Anda di halaman 1dari 2

1.

Refleksi Kritis

Bagi Ki Hajar Dewantara "Pendidikan " dan "Pengajaran " memiliki arti yang berbeda.
Pengajaran merupakan salah satu bagian dari pendididikan. Maksudnya pengajaran adalah
pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaidah buat hidup peserta didik baik lahir
maupun batin. Dengan kata lain pengajaran merupakan proses transfer
knowlage. Pendidikan bagi KHD memiliki makna yang lebih luas. Pertama, pendidikan
diartikan sebagai tempat persemaian bagi benih-benih kebudayaan dalam masyrakat.
Artinya bahwa pendidikan menjadi ruang berlatih, wadah tumbuh kembangnya nilai-nilai
kemanusian yang dapat di teruskan atau diwariskan. Kedua, Pendidikan diartikan sebagai
tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya Pendidikan diartikan menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Ketiga,Pendidikan sangat relevan dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang
mengiringi kehidupan ana-anak. Keempat, pendidikan berkaitan dengan dasar jiwa (watak)
atau karakterter dan budi pekerti. Budi pekerti, watak, atau karakter merupakan hasil dari
bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan
tenaga. Perlu diketahui bahwa budi berarti pikiran perasaan-kemauan, sedangkan pekerti
artinya ‘tenaga’. Jadi budi pekerti merupakan sifat jiwa manusia, mulai angan-angan hingga
menjelma sebagai tenaga. Dalam pengertian ini KHD menjelaskan bahwa proses
pendidikan menekankan 3 hal yaitu yaitu melatih panca indra, kehalusan budi pekerti, dan
kecerdasan. Jadi pendidikan harus seimbang antara cipta, rasa dan karsa.

Relevansi pemikiran KHD dalam konteks pendidikian Indonesia saat ini dan konteks
sekolah , tampak dalam kurikulum yang dipakai saat ini. Dalam kurikulum proses
pembeljaran menggunakan beberapa pendekatan diantaranya dalah pendekatan
konstruktivisme dan saintifik. Relevasi pendekatan pendidikan Konstruktivisme dan saintifik
tersebut juga terdapat pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang merdeka. Merdeka
yang dimaksudkan oleh Ki Hadjar Dewantara bukan hanya merdeka secara fisik akan tetapi
merdeka secara lahir dan batin dimana dalam pendidikan peserta didik bebas
mengaktualisasikan dirinya, berkreatifitas, bebas berpendapat sesuai dengan kemampuan
dan pengalamannya. Akan tetapi, tetap mendapatkan pengawasan dari guru untuk
menghalangi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi apabila kebebasan tersebut tidak sesuai
dengan hakikat merdeka dan dapat membawa dampak buruk bagi peserta didik dan orang-
orang disekitarnya. Peserta didik tidak dikekang dan ditekankan pada sesuatu yang
ditetapkan oleh guru. Sama halnya dengan pendekatan pembelajaran saat ini bahwa tugas
dan peranan guru dalam proses pembelajaran hanya sebagai fasilitator menyediakan sarana
dan prasarana, motivator memberikan motivasi seperti menyemangati peserta dan sebagai
controller mengawasi peserta didik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Penulis menyadari untuk saat belum mampu menerjemahkan semua pemikiran KHD dalam
proses pendidikan. Pandangan-pandangan penulis tentang murid dan pembelajaran masih
kurang sesuai dengan pemikiran pendidikan dan pemikiran pengajaran yang diajarkan oleh
Ki Hajar Dewantara.

Anda mungkin juga menyukai