Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

“PENELITAN DALAM KONSELING”

DISUSUN OLEH

KETUA :

Riski Amelia A50120009

ANGGOTA :

1. Ainil Mufida A50120037


2. Muilla A50115030
3. Gretza Eurika Mowemba A50120061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya, serta nikmat kepada kita semua, sehinnga makalah yang berjudul
“PENELITIAN DALAM KONSELING” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Demikianlah makalah ini kami buat, mudahan-mudahan bermanfaat bagi kita


semua,khususnya bagi pemakalah sendiri. Kami menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari teman-teman kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Palu, 17 September 2021

Kelompok 11
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….…..i

Daftar isi…………………………………………………………………………………...ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………..1-2

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….2

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………...2

Bab II Pembahasan

A. Tugas Ilmu dan atau Penelitian .............................................................................................. 3

B. Urgensi penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling .................................................. 3

C. Metode dan Desain Penelitian Dalam Konseling ............................................................ 3-19

1. Penelitian Historis ................................................................................................................ 4

2. Penelitian Deskriptif ........................................................................................................ 4-6

3. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan ...................................................................... 6-7

4. Penelitian Perkembangan ............................................................................................... 8-10

5. Penelitian Korelasional ................................................................................................ 10-12

6. Penelitian Kausal-Komparatif ...................................................................................... 12-15

7. Penelitian Eksperimen ................................................................................................. 15-18

8. Penelitian Tindakan ..................................................................................................... 18-19

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 20

3.2 Saran ................................................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 21


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan analisis obyektif dan sistematis serta pelaporan observasi terkontrol
yang mengarah pada generalisasi sebuah perkembangan, prinsip-prinsip atau teori-teori,
hasil dari sebuah prediksi, dan bisa jadi adalah pokok dari sebuah kejadian. Dengan kata
lain, penelitian menganalisis informasi dengan tujuan untuk memberikan kita
pengetahuan tentang keadaan masa sekarang, pengetahuan tersebut mungkin membantu
kita membuat prediksi tentang masa depan. Ada beberapa penelitian dan sangat
bervariasi; survey pendapat dari para konselor, penggunaan intervew intensif untuk
memahami bagaimana perkembangan moral dibentuk, atau menunjukkan analisis statistik
kompleks untuk menentukan keterampilan konselor mana yang paling efektif.
Tanpa penelitian, pengetahuan akan tetap stagnan (mandeg), dan paradigma baru tidak
mampu berkembang (Kuhn, 1962). Penelitian mengajegkan apa yang dilakukan oleh
konselor dan dapat mendorong terciptanya sebuah kesempatan pendekatan perubahan
konseli (Lambert, Ogles, &Masters, 1992). Penelitian adalah dasar evaluasi yang
memungkinkan kita mengetahui apakah program dan pelatihan yang kita adakan efektif.
Peneliti atau semua individu yang menyandarkan diri pada fakta-fakta untuk meyakinkan
apa yang kita kerjakan. Kenyataannya, beberapa memiliki pendapat bahwa konselor pada
level master adalah peneliti dalam sensenya, bahwa mereka adalah seorang praktisi-ahli
ilmu pengetahuan; mereka bekerja dengan dan mengumpulkan informasi dari klien dan
menggunakan informasi yang telah terkumpul sama baiknya seorang ahli (science) untuk
membuat keputusan atas kliennya (Houser, 2009).
Kecenderungan saat ini bahwa bimbingan dan konseling bukan semata-mata sebagai
teknik melainkan juga sebagai sistem kerangka kerja (frame of refference) dalam
kegiatan bimbingan dan konseling. Sebagai suatu sistem, tentu komponen-komponen di
dalamnya saling terkait dan tidak dapat terpisahkan. Dengan demikian, sebagai suatu
sistem (keilmuan), bimbingan dan konseling membutuhkan landasan-landasan yang kuat
dan kokoh baik yang bersifat konseptual/teoretis maupun landasan-landasan yang bersifat
praktis-empiris, sehingga benar-benar eksis, andal dan kokoh sebagai suatu sistem yang
telah teruji keberadaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana urgensi penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling.?
2. Apa saja metode dan desain penelitian dalam konseling.?
3. Bagaimana karakteristik, tujuan, serta penerapan dari metode dan desain penelitian
dalam konseling.?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui urgensi penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui metode dan desain penelitian dalam konseling.
3.Untuk mengetahui karakteristik, tujuan, serta penerapan dari metode dan desain
penelitian dalam konseling.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tugas Ilmu dan atau Penelitian


Jika bimbingan dan konseling dipandang sebagai suatu ilmu, maka tugas (ilmu) dan
penelitian dapat dikatakan identik, yaitu: mendeskripsikan secara jelas dan cermat;
menerangkan (eksplanasi) kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa;
menyusun teori (merumuskan hukum-hukum atau tata hubungan antara kondisi atau
peristiwa yang satu dengan lainnya); membuat prediksi (ramalan), estimasi, dan proyeksi
mengenai peristiwa-peristiwa atau gejala yang akan terjadi atau muncul; dan
pengendalian (kontrol) terhadap peristiwa atau gejala-gejala.
B. Urgensi penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling
Urgensi penelitian dalam bidang bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1. dengan dilakukannya penelitian dapat memberikan kontribusi keilmuan atau
mengembangkan secara teoretis baik berupa konsep-konsep, prinsip-prinsip, dalil-
dalil atau hukum-hukum berkaitan dengan bimbingan dan konseling
2. hasil-hasil penelitian dapat memberikan kontribusi praktis yang mendukung
eksistensi bimbingan dan konseling, misalnya dengan ditemukannya teknik-
teknik, metode-metode, maupun model-model yang lebih sesuai, akurat, dan
cocok dengan situasi dan kondisi (klien). Dengan kata lain, penelitian dapat
berfungsi untuk mengoreksi atau menggugurkan teori-teori lama yang sudah tidak
“up to date” lagi dengan situasi dan kondisi saat kini dan menemukan teori-teori
baru (khususnya dalam ilmu sosial) yang lebih relevan, atau bahkan memperkuat
dan memantapkan teori-teori yang sudah mapan.
C. Metode dan Desain Penelitian dalam Konseling.
Secara umum terdapat beberapa metode dasar dan desain dalam penelitian, antara lain:
penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian kasus dan penelitian lapangan,
penelitian perkembangan, penelitian korelasional, penelitian kausal-komparatif,
penelitian eksperimen dan penelitian tindakan.
1. Penelitian historis
Penelitian histories adalah penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan
ilmiah dari perspektif histories suatu masalah. Dapat diartikan juga sebagai proes
pengumpulan dan penafsiran data (berupa benda, peristiwa, atau tulisan) yang timbul
di masa lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami
kenyataan-kenyataan sejarah masa lampau, situasi sekarang, dan meramalkan
perkembangan situasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan
fakta dan memperoleh kesimpulan atau generalisasi yang kuat.
Penelitian ini mempunyai ciri-ciri tertentu, diantaranya sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan tidak hanya primer (yang diperoleh dari sumber primer,
yaitu hasil observasi, atau wawancara peneliti sendiri) tetapi juga sekunder
(diperoleh dari sumber sekunder, yaitu hasil observasi orang lain).
2. Untuk menentukan bobot data, dilakukan dua macam kritik, yaitu (1) eksternal:
meneliti keaslian atau authenticity data, dan (2) internal: meneliti keakuratan atau
kebenaran data. Kritik internal ini menguji motif, kejujuran dan keterbatasan si
penulis yang mungkin melebih-lebihkan, mengurangi,atau memalsukan data.
2. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung
pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan
sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-
tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan
(developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat
longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam
potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan berbahasa,
meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan adolesen.
Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa
pada masing-masing tahap umpamanya masa: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja,
dan adolesen dilakukan secara bersamaan. Penelitian deskriptif dapat diartikan
sebagai penelitian yang memusatkan perhatiannya terhadap masalah-masalah aktual
melalui proses pengumpulan, penyusunan atau pengklasifikasikan, pengolahan, dan
penafsiran data.
Ciri-Ciri penelitian ini yaitu:
• Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang aktual, masa sekarang, atau
yang sedang terjadi.
• Data yang terkumpul kemudian disusun, dianalisis, dan ditafsirkan.
Jenis-Jenis penelitian ini
1. Survey
Survey merupakan cara pengumpulan data atau informasi dari sejumlah unit
atau individu yang cukup besar dalam jangka waktu bersamaan. Masalah atau
bidang yang sering diteliti dengan survey adalah bidang kemasyarakatan
(survey sosial), bidang pendidikan (survey pendidikan), bidang perusahaan
(survey pasaran dan produksi), bidang komunikasi (survey pendapat umum),
bidang politik (survey kepartaian dan pemilihan umum), dan bidang kesehatan
(survey kesehatan). Teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam
metode survey adalah angket dan wawancara.
2. Studi Kasus
Penelitian ini memusatkan perhatiannya pada suatu kasus secara intensif dan
mendetail. Subjek yang diteliti terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit
(seorang, satu keluarga, satu daerah, satu lembaga, satu kelompok, satu
peristiwa, dan hal-hal lain yang dipandang sebagai satu kesatuan). Karena data
yang dikumpulkan bersifat multi aspek, maka teknik pengumpul data yang
digunakan bisa beragam, seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi,
dan autobiografi (apabila kasusnya seseorang atau sekelompok kecil orang).
3. Studi Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua
kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam
penelitian inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun
manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah,
peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat
mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di
antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat
memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena menggunakan
instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompokkelompok yang
dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.
3. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Tujuan penelitian: Untuk mempelajari secara intensif mengenai latar belakang,
keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok,
isntitusi, atau masyarakat.
Contoh-Contoh penelitian
• Studi-studi Piaget tentang perkembangan kognitif pada anak-anak.
• Studi secara mendalam pada seorang murid yang mengalami
ketidakmampuan belajar oleh seorang ahli psikologi atau studi terhadap
seorang siswa yang dalam masa hukuman percobaan oleh pekerja sosial.
• Studi secara intensif tentang budaya “kota dalam” dan kondisi
kehidupan di dalam lingkungan kota metropolitan.

Beberapa karakteristik

• Studi kasus merupakan penyelidikan yang mendalam pada suatu unit


sosial yang menghasilkan suatu gambaran yang lengkap, dan terorganisasi
dengan baik mengenai unit tersebut. Tergantung pada tujuan, lingkup studi
ini dapat mencakup keseluruhan siklus hidup atau atau hanya bagian-bagian
tertentu, studi ini dapat hanya terfokus pada faktor-faktor yang spesifik saja
atau dapat juga mengambil keseluruhan dari unsur dan peristiwa.
• Dibandingkan dengan studi survey yang cenderung menguji sejumlah kecil
variabel pada unit sample yang besar, studi kasus ini menguji jumlah unit
kecil dengan variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar.

Keungulan-keunggulan

• Studi-studi kasus terutama sangat bermanfaat sebagai latar belakang


informasi untuk perencanaan penelitian utama di dalam social sciences.
Karena dilakukan secara intensif, studi ini memberikan penjelasan terhadap
variabel-variabel penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi yang
memerlukan perhatian lebih intensif.
• Data studi kasus melengkapi contoh-contoh yang berguna untuk
mengilustrasikan penemuan-penemuan yang digeneralisasikan secara statistik.

Kelemahan-kelemahan

• Karena fokusnya yang sempit terhadap unit-unit yang kecil, studi-studi


kasus dibatasi dalam kerepresentatifannya. Studi ini tidak memungkinkan
generalisasi terhadap populasi sampai ada penelitian lanjutan yang
melengkapi studi tersebut yang memfokuskan pada hipotesis-hipotesis
spesifik dan menggunakan metode sampling yang layak.
• Studi-studi kasus terutama diwarnai oleh sifat keberatsebelahan subyektif.
Kasus itu sendiri mungkin dipilih karena sifat dramatiknya daripada sifatnya,
cirinya, atau karena cocok dengan konsep peneliti sebelumnya. Selama
peneliti menempatkan data pada satu konteks tertentu daripada konteks yang
lain, maka penafsiran subyektif akan mempengaruhi hasilnya.

