Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM KONSELING KELOMPOK

KETERAMPILAN-KETERAMPILAN DALAM KONSELING

Dosen pengampu : 1. Dr. Bau Ratu, S.Pd.,M.Pd

2. Dr. Mardi Lestari,M.Pd

3. Ikhlas Rasido,S.Psi.,M.Psi

Oleh:
Anita Anastasya
A50120083

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KETERAMPILAN-KETERAMPILAN YANG DIMILIKI KONSELOR DALAM
MELAKUKAN KONSELING

1. Perilaku Attending
Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien secara pribadi merupakan upaya yang
dilakukan konselor dalam memberikan perhatian secara total kepada klien. Hal ini
ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah. Menurut Willis (2009), Attending
yang baik ini sangat dibutuhkan karenadapat: a) Meningkatkan harga diri klien, b)
Menciptakan suasana yang aman, c) Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan
bebas.

Contohnya :
Kepala : melakukan anggukan jika setuju.
Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum.
Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak antara konselor dengan klien agak dekat,
duduk akrab berhadapan atau berdampingan.

2. Opening (pembukaan)
Opening adalah ketrampilan/ teknik untuk membuka / memulai komunikasi dan
hubungan konseling.

Contohnya menyambut kehadiran konseli dan membicarakan topik netral seperti


menjwab salam, mempersilakan duduk dll.

3. Acceptance (penerimaan)
Acceptance (penerimaan) adalah teknik yang digunakan konselor untuk menunjukan
minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan konseli.
Contoh :
Konseli : “Bu, akhir-akhir ini saya kurang semangat dalam belajar”.
Konselor : “Oh…ya, kenapa bisa begitu?”
Konseli : “Seminggu yang lalu saya habis putus dengan pacar saya.”
Konselor : “(mengangguk-anggukan kepala sambil bersuara hem…hem) saya dapat
mengerti perasaan Anda”.

4. Pengulangan
Keterampilan yang digunakan oleh konselor untuk mengulang atau menyatakan kembali
pernyataan klien yang dianggap penting.

Contoh :
Konseli : “Bu, saya ini hobi main musik dan saya bercita-cita untuk menjadi
seorang musisi, tapi ayah melarang saya Bu, ayah ingin agar aku jadi polisi”.
Konselor : “Ayah melarangmu…”

5. Paraprashing
Keterampilan konselor untuk menggunakan kata-kata dalam menyatakan kembali esensi
dari ucapan-ucapan klien.

Contoh :
Klien: “Saya bertengkar dengan anak perempuan saya, suami saya mendiamkan saya, dan
yang lebih parah lagi sahabat saya kelihatannya tidak bisa mengerti saya lagi”.
Konselor: “Anda mengatakan bahwa Anda bertengkar dengan anak perempuan Anda,
suami Anda mendiamkan Anda, dan sahabat Anda sudah tidak mengerti Anda lagi”.

6. Structuring (pembatasan)
Teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas-batas atau pembatasan dalam
proses konseling.

Contoh :
Konseli : “Bu, sekarang ini saya sedang memiliki masalah dengan Ibu saya
di rumah. Saya ingin membicarakan hal ini pada Ibu. Sebab masalah saya dengan Ibu
saya di rumah sudah mengganggu konsentrasi belajar saya di sekolah”.
Konselor : “Baguslah, Anda datang kemari untuk membicarakan masalah Anda
pada saya, akan tetapi perlu diketahui bahwa kita hanya mempunyai waktu 45 menit
untuk membicarakan masalah ini, sebab nanti jam 11.00 Ibu ada jam mengajar di kelas.
Oleh sebab itu, marilah kita manfaatkan waktu yang singkat ini dengan sebaik-baiknya”.

Role limit
Konseli : “Bu, sebenarnya saya ingin menceritakan masalah ini dengan Ibu,
akan tetapi saya takut jika Ibu nanti membocorkan kepada teman-teman saya”.
Konselor : “Sebelumnya apakah Anda sudah pernah melakukan konseling seperti
ini?”
Konaeli : “Belum Bu”.
Konselor : “Begini menurut pemahaman saya tentang konseling ini ada asas
kerahasiaan dimana Ibu selaku konselor akan merahasiakan masalah yang disampaikan
oleh Anda. Jadi tenang saja, masalah Anda tidak akan Ibu sampaikan kepada siapa-siap”.

Problem limit
Konseli : “Ibu, sekarang saya sedang memiliki banyak masalah, begini ya
Bu kemarin Jumat HP saya baru saja dicopet orang, belum lagi saya juga dimarahi oleh
kedua orang tua saya, selain itu saya juga sedang ada masalah dengan proses belajar saya
di perkuliahan ini”.
Konselor : “Dalam masalah yang Anda kemukakan tadi, pertama ialah HP Anda
yang dicopet orang, Anda juga dimarahi oleh kedua orang tua Anda, dan yang terakhir
Anda mengatakan jika Anda sedang memiliki masalah belajar dalam kuliah. Nah..dari
beberapa masalah yang Anda kemukakan tadi kiranya masalah mana dulu yang menurut
Anda pantas untuk segera dicarikan penyelesainnya?”

Action limit
Konseli : “Bu saya ini sebab sekali dengan Rizki, saya pengen banget
nonjok mukanya dia Bu (sambil merobek-robek kertas)”.
Konselor : “Tenang-tenang, perlu diketahui bahwa ini adalah ruangan konseling,
jadi dimohon agar Anda bisa menjaga kebersihan di ruangan ini demi kenyamanan kita
bersama”.

7. Silence (diam)
Keterampilan konselor untuk menciptakan suasana hening dan tidak ada interaksi verbal
antara konselor dengan klien dalam proses konseling.

Contoh :
Klien : “Bu, sekarang perut saya sudah membesar. Saya takut menghadapi
cercaan orang tua saya………..juga dari masyarakat sekitar.
Konselor : “(diam untuk memberikan kesempatan agar klien dapat istirahat sejenak
setelah menumpahkan perasaannya)”.

8. Reassurance (penguatan atau dukungan)


Keterampilan yang dipakai oleh konselor untuk memberikan dukungan/penguatan
terhadap pernyataan positif klien.

Contoh :
Prediction reassurance
Konseli : “Bu, nilai ujian akuntansi saya pada semester kemarin adalah
nilai terburuk dari nilai-nilai pada mata pelajaran yang lain, namun mulai semester ini
saya akan belajar akuntansi lebih rajin lagi dan saya juga akan mengikuti bimbel
akuntansi”.
Konselor : “Bagus sekali, jika mulai semester ini Anda akan belajar lebih rajin lagi
dan mengikuti bimbel akuntansi, tidak mustahil pada semester ini nilai akuntansi Anda
akan lebih baik daripada semester kemarin”.

Postdiction reassurance
Konseli : “Bu, sudah seminggu lebih ini saya dan sahabat saya diam-
diaman dan tidak bertegur sapa karena terjadi kesalahpahaman diantara kita berdua. Saya
sudah meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi, namun sahabat saya
masih tetap mendiamkan dan tidak mau memaafkan saya Bu”.
Konselor : “Anda sudah berniat baik untuk meminta maaf dan menjelaskan yang
sebenarnya terjadi, atas usaha yang telah Anda lakukan sedikit demi sedikit pasti nanti
sahabatmu juga akan segera memaafkan dan kembali baik dengan Anda”.

Factual reassurance
Konselor : “Bu, saya mempunyai pacar, namun semalem pacar saya menelepon dan
memutuskan hubungan secara sepihak tanpa memberikan alasan kepada saya mengapa
dia memutuskan saya Bu, kejadian ini amat membuat saya menjadi galau dan sedih”.
Konaeli : “Setiap orang yang diputuskan oleh pacarnya secara sepihak
sudah barang tentu akan merasa sangat galau dan sedih”.

9. Empati
Empati adalah kemampuan koselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa
dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati diawali dengan
simpati, yaitu kemampuan memahami perasaan, fikiran, keinginan, dan pengalaman
klien.Empati sangat erat kaitannya dengan attending.

Contoh dialog empati primer :


Konseli : “bu, akhir-akhir ini saya sering merasa sedih”
Konselor : “kenapa?”
Konseli : “beberapa hari ini saya sering teringat kepada almarhum ayah
saya, karena itu saya merasa sedih”
Konselor : “(mengangguk-anggukkan kepala sambil bersuara hemm…) saya dapat
merasakan perasaan sedih yang kamu rasakan saat ini”

Contoh dialog empati tingkat tinggi


Konseli : “bu, beberapa hari ini saya merasa sangat stress”
Konselor : “kenapa kamu sampai merasa stress?”
Konseli : “karena beberapa hari ini saya merasa kesulitan dalam memahami
satu mara pelajaran”
Konselor : “saya merasakan perasaan stress yang kamu alami saat ini, namun saya
merasa terkesan dengan kekuatan kamu karena walaupun mengalami kesulitan belajar
tapi kamu tetap berusaha memahami materi tersebut walaupun akhirnya masih blum
kamu pahami”

10. Rejection (penolakan)


Keterampilan konselor untuk melarang klien melakukan perilaku, pemikiran, dan
perasaan yang akan membahayakan/merugikan dirinya atau orang lain.
Contoh :
Konseli : “Bu, kemarin saya melihat Ayah saya sedang memukul Ibu saya.
Kejadian itu amat membuat saya trauma dan tidak tega melihat Ibu saya yang mengalami
kesakitan. Sejak kejadian itu, saya sangat membenci Ayah saya dan saya bertekad untuk
tidak menyapa Ayah saya”.

Penolakan secara langsung


Konselor : “Jangan-jangan Anda berbuat seperti itu, sebab itu adalah Ayah Anda
sendiri dan jika Anda membencinya itu akan merugikan Anda dan orang tua Anda”.
Penolakan secara halus
Konselor : “Coba pikirkan lagi mengenai rencana Anda tersebut, sebab itu adalah
Ayah Anda sendiri dan jika Anda membencinya itu akan merugikan Anda dan orang tua
Anda”.

11. Interpretasi (penafsiran)


Keterampilan konselor dimana berarti atau karena tingkah laku klien ditafsirkan atau
diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien.
Atau keterampilan menafsirkan pernyataan klien yang merupakan proses menjelaskan
arti tentang peristiwa-peristiwa kepada klien sehingga klien mampu melihat persoalannya
dan mereview kemajuan yang diperoleh selama satu atau beberapa kali
wawancara.dengan cara-cara yang baru

Contoh :
Konseli : “Semuanya tampak membosankan. Tak ada perubahan, tak
menggairahkan. Semua teman saya pada kabur. Seandainya saya jadi orang kaya pasti
saya bisa melakukan banyak hal yang membuat ini menjadi lebih baik”.
Konselor : “Dari pernyataan Anda tadi, apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa
jika Anda memiliki banyak teman dan banyak uang maka Anda dapat membuat hidup
Anda menjadi lebih baik”.

12. Refleksi
Refleksi adalah suatu jenis teknik konseling yang penting dalam hubungan
konseling.Yaitu sebagai upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan pengalaman klien,
kemudian merefleksikan kepada klien kembali.Hal ini harus dilakukan konselor sebab
sering klien tidak menyadari akan perasaan, pikiran, dan pengalamannya yang mungkin
menguntungkan atau merugikannya.

Contoh refleksi perasaan


Konseli : Saya begitu yakin akan menamatkan sekolah pada usia sekarang.
Tetapi saya gagal menyelesaikannya.Saya merasa bodoh.
Konselor : jadi, kegagalan itulah yang menyebabkab Anda merasa bodoh?

Contoh reflecting meanings


Konseli : Ibu guru saya terus-menerus bertanya tentang kehidupan saya.
Saya tidak ingin dia melakukan hal itu.
Konselor : Anda merasa jengkel karena dia tidak merespek privasi Anda.

Contoh Summative reflections


“Marilah kita melakukan rekapitulasi dari apa yang Sudah kita bicarakan sejauh ini”
"Saya memikirkan apa yang Anda katakan, Saya malihat suatu pola dan saya ingin
mengeceknya.”
13. Eksplorasi
Istilah eksplorasi bisa berarti penelusuran atau pengalian. Ketampilan eksplorasi adalah
suatu ketrampilan konselor untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman
klien.Ketrampilan ini penting karena dalam konseling terkadang klien menyimpan
rahasia, menutup diri, dan diam seribu bahasa atau tidak mampu mengemukakan
pendapatnnya secara terus terang.

