Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Praktek pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam kegiatan/interaksi
sosial antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung dalam suatu
lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Pada proses pembelajaran di sekolah dasar terkadang para guru melakukan
proses pembelajaran yang itu-itu saja. Mereka tidak pernah melakukan
improvisasi dalam proses pembelajarannya. Hal ini mengakibatkan anak didik
merasa jenuh dan tidak ada hasrat untuk belajar. Karena pada dasarnya praktek
pendidikan itu tidak hanya memerlukan ilmu tetapi juga merupakan suatu seni
yang harus di kuasai oleh para pendidik/guru.
Pendidikan dapat dipelajari, studi ilmiah tentang pendidikan telah
menghasilkan ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan berfungsi sebagai landasan dan
petunjuk tentang cara-cara melaksanakan pendidikan. Praktek pendidikan
menuntut diaplikasikannya ilmu pendidikan, tetapi di samping itu praktek
pendidikan juga sekaligus adalah seni.
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada
hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung
dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir
sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya. Karena itu pendidikan
merupakan bimbingan orang dewasa mutlak diperlukan manusia.
Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugrahi akal pikiran, manusia
merupakan sosok makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang
segala sesuatu yang dihadapi dan dialami dalam kehidupannya. Berbagai cara
dan usaha dilakukan manusia untuk memenuhi rasa ingin tahunya
tersebut,sehingga kalau mungkin berbagai hal dalam hidupnya ingin
diketahuinya. Baik itu segala sesuatu yang berkenaan dengan dirinya, tujuan
hidupnya, dari mana ia berasal, dan ia juga ingin mengetahui banyak tentang
lingkungan hidupnya,dan bagaimana memanfaatkannya.

1
Oleh karena itu, untuk menghasilkan hasil belajar yang baik maka seorang
pendidik/guru harus memiliki ilmu pendidikan yang dipadukan dengan seni.
Agar ketika melakukan proses belajar mengajar mampu menerapkan teori
belajar di dalam kelas.

B.     Rumusan Masalah


Untuk dapat lebih mengarah dan menempuh tujuan dalam kajian ini, maka
diperlukan beberapa rumusan masalah. Adapun rumusan masalah karya tulis ini
adalah :
a. Bagaimana pendidikan sebagai ilmu ?
b. Bagaimana pendidikan sebagai seni ?

C.    Tujuan Penulisan


Tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
a. Mengetahui bagaimana pendidikan sebagai ilmu.
b. Mengetahui bagaimana pendidikan sebagai seni.

2
BAB II
PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia
baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa orang ahli
mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah
laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan melalui pengajaran
dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena pendidikan
tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan
tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan,
kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang tertera didalam UU No.20
tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan,
yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menrut Prof. H. Mahmud Yunus dan Martinus Jan Langeveld mengatakan
pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi
dan membantu anak yang 1 Haryanto, 2012: dalam artikel “pengertian
pendidikan menurut para ahli bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan,
jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada
tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar anak tesebut memperoleh
kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat bagi
dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Selain dari itu
Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya
secara mandiri dan bertanggung jawab dan pendidikan merupakan usaha

3
manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju
kedewasaan.2 Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus
(abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah
berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti
termanifestasi (terwujud) dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia.
Setiap negara maju tidak akan pernah terlepas dengan dunia pendidikan.
Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula
kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan dan mengharumkan
negaranya. Pendidikan merupakan faktor penting bagi masyarakat, demi maju
mundurnya kualitas masyarakat atau bangsa sangat bergantung pada pendidikan
yang ada pada rakyat bangsa tersebut.3 Seperti yang dikatakan oleh harahap dan
poerkatja, pendidikan adalah usaha yang secara sengaja dari orang tua yang
selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala
perbuatannya.4 Yang dimaksud orang tua tersebut adalah orang tua anak itu atau
orang yang mempunyai kewajiban untuk mendidik tersebut seperti guru,
pendeta, dan seorang kiai. Pendidikan akan memberikan dampak positif bagi
para generasi muda dan juga pendidikan akan meyiapkan generasi yang baik dan
bagus bagi Negaranya. Maka dari itu para pendidik harus membutuhkan
keuletan dan kesabaran didalam mengajarnya
Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Nasional Indonesia
mengatakan pendidikan tersebut adalah merupakan tuntutan didalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksud dari pendidikan yaitu menuntun segala
kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
Menurut Heidjrachman dan Husnah (1997:77) pendidikan adalah suatu
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuaan umum seseorang termasuk di dalam
peningkatan penguasaan teori dan keterampilan, memutuskan dan mencari solusi
atas persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan di dalam mencapai
tujuannya, baik itu persoalan dalam dunia pendidikan ataupun kehidupan sehari-
hari. Sedangkan menurut Notoadmodjo (2003:77), kalau pendidikan formal
dalam suatu organisasi merupakan suatu proses pengembangan kemampuan

4
kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. 6 Para masyarakat
mengartikan pendidikan adalah pengajaran yang di lakukan disekolah yang
mana sekolah tersebut sebagai tempat terjadinya pengajaran atau pendidikan
formal.
Jadi pendidikan tidak seluruhnya terjadi disekolah tetapi pendidikan bisa jadi
di rumah yang mana orang tua yang menjadi gurunya. Pendidikan adalah sebuah
program yang mengandung komponen tujuan, proses belajar mengajar antara
murid dan gurunya sehingga, akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
menjadi lebih baik. Apalagi kita hidup dijaman sekarang ini pendidikan
sangatlah diperlukan karena pendidikan itu akan membawa kita tidak
ketinggalan jaman tetapi kita bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak
baik bagi kita. Pangartian mengenai pendidikan tersebut, dapat dilihat dari sisi
beberapa titik sudut pandang yang berbeda-beda antara dari titik sudut
psikologis maupun titik sudut pandang sosiologis. Terdapat banyak pengertian
maupun definisi yang membahas mengenai pendidikan, tergantung dalam
melihat pendidikan melalui titik sudut manapun.
Akan tetapi dalam inti sari mengenai pemaknaan konsep pendidikan
mengarah pada satu tujuan yaitu suatu upaya yang dijadikan proses dalam
membina diri seseorang maupun masyarakat secara umum supaya dapat
menjembatani langkah-langkah dalam menjalani kehidupan sehingga bisa
meraih hidup yang diimpikan oleh semua orang yaitu menikmati kehidupan
yang serba dilandasi pegetahuan dan hidup sejahtera, semua kebutuhan
terpenuhinya dengan munculnya ide kreatif dan inovatif yang hanya bisa didapat
dengan proses mengenyam pendidikan. Pendidikan merupakan modal yang
sangat penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam pendidikan di
Indonesia kita dapat memperoleh banyak pengetahuan seperti pengetahuan
tentang moral, agama, kedisiplinan dan masih banyak lagi yang lainnya. Dalam
pendidikan Indonesia pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di
sekolah-sekolah atau di perguruan tinggi melalui bidang studi yang dipelajari
dengan cara pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis
sesuatu serta menyimpulkannya.

5
B. Definisi, Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu
Istilah ilmu berasal dari kata alima (bahasa Arab) yang berarti pengetahuan.
Di dalam bahasa Latin dikenal pula kata scire yang juga berarti pengetahuan.
Ada berbagai jenis pengetahuan, jenis pengetahuan dikelompokan orang
menjadi: revealed knowledge, intuitif knowledge, rational knowledge, empirical
knowledge, dan authoritative knowledge; di pihak lain ada juga yang
mengelompokan jenis pengetahuan menjadi: commonsense knowledge,
scientific knowledge, philosophical knowledge, dan religious knowledge.
Secara etimologis ilmu adalah pengetahuan, karena itu semua pengetahuan
tersebut di atas adalah ilmu.Secara substansial dan operasional ilmu menunjuk
kepada tiga hal, yaitu: (1) bodies of knowledge, (2) a body of systematic
knowledge, dan (3) scientific method. Ilmu mengandung arti cara kerja ilmiah
dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dihasilkan melalui
metode ilmiah. Ilmu memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Objek studi ilmu meliputi berbagai hal sebatas yang dapat dialami manusia.
Setiap ilmu memiliki objek material dan objek formal. Beberapa disiplin
ilmu mungkin memiliki objek material yang sama, tetapi setiap disiplin ilmu
mempunyai objek formal yang berbeda. Objek studi setiap disiplin ilmu
bersifat spesifik.
b. Metode ilmiah adalah prosedur pemecahan masalah yang cermat dan
terencana. Metode ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan rasional
dan empiris. Kerangka studinya merupakan proses logico-hypotetico-
verifikasi, atau menggunakan kerangka berpikir deduktif-induktif (scientific
method). Namun demikian, metode ilmiah dapat bersifat kuantitatif dan atau
kualitatif.
c. Isi ilmu dapat berupa konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum teori, dan
model. Dalam hal ini isi ilmu bersifat objektif, deskriptif, dan disajikan
secara rinci dan sistematis.
d. Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol.
Berbagai jenis ilmu antara lain diklasifikasikan orang ke dalam: natural
sciences (naturwissenschaften), dan human sciences
(geisteswissenschaften). Klasifikasi lain adalah: natural sciences, social

6
sciences, behavioral sciences, dan formal sciences. Ada pula yang
mengklasifikasikan ilmu menjadi: ilmu murni dan ilmu terapan.
e. Ilmu pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu.
Sekalipun demikian, menurut M.J. Langeveld (1980), sebagai ilmu yang
bersifat otonom ilmu pendidikan berperan sebagai “tuan rumah”, sedangkan
ilmu-ilmu lain merupakan “tamu”nya. M.J. Langeveld mengklasifikasi ilmu
pendidikan (Ilmu Mendidik) terbagi atas:
a. Ilmu Mendidik Teoritis, yang meliputi:
1) Ilmu Mendidik Sistematis.
2) Sejarah Pendidikan.
3) Ilmu Perbandingan Pendidikan.
b. Ilmu Mendidik Praktis, yang meliputi:
1) Didaktik/Metodik.
2) Pendidikan dalam Keluarga.
3) Pendidikan Gereja (Lembaga Keagamaan).
Sedangkan Redja Mudyahardjo (2001) mengklasifikasi Ilmu Pendidikan
sebagai berikut:
a. Ilmu Pendidikan Makro:
1) Ilmu Pendidikan administratif.
2) Ilmu Pendidikan Komparatif.
3) Ilmu Pendidikan Historis.
4) Ilmu Pendidikan Kependudukan.
b. Ilmu Pendidikan Mikro:
1) Ilmu Mendidik Umum yang meliputi:
a) Pedagogik Teoritis.
b) Ilmu Pendidikan Psikologis.
c) Ilmu Pendidikan Sosiologis.
d) Ilmu Pendidikan Antropologis.
e) Ilmu Pendidikan Ekonomik.
2) Ilmu Mendidik Khusus:
a) Ilmu Persekolahan.
b) Ilmu Pendidikan Luar Sekolah.

7
c) Ilmu Pendidikan Luar Biasa/Orthopedagogik.
Konsep ilmu pendidikan dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan,
Ilmu pengetahuan memiliki dua istilah yaitu “pedagogik” dan “pedagogi”,
pedagogik artinya ilmu pendidikan yang lebih menitik beratkan kepada
pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Sedangkan pedagogi artinya
pendidikan yang lebih menekankan pada praktek, menyangkut kegiatan
mendidik, dan kegiatan membimbing anak.

C. Pendidikan (Mendidik) Sebagai Ilmu dan Seni


Seni berasal dari kata sanskerta yaitu sani yang berarti pemujaan,
persembahan, dan pelayanan, menurut padmapusphita kata seni berasal dari
belanda yaitu genie yang artinya kemampuan luar biasa yang dibaa sejak lahir.
Pendidikan dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun pendidikan atau
praktek pendidikan atau mendidik juga adalah seni, karena praktek pendidikan
melibatkan perasaan dan nilai yang diluar daerha ilmu, praktek pendidikan itu
sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang, menulis, dan menata sesuatu.
Seni mendidik merupakan keterampilan jenius yang hanya dimiliki
beberapa orang dan mereka tidak dapat menjelaskan secara sistematis bagaimana
mereka mempraktekan keterampilan itu. Oleh karena itu pendidik harus kreatif,
skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja karena
yang lebih penting adalah improvisasi, dan pendidik harus memperhatikan
minat, perhatian, dan hasrat anak didik.
Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun
demikian pendidikan (praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni.
Alasanya bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaan dan nilai yang
sebenarnya di luar daerah ilmu(ilmu yang berparadigma positivisme).
Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet (1954) mengibaratkan praktek
pendidikan sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah
taman bunga, atau menulis surat untuk sahabat. Sedangkan menurut Gallagher
(1970) seni mendidik itu merupakan: (1) keterampilan jenius yang hanya
dimiliki beberapa orang; dan (2) mereka tidak dapat menjelaskan secara
sistematis bagaimana mereka mempraktekan keterampilan itu.

8
Praktek pendidikan diakui sebagai seni, impilkasinya fungsi mendidik yang
utama adalah menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura
atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan
tiap pihak memperoleh manfaat. Selain itu, pendidik harus kreatif , skenario atau
persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang lebih penting
adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat
anak didik.Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan
pengakuan bahwa pendidikan dapat dipelajari secara ilmiah. Idealnya,
pendidikan adalah aplikasi ilmu (ilmu pendidikan) tetapi sekaligus pula adalah
seni.
Pendidikan sebagai ilmu karena dalam pendidikan melibatkan landasan
keilmuan, bersifat teoritis dan praktis sedanglan pendidikan sebagai seni karena
hasil dari proses pendidikan adalah karya yang memiliki nilai. Pendidikan
sebagai ilmu yang diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan untuk
memahami dan mempersiapkan praktek pendidikan. Menurut aliran
Konstruksivisme bahwa “Tugas guru adalah membantu agar siswa mampu
mengkonstuksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkrit maka
strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid.
Mengajar merupakan seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik,
melainkan juga intuisi”. Jadi esensinya bahwa praktek pendidikan hendaknya
merupakan perpaduan antara ilmu dan seni

D. Karakteristik dan Kriteria Ilmu Pengetahuan


Suatu disiplin ilmu termasuk juga disiplin ilmu pendidikan perlu memiliki
karakteristik dan kriteria yang jelas dalam hal landasan, obyek studi, metode,
fungsi dan isi/substansinya. Disiplin ilmu perlu diuji secara empiris dan
hendaknya memiliki persyaratan dan ciri-ciri ilmiah. Randall dan Buchker
mengemukakan tiga ciri umum ilmu pengetahuan sebagai berikut:
1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, artinya setiap
orang dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan, karena
yang menyelidikanya adalah manusia.

9
3. Sains bersifat objektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode
sains tidak tergantung kepada subyek yang menggunakan, tidak tergantung
pada pemahaman secara pribadi (Sadulloh 2004:46).
Selanjutnya Ralph Ross dan Enerst van den Haag (Harsojo, 1977),
mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu :
1. Bersifat rasional, karena ilmu merupakan hasil dari proses berpikir dengan
menggunakan akal (rasio).
2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh
pancaindera.
3. Bersifat umum, artinya bahwa hasil ilmu dapat dipergunakan oleh semua
manusia tanpa kecuali, dan
4. Bersifat akumulatif, artinya bahwa hasil ilmu dapat dipergunakan untuk
dijadikan objek penelitian berikutnya.
Karakteristik suatu ilmu dapat ditelusuri melalui pembahasan tentang
landasan ilmu, obyek ilmu, metode keilmuan (metode ilmiah), isi atau materi
ilmu, dan fungsi ilmu (Madjid Noor, 1998). Dalam kajian epistemologi
ditegaskan bahwa suatu kawasan studi atau suatu disiplin dapat dikategorikan
disiplin ilmu apabila memenuhi tiga syarat, yaitu :
1. Memiliki obyek matrial dan obyek formal,
2. Memiliki metode yang jelas, dan
3. Memiliki sistematika.

E. Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan


Pendidikan dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan, dalam ilmu
pengetahuan ada dua istilah penting yaitu paedagogie dan paedagagogiek.
“Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu
pendidikan” (Ngalim Purwanto, 2004:3).
Istilah pedagogik dibedakan oleh Langeveld dengan istilah pedagogi.
Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan yang lebih menitikberatkan kepada
pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Pedagogi berarti pendidikan, yang
lebih menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan
membimbing anak.

10
Berikut ini pendapat beberapa ahli tentang pengertian ilmu pendidikan :
Driyarkara (1980:66) menyatakan bahwa “Ilmu pendidikan adalah
pemikiran ilmiah, yakni pemikiran yang bersifat kritis, memiliki metode dan
tersusun secara sistematis tentang pendidikan”. Dari beberapa uraian tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu pendidikan merupakan seperangkat
pengetahuan, pendapat atau pandangan mengenai fenomena/gejala pendidikan
yang disususn secara sistematis sebagai hasil pemikiran kritis dengan
menggunakan metode riset tertentu.

F. Mendidik Sebagai Seni dan Teknik


Keberhasilan pendidik terletak khususnya pada perubahan yang dialami
terdidik. Tujuan pendidik bukanlah supaya pendidik mengalami perubahan,
melainkan supaya anak atau orang lain mengalami perkembangan ke arah baik.
Pada prinsipnya pendidikan memang dapat dianalisis dan seni didik dapat
dipelajari secara ilmiah. Calon guru/pendidik antara lain perlu mempelajari
hasil-hasil yang telah dikumpulkan dalam ilmu pendidikan, tetapi harus belajar
menganalisis proses belaja mengajar. Terdapat dua kelompok kegiatan-kegiatan
mengajar, yaitu kegiatan sebelum mengajardimana guru bekerja secara sendirian
dan kegiatan yang terjadi pada waktu mengajar ketika guru menerapkan prinsip-
prinsip psikologi dalam situasi senyatanya.

11
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan sebagai suatu ilmu, yaitu bahwa praktek pendidikan tersebut tiada
lain adalah aplikasi dari ilmu pendidikan. Implikasinya bahwa untuk menjadi
guru atau untuk menjadi pendidik,siapapun untuk mempelajarinya melalui ilmu
pendidikan. Praktek pendidikan diakui sebagai seni, impilkasinya fungsi
mendidik yang utama pada poses pembelajaran di sekolah dasar bagi siswa
adalah untuk menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura
atau dibuat-buat, anak tidak boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan
tiap pihak memperoleh manfaat.
     Pendidikan sebagai seni tidak perlu dipertentangkan dengan pandangan
pendidikan sebagai ilmu. Pendidik merupakan ilmu pendidikan dalam rangka
memahami dan mempersiapkan suatu praktek pendidikan, namun dalam
prakteknya pendidik harus kreatif, scenario atau persiapan mengajar hanya
dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi. Dalam hal
ini pendidik harus memperhatikan karakteristik peserta didik. Esensinya, bahwa
praktek pendidikan itu hendaknya merupakan paduan ilmu dan seni.

B. Saran
       Sebagai calon pengajar akan sangat bermanfaat untuk menunjang kegiatan
dan pelaksanaan pembelajaran terutama pembelajaran tentang pendidikan yang
ada ilmu dan seninya sekaligus, untuk itu dengan mempelajari apa yang kami
bahas di dalam makalah ini diharapkan pembaca dapat mengambil manfaat yang
optimal.
       Tulisan-tulisan dalam makalah diharapkan dapat menjelaskan mengenai
praktek pendidikan itu, ilmu dan seni, hakikatnya, esensinya, dsb. Strategi dan
metode pembelajarannya sangat tergantung pada kebutuhan siswa dan
karakeristik alam dan lingkungan dimana sekolah berada.

12
DAFTAR PUSTAKA

Syaripudin, Tatang (2007), Landasan Pendidikan, Bandung: Percikan ilmu.


www.Tristiono.wordpress.com 
www.pdfdatabase.com
www.Sulipan.wordpress.com
www.Luthfi_al_Bukhari.com

13

Anda mungkin juga menyukai