Anda di halaman 1dari 5

AKSI NYATA MERDEKA BELAJAR

5 modul yang disampaikan pada materi Platform Merdeka Belajar


yaitu sebagai berikut:

MODUL 1 MENGENALI DAN MEMAHAMI DIRI SEBAGAI PENDIDIK

1. Mengenali diri dan perannya sebagai pendidik

Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam dasar-dasar pendidikan,


maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiayaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyaraakat. Salah satu
awal kita sebagai pendidik adalah bagaimana kita memaknai dan
menghayati pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus
belajar.

Ki Hadjar Dewantara pernah menyampaikan, Pendidik itu menuntun


tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,
agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan
tumbuh nya kekuatan kodrat anak.

2. Apa Peran saya sebagai guru

Menurut Ki Hajdar Dewantara, memberi ilmu demi kecakapan hidup


anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan
hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya dalam arti seluas-luasnya.

3. Ingin menjadi guru seperti apa saya

Guru yang dikagumi, guru yang bertutur kata lembut, guru yang
selalu menyimak pendapat kita atau guru yang selalu
menyemangati kita. Guru haruslah adaptif terhadap perubahan,
seperti yang disampaikan Ki Hajdar Dewantara “pendidikan
umumnya berarti daya-upaya untuk memajukan pertumbuhan budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak.

MODUL 2 MENDIDIK DAN MENGAJAR

1. Mendidik menyeluruh

Menurut Ki Hajar Dewantara, anak-anak tumbuh berdasarkan


kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin pendidik mengubah
padi menjadi jagung atau sebaliknya. Mendidik tidak hanya
berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid
tetapi juga mendidik ketrampilan berpikir, mengembangkan
kecerdasarn batin. Pendidikan pikiran (intelektual) murid sebaiknya
dibangun setinggi-tingginya, seluas-luasnya dan selebar-lebarnya
untuk mewujudkan perikehidupan lahir dan batin dengan baik-
baiknya. Setiap murid memiliki kekuatan-kekuatan yang
memerlukan “tuntutan” orang dewasa.

2. Pendidikan selama satu abad

Ki Hajar Dewantara menggagas perlunya sistem pendidikan yang


humanis dan transformatif, yang dapat memelihara kedamaian
dunia. Dan memperkenalkan sistem among “ing ngarsa sung
tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

3. Menjadi manusia (secara) utuh

Guru sebagai pendidik dapat berperan dalam membantu murid


memahami kebutuhan lahir dan batin agar mencapai keseimbangan
dalam menjalani kehidupan. Pendidikan atau tuntutan seyogyanya
mampu memberikan “didikan lahir” maupun “didikan batin” kepada
murid, agar terpenuhi kebutuhan kehidupan dan penghidupan.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tempat persemian


benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarak, dan daya
upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan
jasmani. Agar tercapai keseimbangan menjadi manusia, murid
sebaiknya dilatih dan dikuatkan kebutuhan batinnya dalam
berkehendak dan mennetukan tujuan belajarnya, mengembangkan
kerjasama, membangun empati, menghargai sesama, dan
merefleksi diri untuk mengembangkan dirinya dan berkontribusi
dilingkungan sosial.

MODUL 3 MENDAPINGI MURID DENGAN UTUH DAN MENYULURUH

1. Kodrat murid

- Kodarat keadaan

Kodrat keadaan terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Ki Hajar
Dewantara mengatakan bahwa “segala perubahan yang terjadi pada
murid dihubungkan dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman”.

- Kodrat alam
Merupakan kodrat yang berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan dimanan mereka berada. Karena guru bukan lagi sebagai
satu-satunya sumber belajar murid, maka guru dapat membantu
murid dengan memberikan pembelajaran kontekstual. Guru
berperan sebagai penghubung dengan sumber belajar mereka yang
ada disekitar murid atau di sekolah dan sumber belajar digital.
Sehingga akan membantu mereka menguatkan kekuatan-kekuatan
kodratnya.

- Kodrat zaman

Merupakan bagian dasar pendidikan murid yang berhubungan


dengan “isi” dan “irama” pendidkan yang dinamis yang disesuaikan
dengan perkembangan zaman.

2. Asas trikon (Kontinyu, Konvergen, konsentris)

Pendidikan adalah suatu proses yang dinamis, pendidikan terus


berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi zaman, dan juga
kondisi murid.

1. Kontinyu merupakan pengembangan yang secara


berkesinambungan, dilakukan terus-menerus dengan
perencanaan yang baik. Budaya, kebudayaan, atau cara hidup
bangsa itu bersifat kontinyu (bersambung tak putus-putus).
2. Konvergen yaitu bersama bangsa lain mengusahakan
terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan kebudayaan umat
manusia sedunia, tanpa mengorbankan nilai atau identitas
bangsa masing-masing.
3. Konsetris yaitu bersikap terbuka, tetapi tetap kritis dan
selektif terhadap pengaruh kebudayaan di sekitar.

MODUL 4 MENDIDIK DAN MELATIH KECERDASAN BUDI PEKERTI

Menumbuhkan budi pekerti

1. Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerakan


pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, sehingga
menimbulkan suatu tenaga. Budi pekerti juag dapat dimaknai
sebagai perpaduan antara cipta (kognitif) dan rasa ( efektif)
sehingga menghasilkan karsa (psikomotorik).

2. Teori Konvergensi dan pengaruh pendidikan


Teori tabularasa, yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat
kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan
pengetahuan dan wawasan yang diinginkan pendidik.

Teori negatif, yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas


yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam coretan dan
tulisan.

MODUL 5 PENDIDIKAN YANG MENGANTARKAN KESELAMATAN DAN


KEBAHAGIAYAAN

1. Mengantarkan murid selamat dan bahagiya

a. Selamat dan bahagiya

Setiap pendidik sebaiknya harus mengenal dan memahami kekuatan


kodrat anak bahwa setiap murid dapat mengeksperikan dan
membuat pemahamannya sendiri dengan cara yang berbeda. Salah
satu fungsi pendidikan adalah mengantarkan murid agar siap hidup
dan memberikan kepercayaan kepada murid bahwa di masa depan
mereka akan mampu mengisi zamannya, demi mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.

b. Sistem among

Ki Hajar Dewantara memperkenalkan sistem among “ing ngarsa


sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

- Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi teladan), seorang guru
memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada
murid , menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku.

- Ing madya mangun karsa (di tengah membangun kehendak),


seorang guru diharapkan mampu membangkitkan semangat,
berswakarsa, dan berkreasi bersama murid dengan membuka dialog
dengan murid, berperan sebagai narasumber dan panutan.

- Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan), seorang guru


tidak hanya memberi motivasi, tetapi juga memberikan saran dan
rekomendasi dari hasil pengamatannya, agar murid mampu
mengeksplorasi daya cipta, rasa, karsa dan karyanya.

c. Merdeka belajar abad 21


Di era sekarang guru tidak lagi menjadi satu satunya sumber
pengetahuan, tetapi guru sebagai fasilitator pembelajaran. Pada
abad ke-21, beberapa referensi menyebutkan bahwa kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan kognitif yang kompleks,
kemampuan sosial emosional menjadi sangat penting bagi murid
dan guru.

2. Menciptakan lingkungan pembelajaran terbaik murid

1. Membimbing murid, memperbaiki bangsa

Mendorong murid untuk mengembangkan keterampilan kerjasama


dan gotong royong membantu murid lain yang mengalami kesulitan
belajar. Hal tersebut akan dapat mengembangkan kecerdasan
sosial emosional melalui pengalaman belajar sesuai dengan
kebutuhan.

2. Peran keluarga, sekolah, masyarakat

Tri sentra pendidikan adalah tiga wadah dasar proses pembentukan


pendidikan murid yang terdiri dari alam keluarga, alam sekolah, dan
alam masyarakat/komunitas. Ketiga alam tersebut berperan dan
berkontribusi mengembangkan pengetahuan nilai-nilai dan
ketrampilan murid.

Demikian pemaparan materi merdeka belajar yang saya peroleh dan


saya pahami. Pemaparan tersebut merupakan aksi nyata saya yang
saya lakukan untuk menyebarkan pemahaman hasil dari pelatihan
mandiri di Platform Merdeka Mengajar. Terimakasih sudah
membaca, semoga bermanfaat.

Mohon Umpan balik setelah membaca pemaparan di atas.

1. Dari paparan yang disampaikan di atas, sebelumnya saya


pikir ....... ternyata ........
2. Hal yang akan saya lakukan setelah ini adalah ......

Anda mungkin juga menyukai