Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

1.1.a.6. Modul 1.1


DOMONSTRASI KONTEKTUAL FILOSOFI
PENDIDIKAN MENURUT
KI HAJAR DEWANTARA

Di SUSUN
O
L
E
H
Moh. Thahir, S. Pd. I

SMP NEGERI 5 DAMPAL UTARA


DAFTAR ISI
1. Memaparkan penerapan ide/gagasan sesuai dengan pemikiran KHD.
2. Menyampaikan alasan yang kontekstual mengenai penerapan
ide/gagasan sesuai dengan pemikiran KHD.
3. Mendemonstrasikan hasil penerapan ide/gagasan terkait pemikiran
KHD secara kontekstual.
4. Menyampaikan tantangan dan solusi penerapan pemikiran KHD
sesuai dengan konteks kelas dan sekolah.
Menurut Ki Hadjar Dewantara
Hakikat pendidikan adalah seluruh daya upaya yang dikerahkan
secara terpadu untuk tujuan memerdekakan aspek lahir dan
batin manusia. Pengajaran dalam pendidikan dimaknai sebagai
upaya membebaskan murid dari Ki Hajar Dewantara
ketidaktahuan serta sikap iri, dengki dan egois.

Ki Hadjar Dewantara
Mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah memajukan
kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya. Oleh sebab itu pendidik
menuntun anak pada kehidupan yang selaras dengan alam
dan masyarakat.
Ki Hajar Dewantara
Tugas sebagai Pendidik :
1.Penerapan gagasan sesuai dengan pemikiran KHD.
2.Alasan yang kontekstual penerapan gagasan sesuai dengan pemikiran KHD.
3.Hasil penerapan gagasan terkait pemikiran KHD secara kontekstual.
4.Tantangan dan solusi penerapan pemikiran KHD sesuai dengan konteks
kelas dan sekolah.

PENDIDIKAN YANG
BERPIHAK PADA MURID
IDE / GAGASAN YANG SESUAI
DENGAN PEMIKIRAN KHD
1. Mendidik yang bersumber pada Trilogi Pendidikan
2. Pendidikan yang berasaskan Tri-Kon
3. Tripusat pendidikan sebagai sumber belajar
4. Pendidikan yang menuntun anak pada kodratnya
5. Pendidikan berpusat pada murid
6. Pendidikan budi pekerti
7. Mendidik diibaratkan seperti menanam padi
8. Belajar sambil bermain
1. MENDIDIK YANG BERSUMBER PADA TRILOGI PENDIDIKAN
Ki Hajar Dewantara mencetuskan Trilogi Pendidikan yang sangat
menginspirasi yaitu Ing ngarso sung tulodho (di depan memberi
teladan), ing madya mangun karso (di tengah membangun
semangat, kemauan), dan tut wuri handayani (di belakang
memberi dorongan). Sebagai pendidik kita harus mampu
mengejawantahkannya ke dalam proses pembelajaran yang
berpihak pada murid.

2. PENDIDIKAN YANG BERASASKAN TRI-KON


Filosofi Ki Hajar Dewantara yang menetapkan asas Trikon yaitu;
Kontinuitas (Tidak melupakan akar nilai budaya, Konvergensi
(Pendidikan harus memanusiakan manusia), dan Konsentris
(Pendidikan harus menghargai keberagaman dan memerdekakan
murid) harus kita terapkan. Sebagai pendidik kita harus
mengutamakan kemerdakaan dalam belajar. Murid merdeka
dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan kodrat yang
dimiliki.
3. TRIPUSAT PENDIDIKAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Tripusat pendidikan memegang peran penting dalam keberhasilan
pendidikan Ketiganya secara tidak langsung telah mengadakan
pembinaan yang erat dalam praktik pendidikan. Kaitan ketiganya
dapat dilihat dari : 1) Orang tua melaksanakan kewajibannya
mendidik anak di dalam keluarga. 2) Karena keterbatasan
orangtua dalam mendidik anak di rumah, dan akhirnya proses
pendidikan diserahkan di sekolah. 3) Masyarakat akan menjadi
fasilitator bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan
ketrampilannya.

4. PENDIDIKAN YANG MENUNTUN ANAK PADA KODRATNYA


Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada
pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. KHD menjelaskan bahwa
dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan
kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman
berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah
membawa sifat atau karakternya masing-masing.
5. PENDIDIKAN YANG BERPUSAT PADA MURID
Pendidikan yang berpusat pada murid menekankan pada minat,
kebutuhan dan kemampuan individu, menghadirkan model dan
metode belajar yang menggali motivasi untuk membangun
kebiasaan murid menjadi pembelajar sejati, selalu ingin tahu
terhadap informasi dan pengetahuan, suka dan senang membaca.

6. PENDIDIKAN BUDI PEKERTI


Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan
perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau
kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat
diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif)
sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Budi pekerti menjadi
bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita
lakukan sebagai pendidik.
7. MENDIDIK DIIBARATKAN MENANAM PADI ATAU TANAMAN
Peran Pendidik diibaratkan seorang Petani atau tukang kebun yang
tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-
tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja
beda jenis tanaman beda perlakuanya. Artinya bahwa kita seorang
pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode
belajar murid yang berbeda-beda (berorientasi pada anak).

8. BELAJAR SAMBIL BERMAIN


Dalam pembelajaran di kelas, kita harus memperhatikan
kodrat anak yang masih suka bermain. Ketika murid-murid
sedang bermain pasti yang mereka rasakan adalah
kegembiraan dan itu membuat suatu kesan yang membekas di
hati dan pikirannya. Sebagai pendidik kita harus mampu
memasukkan unsur permainan dalam pembelajaran agar
siswa senang dan tidak mudah bosan. Apalagi menggunakan
permainan-permainan tradisional yang ada, selain
menyampaikan pembelajaran melalui permainan, kita juga
mendidik dan mengajak anak untuk melestarikan kebudayaan.
ALASAN YANG KONTEKSTUAL MENGENAI PENERAPAN
IDE / GAGASAN SESUAI DENGAN PEMIKIRAN KHD.
Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara sangat relevan diterapkan
pada jaman sekarang ini. Inti dari filsafat pendidikan Ki Hadjar
Dewantara adalah perubahan. Pendidikan seperti tata surya selalu
bergerak tidak pernah berhenti tidak boleh statis atau diam.
Mereka tidak pernah berhenti berputar, karena ketika mereka
berhenti berputar maka akan terjadi kehancuran. Begitu juga
dengan kebudayaan bersifat dinamis tidak boleh statis. Perubahan
itu Kekal.
Sebagai pendidik kita harus menjadi teladan bagi murid serta
selalu membangun kekuatan semangat dan motivasi dalam proses
pembelajaran dan dibelakang memberi dorongan
Mengembangakan bakat dan minat yang dimiliki murid sesesuai
dengan potensinya , membangun karakter yang positif melalui
kegiatan-kegiatan pembiasaan, Selalu memberikan tuntunan dan
arahan yang baik dan positif , membuat proses pembelajaran yang
menyenangkan, menarik dan menantang. Hal tersebut tercermin
dalam filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, dan sebagai pendidik
kita harus mampu mengejawantahkannya dalam proses
HASIL PENERAPAN IDE/GAGASAN TERKAIT PEMIKIRAN
KHD SECARA KONTEKSTUAL.
Murid harus diberikan pendidikan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat
alam berkaitan dengan isi dan irama, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan
keterampilan abad 21.
Penanaman karakter dan budi pekerti melalui kegiatan :
1. Jadwal piket guru untuk membudayakan budaya 5 S setiap hari.
2. Berdoa sebelum memulai pelajaran dan sesudah selesai pelajaran
3. Pembiasaan harian murid untuk kebersihan ruang kelas dan sekitarnya.
4. Pembiasaan Literasi sebelum Jum’at sehat dan Ju’at bersih selama ± 15 menit 2 kali sebulan.
5. Kegiatan Jumat sehat, dan Jum'at bersih,
6. Kegiatan Shalat Dzuhur Berjamaah untuk seluruh warga sekolah.
7. Kegiatan ekstrakurikuler baik pramuka, olah raga, PMR, kesenian,, BTAQ , komputer, dll sesuai
dengan bakat dan minat.
TANTANGAN DAN SOLUSI PENERAPAN PEMIKIRAN KHD
SESUAI DENGAN KONTEKS KELAS DAN SEKOLAH

❖ Tantangan, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan kodrat


zaman dan menjadi teladan, penyemangat dan pendorong untuk murid.
➢ Solusi, menguasai keterampilan abad 21, memilih metode belajar yang
menyenangkan dalam pembelajaran dan memahami karakter murid serta bermain
sambil sambil belajar karena bermain merupakan kodrat anak.

❖ Tantangan, melaksanakan kegiatan pembiasaan yang benar-benar dilaksanakan,


berdampak dan bermakna pada murid.
➢ Solusi, membutuhkan konsistensi dan komitmen seluruh warga sekolah dalam
melaksanakan kegiatan pembiasaan.

❖ Tantangan, kurangnya keterlibatan orang tua murid untuk ikut menyukseskan


program sekolah.
➢ Solusi, musyawarah dengan komite sekolah dan orang tua murid dalam rangka
mendukung program sekolah dan keterlibatan secara aktif orang tua murid untuk
dapat menjadi nara sumber dalam proses pembelajaran.
SEKIAN DAN TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai