Anda di halaman 1dari 4

DAPAT HIDUP BERSAMA ANTARA UMAT BERAGAMA DAN TOLERANSI DALAM BAKTI

Makna Toleransi Toleransi berasal dari bahasa latin “tolerare” yang artinya sabar dan menahan
diri atau membiarkan terhadap sesuatu yang terjadi. Dari arti kata tersebut, maka makna fungsi
toleransi dalam kehidupan dikembangkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

 Toleransi adalah sikap atau perilaku yang saling menghormati dan menghargai semua tindakan
orang lain selama tindakan tersebut sesuai aturan dan norma dalam masyarakat yang ada.
 Toleransi adalah sikap terbuka dan menghargai suatu individu atau masyarakat terhadap
segala bentuk keanekaragaman yang ada.
 Toleransi juga dapat berarti saling menghormati dan menghargai perbedaan dengan orang
lain, sehingga antar individu dapat saling belajar dan menolak kesenjangan budaya sekaligus
menolak segala bentuk stereotif yang tidak adil terhadap seseorang atau sekelompok orang.
 Toleransi juga berarti sikap dan perbuatan yang tidak diskriminasi terhadap kelompok yang
berbeda, selama orang tersebut tidak melanggar aturan dan norma yang ada.

Toleransi dalam Beragama

Ada berbagai bentuk toleransi di dunia ini, sesuai dengan berbagai bentuk keragaman yang
ada. Ada toleransi beragama, toleransi antar suku, toleransi dalam berpolitik, dan lain-lain. Sesuai
judul dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang toleransi beragama. Toleransi
contoh sikap tolerasi antar umat beragama ialah sikap diri kita sebagai individu atau sebagai
kelompok yang dengan keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa terhadap individu atau kelompok
yang berbeda. Toleransi tersebut dikembangkan dalam bentuk saling menghormati dan saling
menghargai atar sesame umat beragama. Toleransi yang tidak mengijinkan perbuatan diskriminatif
terhadap pemeluk agama lain. Yosef Lalu, pada tahun 2010 mengemukakan bahwa toleransi
beragama terbagi atas 3 jenis, sebagai berikut:

1. Toleransi Negatif
Toleransi individu atau kelompok terhadap keyakinan individu atau kelompok lain yang
berbeda, di mana isi atau ajaran serta penganutnya tidak dihargai namun dibiarkan saja.
Berbeda dengan masyarakat yang tidak menghargai isi dan umat yang berkeyakinan
berbeda karena tidak sesuai dengan aturan negara dan norma. Pada keyakinan yang
tidak sesuai dengan aturan dan norma, biasanya akan ditegakkan dengan pembubaran
atau pengusiran terhadap umat yang meyakininya. Sedangkan pada toleransi negatif, isi
dan umatnya tidak dihargai namun dibiarkan selama masih menguntungkan kelompok
agama lain yang ada. Contoh toleransi negative ini adalah masyarakat Indonesia
membiarkan komunis dan ajarannya di zaman baru merdeka. Karena dianggap pada saat
itu, komunis menguntungkan posisi Indonesia yang saat itu bersebrangan dengan Barat
atau anti Amerika, dengan berdirinya poros Indonesia – Peking.
2. Toleransi Positif Contoh sikap toleransi antar umat beragama yang banyak
diimplementasikan oleh berbagai agama dan berbagai masyarakat di dunia. Toleransi ini
tidak menghargai isi atau ajaran agama lain yang berbeda, namun menghargai pemeluk
atau penganutnya. Contoh pelaksanaan toleransi ini ada di hampir setiap agama yaitu
meyakini hanya agama yang dianutnya saja yang paling benar. Namun, dalam
hubungannya dengan penganut agama lain tetap saling menghargai dan saling
mengormati, karena agama adalah sifat-sifat hak asasi manusia.
3. Toleransi Ekumenis Toleransi yang menghargai semua bentuk perbedaan, baik toleransi
terhadap isi/ajaran keyakinan individu lain dan toleransi pada setiap umat yang
memeluknya. Toleransi jenis ini umumnya meyakini bahwa agama dan keyakinan yang
berbeda, sama-sama benar, dan mempunyai tujuan yang sama. Contoh toleransi jenis ini
adalah toleransi terhadap sesame pemeluk agama yang sama dengan aliran atau paham
yang berbeda.

Toleransi dalam Beragama di Indonesia

Indonesia mengakui adanya 5 agama yang dianut masyarakatnya, yaitu Islam, Kristen,
Katholik, Budha dan Hindu dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sungguh suatu
keberagaman yang cukup banyak. Apalagi bila ditambah dengan berbagai agama lain yang dianut
oleh warga negara asing yang tinggal di Indonesia. Agama yang dianut warga negara asing selama
sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia juga harus dihargai. Sesuai dengan nilai-nilai luhur
Bangsa Indonesia yang menjadi dasar negara, yaitu Pancasila, maka toleransi beragama di Indonesia
dikembangkan.

Nilai-nilai luhur pancasila tersebut sesuai dengan sila yang tercantum dalam Pancasila,
Ketuhanan Yang Maha Esa. UUD 1945 pasal 29 ayat 2, menguatkan tentang perlunya toleransi
beragama yang harus dilaksanakan di Indonesia “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”. Tidak mudah menjalankan toleransi dalam beragama di Indonesia yang
bercampur dengan perbedaan suku, dan perbedaan-perbedaan lain yang menjadikannya semakin
beragam. Beberapa kali terdengar pergesekan antar umat beragama di Indonesia. Yang dengan
semangat persatuan dan kesatuan masih bisa diatasi. eberapa penyebab munculnya pergesekan dan
ketegangan antar umat beragama antara lain, sebagai berikut:

 Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh pemeluk agama tentang agamanya


sendiri dan agama orang lain, sehingga yang sering adalah salah mengambil sikap.
 Tidak adanya pemahaman yang jelas tentang memegang teguh keyakinan beragama
dan toleransi. Misalnya, pemahaman toleransi dalam beribadah adalah membiarkan
orang ayng beragama berbeda menjalankan ibdahnya, tidak termasuk ikut serta
dalam ibadah satu perayaan agama orang lain. · Sifat dari setiap agama yang
mengandung misi dakwah dan tugas dakwah, berarti dapat mengajak orang lain atau
menasehatinya untuk memeluk agama yang dianutnya. Selama hal tersebut tidak
dilakukan dengan memaksa dan tidak dengan menghina agama lain dan penjelasan
yang sesuai logika, maka tidak akan menimbulkan ketegangan.
 Kurangnya saling menghargai dalam perbedaan pendapat, sehingga terkadang emosi
ikut terbawa dalam perdebatan yang tidak sehat. Saling mencurigai antar contoh
sikap toleransi antar umat beragama yang berlebihan.
 Para pemeluk agama yang tidak dapat mengontrol diri sehingga dapat memandang
rendah agama orang lain. Misalnya, ketidaksetujuan atas ajaran agama orang lain
yang dilakukan dengan cara mencaci maki.

Untuk menghindari hal-hal di atas maka wujud toleransi harus lebih nyata dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia. Setiap umat beragama hendaknya dapat memahami agamanya
lebih baik, sehingga akan lebih baik pula bersikap terhadap orang yang berbeda agama. Persatuan di
atas perbedaaan atau pluralitas hanya dapat tercapai jika masing- masing kelompok yang berbeda
dapat saling berlapang dada. Manfaatnya pun untuk kehidupan diri kita sendiri. Manfaat tersebut
antara lain:

Setelah secara rinci kita memahami makna toleransi, sebab-sebab terjadinya pergesekan
antar contoh sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia, dan manfaat toleransi beragama
secara umum, sebaiknya kita mengetahui wujud nyata toleransi dalam beragama. Hal ini diperlukan,
agar kita lebih mengetahui dan dapat melaksanakan toleransi beragama dengan lebih mudah. Wujud
nyata tersebut tercermin dalam contoh sikap toleransi dalam beragama di masyarakat. Contoh-
contohnya, sebagai berikut:

1. Menghormati Hak dan Kewajiban Antar Umat Beragama Hak dan kewajiban umat beragama di
Indonesia pada dasarnya sama, yaitu hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Oleh karena
itu, saling menghormati merupakan contoh pertama sikap toleransi beragama.
2. Membangun dan Memperbaiki Sarana Umum Membangun jembatan di suatu desa,
memperbaiki jalan kampung bersama-sama dapat dilakukan bersama-sama tanpa membedakan
perbedaan agama yang dianut.
3. Membantu Korban Kecelakaan dan Bencana Alam Membantu korban bencana alam dan korban
kecelakaan juga merupakan bentuk toleransi dalam beragama. Ketika membantu dan menolong
sesama, seseorang tidak ditanyakan apa agamanya terlebih dahulu baru dibantu. Atau
sebaliknya, orang yang mau membantu tidak akan ditanyakan apa agama yang dianutnya.
4. Gotong Royong Membersihkan Kampung Secara bersama-sama masyarakat dapat
membersihkan kampung atau desanya. Kampung adalah milik bersama yang harus dipelihara
kebersihannya tanpa membedakan agama dan kepercayaan yang diyakini seseorang.
5. Menghormati Ibadah Orang Lain Saling menghormati orang yang sedang melakukan ibadah
menjadi faktor yang penting toleransi beragama. Contohnya, jika hari raya Nyepi di Bali, maka
seluruh masyarakatnya ikut menghormati dengan berdiam diri di rumah masing-masing tanpa
membedakan agamanya. Begitu pula jika hari Raya Idul Fitri, ummat Islam tidak diganggu
kegiatan ibadah sholat Iednya yang memang akan lebih ramai dari sholat biasa.
6. Tidak Memaksakan Agama Kepada Orang Lain Meskipun tiap agama pada dasarnya mempunyai
misi dakwah atau mengajak orang lain, tetap perlu disadari misi dakwah tidak bersifat memaksa.
Apalagi orang tersebut sudah memiliki agama yang diyakininya.
7. Saling Menyayangi Meskipun berbeda agama, dengan tetangga atau teman tetap saling
menyayangi. Karena kita sama Bangsa Indonesia. Dengan saling menyayangi, kita juga dapat
memperluas pergaulan dan pengetahuan dengan tidak terbatas ruang dan waktu. Selama teman
tersebut tidak bertentangan dengan aturan di negara Indonesia.

Semoga dengan adanya contoh-contoh yang telah disebutkan dapat menginspirasi kita
semua untuk lebih mempertinggi toleransi. Toleransi yang tiggi terhadaps sesama merupakan salah
satu upaya menjaga keutuhan NKRI.

Anda mungkin juga menyukai