1) Sifat iri jika berlebihan akan menjadi dengki, artinya bukan saja tidak senang
melihat orang lain melihat orang lain mendapatkan kenikmatan, melainkan ia
akan mengharapkan kenikmatan itu berpindah kepadanya.
2) Iri hati dapat menimbulkan perbuatan jahat.
3) Iri hati dapat menimbulakan perasaan jengkel terhadap yang menyamai atau
menandinginya.
4) Iri hati dapat meniimbulkan peraaan takabur.
c. Pencegahannya
Untuk mmenghindari sifat iri dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
1) Menerima dan mensyukuri bahwa hasil yang sudah diperoleh adalah nikmat dari
Allah sehingga merasa bahwa semua itu sudah berlaku dengan seadil-adilnya.
2) Menyadari bahwa kebahagian di dunia itu hanya sementara sedangkan
kebahagian yang kekal itu ada di akhirat.
3) Berusaha dengan keras sambil bertawakkal agar mendapat kebahagian sesuai
dengan usahanya.
2. Dengki
a. Pengertian Dengki
Dengki adalah merasa tidak senang melihat orang lain mendapatkan anugrah kenikmatan
dari Allah SWT. Menginginkan agar kenikamatan tersebut pindah padanya. Sifat ini sangat
membahyakan bagi dirinya ia selalu mencari-cari kelemahan orang lain. Jalan yang ditempuh
suka menceritakan kejelekan orang lain pada masyarakat, dengan bermacam-macam dalih.
Rasulullah telah memberikan bimbingan kepada kita agar umatnya tidak dengki, iri hati
atau hasut sebagai berikut :
Artinya : Jauhilah olehmu dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebajikan
sebagaimana api memakan kayu (HR. Abu dawud).
b. Bahayanya
Bahaya yang mempunyai sifat dengki antara lain :
1) Menimbulkan sifat dan sikap serta tingkah laku yang hina.
2) Dapat menimbulkan sifat permusuhan.
3) Tidak disenangi orang banyak
4) Menimbulkan perasaan dendam
c. Pencegahannya
Menghindarinya dengan cara, antara lain sebagai berikut :
1) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah.
2) Menyadari dengki dapat menghapus kebaikan.
3) Meningkatkan syukur kepada Allah SWT.
3. Buruk Sangka
a. Pengertian Buruk Sangka
Buruk sangka adalah sikap yang bisa merugikan kepada pihak lain, sebelum ada bukti
yang kuat dan kuat dan jelas orang lain sudah dituduh dengan dakwaan yang jelek-jelek.
Pendapat pribadinya ini hanya didasarkan pada kasak kusuk dan kabar burung yang tak jelas
sumbernya. Buruk sangka atau suudhon bisa berakibat fatal bagi orang-orang yangg menjadi
sasarannya.
Oleh karena itu, Allah menyuruh untuk menjahui sifat buruk sangka ini Allah berfirman.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(Q.S Al-Hujurat :12)
b. Bahayanya
Bahaya buruk sangka dalam kehidupan sehari-hari antara lain, dapat
1) Memecah persatuan dan persaudaraan
2) Menjatuhkan nama baik seseorang
3) Merusakak iman
c. Pencegahannya
Cara menghindari buruk sangka antara lain:
1) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah
2) Menyadari setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan
3) Menyadari buruk sangka termasuk perbuatan dosa.[9]
4. Fitnah dan Adu Domba
a. Pengertian Dengki dan Adu Domba
Fitnah adalah menyiarkan rahasia (aib) seseorang kepada orang lain padahal orang itu
tidak pernah melakukannya. Allah SWT dalam Al Quran :
Artinya : Dan janganlah engkau patuhi orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka
mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang baik, yang
melampaui batas dan banyak dosa, yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya,
karena dia kaya dan banyak anak.
(QS. AL Qalam: 10-14)
Fitnah dan adu domba adalah sikap mental yang ingin mencelakakan orang lain. Dengan
harapan dan tujuan akan memperoleh keuntungan di balik semua ini. Akibat fitnah yang berupa
perpecahan, pertikaian, dan permusuhan akan memperlemah masing-masing pihak yang
berselisih ini. Dengan demikian si tukanfitnah akan dapat menguasai atau mengatur mereka.
b. Bahayanya
Bahaya fitnah merugikan orang lain juga merugikan diri sendiri yaitu:
1) Menyebabkan orang yang difitnah menderitata
2) Menyebabkan orang yang difitnah dikucilkan masyarakat
3) Menyebabkan orang yang difitnah sulit mngembalikan nama baiknya
4) Merusak iman
c. Pencegahannya
1) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah
2) Menyadari fitnah itu dilarang oleh Allah
5. Khianat
a. Pengertian khianat
Khianat artinya menyia-nyiakan kepercayaan orang lain.
Allah berfiman :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui. dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu
hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.( Q.S Al Anfal :
27-28)
Betapa pentingnya menunaikan amanah, baik amanah dari Allah maupun amanah di
antara sesamanya. Oleh karena itu sebagai orang muslim kita harus dapat menghindari sifat
khianat agar ketentraman dapat terlaksana dengan baik.
b. Bahayanya
Khianat dapat membahayakan manusia anrara lain :
1) Merugikan orang lain yang dikhianati
2) Penghianat tidak akan dpercaya orang lain
3) Khianat merugikan bangsa dan negara apabila yang dikhianati itu bangsa dan
negara
c. Pencegahannya
Penanggulangannya
1. Pembinaan Akhlaq
Pembinaan adalah suatu usaha untuk membina. Membina adalah memelihara dan
mendidik, dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama.
Maksud dan tujuan pendidikan akhlaq atau kesusilaan adalah memimpin anak setia dalam
mengerjakan segala sesuatu yang baik dan meninggalkan yang buruk atas kemauan sendiri dalam
segala hal dari setiap waktu.
2. Peningkatan Kualitas Akhlaq
a.
1)
2)
Mempergunakan akal
3)
4)
Perintah kepada kebaikan, larangan perbuatan munkar, saling berwasiat kebenaran, kesabaran,
dan kasih sayang
5)
Nasihat-nasihat
6)
Kisah-kisah
7)
Tamsil (perumpamaan)
8)
9)
1)
2)
Cerita-cerita orang-orang yang taat dan orang -orang berdosa (tidak taat) serta akibatakibat dari
perbuatannya.
3)
4)
5)
Acqusition ( self education ), misalnya menyebutkan tingkah laku orang yang munafik yang
merugikan diri sendiri
6)
Mutual education (mengajar dalam kelompok) misalnya nabi mengajar cara sholat kepada para
sahabatnya dengan contohperbuatan
7)
Exposition (dengan penyajian) yang didahului dengan motivasi (menumbuhkan minat) yakni
dengan memberikan moqodimah (pengantar) lebih dahulu, kemudian pelajaran
8)
Function (pelajaran dihidupkan dengan praktek) misalnya nabi mengajarkan hukum dan
syarat-syarat haji
Konsep pendidikan modern saat ini sejalan dengan pandangan Imam Al Ghozali tentang
pentingnya pembiasaan melakukan suatu perbuatan sebagai suatu metode pembentukan akhlaq
yang utama, terutama pembiasaan itu dapat berpengaruh baik terhadap jiwa manusia, yang
mmemberikan rasa nikmat jika diamalkan sesuai dengan akhlaq yang telah terbentuk dalam
dirinya, yang tentunya kesemuanya itu memerlukan sikap disiplin dalam prosesnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akhlaq adalah keadaan yang melekat pada didi seseorang baik secara lahiriah atau
batiniah, yang darinya lahir suatu perbuatan dengan mudah tanpa melalui psoses pemikiran,
pertimbangan, atau penelitian, tetapi lahir dari dari proses pembiasaan diri.[15]
Dengan demikian, akhlak (perilaku) tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang
dilarang oleh Allah, karena akan mendatangkan kerugian baik bagi pelakunya ataupun orang
lain.[16]
Akhlaq tercela mencakup dua hal yang darinya suatu perilaku dapat dinilai buruk, yaitu :
1.
2.
1.
Sifat Iri
2.
Dengki
3.
Buruk Sangka
4.
5.
Khianat
Penanggulangannya
1.
Pembinaan Akhlaq
2.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Suparmin, Buku Kerja Siswa Madrasah Aliyah, Ranma Media Pustaka.
Dr. Husni Rahim, Husni, Pendidikan Agama Islam, Departemen Agama RI, Jakarta , 1999.
Drs. H. Amirudin, dkk, Pendidikan Agama Islam 2, Bumi Aksara, Jakarta, 2001.
Drs. Hadi Burhan, Nurul, dkk, Pendidikan Agama Islam, Surya Angksa, Semarang, 1994.
Drs. Djamhuri, dkk, Aqidah Aklaq , Aneka Ilmu, Semarang, 1992.
http://nikenkusumawardanikenny.blogspot.com/2012/04/makalah-aqidah-akhlak-tercela.html