Anda di halaman 1dari 17

Aksi Nyata Merdeka Belajar

I Wayan Ardika, S.Pd.


SDN 3 Baluk
Mengenali dan Memahami Diri sebagai Pendidik
Pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya
kekuatan kodrat anak (Ki Hadjar Dewantara).

Peranan seorang pendidik sangat besar bagi siswa. Untuk itu, sejak merancang,
memfasilitasi, hingga menilai proses pembelajaran, guru harus hadir secara utuh.

Setiap hal kecil yang disampaikan guru di kelas akan berkontribusi pada kecakapan
hidup anak saat dewasa.

Semua yang dirancang untuk disimak siswa harus bertujuan, karena ketika guru sedang
mengajar di kelas, sebenarnya sedang membentuk masyarakat di masa depan.

Pendidikan umumnya berarti daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti


(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak (Ki Hadjar Dewantara).
Mendidik dan Mengajar
Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak
secara lahir maupun batin, maka pengajaran adalah salah satu bagian dari pendidikan.
Sama halnya dengan mengajar yang merupakan salah satu bagian dari mendidik.

Pendidikan merupakan tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam


masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradaban.

Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan sebagai tuntunan, yaitu tuntunan dalam hidup
tumbuhnya murid, maka mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Ki Hadjar Dewantara menggagas sistem pendidikan
yang humanis dan transformatif, yang dapat
memelihara perdamaian dunia, yaitu sistem Among
dengan slogan:

● Ing ngarsa sung tuladha (Guru menjadi contoh


yang baik/teladan)
● Ing madya mangun karsa (Guru memberi
semangat kepada murid)
● Tut wuri Handayani (Guru memberikan dorongan)

Cita-cita utama Ki Hadjar Dewantara adalah


kemerdekaan setiap murid mampu mengatur dirinya
sendiri.
Manusia merdeka adalah manusia yang dapat
bersandar atas kekuatan lahir dan batinnya sendiri,
dan tidak bergantung kepada orang lain (mandiri).
Pendidikan atau tuntunan seyogyanya mampu
memberikan didikan lahir, maupun didikan batin
kepada para murid agar terpenuhi kebutuhan
kehidupan dan penghidupannya.
Mendampingi A. Kodrat Keadaan

Murid dengan Kodrat keadaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari dasar pendidikan murid. Kodrat keadaan terdiri dari 2
Utuh dan hal,yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
Menyeluruh Segala perubahan yang terjadi pada murid dihubungkan
dengan kodrat keadaan, baik alam dan zaman (Ki Hadjar
Dewantara).

Kodrat alam merupakan dasar dari pendidikan murid yang


berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana murid
tinggal. Guru hendaknya mengajar sesuai dengan kodrat alam
murid (kontekstual).

Kodrat zaman adalah dasar dari pendidikan murid yang


berhubungan dengan isi dan irama.
B. Asas 1. Kontinyu yaitu pengembangan yang secara
berkesinambungan, dilakukan terus-menerus dengan
Trikon perencanaan yang baik. Prinsip pembelajaran
sepanjang hayat, yaitu:
- mempunyai kemauan belajar secara sukarela dan
berkelanjutan
- mengoptimalkan potensi diri
- meningkatkan kualitas hidup secara
berkesinambungan
- mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, masyarakat, dan sosial
- menghadapi tantangan masa depan dan
mengubahnya menjadi peluang

Kemampuan pengaturan belajar mandiri menjadi bekal


murid sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat.
2. Konvergen

Bersama bangsa lain mengusahakan terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan


budaya umat manusia sedunia, tanpa mengorbankan nilai/identitas bangsa
masing-masing.

Indonesia mempunyai beraneka ragam budaya yang perlu kita jaga dan
rawat. Maka, kita hendaknya tidak lantas meniru kebudayaan bangsa lain
dan melupakan kebudayaan dari leluhur, tetapi menerima budaya asing
yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia (Ki Hadjar Dewantara).
3. Konsentris

Bersifat terbuka, tetapi tetap kritis dan selektif terhadap pengaruh


kebudayaan di sekitar.

Ki Hadjar Dewantara menggambarkan manusia sebagai titik kecil,


yang kemudian bersama dengan yang lain membentuk lingkaran
besar atau keluarga, dan menjadi lingkaran yang lebih besar lagi
atau organisasi. Pengembangan pendidikan yang dilakukan yang
tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri.
Mendidik dan Melatih
Kecerdasan Budi Pekerti

Budi Pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan,
dan kehendak atau kemauan, sehingga menimbulkan suatu tenaga atau
perpaduan antara cipta (kognitif) dan rasa (afektif), sehingga menghasilkan karsa
(psikomotor).

Budi Pekerti atau watak merupakan kodrat setiap manusia, sehingga kita
sebagai pendidik perlu memahami kodrat itu dan dapat mendampingi
tumbuhnya kecakapan budi pekerti murid dalam kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang dialaminya (Ki Hadjar Dewantara)
Teori Konvergensi
Teori konvergensi didasarkan pada 2 teori utama, yaitu:

1. Teori Tabularasa yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan
ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan dan wawasan yang diinginkan pendidik.
2. Teori Negatif yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas yang sudah terisi penuh dengan
berbagai macam coretan dan tulisan

Ki Hadjar Dewantara memberikan pandangan baru dari kedua teori tersebut dengan menggabungkan
teori tabularasa dan teori negatif menjadi teori konvergensi, yaitu kodrat manusia sebagai suatu kertas
yang sudah terisi dengan tulisan-tulisan yang samar dan belum jelas arti dan maksudnya. Maka, tugas
pendidikan adalah membantu manusia atau individu untuk menebalkan dan memperjelas arti dan maksud
tulisan samar yang ada di kertas tersebut dengan tuntunan terbaik.

Melalui proses pendidikan kecakapan budi pekerti murid bertumbuh dan berkembang, sehingga mampu
mengendalikan tabiat asli dan watak biologis akan semakin tersamarkan dan menebalkan watak-watak
baik murid yang akan mewujudkan kepribadian dan budi pekerti yang baik.
Pendidikan yang Mengantarkan Keselamatan dan
Kebahagiaan
Fungsi Pendidikan adalah untuk mengantarkan murid agar siap hidup dan memberikan
kepercayaan kepada murid, bahwa di masa depan mereka akan mampu mengisi zamannya,
demi mencapai keselamatan dan kebahagian.

Fungsi pendidikan akan berjalan sesuai dengan cita-cita Ki Hadjar Dewantara, jika guru
memahami hal-hal berikut:

1. Setiap murid mempunyai kodrat kekuatan/potensi yang berbeda


2. Pendidikan hanyalah sebagai tuntunan
3. Mendidik adalah menuntun murid untuk selamat dan bahagia
4. Pendidik tidak dapat berkehendak atas kodrat kekuatan atau potensi murid, tetapi pendidik
dapat memberikan daya dan upaya maksimal untuk mengembang akal budi pekerti murid
5. Pendidik membantu mengantarkan murid untuk merdeka atas dirinya sendiri untuk
kehidupan dan penghidupannya, memelihara dan menjaga bangsa, dan alamnya.
Guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan bagi siswa, tetapi guru berperan
sebagai fasilitator pembelajaran.
Sebagai fasilitator, guru menempatkan murid sebagai subjek atau individu aktif dalam
pembelajaran untuk mencari dan membangun pemahamannya sendiri.
Tuntutan pembelajaran abad 21:
● Menjadi pembelajar sepanjang hayat
● Membangun konteks diri serta identitas suatu bangsa
Tugas pendidik adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki murid, yaitu
kecerdasan rasa, karsa, cipta dan karya agar murid menjadi manusia seutuhnya (Ki
Hadjar Dewantara)
Kompetensi dasar literasi menjadi prasyarat wajib dalam pembelajaran abad 21. Selain
itu siswa juga perlu menguasai kompetensi mandiri, sehingga mempunyai pola pikir
pembelajar, kompetensi berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi.
Penilaian atau pengukuran dimaksudkan untuk mengukur hasil atau dampak dari
implementasi pembelajaran dari sudut pandang murid. Untuk itu, budaya-budaya
memberikan nilai menggunakan angka dan membuat peringkat kelas perlu diubah
dengan sistem penilaian dan apresiasi yang tidak membuat harkat dan martabat murid
terkoyak.
Hubungan alam keluarga, alam sekolah, dan alam pergerakan pemuda (masyarakat)
perlu dikuatkan dan diwujudkan dalam pembelajaran murid.
Alam keluarga merupakan sistem kecil dimana anak tinggal dan mendapatkan
pendidikan pertama dan yang terpenting dalam hidupnya.
Alam perguruan merupakan wadah yang memfasilitasi pengembangan intelektual murid
serta menuntun murid menemukan wawasan ilmu pengetahuan yang lebih luas.
Alam pergerakan pemuda/masyarakat merupakan wadah yang memfasilitasi murid untuk
mengaktualisasikan dirinya dan mengembangkan watak.
Dokumentasi Aksi Nyata
Refleksi Berbagi Aksi Nyata
Hal yang saya pelajari dari Proses berbagi pemahaman mengenai topik merdeka belajar adalah
sebagai orang guru harus memahami bakat atau potensi siswa, sehingga pendidikan anak harus
disesuaikan dengan bakat/potensi anak dan sesuai dengan kodrat keadaan anak yaitu kodrat alam dan
kodrat zamannya.

Bagian yang mengubah pemahaman saya adalah Teori Konvergensi, dimana awalnya saya hanya tahu
tentang teori Tabularasa yang beranggapan bahwa kodrat anak ibarat kertas kosong yang dapat diisi dan
ditulis oleh pendidik dengan pengetahuan dan wawasan yang diinginkan pendidik. Dengan teori
konvergensi saya menjadi paham bahwa, kodrat manusia sebagai suatu kertas yang sudah terisi dengan
tulisan-tulisan yang samar dan belum jelas arti dan maksudnya. Maka, tugas pendidikan adalah
membantu manusia atau individu untuk menebalkan dan memperjelas arti dan maksud tulisan samar yang
ada di kertas tersebut dengan tuntunan terbaik.

Langkah konkret saya adalah dengan merancang dan menerapkan pembelajaran yang berpihak pada
murid sesuai dengan kodrat keadaan murid, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman.
Umpan Balik Rekan Sejawat
Dari paparan yang Langkah kecil yang akan
disampaikan, sebelumnya saya lakukan setelah ini
Timestamp Email Address Nama Lengkap Tempat Tugas saya pikir .... Ternyata .... adalah ....
Pendidik memiliki peran
yang kompleks dari
merancang memfasilitasi
sampai mengevaluasi secara Menjadi pendidik yang
Pendidik hanya bertugas lengkap sesuai dengan memahami kodrat seorang
21/08/2022 16:46:18 ispd26@guru.sd.belajar.id I Gede Aditya Darmawan SDN 2 Loloan Timur mendidik kodrat peserta didik pendidik
Ternyata berdasarkan teori
konvergensi, anak itu terlahir
Sebelumnya saya berpikir dengan coretan yang samar- Menciptakan pembelajaran
bahwa anak itu adalah samar sehingga tugas yang menarik dan bermakna
selembar kertas kosong sebagai guru adalah bagi siswa, sehingga siswa
putuwitariani92@guru.sd. yang disiap untuk diberikan menebalkan coretan-coretan mampu berkembang sesuai
21/08/2022 21:51:53 belajar.id Putu Eny Witariani, M.Pd. SD Negeri 4 Kaliakah coretan apapun tersebut. dengan tahapannya.
Sebagai orang guru dalam
pembelajaran harus
Saya berfikir bahwa memahami bakat/potensi
pendidikan harus siswa. Sehingga pendidikan
mengedepankan anak harus disesuaikan Saya mulai membuat catatan
pengembangan kecerdasan dengan bakat/potensi anak anekdot untuk memetakan
intelektual dan Budi pekerti dan sesuai dengan kodrat setiap karakteriatik anak dan
anak berdasarkan keadaan anak yaitu kodrat mencatat perkembangan
22/08/2022 9:57:49 gedeariasa36@guru.sd.belajar.id
Gede Ariasa SDN 3 Pulukan kurikulum yang ditetapkan alam dan kodrat zaman anak.
Mendidik dan Mengajar memberikan pedidikan sesui
errynurhayana82@guru.sd. adalah hal yang sama Mengajar adalah bagian dari kebutuhan anak
22/08/2022 10:17:17 belajar.id Erry Trisna Nurhayana SD Negeri 10 Dauh Puri mendidik
Mengenali dan Memahami
Diri sebagai Pendidik tidak
terlalu saya perhatikan. Mengenali dan memahami Saya akan mengenali dan
I Putu Eka Putra Aryawan, S. Saya hanya fokus pada diri sebagai Pendidik memahami diri sebagai
22/08/2022 10:32:32 ipteka8@gmail.com Pd. SDN 2 Gumbrih kegiatan pembelajaran saja. sangatlah penting Pendidik lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai