• Pemahaman gagasan dan prinsip pendidikan berdasar pemikiran Ki Hajar
Dewantara •Pemahaman untuk memfasilitasi murid agar tumbuh sesuai kodratnya •Penerapan pembelajaran yang lebih memerdekakan murid
Oleh : Trias Kurniawati,
Kurniawati S. Pd. M.Si. Modul 1. Mengenali dan memahami diri sebagai pendidik Ki Hajar Dewantara, bapak Pendidikan Indonesia yang hidup pada abad 18, pernah menjabat sebagai Menteri Pengajaran Republik Indonesia (1945), bahkan belum tersentuh berbagai teori modern tentang Pendidikan. Namun beliau mampu menempatkan “Tut wuri handayani” menjadi semboyan pendidikan, yang artinya “Dari belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan pada siswa”. Selanjutnya, Ing madya mangun karsa, yang artinya ditengah memberi/membangun semangat. Seorang guru harus membersamai siswanya, untuk memantau gerak tumbuh mereka serta membimbing dan memberi semangat. Guru harus terus belajar secara mandiri, membuka akses lebar-lebar lebar dari berbagai sumber informasi, agar relevan dengan kebutuhan siswa sesuai zamannya. Semboyan ketiga adalah Ing ngarso sung tulodo, artinya seorang guru harus mampu menjadi teladan bagi siswanya, baik sikap maupun pola pikirnya. Dengan demikian, guru haruslah terlebih dahulu mempersiapkan diri menjadi pribadi yang mampu menjadi sosok panutan, yang akan dicontoh oleh anak didiknya. Modul 2 Mendidik dan Mengajar Mendidik dan mengajar mempunyai perbedaan yang mendasar. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang guru. Persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis dan hasilnya dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan merupakan pembelajaran, dan tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan mendidik dan mengajar sangat tipis, mengajar yang baik adalah mendidik. Mendidik menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Mendidik merupakan kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, rasa, karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar mengajar yang bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai absolute dan nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh : seorang guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik. Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun pandai mengajar. mengajar Untuk menjadi pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tetapi perlu memahami dasar agama dan norma dalam masyarakat sehingga mampu menghubungkan materi yang disampaikan dengan sikap dan keperibadiaan yang harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma dalam masyarakat. Modul 3 Mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh Kodrat keadaan terdiri dari dua hal yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam adalah dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana mereka berada sedangkan kodrat zaman adalah bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama Ki Hadjar Dewantara menyebutnya sebagai Asas Trik kon yaitu Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris. Kontinyu, kemajuan kebudayaan merupakan keharusan lanjutan langsung dari kebudayaan itu sendiri. Konvergensi kebudayaan menuju arah kesatuan kebudayaan dunia atau kemanusiaan. Konsentris kebudayaan harus mempunyai karakteristik dan sifat kepribadian sendiri sebagai pusatnya dalam lingkungan kebudayaan dunia atau kemanusiaan Banyak sistem pendidikan yang masuk ke Indonesia namun tidak kita terima mentah-mentah. Kita perlu mengolahnya dan hanya menerima yang sesuai dengan nilai-nilai nilai kebangsaan. Ki Hadjar Dewantara menggambarkan manusia sebagai titik kecil kemudian bersama dengan yang lain membentuk lingkaran besar atau keluarga, dan menjadi lingkaran yang lebih besar lagi atau organisasi. Pengembangan pendidikan harus tetap berdasarkan kepribadian kita. Oleh karena itu meski Ki Hajar Dewantara menganjurkan kita mempelajari kemajuan bangsa lain namun semua itu ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya. Implementasi konsep trikon bisa kita amati atau kita refleksikan dari apa yang sudah terjadi dalam proses pembelajaran. Manajemen kelas yang mengatur berjalannya proses pembelajaran tentu melalui sebuah perencanaan dan dilakukan secara terus- terus menerus sehingga pengelolaan perilaku, lingkungan, dan kurikulum berjalan dengan efektif. Konsisten dalam menjalankan manajemen kelas ini, salah satu contoh implementasi asas kontinu dalam pendidikan. Murid diberikan kemerdekaan untuk belajar, bertanya, dan mengembangkan potensinya. Kesinambungan manajemen kelas yang konsisten memberikan ruang kepada murid untuk mengeksplorasi gagasan, ide, dan kreativitasnya. Seringkali pembelajaran STEAM dipahami sebagai pembelajaran menggunakan teknologi tinggi seperti robotic komputasi atau codding. Padahal, bisa diartikan lebih luas seperti teknologi fermentasi tempe, teknologi pewarnaan batik, ataupun teknologi pengawetan makanan, seperti pembuatan ikan asin atau ikan asap. Dengan memahami konsep pembelajaran STEAM maka guru dapat menyesuaikan keinginan belajar murid dengan kondisi ketersediaan daya dukung untuk belajar dengan tetap menghadirkan nilai-nilai nilai local. Meskipun metode pembelajaran dalam pendidikan bisa mengacu pada konsep manapun secara terbuka, terbuka tapi hal itu tetap harus dilakukan secara konsentris yaitu tetap mempertahankan jatidiri bangsa dan menjadi diri sendiri. Modul 4 Mendidik dan Melatih Kecerdasan berpikir murid harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. Aliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran aliran nativisme dengan empirisme, aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor- faktor faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang. Paham konvergensi berpendapat bahwa didalam perkembangan individu baik dasar, pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat telah ada pada masing-masing masing individu,akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang. berke Ki Hajar Dewantara tidak serta merta menggunakan teori-teori teori barat dalam pendidikan nasional. Beliau dengan cermat mengiidentifikasi teori-teori teori yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Modul 5 Pendidikan yang mengantarkan Keselamatan dan kebahagiaan Menurut Ki Hajar Dewantara, seorang guru semestinya mampu menjadi pamong, mendidik dengan welas asih sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan si anak. Sistem pendidikan yang terbaik adalah yang mampu menumbuhkan disiplin dan pemahaman mengenai kesejatian hidup dari dalam diri siswa sendiri. Hal tersebut tidak dapat dicapai melalui metode yang menekankan pada perintah, paksaan, dan hukuman seperti yang umum dipakai oleh pendidikan kolonial Belanda. Sistem among memberikan kesempatan seluas-luasnya seluas pada kemandirian siswa. Peserta didik didorong untuk mengembangkan disiplin diri yang sejati, melalui pengalaman, pemahaman, dan upayanya sendiri. Yang terpenting adalah menjaga agar kesempatan ini tidak membahayakan si anak atau mengancam keselamatan orang lain. DOKUMENTASI AKSI NYATA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DOKUMENTASI AKSI NYATA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR DOKUMENTASI AKSI NYATA PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR Dimensi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berahlaq Mulia Dimensi Berkebinekaan Globalobal Dimensi Bergotong Royong Dimensi Mandiri Dimensi Kreatif TERIMAKASIH