Anda di halaman 1dari 9

KONSEP TOLERANSI

DAN KEBEBASAN BERAGAMA

Abu Bakar
UIN Sultan Syarif Kasim Riau
jambuair58@gmail.com

Abstrak
Toleransi merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang mengikuti aturan, di mana
seseorang dapat menghargai, menghormati terhadap perilaku orang lain. Istilah Toleransi
dalam konteks sosial budaya dan agama berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya
diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu masyarakat. Islam
sebuah agama yang mengajarkan kepada umat manusia untuk selalu menghormati serta
toleransi terhadap sesama dan menjaga kesucian serta kebenaran ajaran Islam. Dengan ini,
fakta telah membuktikan bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan hidup toleransi
terhadap semua agama. Dalam keadaan apapun dan kapan saja, Islam sebagai agama
Rahmatal Lil’alamin senantiasa menghargai dan menghormati perbedaan, baik perbedaan
suku, bangsa, dan keyakinan. Hal sangat ini jelas, bahwa Islam selalu memberikan kebebasan
berbicara dan toleransi terhadap semua pemeluk agama dan berkeyakinan serta rasa hormat
bagi umat manusia, tampa membeda-bedakan satu sama lain.

Kata kunci: Toleransi, Agama dan kebebasan

A. Pendahuluan beragama, di mana kelompok agama


Istilah toleransi berasal dari Bahasa yang mayoritas dalam suatu masyarakat,
Latin, “tolerare” yang berarti sabar memberikan tempat bagi kelompok
terhadap sesuatu. Jadi toleransi agama lain untuk hidup di lingkungannya.
merupakan suatu sikap atau perilaku Namun demikian, kata toleransi masih
manusia yang mengikuti aturan, di mana kontroversi dan mendapat kritik dari
seseorang dapat menghargai, berbagai kalangan, mengenai prinsip-
menghormati terhadap perilaku orang prinsip toleransi, baik dari kaum liberal
lain. Istilah toleransi dalam konteks sosial maupun konser vatif. Akan tetapi,
budaya dan agama berarti sikap dan toleransi antarumat beragama
perbuatan yang melarang adanya merupakan suatu sikap ntuk
diskriminasi terhadap kelompok atau menghormati dan menghargai
golongan yang berbeda dalam suatu kelompok-kelompok agama lain. Konsep
masyarakat, seperti toleransi dalam ini tidak bertentangan dengan Islam.

123|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Abu Bakar: Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama

Islam sebagai agama rahmatallil ‘alamin miskin dan negara berkembang. Satu hal
menjunjung ting gi konsep saling yang harus menjadi kajian bagi umat
menghargai dan menghormati antar Islam, adalah standar ganda yang mereka
sesama. terapkan di beberapa negara miskin dan
Toleransi dan kebebasan beragama negara-negara berkembang. Di saat
merupakan topik yang menarik untuk terjadi kerjasama antara negara-negara
dibahas, namun ketika dihadapkan pada berkembang, termasuk juga negara-
situasi dan kondisi pada hari ini, di mana negara Islam, seolah-olah sebagai dewa
Islam dihadapkan pada banyak kritikan, penolong, namun pada sisi lain mereka
yang dipublikasikan oleh orang-orang harus tunduk dengan aturan-aturan yang
yang tidak senang dengan Islam, seperti mereka buat. Kenyataan ini menyebabkan
ucapan Islam adalah agama intoleran, terjadinya reaksi keras yang dilakukan
diskriminatif dan ekstrem. Islam dipandang oleh sebagian umat Islam yang berpaham
sebagai agama yang tidak mau keras dan radikal. Perlu diketahui bahwa
memberikan kebebasan beragama, perlawanan semacam ini bukanlah cara-
kebebasan berpendapat. Sebaliknya, cara yang Islami dan bertentangan dengan
Islam sarat dengan kekerasan atas nama ajaran Islam tentunya. Namun, kenyataan
agama sehingga jauh dari perdamaian, tersebut tidak dapat dielakkan, sebagian
kasih sayang, dan persatuan umat Islam merasa tertantang dengan
(artikelislam.blogspot.co.id). tindakan dan perilaku negara-negera adi
Pandangan seperti ini tidak dapat daya yang sewenang-wenang terhadap
dielakkan, karena telah ada sejak lama. negara miskin dan berkembang termasuk
Kesalahan dalam membuat kesimpulan di dalamnya negara-negara Islam.
dari para pengkritik Islam, karena mulai Umat Islam har us mampu
terbentuk berdasarkan pada kenyataan di mengembalikan hakikat toleransi dalam
lapangan yang dilakukan oleh sebagian kacamata Islam. Sebab, istilah toleransi ini
kecil umat Islam yang melakukan pada dasarnya tidak terdapat dalam Islam,
tindakan yang mengatasnamakan jihad akan tetapi termasuk istilah modern yang
Islam. Di kalangan umat Islam ada lahir dari Barat sebagai respons dari
kelompok yang berpikiran radikal dan sejarah yang meliputi kondisi politis,
sempit, memberi makna jihad sebagai sosial, dan budaya yang khas dengan
perang. Pemahaman yang salah dan keliru berbagai penyelewengan dan penindasan.
tersebut dikarenakan keterbatasan Oleh karena itu, sulit untuk mendapatkan
pengetahuan mereka tentang makna jihad padanan katanya secara tepat dalam
dalam Islam. Namun demikian, perilaku bahasa Arab yang menunjukkan arti
semacam ini mungkin ada kaitannya toleransi dalam bahasa Inggris. Hanya
dengan kesewenang-wenangan negara- saja, beberapa kalangan Islam mulai
negara adi daya terhadap negara-negara membincangkan topik ini dengan

124|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Abu Bakar: Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama

menggunakan istilah “tasamuh”. Dalam tentang pentingnya memelihara persatuan


kamus Inggris-Arab, kata “tasamuh” ini dan kerukunan, baik intern maupun
diartikan dengan “tolerance”. Padahal jika ektern umat beragama. Islam juga
kita merujuk kamus bahasa Inggris, akan mengajarkan kepada umatnya untuk
kita dapatkan makna asli “tolerance” adalah selalu toleransi sesama umat seagama
“to endure without protest” (menahan perasaan dan antarumat beragama, serta saling
tanpa protes) (www.facebook.com/ mencintai dan menyayangi antar sesama
Salimah). pemeluk agama. Selanjutnya, Islam juga
Sesungguhnya Islam hadir sebagai menanamkan nilai-nilai kesabaran dan
rahmat lil’alamin bagi alam semesta. kebebasan berpendapat.
Menjadi rahmat dalam artian, bahwa Islam sendiri pada hakikatnya tidak
kehadiran Islam mendatangkan membeda-bedakan penghor matan
kedamaian dan menghindarkan berbagai terhadap setiap orang dari segi
macam konflik, baik konflik vertikal kemanusiaannya. Apapun agama yang
maupun horizontal. Dalam Islam, dianutnya, perlakuan dan penghormatan
pemahaman yang benar mengarah pada yang diberikan tetaplah sama selama mereka
kebaikan dan selalu moderat. Ada tidak memerangi Islam (Abdul Wahab,
beberapa kalangan melakukan tindakan https://situswahab.wordpress.com). Dalam
atas nama Islam sehingga menimbulkan sebuah hadits disebutkan:
konflik horizontal tidak serta-merta
Ê È ºLJ°Àċ ʤ
dapat dijadikan alasan untuk Ì ǂċº ǷÈ ǶǴººLJÂǾººȈǴǟƅ¦ȄǴººǏǾººċǴdz¦¾Ȃº
© ÉÈ
menyalahkan Islam. Biasanya tindakan Ê Ê ÊÊ
seperti itu terjadi karena pemahaman ¾Ƣº Ď ®Ȃºº ȀÉ ÈºȇÉǾººċǻʤDzºÈ º ȈǬÈǧ¿Ƣº
È º ǬÈ ºÈǧÃ È º ǬÈ ºÈǧÆ̈±ƢºÈ º ÈǼƳÈ Ǿº º ƥ
oknum tersebut yang keliru tentang ajaran ƢLjÅ ǨÌ Èºǻ ƪÌ LjÈ ȈÌÈdzÈ¢
Islam atau karena faktor emosional,
misalnya akibat kejahatan-kejahatan non- Artinya: “Sesungguhnya ada jenazah yang
Muslim yang dilakukan di negara-negara lewat di hadapan Rasulullah, kemudian
Muslim, seperti yang terjadi di Timur Dia berdiri menghormatinya. Kemudian,
Tengah. dikatakan padanya: Sesungguhnya jenazah
Islam sebagai sebuah agama itu adalah orang Yahudi”. Rasul menjawab:
mengajarkan kepada umat manusia untuk Bukankah dia juga manusia”.
selalu menghormati serta toleransi
terhadap sesama dan menjaga kesucian Di sini dapat dipahami bahwa Islam
serta kebenaran ajaran Islam. Dengan ini, merupakan agama yang membawa
fakta telah membuktikan bahwa Islam kedamaian. Artinya, orang-orang selalu
merupakan agama yang mengajarkan berpegang dengan ajaran Islam akan
hidup toleransi terhadap semua agama. memperoleh kedamaian, demikian juga
Islam mengajarkan kepada umatnya agama lain yang hidup berdampingan

