(Fadri Rahman, S.Pd – CGP Angkatan V Kab. Rokan Hulu – Riau)
1. Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara
(KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran serta bagaimana pemikiran filosifis Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang pendidikan ? Yang saya ketahui tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran yaitu Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya” Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih, bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Ada enam pokok pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan, yaitu: a. Pendidikan sebagai tuntunan Dalam konteks sosial budaya, 'menuntun' diwujudkan dalam keteladanan guru dalam proses pendidikan, baik keteladanan sikap, karakter, dan perilaku, karena anak belajar dari apa yang mereka lihat dan rasakan. Menuntun juga berarti mendidik dan mengajar anak sesuai potensi, minat, dan bakatnya. b. Dasar Pendidikan KHD - Kodrat alam dan kodrat zaman. (Bermain) Pendidikan harus mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dalam diri anak. Seorang anak telah memiliki kodrat alam ⟮potensi, bakat, kemampuan⟯ yang unik, berbeda-beda satu sama lain sehingga guru diharapkan mampu memfasilitasi mereka agar bisa tumbuh maksimal sesuai jenjang usia mereka. Dalam pembelajaran di kelas hendaknya kita juga harus memperhatikan kodrati anak yang masih suka bermain. Lihatlah ketika anak-anak sedang bermain pasti yang mereka rasakan adalah ‘kegembiraan’ dan itu membuat suatu kesan yang membekas di hati dan pikirannya. Hendaknya guru juga memasukan unsur permainan dalam pembelajaran agar siswa senang dan tidak mudah bosan. Apalagi menggunakan permainan- permainan tradisional yang ada, selain menyampaikan pembelajaran melalui permainan , kita juga mendidik dan mengajak anak untuk melestarikan kebudayaan. c. Dasar Pendidikan KHD - Berpihak Pada anak Ini berarti pendidikan yang mengutamakan anak, berpusat pada anak, dan memuliakan anak. Pendidikan dilakukan untuk satu-satunya tujuan, yaitu membuat anak menjadi selamat dan bahagia. d. Dasar Pendidikan KHD - Bukan Tabula Rasa. Anak lahir bukan kertas kosong yang bisa diisi oleh orang dewasa sesuai kehendaknya. Anak sudah membawa garis-garis dan coretannya masing- masing. Tugas guru adalah menebalkan garis yang baik-baik dan membiarkan garis yang tidak baik agar tidak terlihat. Guru menuntun anak agar menampakkan potensinya menjadi nyata, sekaligus meminimalisasi sifat atau tabiat buruknya. e. Dasar Pendidikan KHD - Budi Pekerti. Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti. Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak. f. Dasar Pendidikan KHD - Petani Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya bahwa kita seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda- beda (berorientasi pada anak). Kita harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar), tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.. 2. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1? Yang saya pahami dan percayai Sebelum mempelajari pemikiran- pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu bahwa dengan tindakan-tindakan tegas baik perkataaan ataupun perbuatan yang tidak terukur dan menghukum siswa bisa merubah perilakunya. Tapi kenyataannya perubahan yang terjadi pada siswa hanya didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara karena ada nya hukuman, bukan atas kesadaran pribadinya. Saya belum sepenuhnya menyadari dan mengetahui akan keberadaan kodrat alam sang anak yang dimana anak butuh bermain dan bahagia ketika proses pelajaran berlangsung, terkadang saya sering marah-marah ketika ada anak yang lamban dalam satu pelajaran. Belum banyak memberikan model-model pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. 3. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? Setelah mempelajari modul ini saya mulai memahami pemikiran- pemikiran Ki Hajar Dewantara, sehingga pemikiran yang mulai berubah dari saya adalah kedepannya saya harus mulai memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas tidak boleh menuruti kehendak saya, karena mereka masing-masing unik dan berbeda dan memiliki kemampuan dan pemahaman yang tidak sama. Tidak perlu lagi memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik, memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model pembelajaran. 4. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD? Adapun hal yang akan saya terapkan dari pemikiran-pemikran Ki Hajar Dewantara yang baru saya pahami yaitu dalam hal memberi kan hukuman, saya tidak akan memberikan hukuman-hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing dan mengarahkan siswa, mengenali lebih dalam karakter dan latar belakang siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan orang tuanya. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui pemilihan media pembelajaran yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio, atau pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning).