didaerah epigastrium disekitar Umbilikus. Keluhan ini
sering disertai mual, kadang muntah dan umumnya nafsu makan menurun. Dalam
beberapa jam nyeri akan berpindah Ketitik mcBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam
dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat.

b. Apendisitis Kronik
Apendisitis Kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya : riwayat nyeri perut
kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan
mikroskopik . Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding
apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks , adanya jaringan parut dan ulkus
lama dimukosa , dan adanya Sel inflamasi kronik.

. NYERI
1. Pengertian
Nyeri dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang sukar dipahami dan fenomena yang
kompleks meskipun universal, tetapi masih merupakan misteri. Nyeri adalah salah satu
mekanisme pertahanan tubuh manusia yang menunjukkan adanya pengalaman masalah.
Nyeri merupakan keyakinan individu dan bagaimana respon individu tersebut terhadap sakit
yang dialaminya (Taylor, 2011).
2.Jenis-jenis Skala Nyeri
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah rasa nyeri normal yang memperingatkan bahwa anda telah terluka.
Misalnya saat anda terkena luka bakar.Nyeri akut biasanya dating secara tiba-tiba atau
mendadak, dan berlangsung dalam waktu yang relative singkat.
b.Nyeri kronis
Nyeri kronis didefinisikan sebagai keluhan nyeri yang berlangsung selama lebih dari 3-6
bulan, bahkan bisa bertahun-tahun setelah mengalami cedera atau gangguan tertentu.
Kondisi ini umumnya memerlukan perawatan medis lebih lanjut.
3. Jenis-jenis Luka
Berikut ini adalah jenis-jenis luka yang umum ditemui, berikut penjelasannya:
a. Luka koyak atau avulsi
Avulsi adalah robeknya sebagian atau seluruh kulit dan jaringan di bawahnya. Luka
robek ini bisa terjadi karena tembakan, ledakan, kecelakaan berat, atau perkelahian.
Darah yang keluar akibat luka jenis ini biasanya cepat dan banyak, sehingga perlu
penanganan medis segera, misalnya penjahitan.
b. Luka tusuk
Luka tusuk disebabkan oleh benda tajam dan panjang, seperti pisau, jarum, atau paku.
Meski umumnya tidak menyebabkan darah banyak keluar, luka jenis ini dapat
menembus kulit hingga melukai organ dalam.
c. Luka robek atau laserasi
Luka robek bisa berupa luka gores ringan, bisa juga berupa luka yang dalam dengan
bentuk tidak teratur. Luka ini sering ditemukan pada kecelakaan saat berkendara atau
kerja, misalnya akibat mesin. Kedaruratan penanganan luka ini, tergantung kepada
berat-ringannya perdarahan dan bagian tubuh yang terkena.
d. Luka sayat atau insisi
Benda yang pipih dan tajam, seperti silet, pecahan kaca, pisau, atau bahkan kertas.
Selain itu, luka sayat juga bisa disebakan oleh prosedur pembedahan. Sama seperti luka
robek, kedaruratan penanganan luka ini tergantung kepada kondisi perdarahan dan
lokasi luka.
e. Luka baret atau abrasi
Abrasi terjadi ketika kulit bergesekan atau menggores permukaan kasar atau keras,
misalnya jalanan beraspal atau semen. Meski tidak menimbulkan banyak perdarahan,
luka jenis ini perlu dibersihkan dengan baik untuk menghindari infeksi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
Tindakan praktik kebidanan dasar pada An. A dengan tindakan mengganti balutan luka Di
ruang Tindakan.
1. Data Subjektif
Nama : An. A
Umur : 9 Tahun
Alamat : Jl. Iskandar XXI No. 38
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Keluhan : Saat ditekan terasa nyeri pada area jahitan, luka jahitan basah
dan terdapat nanah
2. Data Objektif
a). Hasil Pemeriksaan
Tanda – tanda Vital :
Tekanan darah :-
Nadi : 85 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,8°c
3. Diagnosa: Post Op. Laparotomi terdapat luka jahitan pasca operasi usus buntu dengan
skala nyeri 2.
4. Rencana Tindakan : Perawatan luka (Mengganti Balutan Luka)
5. Tindakan yang dilakukan : Mengganti Balutan Luka

B. Langkah Kerja Mengganti Balutan Luka


1. Persiapan Alat
Peralatan steril dalam tempatnya :
a. Pinset anatomi
b. Pinset chirurgis
c. Gunting bedah atau jaringan
d. Kassa kering steril dalam kom tertutup secukupnya
e. Kassa desinfektan dalam kom tertutup
f. Sarung tangan 1 pasang
g. Korentang

Peralatan tidak steril :


a. Gunting verban
b. Plester
c. Pengalas
d. Kom kecil
e. Nierbeken 2 buah
f. Kapas alcohol
g. Sabun cair antiseptic
h. Cairan NaCl 9%
i. Cairan antiseptic
j. Sarung tangan 1 pasang
k. Masker
l. Air hangat (bila diperlukan)
m. Tempat sampah

Persiapan pasien
a. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Dekatkan alat-alat kearah pasien
c. Pasang sampiran
d. Mencuci tangan
e. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
f. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
g. Letakkan pengalas dibawah area luka
h. Letakkan nierbeken didekat pasien
i. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunakan
pinset anatomi buang balutan bekas kedalam nierbeken. Jika menggunakan plester
lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya,
setelah itu Tarik secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. (bila
masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton atau bensin).
j. Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat balutan
dengan perlahan.
k. Letakkan balutan kotor ke nierbeken lalu buang ke kantong plastik, hindari
kontaminasi dengan permukaan luar wadah.
l. Kaji lokasi tipe jumlah jahitan atau bau dari luka
m. Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka
dengan memperhatikan tehnik aseptic
n. Buka sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
o. Membersihkan luka dengan sabun antiseptic atau NaCl 9%
p. Memberikan obat atau antibiotic pada area luka (sesuaikan dengan terapi)

C. Evaluasi : Sudah dilakukan ganti balutan, Setelah mengganti balutan luka pada
Ny.”W” maka pasien merasa nyaman.

“ Catatan Perkembangan Klien”

No Tanggal/Jam Dx Tindakan Evaluasi


1 19-08-2021 Pasien Memantau Setelah selesai
mengatakan keadaan umum mengganti
09.22 WIB
ingin kontrol pasien, balutan luka
luka pasca melakukan pasien menjadi
operasi usus pemeriksaan lebih nyaman.
buntu dan TTV, dan Keadaan luka
mengganti menjelaskan telah bersih dan
balutan luka. kepada pasien bebas dari
dan keluarga benda asing.
pasien untuk
menjaga
kebersihan luka
dengan rutin
mengganti
balutan luka
1xsehari.
BAB IV
PEMBAHASAN