Langkah-Langkah pokok

• Nyatakan tujuan-tujuannya. Apa yang menjadi unit-unit studi dan


karakteristik-karakteristiknya, hubungan-hubungannya, dan proses-proses
yang akan mengarahkan penyelidikan.
• Rancangkan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit tersebut akan dipilih?
Apakah sumber data dapat digunakan? Metode apa yang akan digunakan
untuk mengumpulkan data?
• Kumpulkan data
• Organisasikan informasi untuk menyusun rekonstruksi unit studi yang
koheren,dan terintergrasi dengan baik.
• Laporkan hasilnya dan diskusikan signifikasinya
4. Penelitian perkembangan
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) ada yang
memasukkannya ke dalam pendekatan penelitian kuantitatif noneksperimental dan
sebagai metode penelitian eksperimental. Penelitian dan pengembangan (Research
and Development) ini berawal dari industry-base development model, yang digunakan
sebagai prosedur untuk merancang dan mengembangkan suatu produk baru yang
berkualitas. Dalam bidang pendidikan, metode R & D ini dapat digunakan untuk
mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi, model-
model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen, pembinaan staf,
dan lain-lain. Kegiatan pengembangan dilakukan melalui beberapa kali uji coba,
dengan sampel terbatas dan sampel ebih luas. Pengujian produk dilakukan dengan
mengadakan eksperimen.
Tujuan penelitian: untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau
perubahan sebagai fungsi waktu.
Contoh-Contoh penelitian
• Studi-studi longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung
mengukur sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel anak yang sama
pada tingkat perkembangan yang berbeda.
• Studi cross-sectional mengenai pertumbuhan yang secara tidak langsung
mengukur sifat dan laju perubahan yang sama dengan meneliti sejumlah
anak yang berbeda sebagai sampel yang mewakili tingkat usia.
• Studi-studi kecenderungan yang bertujuan untuk menentukan pola-pola
perubahan dimasa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-
kondisi perubahan di masa yang akan datang.

Beberapa karakteristik

• Memfokuskan pada studi mengenai variabel-variabel dan


perkembangannya selama beberapa bulan atau tahun. Penelitian ini
menanyakan “ Apakah pola-pola pertumbuhan, lajunya, arahnya,
urutannya, dan faktor-faktor yang saling terkait mempengaruhi sifat-
sifat perkembangan itu?.
• Masalah sampel pada metode longitudinal adalah kompleks dengan
terbatasnya jumlah subyek yang dapat diikuti dalam waktu
tahunan; faktor - faktor yang cenderung menyebabkan terjadinya bias
pada metode longitudinal. Apabila perlakuan mengenaiatrisi tersebut
dihilangkan melalui pemilihan sampel dari suatu populasi yang stabil, hal
ini berarti memasukkan bias-bias yang tak dikenal yang berkaitan dengan
populasi tersebut. Lebih jauh lagi, sekali dimulai, studi longitudinal tidak
memungkinkan diadakan perbaikan dalam hal-hal yang bersifat teknis
tanpa kehilangan kontinuitas prosedur metode tersebut. Akhirnya, metode
ini memerlukan kontinuitas dukungan pimpinan dan biaya untuk periode
yang cukup lama, dan biasanya universitas atau yayasan yang dapat
memelihara keperluan tersebut.
• Studi cross-sectional biasanya meliputi subyek yang lebih banyak, akan
tetapi mencandra faktor pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan
dengan studi longitudinal. Meskipun studi longitudinal merupakan metode
yang langsung mempelajari perkembangan manusia, pendekatan cross-
sectional tidak terlalu mahal dan lebih cepat karena kurun waktu yang
lama diganti dengan sampling dari kelompok umur yang berbeda.
Sampling dari metode cross-sectional cukup kompleks karena anak-anak
yang sama tidak tidak terlibat dalam setiap taraf usia dan tidak dapat
dibandingkan satu sama lain. Untuk membuat generalisasi pola-pola
perkembangan instrinsik dari sampel- sampel anak seperti ini mengandung
risiko akan menngaburkan perbedaan-perbedaan antar kelompok yang
timbul dari proses sampling.
• Studi-studi kecenderungan memiliki kelemahan bahwa faktor-faktor
yang tidak dapat diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau
membat kecenderungan yang didasarkan masa lampau menjadi tidak sah.
Pada umumnya prediksi untuk waktu yang lama adalah perkiraan
pendidikan (educated guess), sementara prediksi untuk waktu yang
pendek lebih reliabel dan valid.
Langkah-Langkah pokok

• Definisikan masalahnya atau nyatakan tujuan-tujuannya.


• Lakukan telaah kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi
yang ada dan membandingkan metodologi-metodologi penelitian termasuk
instrumen-instrumen yang dapat digunakan dan teknik-teknik
pengumpulan data.
• Rancangkan cara pendekatan
• Kumpulkan data
• Evaluasi data dan susun laporkan hasilnya.
5. Penelitian korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-
variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan
besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya
korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan
sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti
nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada
variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel
berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.
Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki besarnya korelasi antara variasi-variasi dalam
suatu faktor dengan variasi-variasi dalam satu atau lebih faktor lainnya berdasarkan
pada koefisien korelasi.
Contoh-Contoh penelitian
• Studi yang menyelidiki hubungan antara motivasi dengan hasil belajar siswa
di Sekolah Menengah
• Studi analisis faktor pada beberapa tes kepribadian
• Studi untuk meramalkan keberhasilan belajar di sekolah berdasarkan tes
bakat.

Beberapa karakteristik
• Sangat cocok digunakan apabila variabel-variabel yang diteliti sangat
kompleks dan/atau peneliti tidak memungkinkan melakukan penelitian
dengan metode eksperimental dan pengontrolan terhadap manipulasi data
• Memungkinkan pengukuran secara simultan beberapa variabel dan saling
hubungannya dalam keaadaan yang realistis
• Hasil penelitian ini merupakan derajat saling hubungan dari pada
menanyakan ada tidaknya pengaruh, seperti yang dikemukakan oleh rancanga
penelitian eksperimental: “Apakah ada pengaruhnya atau tidak?”

Keterbatasan-keterbatasan penelitian korelasional adalah sebagai berikut:

• Hanya mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, penelitian ini tidak perlu
mengidentifikas saling hubungan yang bersifat sebab akibat.
• Metode ini kurang tertib dan ketat apabila dibandingkan dengan pendekatan
eksperimental karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel
bebasnya.
• Metode ini cenderung akan mengidentifikasi pola hubungan yang semu yang
kurang reliabel dan valid.
• Pola saling hubungan sering tidak menentu dan kabur
• Metode ini dalam penelitian sering memberikan rangsangan penggunaannya
semacam pendekatan “shot gun”, yaitu memasukkan data tanpa pandang
bulu dari sumber yang beragam dan memberikan interpretasi yang bermakna
atau yang berguna.

Langkah-Langkah pokok

• Definisikan masalah
• Lakukan penelaahan kepustakan
• Rancangkan pendekatan
• Identifikasi variable-variabel-variabel yang relevan.
• Pilihlah subyek yang memadai/layak.
• Pilihlah atau kembangkan instrumen yang sesuai
• Pilihlah pendekatan korelasional yang sesuai dengan permasalahan.
• Kumpulkan data
• Analisis data dan interpretasikan hasilnya
• Tuliskan laporan
6. Penelitian kausal-komparatif
Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat
melalui pengamatan terhadap akibat yang telah ada dan meneliti kembali faktor-
faktor penyebab dari sumber yang dapat dipercaya. Hal ini sangat kontras
dengan metode eksperimental yang mengumpulkan data melalui pengontrolan
kondisi-kondisi pada waktu itu (penelitian berlangsung).
Contoh-Contoh penelitian
• Penelitian di suatu sekolah untuk mencari faktor-faktor yang
menyebabkan prestasi lulusannya selalu lebih baik dibandingkan dengan
sekolah-sekolah lainnya.
• Penelitian untuk mengetahui penyebab kurang termotivasinya siswa dalam
mengikuti mata pelajaran tertentu.
• Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan
menggunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap
mungkin.
• Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang terkait dengan perbedaan
umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif
mengenai tingkah laku dan skor tes prestasi belajar yang terkumpul sampai
anak-anak yang bersangkutan kelas enam Sekolah Dasar.

Beberapa karakteristik

Penelitian kausal-komparatif bersifat”ex post facto”, yang berarti data yang


dikumpulkan setelah semua peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Peneliti kemudian
mencari satu atau lebih pengaruh-pengaruh (tergantung variabel-variabel) menguji
data dengan menelusuri kembali masa yang telah lalu, untuk mencari sebab-sebab,
saling hubungan, dan maknanya.
Keungulan-keunggulan

a. Metode kausal-komparatif layak digunakan untuk berbagai keadaan


apabila metode eksperimental yang lebih kuat tidak memungkinkan untuk
dilakukan:
• Apabila penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan
memanipulasi faktor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan
sebab akibat secara langsung.
• Apabila pengontrolan terhadap seluruh variabel kecuali satu variabel
bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat, mencegah interaksi
secara normal dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh.
• Apabila pengontrolan laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian
tidak praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan
b. Hasilnya dapat bermanfaat sebagai informasi yang berkenaan dengan sifat-
sifat gejala: apa sejalan dengan apa, dengan kondisi apa, dalam perurutan dan
pola yang bagaimana, dan semacamnya.
c. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan-
rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi ini
lebih dipertahankan.

Kelemahan-kelemahan

• Kelemahan utama dari rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol
terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan, peneliti harus mengambil
fakta yang ditemukannya tan ada kesempatan untuk menyusunnya kondisi-kondisi
atau memanipulasi variable-variabel yang mempengaruhinya di tempat kejadian.
Untuk memperoleh kesimpulan yang baik, peneliti harus mempertimbangkan
seluruh penyebab yang memungkinakan atau hipotesis saingan yang dapat
dipercaya yang mungkin mempengarudi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti
dapat secara sukses memberikan mempengarudi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh
peneliti dapat secara sukses memberikan pertimbangan kesimpulannya terhadap
alternatif lain, dia dalam posisi yang relatif kuat.
• Kesulitan untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab telah
benar-benar tercakup di antara banyak faktor yang sedang ditelitinya.
• Komplikasi bahwa faktor penyebab tidak hanya satu akan tetapi merupakan
kombinasi dan interaksi dari beberapa faktor secara bersama-sama di bawah
kondisi tertentu menghasilkan suatu outcome
• Suatu gejala yang dihasilkan dapat tidak hanya dari penyebab-penyebab
ganda, akan tetapi juga dapat berasal dari satu penyebab dalam satu kejadian
tertentu dan dari penyebab lain dalam kejadian yang lain.
• Apabila hubungan antara dua variabel ditemukan, sulit untuk menentukan
mana yang merupakan penyebab dan mana yang merupakan akibat.
• Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor-faktor saling berhubungan tidak harus
memberikan implikasi hubungan sebab akibat. Keseluruhannya semata-mata
hanyalah merupakan faktor tambahan yang tidak diketahui dan diamati.
• Pengelompokan subyek ke dalam kelompok dikotom (seperti: yang berhasil
dan tidak berhasil), untuk tujuan perbandingan, menimbulkan permasalahan
karena katagori tersebut bersifat kabur, bervariasi, dan tidak mantap. Penelitian
yang demikian sering tidak menghasilkan penemuan yang bermanfaat.
• Studi komparatif dalam keadaan alami tidak memungkinkan pemilihan
subyek yang terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada dengan hal-hal
yang sama untuk seluruh hal sangat sulit, kecuali untuk menghadapkannya pada
satu variable.

Langkah-Langkah pokok

• Definisikan permasalahannya.
• Lakukan telaan kepustakaan.
• Nyatakan/rumuskan hipotesis-hipotesis.
• Tuliskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis dan langkah-langkah yangakan
dilakukan.
• Rencanakan pendekatan
• Validasi teknik untuk pengumpulan data.
• Kumpulkan data.
• Deskripsikan, analisis, dan interpretasikan hasil yang diperoleh dengan jelas dan
istilah-istilah yang tepat.
• Rencanakan pendekatan.
• Susunlan laporannya.
7. Penelitian eksperimen
Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakanmetode
eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen.
Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan
variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta
pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan
diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau
disamakan karakteristiknya (dicari yang sama). Pada kelompok eksperimen (variabel
yang akan diuji akibatnya) diberi perlakuan khusus. Sedang pada kelompok kontrol
diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa dilakukan, yang akan dibandingkan
hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam eksperimen murni (demikian juga
dengan bentuk eksperimen lainnya) pengujian atau pengukuran (tes) dilakukan
dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau sudah dibakukan.
Tujuan penelitian: Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan
cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen satu atau lebih kondisi
perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol
yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Contoh-Contoh penelitian
• Menyelidiki pengaruh dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar
mata pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan
taraf intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan
guru secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode
mengajar
• Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan penyalahgunaan
obat terhadap sikap para siswa Sekolah Menengah Pertama, dengan
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok
yang diperkenalkan dan tidak diperkenalkan denga program tersebut dengan
menggunakan pretest-posttest design dimana hanya setengah dari siswa-siswa
tersebut diberikan pretest untuk menentukanseberapa banyak perubahan
sikap dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau olehprogram
pendidikan.
• Studi untuk menyelidiki perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah
Dasar, antara siswa yang berasal dari Taman Kanak-Kanak dan yang
tidak melalui Taman Kanak-Kanak

Beberapa karakteristik

• Memerlukan pengaturan secara ketat terhadap variabel-variabel dan kondisi-


kondisi ekperimental baik secara langsung/manipulasi atau melalui
randomisasi (pengaturan secra acak)
• Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk
dibandingkandengan kelompok-kelompok yang menerima perlakuan
eksperimen.
• Terkonsentrasi pada pengontrolan varians
• Validitas internal merupakan sine qua non dari rancangan penelitian dan
merupakan tujuan pertama dari metodologi eksperimental. Validitas
internal ini menanyakan: Apakah manipulasi eksperimental dalam studi
ini benar-benar menimbulkan perbedaan?
• Validitas eksternal merupakan tujuan kedua dari metode eksperimen.Validitas
eksternal ini menanyakan: Seberapa representatifkah temuan-temuan
penelitian tersebut dan dapatkah hasil-hasil tersebut digeneralisasikan
terhadap keadaan-keadaan dan subyek-subyek yang serupa.
• Dalam rancangan eksperimen klasik, seluruh variabel yang terkait
diusahakan tetap kecuali satu variabel perlakuan yang disengaja dimanipulasi
atau divariasikan.Perluasan-perluasan dari metode ekperimental seperti
rancangan faktorial dan analisis varians memungkinkan peneliti untuk
memanipulasi lebih dari satu variabel atau memvariasikan secara bersama-
sama lebih dari satu kelompok eksperimental.
• Meskipun pendekatan eksperimental, merupakan pendekatan yang laing
kuat karena pengontrolannya terhadap seluruh variabel-variabel yang relevan,
akan tetapi pendekatan ini juga paling bersifat membatasi (restrictive) dan
dibuat-dibuat. Hal ini merupakankelemahan utama dalam pengaplikasiannya
pada subyek manusia, karena manusia sering bertingkahlaku lain jika
tingkah-lakunya dibatasi, dimanipulasi, atau diekspos dengan pengamatan
dan evaluasi secara sistematis.

Langkah-Langkah pokok

• Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.


• Identifikasi dan definisikan masalahnya.
• Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan
definisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya
• Susun rencana eksperimennya:
• Identifikasi seluruh variabel non-eksperimental yang mungkin
mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk mengontrol
variabel tersebut
• Pilihlah rancangan penelitiannya.
• Pilihlah sampel dari subyek yang representatif bagi populasi, tentukan
subyek untuk kelompok kontrol dan tentukan kelompok-kelompok perlakuan
eksperimen.
• Pilih atau susun and validasi instrumen yang akan digunakan untuk
mengukur hasil eksperimen
• Rancangkan prosedur pengumpulan data dan kemungkinan melakukan pilot
atau uji coba untuk menyempurnakan instrumen atau rancangan.
• Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.
• Lakukan eksperimen
• Aturlah/susun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan pengaturan data
tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek yang
diperkirakan akan ada.
• Terapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap hasil
peneltian
• Buatlah interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut, berikan diskusi,
dan buatlah laporannya.
8. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada
mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan
terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan
perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada
perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan guru dan prestasi belajar siswa.
Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang konsultan
atau pakar dari luar. Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian
tindakan kolaboratif atau collaborative action research (Oja & Sumarjan, 1989,
Stinger, 1996). Penelitian tindakan kolaboratif selain diarahkan kepada perbaikan
proses dan hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana, sebab
penelitian kolaboratif merupakan bagian dari program pengembangan staf.
Tujuan penelitian: Untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan atau
pendekatan- pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah-masalah dengan
penerapan langsung dikelas atau dunia kerja.
Contoh Penelitian :
Program inservice training: untuk mengujicoba inovasi suatu metodemengajar,
membantu para konselor agar bekerja lebih hati-hati dengan anak-anak
putus sekolah; untuk mengembangkan program eksplorasi dalam pencegahan
kecelakaan pada kursus pendidikan pengemudi; untuk memecahkan masalah
apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi inovatif.
Beberapa karakteristik :
• Praktis dan secara langsung relevan dengan situasi aktual dalam dunia
kerja. Subyek-subyeknya para siswa, staf, atau yang lainnya.
• Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
pengembangan-pengembangan baru yang lebih baik daripada pendekatan
impresionistik dan fragmentaris yang secara khas sering dilakukan dalam
pengembangan-pengembangan pendidikan. Cara penelitian ini juga empiris
dalam arti bahwa penelitian tersebut mendasarkan pada pengalaman masa
lampau.
• Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa
penelitian dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the-spot
experimentation dan inovasi.
• Meskipun berusaha untuk sistematik, penelitian tindakan kurang tertib
ilmiah karena validitas internal dan ekasternalnya lemah. Tujuan
penelitiannya situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan
kontrol terhadap variabel bebasnya kecil. Oleh karena itu, hasilnya meskipun
bermanfat untuk dimensi praktis, akan tetapi secara tidak langsung
memberikan kontribusi terhadap batang tubuh pengetahuan (body of
knowledge).

Langkah-Langkah pokok

• Definisikan masalahnya atau tetapkan tujuannya. Apa yang memerlukan


perbaikan atau yang mungkin dikembangkan sebagai keterampilan atau
cara pemecahan baru?
• Telaah kepustakaan untuk mengetahui apakah orang lain telah
menemukan masalah yang sama atau telah mencapai tujuan yang
berhubungan dengan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut.
• Rumuskan hipotesis yang dapat diuji atau strategi pendekatan, nyatakan
dengan bahasa jelas dan spesifik.
• Susun setting penelitiannya dan jelaskan langkah-langkah dan
kondisi-kondisinya. Apakah ada sesuatu yang khusus/utama yang akan
dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan?
• Tetapkan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, dan hal-hal lain
untuk memperoleh feedback yang berguna
• Analisis data dan evaluasi hasilnya.
• Susun setting penelitiannya dan jelaskan langkah-langkah dan kondisi-
kondisinya, dan susun laporannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah.
Penelaahan dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan,
analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Maka
penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh
pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving)
pendidikan melalui metode ilmiah.
Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, rancangan penelitian dibagi menjadi : (Dirjen
Pendidikan Tinggi) (1) Penelitian histories, (2) Penelitian deskriptif, (3) Penelitian
perkembangan, (4) Penelitian kasus dan penelitian lapangan, (5). Penelitian korelasional,
(6) Penelitian kausal komparatif, (7) Penelitian eksperimental (8) Penelitian tindakan.

B. Saran
Sebagai calon guru penelitian sangat penting, dari langkah-langkah sistematis mulai dari
pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya
suatau kesimpulan.Dengan kata lain, penelitian menganalisis informasi dengan tujuan
untuk memberikan kita pengetahuan tentang keadaan masa sekarang, pengetahuan
tersebut mungkin membantu kita membuat prediksi tentang masa depan. Makalah ini
masih banyak kekurangan dalam penulisan kata diharapkan kritik yang membangun dari
pembaca dan memberikan manfaat didalamnya
Daftar Pustaka

Dharma Surya, 2008, Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan, (online). Dari
staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENELITIAN PENDIDIKAN.pdf. diakses pada 4 maret 2013

Fauzizdeslav, 2013, metode penelitian, (online). Dari


http://fauzizdeslav.blogspot.com/2013/10/metode-penelitian.html. Diakses pada Oktober 2013

Iding Tarsidi, M.Pd, Penelitian dalam Bimbingan dan Konseling , (online). Dari
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/PENELTAN_DLM_BK.pdf

https://www.journalpapers.org/2020/06/penelitian-dan-evaluasi-dalam-konseling.html. Diakses
pada 24 juni 2020

Anda mungkin juga menyukai