125|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Abu Bakar: Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama

dengan Islam akan memperoleh intern maupun antarumat beragama. Hal


kedamaian. Sebagai pemeluk agama harus itu menjadi salah satu risalah yang penting
tunduk, patuh, dan menyerahkan diri dalam sistem teologi Islam. Sesungguhnya
dalam ketataatan, untuk menciptakan Allah telah mengingatkan akan keragaman
kerukunan dan perdamaian dalam manusia, baik dari sisi agama, suku, warna
persaudaraan sesama umat manusia. kulit, adat-istiadat, dan lain sebagainya.
Kemudian toleransi dalam makna yang Toleransi baik intern maupun ektern umat
lain adalah menciptakan hidup bersama beragama harus dipahami sebagai bentuk
yang harmonis, sesuai dengan konsep pengakuan seorang pemeluk agama akan
aqidah dan syari’at Islam. adanya agama-agama lain selain
Islam agama yang terbuka, oleh karena agamanya, dengan segala bentuk sistem,
itu sikap toleransi dan mau mengakui dan tata cara peribadatannya dan
adanya berbagai macam perbedaan memberikan kebebasan untuk
ditanamkan kepada umat Islam dan menjalankan keyakinan agama masing-
sebagai landasan pemikiran ini adalah masing. Allah yang diyakini umat Islam,
firman Allah dalam QS. al-Hujurat ayat 13: tidak sama dengan keyakinan para
penganut agama lain. Demikian juga
³V?5Ê TX  m[Vl C°K% Å›R<Ù Q \\ 5¯  ȉ= SM{iU
‘›Wc dengan tata cara ibadahnya. Islam
melarang untuk mencela sesembahan
‰D¯   ßSÉÙXq\ÈW*° #®ŒWVXT >SÄÈʼn ×1Å›R<Ú \È\BXT dalam agama manapun. Oleh sebab itu,
istilah tasamuh atau toleransi dalam Islam
¸nm¯\\ Ï/̯ Wà ‹ ‰D¯   ×1ÅV Ù"U   \i<°Ã ×ÅW%WmÓU bukan sesuatu yang baru, tetapi telah
dipraktikkan dalam kehidupan umat
 §ª¬¨ Islam, sejak agama ini lahir.

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Landasan Hidup Toleransi dalam


kami menciptakan kamu dari seorang laki- Islam
laki dan seorang perempuan dan Adapun yang menjadi landasan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan toleransi dalam Islam adalah hadis nabi yang
bersuku-suku supaya kamu saling kenal- menegaskan prinsip yang menyatakan,
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling bahwa Islam adalah agama yang lurus serta
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah toleran. Kemudian Allah dalam firmannya
orang yang paling taqwa di antara kamu. juga memberikan patokan toleransi dalam
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi sebagaimana ayat berikut:
Maha Mengenal”.
©ÛÏ°Fi r¯Û ×1ÅSÉ °*›V Äc ×1V WÛÏ°Š ¨CWà Œ ÃÅ\IØ<Wc €Y
Islam sebagai agama yang menjunjung
tinggi sikap kebersamaan dan toleransi ßSż¦Ù É"XT Ô2ÉFTvn\V" DU  ×1Å­m›Wc°j C°K% ÅSÄB­mÙcÅf Ô2VXT

126|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Abu Bakar: Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama

baik dan bersahabat dengan orang-orang


\-5¯    §±¨ WÛÜ°¼¦Ù À-Ù p °VÅf ‹ ‰D¯   ×1®M×nV¯
yang memusuhi Islam dan penganutnya.
Mereka yang memusuhi dan memerangi
©ÛÏ°Fi r¯Û ×1ÅSÉ W*›V WÛÏ°Š ¨CWà Œ Ä1ÅSMØ@Wc
Islam harus ditindak secara tegas, agar
mereka mengetahui secara jelas bahwa
rQ"WÃ TÄm\I›V¿XT ×1Å­m›Wc°j C°K% 2ÁSÄBWmØ\U XT
Islam agama yang menghargai
|^®”‘›V

VÙ ×1ÈN‘XSW)Wc CW%XT  ×1ÉF×SŠXSV" DU  ×1ŦBWmØ\¯ persaudaraan, toleran kepada semua
pemeluk agama selama tidak diganggu
 §²¨WDSÀ-¯ ›ŠÀÄ1ÉF atau dimusuhi.
Wujud toleransi ini semakin dikuatkan
Artinya: “Allah tidak melarang kamu dengan kebijakan bahwa tidak ada
untuk berbuat baik dan berlaku adil paksaan dalam beragama. Nabi
terhadap orang-orang yang tiada Muhammad, dan begitu juga para ulama
memerangimu karena agama dan tidak sebagai pewarisnya hanyalah sebagai
(pula) mengusir kamu dari negerimu. pemberi kabar, bukan pemaksa. Allah
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang berfirman:
yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah
hanya melarang kamu menjadikan sebagai  ¥E³[ÖÙ]C°%ÀiՉumWۉÜW‰"iV ©ÛÏ°Gr¯ÛRPWmÙ¯ ,Y
kawanmu orang-orang yang memerangimu Artinya: “Tidak ada paksaan untuk
karena agama dan mengusir kamu dari (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya
negerimu, dan membantu (orang lain) untuk Telah jelas jalan yang benar daripada jalan
mengusirmu. Barangsiapa menjadikan yang sesat” (QS. al- Baqarah: 256).
mereka sebagai kawan, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim (QS. al-
§«ª¨·m¦G[kÄ%_05U \-5¯ ×m°L[kVÙ
Mumtahanah: 28).
Artinya: “Maka berilah peringatan,
Ayat tersebut menginformasikan karena sesungguhnya kamu hanyalah orang
kepada semua umat beragama, bahwa yang memberi peringatan. Kamu bukanlah
Islam tidak melarang untuk membantu orang yang berkuasa memaksa mereka”
dan berhubungan baik dengan pemeluk (QS. al-Gosyiah: 21).
agama lain dalam bentuk apapun, selama
tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan  qSI  1®M×nQ Wà _05U  W%XT  WDSÅSÁ Wc \-¯ ¿2Q ØÆU  ÀCÙV‹8
ibadah mahdhah (ibadah wajib), seperti
shalat, puasa, haji, dan sebagainya. Konsep  §­®¨°ij°ÃXTÀVcVfCW%©DXÄ×mÁ Ù¯×m°L[kVÙ
seperti ini telah dicontohkan oleh
Rasulullah Saw bagaimana berkomunikasi Artinya: “Kami lebih mengetahui tentang
secara baik dengan orang-orang atau umat apa yang mereka katakan, dan kamu
non-Muslim. Islam melarang berbuat sekali- kali bukanlah seorang pemaksa

127|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Abu Bakar: Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama

terhadap mereka. Maka beri peringatanlah Kemudian dapat kita perhatikan


dengan al-Qur’an terhadap orang yang bagaimana Rasulullah saw memberikan
takut dengan ancaman-Ku” (QS. Qaaf: pengajaran kepada umatnya tentang
45). konsep toleransi dan kebebasan
beragama. Pada saat Rasulullah saw
Beberapa ayat di atas secara gamblang menyatakan, bahwa beliau adalah utusan
mengakui eksistensi agama lain, Allah dan atas bimbingannya, ia
meskipun dengan catatan, sesungguhnya menyatakan bahwa beliau adalah seorang
Islam dalam pandangan kaum Muslimin, nabi dengan membawa syariat terakhir
merupakan satu-satunya agama yang hak. dan satu-satunya sarana keselamatan
Di mana kaum muslimin meyakini bahwa adalah dengan menerima Islam dan
hanya Islam yang paling benar, dengan menyesuaikan diri dengan perintah-
sendirinya menafikan agama-agama lain. perintah Allah. Pernyataan ini diabadikan
Namun, Islam sebagai agama yang damai Allah dalam firman:
dan menebarkan sikap kasih sayang,
selalu menjaga hubungan baik dengan ¦W%XTC°%ØUÄkÚ VÙXÄ[‰C\-VÙ Ô2ůPˆqC°%r\UÙ©#ÉXT
semua pemeluk agama dan menghormati
kepercayaan orang lain, tidak seperti apa  ×mÁÝÖXkÚ VÙXÄ[‰
yang digambarkan oleh beberapa Artinya: “Dan Katakanlah: Kebenaran
kalangan yang tidak senang dengan Islam. itu datangnya dari Tuhanmu; Maka
Sikap toleransi beragama bukan berarti Barangsiapa yang ingin (beriman)
harus membenarkan keyakinan pemeluk hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa
agama lain atau harus meyakini bahwa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir” (QS.
semua agama merupakan jalan yang benar al-Kahfi: 29).
dan direstui. Namun, yang dibutuhkan
dalam toleransi adalah sikap saling Supaya menciptanya suasana yang
menghargai terhadap pilihan orang lain harmonis penuh kasih sayang serta
dan eksistensi golongan lain, tidak perlu toleransi, maka tugas yang diemban
sampai membenarkan sebuah setiap individu muslim adalah
kepercayaan, kebenaran hanya milik menyebarkan pesan Allah dan Rasulullah
masing-masing pemeluk agama. dengan mau’zatul hasanah disertai sikap
Pluralisme agama, yang membenarkan toleransi. Setiap individu muslim dapat
semua bentuk agama sebagai sarana yang membuktikan, bahwa Islam yang
benar menuju Tuhan menurut keyakinan dipeluknya merupakan ajaran yang dapat
masing-masing, namun yang demikian menyelamatkan umat manusia di dunia
itu dapat mengaburkan prinsip dan lebih dan akhirat. Namun demikian, sikap
menonjolkan pribadi masing-masing hidup toleransi antar pemeluk agama
pemeluk agama. harus dijaga. Ini merupakan persyaratan

128|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Abu Bakar: Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama

untuk terciptanya kebaikan bagi orang dan tidak boleh ada paksaan dalam
lain, bahwa apa yang kalian anggap benar memeluk agama.
untuk diri kalian, kalian harus Sewaktu pemerintahan Rasulullah
menyebarkannya juga pada seluruh umat saw telah terbentuk dengan kuat, beliau
manusia dan juga melibatkan mereka menyatakan bahwa “kalian tidak akan
dalam perintah ini. menggunakan paksaan dalam agama, juga
Penyataan di atas selalu menuai kritik tidak akan menggunakan kekuatan
bahkan merasa keberatan. Ketahuilah, terhadap orang-orang lemah walaupun
bahwa pernyaataan di atas merupakan mereka bukan Islam yang telah
sebuah pilihan untuk beriman atau tidak bergabung dengan kalian sebagai kawan
beriman yang diberikan kepada dan saudaramu, atau tidak akan
masyarakat Mekah pada waktu itu, pada menggunakan kekuatan terhadap orang
saat posisi umat Islam masih lemah. Maka Yahudi yang hidup di bawah wilayah
kalimat tersebut yang pantas dipergunakan kalian”.
sehingga masyarakat Mekah belum Kita dapat melihat dari Perjanjian
menerima Islam tidak berlaku kejam atau yang disusun, bagaimana suasana kasih
melakukan kezaliman terhadap umat sayang, kebebasan beragama dan toleransi
Islam yang jumlahnya masih sedikit. Pada tercipta. Perjanjian berbunyi sebagai
saat ini umat Islam sudah banyak berikut:
seharusnya bersikap tegas dan berani 1. Umat Islam dan Yahudi akan hidup
secara terang-terangan untuk bersama satu sama lain dalam
menyampaikan akan kebenaran Islam kebaikan dan ketulusan dan tidak
sebagai agama rahmatal lil’alamin. akan melakukan perbuatan yang
Pada kenyataan walaupun adanya berlebihan atau kekejaman apapun
pernyataan sikap hidup toleransi antar terhadap satu sama lain;
pemeluk agama harus dijaga dan tidak 2. Orang-orang Yahudi akan terus
boleh menyepelekan agama dan menjaga iman mereka sendiri dan
kepercayaan pemeluk lainnya, namun umat Islam dengan imannya;
kaum kafir Mekah tidak berhenti dalam 3. Kehidupan dan hak milik semua
penyiksaan terhadap umat Islam. Mereka warga negara harus dihormati dan
menganiaya orang Islam disebabkan dilindungi keamanannya dalam kasus
karena keimanan umat Islam. kejahatan yang dilakukan oleh
Sesungguhnya ayat sebelumnya seseorang;
dimaksudkan untuk menjelaskan agar 4. Semua perselisihan akan mengacu
umat Islam terhindar dari kekejaman dan keputusan Nabi Allah karena dia
perintah tersebut tidak terbatas pada saat memiliki otoritas yang menentukan,
umat Islam masih lemah, tapi hal itu juga tetapi semua keputusan yang
berlaku dalam saat ini dan akan datang menyangkut pribadi akan didasarkan

129|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Abu Bakar: Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama

pada aturan masing-masing melakukan itu maka akan membuat Islam


(artikelislam.blogspot.co.id). sendiri menjadi kejam. Sebaliknya,
memaafkan adalah tindakan yang lebih
Sekarang dapat lihat kehidupan baik dan kalaupun diharuskan untuk
masyarakat yang penuh kebebasan dan membalas, maka balas dengan catatan
kasih sayang. Setiap orang hidup sesuai tidak melebihi batas yang telah
dengan tradisi dan hukum yang berlaku ditimbulkan dalam Islam. Artinya, jika
serta adat budayanya. Nabi Muhammad mereka tidak berdaya dan menyerah,
saw tidak mengatakan bahwa anda adalah maka jangan dilakukan tindakan yang
minoritas, tetapi memang benar bahwa berlebihan.
anda harus mematuhi undang-undang Sebuah contoh luar biasa tentang
mayoritas Islam. Sebaliknya, kondisi dari toleransi dan pengampunan yang
perjanjian tersebut, bahwa semua urusan dilakukan Rasulullah saw di mana beliau
ditentukan berdasarkan undang-undang mengampuni semua orang-orang yang
dan peraturan yang ada. Ini adalah Piagam pernah menganiaya beliau dan
pertama kebebasan hati nurani dan pengikutnya pada saat Fattah al-Mekah.
berkeyakinan dalam Islam. Sejarah mencatat bahwa Ikramah musuh
terbesar Islam, namun Rasulullah saw
Standar Toleransi Islam atas per mohonan istri Ikramah
Al-Qur’an menjelaskan bahwa memohon pengampunan, Rasulullah saw
bagaimanapun keadaannya, kita tidak pun mengampuni. Setelah itu Ikramah
boleh meninggalkan toleransi. Terlepas muncul ke hadapan Rasulullah saw, seraya
dari kekejaman yang dilakukan oleh orang berkata kepada Rasulullah saw dengan
yang tidak beriman, kita jangan bertindak sombongnya bahwa “Jika Engkau
selain dengan keadilan dan tidak berpikir, karena pengampunan Mu saya
membalas dendam dengan cara yang menjadi seorang Muslim, maka biar jelas,
sama kejamnya. Jika kalian melakukannya, bahwa aku tidak menjadi Muslim. Jika
maka kalian adalah sesat, kata lain untuk Anda dapat memaafkan saya sementara
sebutan keislaman kalian menjadi tidak saya tetap teguh pada keimanan saya,
berarti. Al-Qur’an menyatakan yang maka itu baik, tetapi jika sebaliknya saya
maknanya “janganlah kebencian sesuatu akan pergi”.
kaum mendorong kamu bertindak tidak Rasulullah (saw) bersabda: Tidak
adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat diragukan lagi Engkau bisa tetap teguh
kepada takwa”(QS. al-Maidah: 9). dengan keimanan Engkau. Engkau bebas
Standar toleransi dan keadilan dalam dalam segala hal. Tambahan pula, ribuan
Islam, di mana Islam menganjurkan orang-orang Mekah pada waktu itu juga
untuk tidak menanggapi tuduhan rendah belum menerima Islam dan meskipun
dan hina dari lawan, karena dengan kalah mereka tetap mendapatkan hak

130|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Abu Bakar: Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama

kebebasan dalam beragama. Jadi, ini benar mendidik manusia untuk bisa saling
adalah ajaran al-Qur’an suci dan contoh menghargai antar sesama pemeluk agama
yang diberikan oleh Rasulullah saw tanpa kebencian dan dendam. Dengan
mengenai hal ini (Baitul Futuh, 2006). konsep, tidak ada paksaan dalam
Dengan demikian, dapat kita perhatikan memeluk suatu agama atau keyakinan.
bagaimana cara seorang penguasa
menyelesaikan masalah dan berurusan
dengan orang biasa. Ini adalah standar Daftar Kepustakaan
jaminan kebebasan berbicara dan standar
kesabaran dalam membentuk masyarakat Al-Qur’an
yang dulunya brutal dan kasar menjadi Abdul Wahab. Toleransi Beragama dalam
orang-orang yang lemah lembut dan Islam, https:// situs
berbudi luhur, sekalipun tidak sekayinan wahab.wordpress.com: diakses tahun
dengannya. 2015.
Artikel Keislaman Toleransi dalam
Kesimpulan Islam. artikelislam.blogspot .co.id.
Dari pengalaman sejarah yang diakses tanggal 10/11/ 2015.
ditopang dengan ayat-ayat serta hadis Baitul Futuh. Morden 25 Maret 2006.
Rasulullah Saw., jelas bahwa Islam sangat Terjemah: Ahmad Syarif. Garut.
menghargai sikap toleransi. Jadi di dalam Hadis Rasulullah Saw
ajaran Islam dan contoh-contoh yang www.facebook.com/Salimah.Toleransi
sempurna dari Nabi Muhammad saw. Islam (tasammuh ) vs Toleransi
telah menggambarkan bahwa Islam yang Barat (toleransi). Sejarah toleransi.
beliau sebarkan di atas bumi ini benar- di akses tanggal 20/11/ 2015.

131|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai