Anda di halaman 1dari 12

TOPIK

MERDEKA
BELAJAR
SUCI AGUSTIN, S. PD
MERDEKA BELAJAR

Pemahaman gagasan Pemahaman untuk Penerapan


dan prinsip Pendidikan memfasilitasi murid pembelajaran yang
berdasarkan agar tumbuh sesuai memerdekakan murid
pemikiran Ki Hajar dengan kodratnya
Dewantara
• Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik
1

• Mendidik dan Mengajar


2

• Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh


MODUL 3
PELATIHAN • Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
4
• Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan
5 Kebahagiaan
1
• Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik

1. Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik

• Dengan menjadi guru, hadir setiap hari untuk siswa, hadir untuk menambah kapasitas diri. Menyadari
kebutuhan untuk terus belajar secara mandiri . Kita perlu terus belajar agar bisa menghantarkan siswa
untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka. Dengan kesadaran untuk terus belajar secara mandiri. Ini
adalah bagian dari perjalanan kita menjadi manusia medeka.

2. Apa Peran Saya Sebagai Guru

• Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk
meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya proses belajar-mengajar dan hasil
belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya
sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat optimal.

3. Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya

• menjadi guru atau pendidik itu sangat menantang apalagi dengan perubahan zaman yang dinamis seperti
yang kita alami saat ini. Guru perlu adaptif terhadap perubahan seperti disampaikan Ki Hajar Dewantara
pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti yaitu kekuatan batin
dan karakter pikiran atau intelek dan tubuh anak.
2 • Mendidik dan Mengajar
1. Mendidik Menyeluruh

• Di dalam diri seorang anak, terdapat tiga daya yang harus dikembangkan. Yaitu daya cipta (kognitif), daya
rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Menurut tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara, untuk menjadi
manusia seutuhnya, ketiga daya tersebut harus diwujudkan dan dikembangkan. Atau sesuai dengan
ungkapan “educate the head, the heart, and the hand !”. Head, berarti anak cerdas ilmu pengetahuan, Heart
berarti cerdas karakternya, dan Hand, anak bisa terampil dan berkembang motoriknya.

2. Pendidikan Selama Satu Abad

• Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara menggagas system Pendidikan yang humanis dan
transformative yang dapat memelihara kedamaian dunia. Pendidikan kultural yaitu pendidkan yang
berdasarkan garis bangsa dan budaya. Pendidikan kultural yang akan melengkapi, mempertajam dan
memperkaya Pendidikan kecerdasan murid.

3. Menjadi Manusia Secara Utuh

• Menjadi manusia secara utuh maksudnya adalah manusia dalam kehidupannya sebagai pribadi yang utuh.
Ditandai dengan adanya keserasian, keselarasan, keseimbangan jasmani dan rohani, serta adanya
keseimbangan dalam pengembangan daya cipta (kognisi), dan rasa (emosi) manusia.
3
• Mendampingi Murid dengan Utuh dan Menyeluruh

1. Kodrat Murid

• Kodrat Keadaan merupakan bagian dari dasar pendidikan murid. Kodrat alam berkaitan
dengan sifat dan bentuk lingkungan. Alam kota merupakan bagian masyarakat kota.
• Kodrat Alam yang berarti bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai makluk, adalah satu
dengan kodrat alam. Manusia tidak dapat lepas dari kodrat alam dan akan berbahagia
apabila dapat menyatukan diri dengan kodrat alam yang mengandung kemajuan itu.
• Kodrat Zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan
kepada siswa sesuai zamannya. Agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri.

2. Trikon

• Asas Trikon yaitu; Kontinuitas (Tidak melupakan akar nilai budaya, Konvergeni (Pendidikan
harus memanusiakan manusia), dan Konsentris (Pendidikan harus menghargai
keberagaman dan memerdekakan murid) harus kita terapkan.
4
• Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti

Menumbuhkan Budi Pekerti

• Budi Pekerti : Ki Hadjar Dewantara beranggapan bahwa budi


pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau individu yang
berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan
karakter seseorang.
• Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan : Aliran ini
dipelopori oleh William Stern, seorang ahli ilmu jiwa
berkebangsaan jerman yang berpendapat bahwa penmbawaan
dan lingkungan keduanya menentukan perkembangan manusia,
sehingga aliran ini merupakan kompromomi atau kombinasi
dari nativisme dengan empirisme
• Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan
5

1. Mengantarkan Murid Selamat dan Bahagia

• Pendidikan yang diterapkan haruslah berpusat pada murid atau menghamba pada sang
anak. Hal ini mengandung arti bahwa seorang pendidik harus lebih mementingkan Sang
Anak daripada karirnya sendiri. Segala sesuatu yang pendidik lakukan ikhlas dan
berpusat pada anak. Pendidik dengan niat ikhlas dan suci hati, terlepas dari segala
ikatan berniat menghamba pada Sang Anak.
• Dasar pemikiran KHD yakni ing ngarso sung tulodho (di depan memberi teladan), ing
madya mangun karso (di tengah membangun semangat, kemauan), dan tut wuri
handayani (di belakang memberi dorongan). Namun semua yang dilakukan pendidik di
sekolah tentu harus juga berkolaborasi dengan lingkungan sekitar yakni orang tua dan
masyarakat.
• Merdeka belajar memberikan kebebasan kepada anak untuk berekpresi, berinovasi,
berkarya dan berkolaborasi, tanpa paksaan dan ancaman hukuman. Dalam merdeka
belajar, setiap guru adalah murid dan setiap murid adalah guru. Pendidikan dapat
diperoleh dimana saja, kapan saja dan dari siapa saja. Sekolah bukan satu-satunya
tempat untuk memperoleh pendidikan.
• Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan Kebahagiaan
5

2. Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Terbaik Murid

• Lingkungan belajar menurut Saroni (2006) dan Kusmoro (2008), terdiri dari dua hal utama,
yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan sarana fisik yang
berada di sekitar siswa saat belajar. Contoh sarana fisik yang ada di lingkungan sekolah
yaitu, ruang kelas belajar di sekolah sarana dan prasarana kelas, pengudaraan, alat atau
media belajar, pencahayaan, pewarnaannya, pajangan hingga penataannya.
• Sedangkan lingkungan sosial merupakan kondisi atau situasi interaksi yang terjadi saat
proses pembelajaran, mulai dari pola interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan
guru, siswa dengan sumber pembelajaran dan lainnya. Untuk menciptakan lingkungan
sosial yang baik, maka diperlukan interaksi yang proporsional antara siswa dengan guru
ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
• Lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa untuk menumbuhkan minat atau
memotivasi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar harus
difasilitasi untuk merefleksikan ekspektasi tinggi dalam meraih kesuksesan anak secara
individu. Lingkungan belajar juga menjadi situasi yang dapat direkayasa oleh guru untuk
mengefektifkan proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai