Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENELITIAN

SURVEY PERMASALAHAN BIMBINGAN DAN KONSELING

“PENTINGNYA DUKUNGAN KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN


MOTIFASI BELAJAR SISWA”

Dosen Pengampuh :
Dr.Nur Wahyuni,S.S.,M.Si
Dr.Mardi Lestari,M.Pd
Dr.Bau Ratu,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Anita Anastasya
A50120083

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Dunia pendidikan adalah sebuah sistem yang komplek dan memiliki banyak unsur
yang harus ada didalamnya. Salah satu unsur yang paling penting peserta didik dan juga
menjadi subjek utama pendidikan. Secara sederhana peserta didik adalah seorang yang
sedang ingin mengetahui sesuatu hal yang baru atau sedang melakukan pelajar. Secara
etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara
terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan,
perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk
kepribadian serta  sebagai bagian dari struktural proses pendidikan.
Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik
tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju
kesempurnaan. Hal ini dapat dicontohkan ketika seorang peserta didik berada pada usia balita
seorang selalu banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua.
Berdasarkan hal tersebut secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki
eksistensi atau kehadiran dalam sebuah lingkungan, seperti halnya sekolah, keluarga,
pesantren bahkan dalam lingkungan masyarakat. Dalam proses ini peserta didik akan banyak
sekali menerima bantuan yang mungkin tidak disadarinya, sebagai contoh seorang peserta
didik mendapatkan buku pelajaran tertentu yang ia beli dari sebuah toko buku. Dengan
diakuinya keberadaan seorang peserta didik dalam konteks kehadiran dan keindividuannya,
maka tugas dari seorang pendidik adalah memberikan bantuan, arahan dan bimbingan kepada
peserta didik menuju kesempurnaan atau kedewasaannya sesuai dengan kedewasaannya.
Dalam konteks ini seorang pendidik harus mengetahuai ciri-ciri dari peserta didik tersebut.
Secara bahasa, motivasi berasal dari bahasa Inggris “motivation”, yang berarti
“dorongan” atau “daya batin”. Sedangkan secara istilah motivasi adalah segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat
serta memiliki tujuan tertentu. Arti lain dari motivasi adalah suatu dorongan yang
menggerakkan hati seseorang untuk bersemangat dalam melakukan sesuatunya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga segala sesuatu yang dapat menimbulkan
dorongan dan semangat dalam diri seseorang untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu itu
dinamakan motivasi. Sehingga motivasi itu bisa datang dari dalam diri sendiri dan juga bisa
dari orang lain. Dengan adanya motivasi kita dapat menentukan langkah hidup yang lebih
baik, baik itu dari segi cita-cita yang akan dicapai maupun prestasi yang ingin didapatkan dan
segala sesuatu yang ingin dicapai. Motivasi ini dapat menggerakkan diri agar dapat
melakukan segala sesuatu yang terbaik dalam hidup, dengan demikian motivasi mampu
merubah hidup dan menentukan kesuksesan. Motivasi dapat menentukan keputusan dalam
berbagai tindakan. Karena suatu tindakan pasti akan memiliki resiko baik buruk maupun
baik. Jadi kembangkan motivasi yang baik agar dapat memberikan dampak yang baik dalam
kehidupan. Kita dapat memilah perbuatan mana yang mestinya dilakukan dan mana yang
tidak. Sehingga tidak berpeluang mendapatkan resiko yang kurang baik.
Setiap manusia membutuhkan sebuah dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu
demi melawan rasa malasnya. Dorongan itu adalah motivasi. Motivasi merupakan daya
penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan, Sardiman (2006).
Ketika seseorang mempunyai motivasi untuk tujuannya maka seseorang itu akan berusaha
semaksimal mungkin untuk meraihnya dan motivasi juga akan meningkatkan semangat
seseorang. Pada usia pertumbuhan, anak membutuhkan banyak motivasi akan kehidupannya.
Peran seorang pendidik dan orang tua disini sangatlah besar. Ketika dirumah atau diluar
rumah maka itu adalah tanggung jawab orang tua, tetapi jika di sekolah tanggung jawab itu
beralih kepada tenaga pendidik atau guru. Menurut Zakiyah Darajat, guru merupakan
pendidik professional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orangtua untuk
ikut mendidik anak-anak. Dengan kata lain, guru merupakan orang yang bertanggung jawab
atas pertumbuhan seorang peserta didik. Guru sangat berperan dalam pertumbuhan peserta
didik. Oleh karena itu, setiap pembelajaran yang guru berikan kepada peserta didik diharap
menyertakan motivasi agar anak semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya karena dari orang tuanya
anak-anak mulai menerima Pendidikan. Bentuk pendidikan anak terdapat dalam
kehidupan keluarga. Keluarga merupakan pusat kasih sayang yang saling membantu
antara sesama. Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab mendidiknya di rumah
dengan baik terhadap keberlangsungan pendidikan anaknya di masa depan (Nouwen &
Zaman, 2018; Yulianingsih et al., 2020). Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah
yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di
sekolah. Jika orang tua menanamkan perbuatan disiplin, maka anak akan menerapkan di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat (Atmojo & Nugroho, 2020;
Ramdan & Fauziah, 2019). Penerapan nilai sikap hidup yang diberikan kepada anak-anak
mereka dapat memunculkan pengembangan bakat, minat, kepribadian, serta motivasi
anak.
Pengasuhan orang tua terhadap anaknya dapat berpengaruh terhadap pembentukan
karakter dan perilaku anak itu sendiri. Apabila terdapat kesalahan pengasuhan, maka akan
berdampak pada anak saat sudah dewasa. Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan yang dikehendakinya.
Para orang tua menyadari pentingnya motivasi anak sebagai bentuk dukungan orang tua
terhadap proses perkembangan belajar anak (Wijayanti & Fauziah, 2020; Yulianingsih et
al., 2020). Semua orang tua berupaya memberikan motivasi kepada anak supaya mereka
merasa diperhatikan dan dapat dukungan dari orang tua dalam proses belajar. Dengan
demikian, anak lebih bersemangat belajar dan dapat hasil belajar yang lebih baik.
Orang tua memiliki peran tinggi dalam memotivasi belajar siswa, pola asuh yang
diterapkan kepada anak dan mampu membuat motivasi belajar anak, sehingga
mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Pola asuh demokratis juga dapat membentuk
karakter berupa kedisiplinan, kemandirian, religius, dan komunikatif.
Peranan dan perhatian orang tua sangat penting dalam menentukan keberhasilan
pendidikan anak-anak mereka. Induk peran dan tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan
dengan membimbing kelangsungan anak belajar di rumah sesuai dengan program yang telah
dipelajari oleh anak-anak di sekolah belajar, Orang tua sebagai pendidik harus senantiasa
menjalin hubungan baik dengan anak agar tidak terdapat jurang pemisah dan jarak antara
anak dengan orang tua sebagai pendidik sehingga pendidikan dapat tercapai dengan baik.
Orang tua hendaknya mencari cara-cara positif dalam menciptakan kecintaan anak,
memperkuat hubungan, mengadakan kerjasama antara mereka dan menumbuhkan kasih
sayang mereka. Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya
adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar. Orang tua
sebagai pendidik harus memiliki sifat, pengasuh, pembimbing, pemelihara, pembina dan
sebagai guru yang memimpin terhadap anak-anaknya. Perhatian orang tua bisa membuat
anak akan lebih giat dan memiliki semangat dalam belajar karena tahu bahwa bukan dirinya
memiliki keinginan untuk maju, dan orang tuanya pun demikian.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pentingnya motifasi belajar bagi siswa?
2. Bagaimana damapk kurangnya motivasi belajar pada siswa?
3. Bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar pada anak?
4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat orang tua dalam
meningkatkan motivasi belajar anak?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pentingnya motivasi belajar pada siswa
2. Untuk mengetahui damapk kurangnya motivasi belajar pada siswa
3. Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
pada anak
4. Untuk mengetahui fakto apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat orang tua
dalam meningkatkan motivasi belajar pada anak

D. MANFAAT
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan memberi informasi yang
bermanfaat, terutama mengenai bagaimana cara meningkatkan motifasi belajar pada
anak/siswa, sehingga dapat diperoleh cara untuk memotivasi anak dan mencapai
semua kegiatan yang lebih baik, agar mereka terus belajar.
2. Secara Praktis
Diharapkan dapat memberikan kesadaran tersendiri kepada orang tua siswa untuk
menjadi inspirasi, pendukung, penyemangat yang baik terhadap anak mereka, dan
dapat meningkatkan motivasi belajar, untuk mencapai generasi yang handal baik dari
segi keagamaan ataupun akademik.
E. URGENSI PENELITIAN
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam Pendidikan anak-anaknya
diantaranya sebagai motivator. Dalam hal ini orang tua harus senantiasa memberikan
dorongan pada anaknya agar mempunyai semangat dalam belajar, khususnya dalam
belajar dirumah sebagai penunjang keberhasilan prestasi disekolahnya. Peran orang tua
sangat menentukan keberhasilan pendidikan anakanaknya, di antaranya orang tua
berperan sebagai :
1) Pendidik (edukator) Pendidik dalam Islam yang pertama dan utama adalah orang
tua, yang bertanggung jawab terhadap anak didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif
dan potensi psikomotor.
2) Pendorong (motivator) Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu
dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan
pentingnya sesuatu.
3) Fasilitator Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya,
juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,
alat tulis menulis, buku dan lain-lain.
4) Pembimbing Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan fasilitas
dan biaya sekolah saja. Tetapi anak juga membutuhkan bimbingan dari orang
tuanya.

Adapun upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
anak antara lain:
1) mengetahui hasil,
2) memberikan hadiah dan hukuman,
3) menyediakan alat atau fasilitas yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai