Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 8

TOLERANSI INTER DAN ANTAR UMAT


BERAGAMA

1.KHALIA DASI (PO713211181063)


2. KURNIA AFIAT. HS (PO713211181064)
3. MULIATI B (PO713211181065)

JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TOLERANSI INTER DAN ANTAR UMAT BERAGAMA
A. Pengertian Toleransi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata
“toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk
penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi,
toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada.
Sedangkan menurut istilah (terminology), toleransi yaitu bersifat atau bersikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan) yang berbeda dan atau yang bertentangan
dengan pendiriannya.

Jadi, toleransi beragama adalah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak
mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah
penganut agama-agama lain.
B. KARAKTERISTIK TOLERANSI
Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu antara
lain:
1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan
2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
3. Kelemahlembutan karena kemudahan
4. Muka yang ceria karena kegembiraan
5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
7. Menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi
8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan.
C. TELORANSI DALAM ISLAM

Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah
penting yang ada dalam system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan
kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adat-
istiadat,. Toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan
adanya agama-agama lain selain agama kita dengan segala bentuk system, dan tata cara
peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama
masing-masing.
D. TOLERANSI INTER SESAMA MUSLIM

Dalam mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebih
dahulu dengan bagaimana kemampuan kita mengelola dan menyikapi
perbedaan (pendapat) yang (mungkin) terjadi pada keluarga kita atau pada
keluarga/saudara kita sesama muslim. Sikap toleransi dimulai dengan cara
membangun kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari adanya
perbedaan. Dan menyadari pula bahwa kita semua adalah bersaudara. Maka
akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian dan pada akhirnya akan
bermuara pada sikap toleran. Dalam konteks pendapat dan pengamalan agama,
al-Qur’an secara tegas memerintahkan orang-orang mu’min untuk kembali
kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnah).
E. TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA
Toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup
bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk
menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya
paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihak
ke pihak lain. Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup
bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap
toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan
saling tolong-menolong. Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah atau teologi bukanlah
urusan manusia, melainkan Allah SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran
di dalamnya. Sedangkan kita bermu’amalah dari sisi kemanusiaan kita.
F. CONTOH SIKAP TOLERANSI
• Contoh toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
1. Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.
2. Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan.
• Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
1. Merasa senasib sepenanggungan.
2. Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.
3. Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.
4. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan.
5. Menghindari Terjadinya Perpecahan
6. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan
G.TOLERANSI UMAT BERAGAMA DI INDONESIA
• Gagasan ini muncul terutama dilatarbelakangi oleh meruncingnya hubungan antar umat beragama. Sebab
munculnya ketegangan intern umat beragama tersebut antara lain:
1. Sifat dari masing-masing agama, yang mengandung tugas dakwah atau misi.
2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang rendah
agama lain.
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.
5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antar umat beragama, maupun
antara umat beragama dengan pemerintah.
6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai