MERDEKA
BELAJAR
AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI TOPIK I
1. Mendidik menyeluruh
Ki Hajar Dwantara mendfinisikan pendidikan sebagai tuntunan yaitu
tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. Maka mendidik adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiayaan setinggi tingginya baik
sebagai manusia maupun sebgai anggota masyarakat. Murid
diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup
dan tumbuh, pendidik tidak dapat menentukan dan berkehendak akan
hidup tumbuhnya murid. Yang bisa dilakukan pendidik adalah
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan
mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan
budi pekerti, pikiran dan jasmani murid, agar dapat memperbaiki
perilakunya, bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu.
Ki Hajar Dewantara mengatakan pendidikan yang sesuai dengan bangsa kita adalah
pendidikan yang humanis, kerakyatan, dan kebangsaan. Selain pendidikan kecerdasan dan
pola pikir pendidikan kultural yaitu pendidikan yang berdasarkan pada garis bangsa dan
budaya, pendidikan kultural akan melengkapi, mepertajam dan memperkaya pendidikan
kecerdasan murid.
Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerakan pikiran, perasaan, dan
kehendak atau kemauan, sehingga menimbulkan suatu tenaga. Budi pekerti juag
dapat dimaknai sebagai perpaduan antara cipta (kognitif) dan rasa ( efektif)
sehingga menghasilkan karsa (psikomotorik). Menurut Ki Hajar Dewantara budi
pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan
bagian biologis dan berperan menentukan karakter sesorang. Selain itu terdapa juga
bagian intelligible yaitu bagian yang berhubungan dengan kemampuan kognitif atau
berpikir menyerap pengetahuan. Keluarga merupakan tempat yang utama dan paling
baik dalam melatih karakter murid. Sebagai pendidik, disekolah ikut turut berperan
membantu murid untuk menemukan kecerdasan budi pekerti yaitu dengan tuntunan,
dan teladan yang sesuai dengan kebutuhan murid. Sesorang yang mempunyai
kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan, merasakan,
mempertimbangkan setiap perilaku yang akan ditampikannya.
Setiap pendidik sebaiknya harus mengenal dan memahami kekuatan kodrat anak
bahwa setiap murid dapat mengeksperikan dan membuat pemahamannya sendiri
dengan cara yang berbeda. Dan dalam menilai murid sebaiknya pendidik tidak
hanya menggunakan satu metode pengukuran saja akan tetapi menggunakan
metode yang lainnya yang melibatkan murid untuk merefleksikan pemahaman
dari pemahaman belajaranya. Salah satu fungsi pendidikan adalah mengantarkan
murid agar siap hidup dan memberikan kepercayaan kepada murid bahwa di
masa depan mereka akan mampu mengisi zamannya, demi mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.
- Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi teladan), seorang guru
memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid,
menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
- Ing madya mangun karsa (di tengah membangun kehendak), seorang guru
diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa, dan berkreasi
bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai
narasumber dan panutan.
- Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), seorang guru tidak
hanya memberi motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari
hasil pengamatannya, agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa,
karsa dan karyanya.
MODUL 5