Mengganti balutan luka dalam praktik lahan ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan praktik diruang tindakan An. A umur 9 tahun dengan diagnose : Post Op. Laparotomi.
Mengganti balutan luka secara teori yaitu menjelaskan tindakan dan prosedur yang akan
dilakukan, menyiapkan alat secara ergonomis, mencuci tangan, selanjutnya membawa alat-
alat kedekat pasien dan memberitahu pasien tindakan akan segera dilakukan, selanjutnya
mengatur posisi menyiapkan plester, memasang perlak diarea luka dan memasang sarung
tangan, selanjutnya membuka balutan mulai dari melepas plester dengan kapas alcohol lalu
melepas perban dan kassa penutup luka dengan perlahan sambil memperhatikan perlekatan
pembalut dengan kulit kemudian buang ditempat sampah medis serta memperhatikan
keadaan luka dari tanda-tanda infeksi dan menyiapkan cairan desinfektan dan kassa
secukupnya dalam kom steril kemudian peras kassa menggunakan pinset chirurgis dan
bersihkan luka dengan usapan satu arah dan mengulangi usapan luka satu arah sambal
melakukan penekanan untuk mengontrol adanya pengeluaran pus atau tidak. Selanjutnya
mengeringkan luka dan olesi dengan obat (bila diperlukan) dan ditutup menggunakan kassa
steril dengan menggunakan pinset steril, setelah luka diobati ditutup dengan kassa steril dan
diplester atau dibalut. Catat hasil observasi dan respon pasien lalu rapikan pasien dan alat
serta mencuci tangan. (Juliana, 2017)
Mengganti balutan dilahan yaitu menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya menggatur posisi pasien senyaman mungkin dengan posisi berbaring terlentang,
lalu mendekatkan alat dan bengkok kearah pasien. Lalu mencuci tangan, membuka bak
instrument dan memakai sarung tangan. Kemudian membuka plester dan kassa menggunakan
tangan dengan cairan NaCl 9%. Lalu mengkaji luka apakah luka merah, bengkak, tanpa pus.
Selanjutnya membersihkan luka dengan cairan NaCl 9% menggunakan kassa steril dan tidak
melukan penekanan pada area luka, karena kondisi luka basah, lembek dan bernanah.
Mengeringkan luka dan menutup luka dengan kassa steril serta memasang plester. Lalu
merapikan pasien, lingkungan dan membersihkan peralatan dan mencuci tangan dengan
sabun dibawah air mengalir dan mengeringkan nya dengan handuk bersih.
Adapun sedikit kesenjangan antara teori dan praktik adalah sebagai berikut:
a. Mengganti balutan luka secara teori dan lahan tidak jauh berbeda, akan tetapi dalam
perawatan luka dalam teori tindakan nya menggunakan pinset baik dalam penilaian
luka (seperti menilai bengkak pada area luka, menilai apakah ada pus pada area luka)
b. Sedangkan mengganti balutan luka yang ada dilahan pada saat praktik tidak dilakukan
nya penekan pada area luka dikarena kan luka masih dalam keadaan basah, lembek,
dan bernanah dan pada saat melepaskan plester langsung menggunakan tangan tanpa
menggunakan pinset anatomi.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan terhadap kasus An. A dengan tindakan ganti
balutan di Ruang Tindakan Puskesmas Ketapang 1 pada tanggal 19 Agustus 2021 didapati
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian diagnosa pada An. A pasca operasi usus buntu yaitu sesuai dengan hasil
pengkajian secara subyektif dan obyektif maka dengan demikian ditegakkan diagnosa
post operasi laparotomi.
2. Mahasiswa sudah faham dan mengerti cara mengganti balutan luka
3. Menggunakan handscoon yang di gunakan per pasien
4. Melepas balutan luka menggunakan pinset untuk menghindari luka terkontaminasi
atau mencegah terjadinya infeksi silang.
Manfaat mengganti balutan
Mencegah infeksi masuknya mikroorganisme kedalam kulit dan membran mukosa untuk
mencegah bertambahnya kerusakan jaringan, dan mempercepat penyembuhan membersihkan
luka dari benda asing atau debris, drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat.
Mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah bertambahnya kerusakan jaringan,
membersihkan luka dari benda asing/kotoran. Memudahkan pengeluaran cairan yang keluar
dari luka, mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka serta mencegah perdarahan
maupun munculnya jaringan parut sekitar luka. Sedangkan manfaat bagi masyarakatyaitu
mendapatkan informasi dalam pengetahuan tentang kesehatan, bagi tenaga kesehatan dapat
meningkatkan standar asuhan serta wawasan terhadap perawatan luka, Institusi kesehatan
mendapatkan bahan untuk masukan serta evaluasi dalam menganalisa pengetahuan tentang
perawatan luka.

B. Saran
Sebaiknya dalam perawatan luka dan mengganti balutan dilakukan dengan cara yang
benar sesuai dengan prosedur. Peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa di
pertanggung jawabkan agar luka tidak bertambah parah dan cepat disembuhkan, pasien dan
keluarga pasien diharapkan mampu mengenali atau mengetahui bagaimana tanda gejala
infeksi dan mampu tertib dalam perawatan luka dan konsumsi terapi yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.

Daftar Pustaka
BAB III PENUTUP

Kusyati, eni dkk. 2012. Keterampilan dan prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar Ed. 2.
Jakarta : EGC Poerwantoro D.P. (2013). Dasar-dasar Perawatan Luka Modern & Pemilihan
dressing untuk berbagai jenis luka. Jakarta : Pancar Gradia
Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A. Aziz Alimul . 2015. Keterampilan dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika
Rhia, 28 april 2012, Tindakan keperawatan luka ganti balutan, 19 agustus 2019
Khansa, 2012, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai