Anda di halaman 1dari 7

2023

MERDEKA
BELAJAR
AKSI NYATA PELATIHAN MANDIRI TOPIK I

SRI SUPARTI, S.PD.


SMA NEGERI 1 TENGGARONG SEBERANG
MODUL 1
MENGENALI DAN MEMAHAMI DIRI
SEBAGAI PENDIDIK

1. Mengenali diri dan perannya sebagai


pendidik
Dengan menjadi guru hadir setiap hari untuk murid-murid, hadir untuk menambah
kapasitas diri. Kita telah menyadari kebutuhan untuk terus belajar secara mandiri.
Peran kita sebagai pendidik yaitu kita perlu terus belajara agar bisa
menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, manusia merdeka adalah manusia yang hidup
bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin tidak bergantung pada
orang lain. Jika kelak kita mengharapkan murid-murid kita kelak menjadi pribdai
yang mandiri dan merdeka. Tentunya penting untuk mereka mengenali diri,
berdaya untuk menentukan tujuan dan kebutuhan belajarnya yang relevan dan
kontekstual terhadap diri dan lingkungannya.

2. Apa Peran saya sebagai guru


peranan soarang pendidik sangatlah besar, hal apapun yang kita lakukan dikelas dari segi
memfasilitasi proses belajar atau bekerja kelompok, atau hal sekecil ucapan pujian maupun
cemooh yang tidak disengaja terucap akan meninggalkan makna bagi murid-murid, yang
kelak akan menjadi bagian dari masyarakat. Setiap hal kecil yang kita sampaikan dikelas
akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa. Saat belajar dikelas
sebenernya bapak/ibu sedang membentuk masyarakat, membentuk budaya masa depan
lewat murid-murid kita.

3. Ingin menjadi guru seperti apa saya


Guru yang dikagumi, guru yang bertutur kata lembut, guru yang selalu
menyimak pendapat kita atau guru yang selalu menyemangati kita.
Apakah ada sosok guru yang memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan yang membuat bapak ibu guru ingat saat ini. Menjadi guru
atau pendidik itu sangat menantang, apalagi dengan perubahan zaman
yang dinamis, yang kita alami saat ini. Guru haruslah adaptif terhadap
perubahan, seperti yang disampaikan Ki Hajdar Dewantara “pendidikan
umumnya berarti daya-upaya untuk memajukan pertumbuhan budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak.
MODUL 2
MENDIDIK DAN MENGAJAR

1. Mendidik menyeluruh
Ki Hajar Dwantara mendfinisikan pendidikan sebagai tuntunan yaitu
tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. Maka mendidik adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiayaan setinggi tingginya baik
sebagai manusia maupun sebgai anggota masyarakat. Murid
diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup
dan tumbuh, pendidik tidak dapat menentukan dan berkehendak akan
hidup tumbuhnya murid. Yang bisa dilakukan pendidik adalah
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan
mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan
budi pekerti, pikiran dan jasmani murid, agar dapat memperbaiki
perilakunya, bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu.

2. Pendidikan selama satu abad


Ki Hajar Dewantara menggagas perlunya sistem pendidikan yang humanis dan
transformatif, yang dapat memelihara kedamaian dunia. Dan memperkenalkan sistem
among “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Ki Hajar Dewantara mengatakan pendidikan yang sesuai dengan bangsa kita adalah
pendidikan yang humanis, kerakyatan, dan kebangsaan. Selain pendidikan kecerdasan dan
pola pikir pendidikan kultural yaitu pendidikan yang berdasarkan pada garis bangsa dan
budaya, pendidikan kultural akan melengkapi, mepertajam dan memperkaya pendidikan
kecerdasan murid.

3. Menjadi manusia (secara) utuh

Bersatunya pikiran, perasaan dan kehendak dapat menimbulkan


daya dan memunculkan budi pekrti. Hal tersebut menandakan
sebagai manusia yang merdeka. Manusia merdeka yaitu manuisa
yang dapat memerintah dan menguasai dirinya (mandiri) dan
itulah kodrat sebagai manusia. Guru sebagai pendidik dapat
berperan dalam membantu murid memahami kebutuhan lahir dan
batin agar mencapai keseimbangan dalam menjalani kehidupan.
Pendidikan atau tuntutan seyogyanya mampu memberikan
“didikan lahir” maupun “didikan batin” kepada murid, agar
terpenuhi kebutuhan kehidupan dan penghidupan..
MODUL 3

MENDAPINGI MURID DENGAN UTUH


DAN MENYULURUH
1. Kodrat murid
- Kodarat keadaan
Kodrat keadaan terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Ki Hajar
Dewantara mengatakan bahwa “segala perubahan yang terjadi pada
murid dihubungkan dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman”.
- Kodrat alam
Merupakan kodrat yang berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan dimana mereka berada.
- Kodrat zaman
Merupakan bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan
dengan “isi” dan “irama” pendidkan yang dinamis yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman

2. Asas trikon (Kontinyu, Konvergen, konsentris)

1. Kontinyu: merupakan pengembangan yang secara berkesinambungan,


dilakukan terus-menerus dengan perencanaan yang baik. Budaya,
kebudayaan, atau cara hidup bangsa itu bersifat kontinyu (bersambung
tak putus-putus).
2. Konvergen: yaitu bersama bangsa lain mengusahakan terbinanya
karakter dunia sebagai kesatuan kebudayaan umat manusia sedunia,
tanpa mengorbankan nilai atau identitas bangsa masing-masing.
3. Konsetris: yaitu bersikap terbuka, tetapi tetap kritis dan selektif
terhadap pengaruh kebudayaan di sekitar.
MODUL 4

MENDIDIK DAN MELATIH


KECERDASAN BUDI PEKERTI

Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerakan pikiran, perasaan, dan
kehendak atau kemauan, sehingga menimbulkan suatu tenaga. Budi pekerti juag
dapat dimaknai sebagai perpaduan antara cipta (kognitif) dan rasa ( efektif)
sehingga menghasilkan karsa (psikomotorik). Menurut Ki Hajar Dewantara budi
pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan
bagian biologis dan berperan menentukan karakter sesorang. Selain itu terdapa juga
bagian intelligible yaitu bagian yang berhubungan dengan kemampuan kognitif atau
berpikir menyerap pengetahuan. Keluarga merupakan tempat yang utama dan paling
baik dalam melatih karakter murid. Sebagai pendidik, disekolah ikut turut berperan
membantu murid untuk menemukan kecerdasan budi pekerti yaitu dengan tuntunan,
dan teladan yang sesuai dengan kebutuhan murid. Sesorang yang mempunyai
kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan, merasakan,
mempertimbangkan setiap perilaku yang akan ditampikannya.

Teori Konvergensi dan pengaruh pendidikan


Teori tabularas, yang beranggapan bahwa kodrat anak
ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh
pendidik dengan pengetahuan dan wawasan yang
diinginkan pendidik.

Teori negatif, yang beranggapan bahwa kodrat anak


ibarat kertas yang sudah terisi penuh dengan berbagai
macam coretan dan tulisan.
MODUL 5

PENDIDIKAN YANG MENGANTARKAN


KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN

Setiap pendidik sebaiknya harus mengenal dan memahami kekuatan kodrat anak
bahwa setiap murid dapat mengeksperikan dan membuat pemahamannya sendiri
dengan cara yang berbeda. Dan dalam menilai murid sebaiknya pendidik tidak
hanya menggunakan satu metode pengukuran saja akan tetapi menggunakan
metode yang lainnya yang melibatkan murid untuk merefleksikan pemahaman
dari pemahaman belajaranya. Salah satu fungsi pendidikan adalah mengantarkan
murid agar siap hidup dan memberikan kepercayaan kepada murid bahwa di
masa depan mereka akan mampu mengisi zamannya, demi mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.

Ki Hajar Dewantara memperkenalkan sistem among “ing


ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani".

- Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi teladan), seorang guru
memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid,
menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.
- Ing madya mangun karsa (di tengah membangun kehendak), seorang guru
diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa, dan berkreasi
bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai
narasumber dan panutan.
- Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), seorang guru tidak
hanya memberi motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari
hasil pengamatannya, agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa,
karsa dan karyanya.
MODUL 5

PENDIDIKAN YANG MENGANTARKAN


KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN

Menciptakan lingkungan pembelajaran terbaik murid

Mendorong murid untuk mengembangkan keterampilan kerjasama dan gotong


royong membantu murid lain yang mengalami kesulitan belajar. Hal tersebut akan
dapat mengembangkan kecerdasan sosial emosional melalui pengalaman belajar
sesuai dengan kebutuhan. Kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang
memerlukan bantuan orang lain tidak mungkin bisa dihapus. Oleh karenanya,
karakter khas indonesia yang didasarkan juga atas kodratnya sebagai makhluk
sosial yaitu gotong royong atau bekerjasama menjadi salah satu karakter
penting. Membimbing murid untuk menemukan kesadaran bahwa gotong royong
atau kerja sama penting dan bermanfaat, secara tidak langsung menanamkan,
melestarikan dan memperbaiki budaya bangsa indonesia.

Peran keluarga, sekolah, masyarakat.

Menurut Ki Hajar Dwantara menghidupkan, menambah dan menggembirakan


perasaan kesosialan tidak akan dapat terlaksana jika tidak didahului oleh
pendidikan diri (pendidikan individu) karena inilah dasarnya pendidikan budi
pekerti yang akan dapat menimbulkan rasa kemasyarakatan atau rasa sosial.

Tri sentra pendidikan adalah tiga wadah dasar proses pembentukan


pendidikan murid yang terdiri dari alam keluarga, alam sekolah, dan alam
masyarakat/komunitas. Ketiga alam tersebut berperan dan berkontribusi
mengembangkan pengetahuan nilai-nilai dan ketrampilan murid.

Anda mungkin juga menyukai