Anda di halaman 1dari 11

MELAKUKAN ASUHAN PADA

KLIEN YANG MENGHADAPI


KEHILANGAN DAN KEMATIAN

ARGITA PUTRI S ( P00324015002)


FIRDA MIRANTIKA I. H (P00324015006)
NILUH LITTA W (P00324015021)
IFTITAH (P00324015009)
SRI PIPI ARMA (P00324015034)

MELAKUKAN ASUHAN PADA


KLIEN YANG MENGHADAPI
KEHILANGAN DAN KEMATIAN
1. MENDAMPINGI PASIEN KRITIS
2. PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF
3. MENDAMPINGI PASIEN YANG
KEHILANGAN

KEHILANGAN
Kehilangan adalah
suatu keadaan
individu yang
berpisah dengan
sesuatu yang
sebelumnya ada,
kemudian menjadi
tidak ada, baik
terjadi sebagian atau
keseluruhan

Faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi
kehilangan, tergantung:
1. Arti dari kehilangan
2. Sosial budaya
3. kepercayaan /
spiritual
4. Peran seks
5. Status social ekonomi
6. kondisi fisik dan
psikologi individu

Fase-fase kehilangan
-Fase denial
-Fase anger / marah
-Fase bergaining / tawar- menawar.
-Fase depresi
-Fase acceptance
Denial
Depresi

Anger
Bergaining
Acceptance

KEMATIAN

Perubahan Tubuh Setelah


Kematian

Kematian merupakan
peristiwa alamiah yang
dihadapi oleh manusia.
Pemahaman akan kematian
mempengaruhi sikap dan
tingkah laku seseorang
terhadap kematian. Selain
pengalaman, pemahaman
konsep kematian juga
dipengaruhi oleh
perkembangan kognitif dan
lingkungan sosial budaya.

1. Rigor mortis(kaku) dapat menjadi terjasi


sekitar 2-4jam setelah kematian,
karena adanya kekurangan ATP
(Adenosin Trypospat) yang tidak dapat
disintesa akibat kurangnya glikogen
dalam tubuh. proses rigor mortis
dimulai dari organ-organ involuntery,
kemudian menjalar pada leher,kepala,
tubuh dan bagian ekstreminas, akan
berakhir kurang lebih 96 jam setalah
kematian.
2. Algor morthis (dingin), suhu tubuh
perlahan-lahan turun 1 derajat celcius
setiap jam sampai mencapai suhu
ruangan.

3. Post mortem decompotion, yaitu


menjadi livor mortis (biru kehitaman)
pada daerah yang tertekan serta
melunaknya jaringan yang dapat
menimbulkan banyak bakteri. ini
desebabkan karna sistem sirkulasi
hilang,darah/sel-sel darah merah telah
rusak dan terjandinya pelepasan HB.

1. Mendampingi pasien
yang kritis

1. Pengertian Pasien Kritis


Pasien krisis merupakan perubahan
dalm proses yang mengindikasikan
hasilnya sembuh atau meninggal,
dengan disfungsi atau gagal pada
satu atau lebih sistem tubuh,
tergantung pada penggunaan
peralatan monitoring dan terapi.
2. Persiapan Alat
a. Disediakan tempat tersendiri
b. Alat-alat pemberian O2
c. Alat resusitasi
d. Alat pemeriksaan vital
e. Pinset
f. Kassa,air matang, kom/gelas
untuk
membasahi bibir
g. Alat tulis

3. Tindakan-Tindakan Mendampingi Pasien


Kritis
a. Memberitahu pada keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Memisahkan pasien dengan pasien yang lain.
c. Mengijinkan keluarga untuk
mendampingi,pasien tidak boleh di tinggalkan
sendiri.
d. Membersihkan pasien dari keringat.
e. Mengusahaka lingkungan tenang, berbicara
dengan suara yang lembut dan penuh perhatian,
serta tidak tertawa-tawa atau bergurau disekitar
pasien.
f. Membasahi bibir pasien dengan kasa lembab,
bila tampak kering gunakan pinset.
g. Membantu melayani dalam upacara
keagamaan.
h. Mengobservasi tanda-tanda kehidupan (vital
sign) terus menerus
j. Mencuci tangan.
k. Melakukan dokumentasi tindakan.

2. PRINSIP DASAR PERAWATAN PALIATIF


1. Pengertian Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif adalah
perawatan kesehatan terpadu yang
bersifat aktif dan menyeluruh,
dengan pendekatan multidisiplin
yang terintegrasi. Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya,
meningkatkan kualitas hidupnya,
juga memberikan support kepada
keluarganya. Meski pada akhirnya
pasien meninggal, yang terpenting
sebelum meninggal dia sudah siap
secara psikologis dan spiritual,
serta tidak stres menghadapi
penyakit yang dideritanya.
Jadi, tujuan utama perawatan
paliatif bukan untuk
menyembuhkan penyakit. Dan
yang ditangani bukan hanya
penderita, tetapi juga keluarganya.

2. Prinsip - Prinsip Perawatan Paliatif


prinsip-prinsip perawatan paliatif
adalah sebagai berikut:
a. Menghargai setiap kehidupan.
b.
Menganggap kematian sebagai
proses yang normal.
c. Tidak mempercepat atau menunda
kematian.
d. Menghargai keinginan pasien dalam
mengambil keputusan.
e.
Menghilangkan nyeri dan keluhan
lain yang menganggu.
f. Mengintegrasikan aspek psikologis,
sosial, dan spiritual dalam perawatan
pasien dan keluarga.
g. Menghindari tindakan medis yang siasia.
h.Memberikan dukungan yang diperlukan
agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat.
i.
Memberikan dukungan kepada
keluarga dalam masa duka cita.

3. Karakteristik perawatan paliatif


Beberapa karakteristik perawat paliatif
adalah:
Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang
mengganggu.
Menghargai kehidupan dan menyambut kematian
sebagai proses yang normal.
Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual
dalam perawatan pasien.
Membantu keluarga pasien menghadapi situasi
selama masa sakit dan setelah kematian.

c. Memberikan
jawaban
yang jujur
3. Mendampingi pasien
yang
kehilangan
terhadap pertanyaan pasien tentang
Tindakan seorang Bidan pada pasien
Kehilangan, dengan fase-fase kehilangan :
1.Tindakan pasien pada pasien dengan
Tahap Pengingkaran:
a. Memberikan kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan perasaannya
dengan cara:

Mendorong pasien untuk


mengungkapkan perasaan
berdukanya.

Meningkatkan kesabaran pasien,


secara bertahap, tentang kenyataan
dan kehilangan apabila sudah siap
secara emosional.
b.Menunjukan sikap menerima dengan
ikhlas kemudian
mendorong pasien untuk berbagi rasa
dengan cara:

Mendengarkan dengan penuh


perhatian dan minat mengenai apa
yang dikatakan oleh pasien tanpa
menghukum atau menghakimi

Menjelaskan kepada pasien bahwa


sikapnya dapat timbul pada siapapun
yang mengalami kehilangan.

sakit, pengobatan dan kematian


dengan cara :
Menjawab pertanyaan pasien dengan
bahasa yang mudah dimengerti, jelas,
dan tidak berbelit-belit.
Mengamati dengan cermat respons
pasien selama berbicara.

2.Tindakan pada pasien dengan tahap


kemarahan
Mengizinkan dan mendorong pasien
untuk
mengungkapkan rasa marahnya
secara verbal
tanpa melawannya kembali
dengankemarahanya.
a.Menjelaskan kepada keluarga pasien
bahwa
sebenarnya kemarahan pasien tidak di
tunjukan
kepada merka.
b.Memberikan kesempatan atau
mengizinkan ppasien untuk menangis
c.Mendorong pasien untuk
menyampaikan rasa

3. Tindakan pada pasien dengan tahap tawar


menawarMembantu pasien dalam
mengungkapkan
rasa bersalah dan takut dengan cara :

Mendengarkan ungkapan yang


dinyatakan pasien dengan penuh
perhatian.

Mendorong pasien untuk membicarakan


atau rasa bersalahnya

Membahas bersama pasien mengenai


penyebab rasa Bersalah atau rasa takut.
4.Tindakan pada Pasien dengan Tahap
Depresi
a. Membuat pasien mengidentifikasi rasa
bersalahnyadan takut dengan cara :
. Mengamati perilaku pasien dan bersamasama dengan pasien membahas tentang
perasaannya
. Mencegah tindakan bunuh diri

b.Membantu pasien mengurangi rasa bersalah


dengan
cara :

Menghargai perasaan pasien

Membantu pasien menemukan dukungan


yang positif dengan mengkaitkan dengan
kenyataan
c.Memberi kesempatan kepada pasien untuk
melampiaskan dan mengungkapkan
perasaannya
d.Bersama pasien membahas pikiran yang
timbul
5.Tindakan kepada pasien dengan tahap
penerimaan
Membantu pasien ,menerima kehilangan
yang tidak
bisa dijelakan dengan cara :
a.Membantu keluarga mengunjungi pasien
secara
teratur.
b.Membatu keluarga berbagai rasa
c.Membahas rencana setelah masa berkabung
terlewati
d.Memberi informasi akurat tentang kebutuhan
pasien
dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai