Merdeka Belajar
Abdurohim, S.Pd
Di susun oleh :
1. Kusmawan, S.Pd
2. Abdurohim, S.Pd
3. Nandang Supriatna, S.Pd.I
4. Maria Shila Gandhi, S.Pd.SD
5. Siti Rostika, S.Pd
6. Iqbal Maulana Ahsan, S.E
7. Nuraeni, S.Pd.I
8. Lusi Damayanti, S.M
9. Nyi Siti Aminah
Modul 1
Mengenali Diri dan Perannya Sebagai Pendidik
Sebagai pendidik kita sebagai guru seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid.
Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan
kelemahan diri.
Kita perlu terus belajar agar bisa mengantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia
merdeka. Dengan kesadaran untuk terus belajar secara mandiri, kita telah mengatur diri sendiri. Ini
adalah bagian dari perjalanan kita menjadi manusia merdeka. Menurut Ki Hajar Dewantoro "Manusia
Merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin
tidak tergantung pada orang lain".
Modul 2
Mendidik dan Mengajar
1. Mendidik Menyeluruh
Menurut Ki Hajar Dewantara "Pendidikan" sebagai "Tuntunan" yaitu tuntunan dalam hidup
tumbuhnya murid. Pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup
dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradaban. Mendidik adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid, tapi
juga mendidik keterampilan berfikir, mengembangkan kecerdasan batin dan pada akhirnya murid
dapat melancarkan hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
2. Ki hajar Dewantara mengenalkan Sistem Among dan merupakan esensi dari Merdeka Belajar,
yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha artinya seorang guru haruslah memberikan contoh yang baik.
Ing Madya Mangun Karsa artinya seorang guru haruslah memberikan semangat pada murid.
Tut Wuri Handayani artinya seorang guru haruslah memberikan dorongan/menjadikan
murid mandiri
Budi pekerti atau yang disebut watak diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia yang
merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak, atau kemauan
sehingga menimbulkan suatu tenaga. Budi pekerti juga dapat dimaknai sebagai perpaduan
antara cipta (kognitif) dan rasa (afektif) sehingga menghasilkan karsa (psycho motoric).
Pendidik harus mampu memahami kemampuan kodrat anak atau murid sebagai
individu yang sadar mampu memikirkan, memahami, merasakan, berempati,
berkehendak, dan bertindak semestinya dapat kita tanamkan dalam benak kita sebagai
pendidik. Agar murid mampu berefleksi memberikan makna dari pengalaman-
pengalamannya untuk mengenal dirinya. Maka murid dapat menjadi “manusia atau
individu yang merdeka” berakal budi yang menentukan keberadaan dan jati dirinya.
Modul 5
Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan
Kebahadiaan
Sebagai guru selain kita harus memahami karakteristik murid, kita juga harus mengenali
diri dan peran kita sebagai pendidik.
Sebagai guru tugas kita bukanhanya sebatasmengajarkan
pengetahuan saja tapi juga
mendidik murid mendidik keterampilan berfikir, mengembangkan kecerdasan batin dan
pada akhirnya murid dapat melancarkan hidup untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan.
Sebagai guru kita juga harus memberikan contoh yang baik (Ing ngarsa Singtuladha),
harus
memberikan semangatkepada muridnya (Ing Madya Mangun
Karsa) dan juga harus memberikan dorongan agar muridnya
menjadi lebih mandiri (Tut Wuri Handayani)
Dalam konsep merdeka belajar guru, siswa, orang tua dan masyarakat berkolaborasi
untuk