Anda di halaman 1dari 2

Menurut filosofi KHD yang pertama adalah peran guru sebagai seorang penuntun atau pamong,

yaitu menuntun segala kekuatan kodrat anak sehingga dapat tercapai keselamatan dan kebahagiaan.
Disini tugas seorang pendidik adalah memberikan tuntunan tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat
agar memperbaiki laku hidup dan tumbuh kekuatan kodrat. Filosofi menuntun biasa kita kenal
dengan teladan “ Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” Di depan
seorang pendidik memberikan contoh, ditengah-tengah memberikan semangat, dan di belakang
memberikan teladan bagi peserta didik. Sebagai seorang pendidik tentunya haruslah memberikan
contoh yang bagi peserta didik hal yang saya lakukan adalah contoh nyata mengenai kedesiplinan
dan tanggung jawab mengenai ketepatan waktu dan pemenuhan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini
merupakan aksi nyata yang dilaksanakan di kelas sebagai seorang pamong yang menjadi panutan
bagi peserta didik. Memberikan semangat dan dukungan moril bagi anak-anak yang mengikuti
perlombaan serta menyempatkan diri untuk mendampingi anak dalam mempersiapkan diri untuk
menempuh tes. Hadir di tengah-tengah siswa yang patah ara saat mendapatkan hasil yang tidak baik
untuk memberikan motivasi dan memberikan keyakinan bahwa usaha tidak mengecewakan hasil.

Dasar pendidikan yang kedua adalah memerdekakan manusia. Pemaknaan hal ini adalah anak yang
hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain akan tetapi bersadar pada kekuatan
sendiri. Implementasi yang dilakukan di kelas adalah pembiasaan-pembiasaan yang dapat
menebalkan kemandirian seorang anak misalkan menumbuhkan daya juang anak dalam membuat
suatu karya. Anak diberikan kebebasan untuk menyelesaikanya sendiri tanpa harus dituntun
sepenuhnya. Anak juga diberikan penguatan jika mengalami kegagalan dan mencoba hingga dapat
melakukanya. Selain hal tersebut, guru berperan sebagai pembimbing sehingga anak betul-betul
diberikan kebebasan dalam berfikir dan menentukan pilihanya sendiri. Dengan demikian anak betul-
betul menyiapkan menjadi pribadi yang mandiri di kehidupan yang akan datang secara lahir dan
batin.

Dasar pendidikan yang ketiga adalah berpihak pada anak. Artinya bahwa bebas dari segala ikatan,
dengan suci hati mendekati sang anak, bukan untuk meminta sesuau kepada anak. Pendidikan
haruslah berpusat kepada anak. Pokok pendidikan haruslah terletak di dalam pangkuan ibu
bapaknya sehingga hanya dua orang inilah yang dapat “berhamba pada sang anak” sebab cinta kasih
yang diberikan adalah cinta kasih yang tak terbatas. Implementasi yang dilakukan di kelas adalah
memberikan pendampingan dan berperan sebagai orang tua di sekolah. Murid bukanlah sebuah
objek dari suatu pengajaran namun menjadi subjek.

Dasar pendidikan selanjutnya adalah bukan tabula rasa dimana seorang individu bukan dilahirkan
seperti kertas kosong dimana dapat dicoret-coret atau dibentuk sesuai keinginan tertentu. Namun,
seorang anak terlahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Peran guru adalah
menebalkan laku untuk menjadi manusia seutuhnya. Implementasi yang dilakukan adalah
menebalkan laku dan karakter anak dengan kekuatan konteks diri anak dan sosiao kultural/budaya
dimana lingkungan sangat berpengaruh terhadap laku anak. Hal ini dapat diterapkan dengan
pembiasaan-pembiasaan sederhana dan secara berkesinambungan dilakukan di kelas seperti
mengharga satu sama lain, peduli, jujur dan lain sebagainya.
Kelima adalah Budi pekerti. Dasar pendidikan anak memiliki budi pekerti, watak, atau karakter harus
sejalan dengan gerak, pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan
semangat. Menurut penulis ini adalah hal utama dalam sebuah pendidikan bahwa tidak selamanya
pendidikan menuntaskan hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum dan akademik namun, bagaimana
seorang anak memiliki karakter yang baik sehingga betul-betul dapat menyiapkan masa depanya.

Terakhir adalah pendidik dianggap sebagai petani dimana untuk menghasilkan tanaman yang baik
maka ditanam pada tanah yang subur, membebaskan dari lingkungan yang tidak mendukung,
merawat, memberikan pupuk dan seterusnya.

Peran pendidik dalam pendidikan nasional sangatlah besar, mari bpk/ibu berubah dan mulai
melakukan mulai dari dirikita masing-masing untuk dapat menjadi panutan, penuntun, dan orang
yang dapat memberikan dukungan bagi peserta didik sehingga kelak anak-anak tersebut dapat
meraih masa depan yang selamat dan bahagia seperti filosofi KHD. Tetap semangat, salam
perubahan.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran KHD
serta Implementasinya", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/kus79398/6368b63e08a8b558b64543e2/kesimpulan-dan-refleksi-
pemikiran-khd-serta-implementasinya

Kreator: Kus AriAgung

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai