Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH AGAMA

KERJA KERAS

diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran agama

disusun oleh

AGUS MAULANA U.

ANANDA FADHILAH

DYO FAHLEVI S.

HASNA AZKA M.

NADHIRAH FAHRANI

SEPHIA MULYAWATI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 BANDUNG

Jalan Cikutra No. 77, Telp. 022-7273109, Kota Bandung – Kodepos 40124

AADHNS’20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain
dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang
berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.

Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan
yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras
maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat
maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-
gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut
untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan
yang lainnya.

Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai
warga Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat
beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita
demi keutuhan Negara.

Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar
umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar
umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk
menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh
mencabutnya.

Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan
beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat
diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya,
misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk
merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk
dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan
beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.

B. Rumusan Masalah
● Apa itu toleransi?
● Apa saja penerapan toleransi dalam kehidupan sehari-hari?

AADHNS’20
BAB II

A. Pengertian Toleransi
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran”
(Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk penambahan atau
pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi, toleransi adalah kesabaran,
ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Sedangkan menurut istilah (terminology),
toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan) yang
berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.
Toleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap
saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok
masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama.
Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi
bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.
Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas.
“Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama
kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain ayat-ayat itu, banyak
ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik toleransi
dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa masalah toleransi
dalam Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu
sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-
karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama
dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan
dalam masyarakat Islam.
Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga
terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna toleransi
yang luas semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam memperoleh
perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang
menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah. Ia begitu sensitif,
primordial, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot perhatian besar dari
Islam. Makalah berikut akan mengulas pandangan Islam tentang toleransi. Ulasan ini
dilakukan baik pada tingkat paradigma, doktrin, teori maupun praktik toleransi dalam
kehidupan manusia.

B. Jenis-Jenis Toleransi
Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:
a. Negatif : Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan
penganutnya hanya dibiarkan saja karena dalam keadaan terpaksa.
Contoh : PKI atau orang-orang yang beraliran komunis di Indonesia pada
zaman Indonesia baru merdeka.

AADHNS’20
b. Positif : Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.
Contoh:Anda beragama Islam wajib hukumnya menolak ajaran agama lain
didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi penganutnya
atau manusianya anda hargai.
c. Ekumenis : Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka
itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang berguna untuk
memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri.
Contoh : Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi
berbeda aliran atau paham. Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini
sangatlah dibutuhkan, karena dengan sikap toleransi ini kehidupan antar umat
beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling menghargai dan
memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

C. Manfaat Toleransi
1. Mendapatkan pahala dan kemuliaan dari Allah SWT
2. Menjauhkan diri dari kerendahan dan kehinaan akibat meminta-minta
3. Menjadi pribadi yang mandiri dan amanah
4. Mampu meraih dan mewujudkan cita-cita atau keinginan
5. Menjadi pribadi yang disenangi dan dipercaya sesama manusia

D. Tujuan Toleransi
1. untuk menumbuhkan rasa ikhlas dalam bekerja keras
2. untuk menghargai hasil diri sendiri apa yang telah tercapai
3. untuk mengetahui pentingnya bekerja keras

E. Ayat Al-Quran tentang Toleransi


Ayat Al-Qur’an tentang Toleransi
Surah Al-Kafirun

‫ َوالَ أَ ْنتُ ْم َعا ِبد ُْونَ َما‬# ‫ َوالَ أَنَا َعا ِبدُ َما َع َبدْت ُ ْم‬# ُ ‫ َوالَ أ َ ْنت ُ ْم َعا ِبد ُْونَ َما ا َ ْعبُد‬# َ‫ الَ ا َ ْعبُد ُ َما ت َ ْعبُد ُْون‬# ‫قُ ْل َياأَيُّ َها ْالكَافِ ُر ْون‬
َ ‫ لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َو ِل‬# ُ‫ِا َ ْعبُد‬
‫ي ِديْن‬
Artinya: Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku. (Q.S. al-Kafirun: 1-6).

AADHNS’20
Ayat ini turun saat orang-orang kafir Quraisy mencari-cari cara untuk menghentikan
dakwah Rasulullah saw.. Setelah mereka gagal membujuk Rasulullah saw. dengan
tahta, wanita, dan harta, maka mereka pun sekarang hendak membujuknya dengan
berkompromi (bertoleransi) untuk saling menyembah Tuhan satu dengan Tuhan yang
lain. Artinya, kaum kafir Quraisy hendak meminta Rasulullah untuk menyembah
Tuhan mereka pada tahun tertentu dan mereka akan menyembah Allah pada tahun
lainnya (bergantian). Maka ayat ini menjawab ajakan itu dengan menolaknya dengan
tegas, bahwa toleransi yang seperti ini tidaklah tepat.

Kesimpulan:
Islam tegas untuk hanya menyembah dan patuh pada perintah Allah, tidak akan
menyekutukannya dengan lainNya.
Islam tidak memaksa kaum lain untuk menyembah Allah karena kewajiban umat
Islam hanya menyampaikan dakwah, tidak untuk memaksa masuk Islam.

AADHNS’20

Anda mungkin juga menyukai