Anda di halaman 1dari 17

Aksi Nyata Merdeka Belajar

EMA SETIAMULYATI, S.Pd.


SDN 069 CIPAMOKOLAN
DERWATI
Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak (Ki Hadjar
Dewantara).
Mengenali dan Memahami Peranan seorang pendidik sangat besar bagi siswa. Untuk itu, sejak
merancang, memfasilitasi, hingga menilai proses pembelajaran, guru
Diri sebagai Pendidik harus hadir secara utuh.
Setiap hal kecil yang disampaikan guru di kelas akan berkontribusi
pada kecakapan hidup anak saat dewasa.
Semua yang dirancang untuk disimak siswa harus bertujuan, karena
ketika guru sedang mengajar di kelas, sebenarnya sedang membentuk
masyarakat di masa depan.
Pendidikan umumnya berarti daya-upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
(intelek), dan tubuh anak (Ki Hadjar Dewantara).
Mendidik dan Mengajar

Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak
secara lahir maupun batin, maka pengajaran adalah salah satu bagian dari pendidikan.
Sama halnya dengan mengajar yang merupakan salah satu bagian dari mendidik.
Pendidikan merupakan tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam
masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradaban.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan sebagai tuntunan, yaitu tuntunan dalam hidup
tumbuhnya murid, maka mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Ki Hadjar Dewantara menggagas sistem pendidikan yang
humanis dan transformatif, yang dapat memelihara perdamaian
dunia, yaitu sistem Among dengan slogan:

Ing ngarsa sung tuladha (Guru menjadi contoh yang


baik/teladan)
Ing madya mangun karsa (Guru memberi semangat kepada
murid)
Tut wuri Handayani (Guru memberikan dorongan)

Cita-cita utama Ki Hadjar Dewantara adalah kemerdekaan setiap


Manusia merdeka adalah manusia yang dapat
bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri,
dan tidak bergantung kepada orang lain (mandiri).
Pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu
memberikan didikan lahir, maupun didikan batin
kepada para murid agar terpenuhi kebutuhan
kehidupan dan penghidupannya.
Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh

A. Kodrat Keadaan
Kodrat keadaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dasar pendidikan
murid. Kodrat keadaan terdiri dari 2 hal,yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
Segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan dengan kodrat keadaan,
baik alam dan zaman (Ki Hadjar Dewantara).
Kodrat alam merupakan dasar dari pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat
dan bentuk lingkungan dimana murid tinggal. Guru hendaknya mengajar sesuai
dengan kodrat alam murid (kontekstual).
Kodrat zaman adalah dasar dari pendidikan murid yang berhubungan dengan isi
dan irama.
B. Asas Trikon
ra be rk es inam bu ng an , di la ku kan
ng se ca
• Kontinyu yaitu pengembangan ya belajaran
an aa n ya ng ba ik . P rins ip pe m
terus-menerus dengan perenc
sepanjang hayat, yaitu: ju tan
se ca ra su ka re la da n be rk el an
• mempunyai kemauan belajar
• mengoptimalkan potensi diri
as hidu p se ca ra be rk es in am bu ngan
• meningkatkan kual it
pe ng etah ua n, te kn ol og i, m as ya rakat, dan
• mengikuti perkembangan ilmu
sosial en ja di peluang
pa n da n m en gu ba hn ya m
• menghadapi tantangan masa de ur id sebagai
m an diri m en ja di be ka l m
Kemampuan pengaturan belajar
seorang
pembelajar sepanjang hayat.
2. Konvergen

Bersama bangsa lain mengusahakan terbinanya karakter dunia sebagai


kesatuan budaya umat manusia sedunia, tanpa mengorbankan
nilai/identitas bangsa masing-masing.
Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya yang perlu kita jaga dan
rawat.
Maka, kita hendaknya tidak lantas meniru kebudayaan bangsa lain dan
melupakan kebudayaan dari leluhur, tetapi menerima budaya asing yang
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia (Ki Hadjar Dewantara).
3. Konsentris

Bersifat terbuka, tetapi tetap kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan di sekitar.
Ki Hadjar Dewantara menggambarkan manusia sebagai titik kecil, yang kemudian bersama
dengan yang lain membentuk lingkaran besar atau keluarga, dan menjadi lingkaran yang
lebih besar lagi atau organisasi. Pengembangan pendidikan yang dilakukan yang tetap
berdasarkan kepribadian kita sendiri.
Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti

Budi Pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan
kehendak atau kemauan, sehingga menimbulkan suatu tenaga atau perpaduan antara
cipta (kognitif) dan rasa (afektif), sehingga menghasilkan karsa (psikomotor).
Budi Pekerti atau watak merupakan kodrat setiap manusia, sehingga kita sebagai
pendidik perlu memahami kodrat itu dan dapat mendampingi tumbuhnya kecakapan
budi pekerti murid dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dialaminya (Ki
Hadjar Dewantara)
Teori Konvergensi

Teori konvergensi didasarkan pada 2 teori utama, yaitu:


• Teori Tabularasa yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan ditulis oleh
pendidik dengan pengetahuan dan wawasan yang diinginkan pendidik.
• Teori Negatif yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam
coretan dan tulisan

Ki Hadjar Dewantara memberikan pandangan baru dari kedua teori tersebut dengan menggabungkan teori tabularasa
dan teori negatif menjadi teori konvergensi, yaitu kodrat manusia sebagai suatu kertas yang sudah terisi dengan tulisan-
tulisan yang samar dan belum jelas arti dan maksudnya. Maka, tugas pendidikan adalah membantu manusia atau
individu untuk menebalkan dan memperjelas arti dan maksud tulisan samar yang ada di kertas tersebut dengan tuntunan
terbaik.
Melalui proses pendidikan kecakapan budi pekerti murid bertumbuh dan berkembang, sehingga mampu mengendalikan
tabiat asli dan watak biologis akan semakin tersamarkan dan menebalkan watak-watak baik murid yang akan
mewujudkan kepribadian dan budi pekerti yang baik.
Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan

Fungsi Pendidikan adalah untuk mengantarkan murid agar siap hidup dan memberikan kepercayaan kepada murid,
bahwa di masa depan mereka akan mampu mengisi zamannya, demi mencapai keselamatan dan kebahagian.
Fungsi pendidikan akan berjalan sesuai dengan cita-cita Ki Hadjar Dewantara, jika guru memahami hal-hal berikut:
Setiap murid mempunyai kodrat kekuatan/potensi yang berbeda
Pendidikan hanyalah sebagai tuntunan
Mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan bahagia
Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi murid, tetapi pendidik dapat memberikan daya dan
upaya maksimal untuk mengembang akal budi pekerti murid
Pendidik membantu mengantarkan murid untuk merdeka atas dirinya sendiri untuk kehidupan dan penghidupannya,
memelihara dan menjaga bangsa, dan alamnya.
Guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswa, tetapi guru
berperan sebagai fasilitator pembelajaran.
Sebagai fasilitator, guru menempatkan murid sebagai subjek atau individu
aktif dalam pembelajaran untuk mencari dan membangun pemahamannya
sendiri.
Tuntutan pembelajaran abad 21:
Menjadi pembelajar sepanjang hayat
Membangun konteks diri serta identitas suatu bangsa
Tugas pendidik adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki
murid, yaitu kecerdasan rasa, karsa, cipta dan karya agar murid menjadi
manusia seutuhnya (Ki Hadjar Dewantara)
Kompetensi dasar literasi menjadi prasyarat wajib dalam pembelajaran
abad 21. Selain itu siswa juga perlu menguasai kompetensi mandiri,
sehingga mempunyai pola pikir pembelajar, kompetensi berpikir kritis,
kreatif, kolaborasi, dan komunikasi.
Penilaian atau pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil atau dampak dari implementasi pembelajaran dari sudut pandang murid.
Untuk itu, budaya-budaya memberikan nilai menggunakan angka dan membuat peringkat kelas perlu diubah dengan sistem penilaian dan
apresiasi yang tidak membuat harkat dan martabat murid terkoyak.
Hubungan alam keluarga, alam sekolah, dan alam pergerakan pemuda (masyarakat) perlu dikuatkan dan diwujudkan dalam pembelajaran
murid.
Alam keluarga merupakan sistem kecil dimana anak tinggal dan mendapatkan pendidikan pertama dan yang terpenting dalam hidupnya.
Alam perguruan merupakan wadah yang memfasilitasi pengembangan intelektual murid serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu
pengetahuan yang lebih luas.
Alam pergerakan pemuda/masyarakat merupakan wadah yang memfasilitasi murid untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan
watak.
Hal yang saya pelajari dari Proses berbagi pemahaman mengenai
topik merdeka belajar adalah sebagai orang guru harus memahami
bakat atau potensi siswa, sehingga pendidikan anak harus disesuaikan
dengan bakat/potensi anak dan sesuai dengan kodrat keadaan anak
yaitu kodrat alam dan kodrat zamannya.
Bagian yang mengubah pemahaman saya adalah Teori Konvergensi,
dimana awalnya saya hanya tahu tentang teori Tabularasa yang
beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi
dan ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan dan wawasan yang
diinginkan pendidik. Dengan teori konvergensi saya menjadi paham
bahwa, kodrat manusia sebagai suatu kertas yang sudah terisi dengan
Refleksi Berbagi Aksi Nyata tulisan-tulisan yang samar dan belum jelas arti dan maksudnya. Maka,
tugas pendidikan adalah membantu manusia atau individu untuk
menebalkan dan memperjelas arti dan maksud tulisan samar yang ada
di kertas tersebut dengan tuntunan terbaik.
Langkah konkret saya adalah dengan merancang dan menerapkan
pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan kodrat
keadaan murid, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
UMU

UMPAN BALIK
MEMBUAT
KESEPAKATAN
KELAS
Thank You

Anda mungkin juga menyukai