Anda di halaman 1dari 3

Kesimpulan Dan Refleksi Mengenai Pemikiran-

Pemikiran Ki Hajar Dewantara


Sebagai bentuk pemahaman saya terhadap pembelajaran modul 1.1.a

Penulis: Arifatul Ulum, S. Pd, M. Pd

Sumber: Modul PGP 1.1.a

Berkat pemikiran-pemikirannya bapak Ki Hajar Dewantara telah dinobatkan sebagai


bapak pendidikan nasional. Dimana, setiap filosofi yang tercetus dari KHD tentang pendidikan
sangatlah relevan untuk diterapkan dalam perkembangan zaman apapun. Dengan mempelajari
filosofi KHD dan menilik pendidikan pada zaman kolonial, telah membuka wawasan baru bagi
saya sebagai seorang guru.

Kesimpulan apa yang saya dapatkan?

Yang pertama, bahwa anak telah terlahir dengan kodratnya masing-masing. Pendidik
tidak berhak mengubah kodrat ini dalam tumbuhnya. Karena anakanak adalah mahluk hidup,
manusia, juga anggota dalam masyarakat, sehingga mereka hidup dan tumbuh berkembang
dalam kodratnya sendiri. Hanya saja pendidikan berkewajiban mengamati dan mengarahkan
kodrat tersebut agar tetap berada dalam jalur yang semestinya.

Seperti yang dijelaskan dalam teori convergentie-theori, anak-anak saat dilahirkan


bagaikan kertas putih yang sudah terisi penuh, tetapi semua tulisan-tulisan itu masih suram.
Pendidikan berperan dan berkewajiban dalam menebalkan segala tulisan yang suram dan berisi
hal-hal baik, agar kelak tampak sebagai budi pekerti yang baik. Sedangkan tulisan yang
mengandung arti tidak baik dibiarkan suram bahkan semakin suram karena tertutupi oleh tulisan
yang berisi hal-hal baik yang sudah ditebalkan.

Kedua, pendidikan dan pengajaran adalah dua hal yang berbeda. Pendidikan menurut
pandangan KHD tidak lain hanyalah menuntun kodratnya anak dalam tumbuh dan kembang nya,
agar dalam kehidupan mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai seorang individu maupun sebagai salah satu anggota masyarakat.
Sedangkan pengajaran adalah bagian dari proses pemberian pendidikan dengan cara memberikan
ilmu-ilmu yang berfaedah bagi anak, baik bagi lahir maupun batin nya. Tetapi, pendidikan dan
pengajaran adalah satu kesatuan yang tidak pula dapat dipisahkan. Di dalam pendidikan ada
pengajaran dan sebaliknya pula, di dalam pengajaran ada pendidikannya.
Ketiga, ada hubungan yang saling terintegrasi antara pendidikan dan kebudayaan. Bahwa,
pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Budaya dalam pendidikan merupakan inti dari
suatu proses pembelajaran. Semakin tinggi kebudayaan, maka semakin tinggi pula pendidikan
nya atau cara mendidiknya agar dapat membuat orang menjadi ‘berbudaya’, dan dengan budaya
pula dapat menuntun seseorang untuk hidup sesuai dengan norma, aturan yang tercantum di
dalam nilai-nilai luhur budaya yang telah diajarkan orang tua dulu-dulu untuk dijadikan pedoman
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tetapi, tentu saja cara mendidiknya berubah sesuai
dengan perkembangan zaman.

keempat, kodrat anak terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan
dengan karakteristik lingkungan tempat anak dibesarkan, sedangkan kodrat zaman dibentuk oleh
kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang sesuai sengan zamannya.

kelima, pendidikan yang berhamba kepada anak. Bahwa, mendidik haruslah dengan hati,
tidak menuntut hak apapun pada anak, justru hak-hak anak yang yang harus diutamakan. Dalam
prosesnya, pendidikan hendaknya berpusat pada murid sebagai subjek bukanlah objek dengan
cara memfasilitasi dan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk menumbuhkan
potensi dirinya tanpa batas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Inilah kaitannya dengan
pendidikan yang memerdekakan.

Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya
mempelajari modul 1.1?

Sebelum saya mempelajari tentang dasar-dasar pendidika KHD, saya percaya bahwa anak
itu adalah kertas putih yang kosong sehingga dapat ditulisi dan diwarnai sesuai dengan harapan
semua orang tentang hal-hal baik yang akan didapatkan anak setelah melalui proses pendidikan.
Saya percaya bahwa pendidikan utama berasal dari dalam keluarga mereka dulu, baik buruknya
karakter anak telah dibentuk oleh orang tua dan lingkungan tempat anak tinggal. Orang tua
mereka berperan penting dalam membentuk karakter anak-anak hingga dibawa ke sekolah.
Sedangkan, guru sebagai pendidik di sekolah bukan hanya bertugas mentransfer ilmu-ilmu
pengetahuan saja tetapi juga memberikan nilai-nilai positif bahkan meluruskan yang tidak
didapatkan anak di rumah.

sebagai seorang guru saya merasa telah memberikan semua yang terbaik yang saya miliki
agar tercapai nya tujuan pembelajaran, agar proses pembelajaran diminati dan disukai murid.
Saya mencobakan beberapa metode pembelajaran yang telah saya pelajari, berkolaborasi dengan
anak dalam diskusi, melakukan percobaan-percobaan sederhana untuk menarik minat siswa, dan
suatu kali saya mengajarkan anak dengan bermain “game mencari harta karun” yang saya buat
sendiri agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan. Tetapi
tetap saja nilai-nilai murid saya bervariasi mulai dari yang rendah sampai yang tinggi. Dalam hal
ini saya hanya dapat mengambil kesimpulan bahwa pemahaman murid saya terhadap mata
pelajaran saya bergantung pada beragam karakter anak, dan ini tidak bisa saya paksakan,
sehingga saya membiarkan saja hal ini terjadi. Ternyata ini adalah kekeliruan, sehingga ada
banyak hal yang harus saya perbaiki dalam proses pembelajaran saya selanjutnya.
Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul
ini?

Setelah mempelajari modul ini, saya menyadari kekeliruan tentang cara pandang saya
bahwa anak bukan lah kertas putih yang kosong dan pertama sekali di isi oleh orang tua dan
lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang. Saya memperbaiki pemikiran saya tersebut
dengan mulai dari mempelajari lebih dalam karakter anak yang masing-masingnya berbeda,
kemudian berusaha menyatukan perbedaan ini dalam satu proses pendidikan dan pengajaran
yang saya lakukan agar tujuan akhirnya tercapai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Apa yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan
pemikiran KHD?

Langkah pertama yang bisa langsung saya terapkan adalah Ing Narso Sungtulodo dengan
memberikan contoh nilai-nilai positif ketika berada di depan murid agar bisa menjadi teladan
bagi murid-murid saya sehingga ketika mereka sudah siap mandiri, merekalah yang akhirnya
akan berdiri di depan memberi contoh-contoh dan pengalaman yang baik.

Langkah berikutnya adalah dengan mengubah cara mendidik dan mengajar sesuai dengan
pemikiran KHD bahwa mendidik bukan memaksa tetapi menuntun dengan menebalkan nilai-
nilai positif yang sebenarnya sudah ada pada masing-masing anak. Dalam proses pengajaran
saya dapat memberikan anak ruang dan kesempatan untuk bereksplorasi sesuai dengan potensi
yang dimiliki anak, lebih kepada penguatan konsep dan tugas-tugas proyek yang dapat
diaplikasikan anak dalam kesehariannya.

Demikian kesimpulan dan refleksi saya mengenai pemahaman konsep modul 1.1

Terima Kasih, semoga bermanfaat

Salam guru penggerak, salam dan bahagia

Penulis: Arifatul Ulum, S. Pd, M. Pd calon guru penggerak angkatan 6 yang saat ini sedang
bertugas sebagai guru di SMPN 21 Lebong.

Anda mungkin juga menyukai