Anda di halaman 1dari 2

Refleksi kritis pemikiran KHD

Oleh: Tika Puji Pramesthi (64-A)

Ki Hajar Dewantara (KHD) membedakan antara kata Pendidikan dan pengajaran


dalam arti dan tujuannya. Menurutnya, pengajaran merupakan bagian dari
Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pemberian ilmu untuk melatih
kecakapan hidup secara lahir batin sedangkan Pendidikan memberi tuntutan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan dan pengajaran
merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup
manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang
seluas-luasnya.

Ada 3 kerangka utama pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu:

1. Kodrat Keadaan (Alam & Zaman)

Pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki


Keterampilan Abad ke-21 namun pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan
tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia sebab sosial budaya
Indonesia yang beragam merupakan kekuatan kodrat alam dan zaman dalam
mendidik.

2. Asas Tri-Kon ( kontinuitas, konvergensi, konsentris)

Kemajuan kebudayaan harus berupa lanjutan langsung dari kebudayaan


sendiri (berkesinambungan/kontinyu) menuju ke arah kesatuan dunia
(konvergensi) dan tetap terus mempunyai sifat kepribadian di dalam
lingkungan kemanusiaan sedunia (konsentris).

3. Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta,


rasa, karsa dan karya. Esensi filosofi pemikiran KHD adalah perubahan yang
dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.

keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan
sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat
bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-
pekerti (pembentukan watak individual). Pendidikan berpusat pada anak, tidak ada
anak yang sama. Tugas pendidik menuntun mereka agar mampu mengembangkan
potensi sesuai bakat, minat dan kemampuan.

filosofi among Ki Hadjar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulada (menjadi teladan,
memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain
perbuatan-kelakuan sifat dan lain-lainnya), Ing Madya Mangun Karsa
(memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan,
kemampuan, tenaga, akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri
mereka), serta Tut Wuri Handayani (mempengaruhi, memelihara, dan
memprovokasi kebajikan serta kualitas positif lain agar orang lain bertumbuh dan
maju).

Adanya relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini yaitu
bahwa
a. Dikembangkannya Student Centered Based learning saat ini untuk
menciptakan student wellbeing, teacher wellbeing dan school wellbeing , hal
ini sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran berpihak pada
murid agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
b. Asas konvergensi relevan dengan pembelajaran saat ini , dengan belajar dari
mana saja dan siapa saja juga mengusung pendidikan KHD yaitu semua
orang adalah guru , semua tempat adalah sekolah.
Pemikiran KHD telah saya laksanakan di kelas dan saya merasa telah memiliki
kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru. Di masa Pandemi ini saya
melaksanakan pembelajaran secara daring dan luring. Saya sering menggunakan
model pembelajaran project based learning dalam menyampaikan materi. Melalui
model pembelajaran ini saya melihat siswa saya lebih termotivasi, kreatif dalam
berkarya serta mampu meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi,
berkolaborasi dan bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya.
Tripusat belajar KHD yaitu lingkungan sekolah , keluarga dan masyarakat juga
memiliki peran penting dalam pola pendidikan berkesinambungan , kerjasama yang
efektif akan membangun iklim belajar peserta didik yang kondusif , komunikasi antar
ketiganya akan membantu tumbuh kembang peserta didik lebih optimal. Dalam
pelaksanaan pembelajaran secara daring tentunya saya melibatkan peran serta
orang tua dalam pengawasan belajar putranya di rumah.

Anda mungkin juga menyukai