Contoh eksplorasi perasaan


“Marilah kita melakukan rekapitulasi dari apa yang Sudah kita bicarakan sejauh ini "Saya
memikirkan apa yang Anda katakan, Saya malihat suatu pola dan saya ingin
mengeceknya.

Contoh eksplorasi pengalaman


"Saya terkesan dengan pengalaman yang Anda lalui.Namun saya ingin memahami lebih
jauh tentang pengalaman tersebut dan pev ngaruhnya terhadap pendidikan Anda.”

Contoh eksplorasi pikiran


''Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih jauh tentang apapendapat Anda tentang
hadirnya ibu tiri dalam rumah Anda."Saya kira.pendapat Anda mengenai hal itu sangat
baik M dapatkah Anda menguraikannya lebih lanjut."

14. Menangkap pesan utama


Sering terjadi klien sulit mengarahkan pembicaraan dan l'nenekankan tentang pokok-
pokok permasalahannya.Hal ini karena dia terlampau emosional atau memang kurang
pengetahuan bagaimana memecahkan persoalan sendiri. Untuk mengatasi hal ini perlu
ada upaya konselor agar inti pembicaraan klien bisa ditangkap dan dibahasakan dengan
sederhana serta mudah dimengerti oleh klien
Contoh :“Adakah yang Anda maksudkan adalah bahwa …"“Nampaknya yang Anda
katakan adalah ...'

15. Bertanya membuka percakapan


Keterampilan bertanya adalah suatu kemampuan pembimbing atau konselor mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada sesi konseling.Keterampilan ini penting dimilki oleh setiap
konselor. Tanpa keterampilan ini, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan konselor mugkin
tidak dipahami klien sehingga ia tidak bisa menjawab (diam). Tanpa keterampilan ini
konselor, juga akan mengalami kesulitan membuka sesi konseling.

Contoh :
“Bagaimana perasaan Ibu ketika melihat dia benar-benar kecanduan obat terlarang
itu”“Usaha apa yang telah ibu lakukan untuk mengatasi keterangan pada obat terlarang
itu?”

16. Dorongan minimal


Klien sering tersendat dalam mengungkapkan emosinya.Hal ini disebabkan rasa tertekan
yang kuat.Untuk memudahkan emosi itu keluar, maka teknik memberi dorongan minimal
dapat dipergunakan oleh konselor.

Contoh :
Dorongan ini di ucapkan dengan kata-kata singkat seperti oh…ya…terus…lalu…dan…
tujuannya adalah membuat klien semakin semangat untuk menyampaikan masalahnya
dan mengarahkan pembicaraanagar mencapai sasaran dan tujuan konseling.

17. Klarifikasi
Clafication (klarifikasi) adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi
pernyataan konseli dengan menggunakan kata-kata baru dan segar.

Contoh :
Konseli : “Kadang-kadang saya ingin lari dari semuanya, banyak sekali
pekerjaan yang harus saya selesaikan, Saya merasa keteteran dan overload”.
Konselor : “Pada intinya, Anda ingin menyelesaikannya dengan senang hati tanpa
perasaan tertekan”.

18. Interpretasi
Keterampilan interpretasi merupakan upaya konselor mengulas pikiran, perasaan, dan
pengalaman klien dengan merujuk kepada teori-teori.Sifat-sifat subjektif tidak boleh
dimasukan kedalam interpretasi. Untuk menentukan alternatif pilihan dalam mengambil
kePutusan, seorang klien sering kebingungan karena kurangnya rujukan atau
referensi.Karena itu konselor yang profesional harus menjadi rulukan klien.

Contoh :
Interpretasi pengecekan informasi
Konseli :”saya itu sudah mencoba bersikap ramah terhadap mereka dengan
menyapa mereka dulu, mengajak bercanda, sering berbagi makanan kepada mereka.
Tetapi tetap saja mereaka itu cuek dan seolah menjauhi saya, saya harus bagaimana
lagi?”
Konselor :”dari uraian anda seperti itu, jadi anda berfikir bahwa teman-teman anda
menjauhi anda?”

Interpretasi tunggal
Konselor :”atas ungkapan anda, sepertinya anda tahu persis bagaimana sikap
teman-teman anda terhadap anda. Benarkah demikian”

Interpretasi ganda
Konselor :”dari uraian dan gerak-gerik yang anda tampakkan, menurut anda, anda
tidak nyaman dengan keadaan dan sikap dari teman-teman anda?”.

19. Mengarahkan
Directing adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien untuk
berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling. Melalui keterampilan ini, konselor
mengajak klien agar berbuat sesuatu atau mengarahkan agar berbuat sesuatu.
Kemampuan mengarahkan klien juga menjadi poin penting dalam teknik konseling.

Contoh :
Konseli : “Bu kemarin saya habis berantem dengan pacar saya”.
Konselor : “Siapa nama pacarmu?”

Lead umum:
Konseli : “Bu, dua hari yang lalu saya habis ikut lomba melukis di Jakarta”.
Konselor : “Coba ceritakan kepada Ibu mengenai lomba melukismu itu?”

20. Menyimpulkan sementara


Keterempilan menyimpilkan sementara adalah suatu kemampuan konselor bersama klien
untuk menyampaikan kemajuan hasil pembicaraan, mempertajam atau memperjelas focus
wawanvara konseling.
Contoh :
Konselor : “Sejauh ini dari pembicaraan yang telah kita lakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa kita telah membahas masalah mengenai masalah Anda dengan orang
tua Anda. Jadi sekarang marilah kita cari cara-cara yang dapat membantu Anda untuk
mengatasi masalah tersebut”.

21. Konfrontasi
Adalah suatu teknik konseling yang menantang klien untuk melihat adanya diskrepansi
atau inkonsistesi antara perkataan dan bahasa badan (perbuatan), ide awal dengan ide
berikutnya, senyum dengan kepedihan, dan sebagainya.

Contoh :
Konseli : “sebenarnya dia tidak menyakiti saya (wajah murung, tangan
digenggam, ekspresi sedih).”
Konselor : “anda mengatakan bahwa dia tidak menyakiti anda, tapi mengapa saya
melihat wajah anda begitu sedih ketika mengatakan itu?”

22. Focus
Klien yang sudah terlihat dan terbuka dalam proses konseling sering bicaranya
menyimpang dari pokok pembicaraan. Hal ini disebabkan oleh keadaan emosional,
kurang konsentrasi, atau terlalu bersemangat.

Contoh :
Konseli : “Saya menjadi agak pesimis dengan cita-cita saya. Hambatan
datang di sana-sini. Tapi dukungan wali kelas cukup saya hargai. Namun saya kecewa
sekali dengan ayah saya.”
Konselor : “Bagaimana dengan ayah saudara. Bisa diceritakan hubungan anda
dengan dia?” (fokus pada orang lain)
Konselor : “Apakah yang anda maksud dengan hambatan itu?” (fokus pada
topik)Ko 3: “Saya memahami perasaan anda. Seberapa jauh anda pesimis?” (fokus pada
diri klien)

23. Memimpin
Ada kalanya klien terlalu berbelit-belit menyampakan permasalahannya bahkan melantur
dari inti permasalahan, dalam hal ini seorang konselor diharapkan memiliki keterampilan
untuk memimpin percakapan agar tidak menyimpang dari permasalahan sehingga tujuan
konseling yang utama dapat tercapai sesuai sasarannya.

Contoh :
Konseli : “saya memang sudah tidak lagi menyukainya. Itu mungkin
salah…. Tapi bagaimana bila saya bekerja di tempat yang jauh? Yah.. walaupun
sebenarnya saya juga ingin menikah dalam waktu dekat.”
Konselor : “bagamana bila kita membicarakannya satu persatu dahulu. Tad anda
katakana bahwa anda tidak lagi mencintainya. Mengapa anda tidak mencintainya lagi?.”

24. Menjernihkan
Ketika kita menyampaikan permasalahan dengan kurang jelas atau samar-samar bahkan
dengan keraguan, maka tugas konselor adaah melakukan klarifikasi untuk memperjelas
apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh klien. Konselor harus melakukannya dengan
bahasa dan alasan yang rasional sehingga mudah dipahami oleh klien.

Contoh:
Konseli : “saya tidak mengerti siapa sebenarnya yang harus saya ikut?
Ayah saya atau ibu saya!.”
Konselor : “bisakah anda sampaikan kepada saya, siapakah diantara mereka berdua
yang selalu mengambil keputusan dalam keluarga anda?.”

25. Memudahkan
Adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara
dengan konseor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara ebas,
sehingga komunkasi dan partisipasi meningkat dan proses konseling berjalan efektif.
Contoh :
Konselor : “Saya mengerti perasaan saudara. Saya tentu berpihak pada anda. Dan
yakinlah bahwa jika kita berdiskusi tentu masalah anda akan lebih mudah diatasi. Apakah
anda dapat mengemukakan perasaan anda?”

26. Mengambil inisiatif


Teknik ini dilakukan manakala klien kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam,
dan kurang parisipatif. Konselor mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan
diskusi.

Contoh :
Konseli : …tidak begitu memahami kondisi tersebut… (diam)
Konselor : “Baiklah, barangkali anda mempunyai perasaan dan pemikiran tertentu,
namun belum anda nyatakan secara luas. Coba anda renungkan dan usahakan
menyatakan lagi. Bagaimana bisakah?

27. Memberi nasehat


Pemberian nasehat sebaiknya dilakukan jika klien memintanya. Walaupun demikian,
konselor tetap harus mempertimbangkannya apakah pantas untuk memberi nasehat atau
tidak.

Contoh :
Konselor : “Saya kira anda lebih memahami segala sesuatu dengan tugas anda.
Tentu anda yang lebih tahu dari saya. Mana mungkin saya akan memberi nasehat,
padahal anda sendiri jelas lebih mengatasi sendiri.”

28. Memberi informasi


Sama halnya dengan nasehat, jika konselor tidak memiliki informasi sebaiknya dengan
jujur katakan bahwa dia mengetahui hal itu. Kalau pun konselor mengetahuinya,
sebaiknya tetap diupayakan agar klien mengusahakannya.

Contoh :
” Mengenai berapa biaya masuk ke Universitas Pendidikan Indonesia, saya sarankan
Anda bisa langsung bertanya ke pihak UPI atau Anda berkunjung ke situs websiite
upi.com di internet”.

29. Merencanakan program bersama klien


Memjelang akhir konseling konselor harus benar benar mampu membuat rencana dengan
klien untuk action si klien. seperti "Apakah kita lebih baik mulai menyusun rencana yang
baik dan berpedoman dari hasil pembicaraan kita?"rencana atau program harus sudah
terlihat di diri klien dengan menandakan klien memiliki kemajuan dan perubahan
perilaku pada klien.

30. Menyimpulkan, Mengevaluasi, dan Menutup Sesi Konseling


Contoh:
Konselor : “saya kira sesi konseling ini sudah hampir berakhir. Namun sebelum
kita tutup, alangkah baiknya jikalau anda membuat beberapa kesimpulan yang
menyangkut proses dan hasil konseling tentang perolehan anda dari konseling ini, dan
sebagainya.”

Konselor : “bagaimana penilaian anda tentang jalannya konseling, hasil yang anda
peroleh, dan tentang diri saya sendir sebagai konselor”
DAFTAR PUSTAKA

Hariastuti, dkk. (2007). Keterampilan–Keterampilan Dasar dalam Konseling. Unesa


University Press

Kusmaryani. (2010).Penguasaa Keterampilan Konseling Guru Pembimbing di


Yogyakarta.Jurnal kependidikan Volume 40, Nomor 2, November 2010 hal 175-
188.

Mahadhita. (2015). Hubungan antara Ketrampilan Dasar Konseling (KDK) dengan


Minat Siswa Mengikuti layanan konseling Individu di SMA Negeri Godog Tahun
Ajaran 2014/2015. Universitas Negeri Semarang. (Skripsi)

http://astipurwanti.blogspot.com/2014/09/keterampilan-dasar-konseling.html

https://www.bimbingankonseling.web.id/2019/02/teknik-dasar-komunikasi.html

Anda mungkin juga menyukai