Anda di halaman 1dari 2

 Pemahaman tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menjadi landasan transformasi pendidikan

Indonesia yang berpihak pada anak, sebagai berikut:

 Makna dari kata ‘menuntun’ yaitu menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
 Peran menuntun sesuai sistem among yaitu guru harus menghindari segala bentuk paksaan ke murid-
muridnya.
 Makna dari “merdeka” bukan semata-mata kebebasan individu dari aturan dan kekuasaan lain,
melainkan kemampuan untuk tidak menggantungkan diri terhadap uluran tangan orang lain
 Kodrat anak tentang bermain yang adalah sama dengan belajar, dalam bermain itu sesungguhnya
seorang anak sedang belajar
 Pendidikan yang berpihak / menghamba pada anak membebaskan anak dari segala ikatan, dengan suci
mendekati anak bukan meminta sesuatu hak melainkan berhamba pada sang anak
 Konsep budi pekerti yaitu kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan bagian
biologis dan berperan menentukan karakter seseorang
 Anak bukan tabularasa, bukan kertas kosong yang dapat di isi apa saja. Setiap manusia yang dilahirkan
ke dunia ini sudah memiliki kekuatan lahiriah yang telah diberikan kekuatan oleh Alloh SWT berupa
pendengaran, penglihatan dan hati, sehingga pendidik harus mampu menebalkan laku anak tersebut,
sehingga kekuatan konteks dari anak itu sendiri menjadi berkembang, pandangan yang luas ke depan
dengan kemauan yang keras untuk mencapainya akan menempatkan siswa pada kedudukan yang tinggi
dalam sosio kultural yang berbudaya dalam perbedaan yang ada di dalam kehidupannya. Pendidikan
diharapkan mampu melihat potensi kearifan lokal sebagai wadah untuk berkeksperimen, berinovasi dan
bermain pada diri peserta didik.
 Analogi petani untuk menjelaskan kodrat anak. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan
adalah menjadikan seorang pendidik mampu menempatkan dirinya dalam melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru/pendidik dapat mempersiapkan kelas sebagai lahan yang subur, mempersiapkan
para siswa sebagai benih-benih yang unggul walaupun dari berbagai sumber dan bahan yang berbeda,
memberikan tuntunan dan arahan yang berimbang dan humanis dengan rasa kasih sayang, sehingga
siswa mampu berkembang untuk menjadi dirinya sendiri, dan akhirnya dari kelas itulah akan muncul
manusia pilihan, manusia idaman dan manusia ideal yang dapat bermanfaat untuk dirinya dan
masyarakatnya, sehingga menjadi insan yang sempurna dalam kodisi dan zaman yang mereka alami.
Hakikatnya seorang guru/pendidik tak ubahnya seperti seorang petani yang dapat memperbaiki lahan,
memelihara, memberi pupuk dan air, menjaga dari gangguan jamur dan binatang yang merugikan,
sehingga panennya akan dapat dirasakan oleh petani itu sendiri dengan penuh suka cita. Guru berhasil
dan bahagia adalah guru yang melihat peserta didiknya berhasil, hidup selamat dan bahagia.

 Pemahaman tentang Pendidikan yang Memerdekakan menurut pemikir - pemikir yang selaras dengan
pemikiran KHD dan menjadi acuannya (Metode Montessori dan Taman Anak Frobel)

Metode montessori adalah cara belajar yang berfokus pada kearifan anak. Metode ini menawarkan
pembelajaran langsung dengan praktik dan permainan kolaboratif, berbeda dari metode tradisional
cenderung pasif. Pada kelas montessori anak-anak akan di berikan kesempatan untuk memutuskan apa yang
menjadi keinginan mereka. Tehnik belajar ala montessori kini banyak berkembang, metode montessori
adalah sebuah sistem pendidikan yang membantu setiap anak meraih potensinya di semua bidang kehidupan.
Metode montessori mengajarkan 5 bidang utama, mulai kemampuan berbahasa, konsep matematika, budaya
sensorik dan kemampuan sehari-hari. Metode montesseri akan membuat anak di latih untuk berkomunikasi.
Dalam pembelajaran monttesori anak-anak diajarkan untuk mengantri, bersikap sopan santun, tata krama dan
kebaikan. Kemampuan ini akan melatih emosional intellagent mereka sehingga mereka akan lebih siap
berada di lingkungan dan bersosialisasi.
Pendidikan yang di laksanakan saat ini selaras dengan apa yang diharapkan oleh KI Hajar Dewantara, di
mana metode Montesori, Frobel dan Taman anak menyatakan bahwa dunia anak identik dengan bermain,
dan di dalam bermain itu sesungguhnya seorang anak sedang belajar. di dalam bermain telah melatih
kemampuan seorang anak baik kemampuan panca indra maupun kemampuan psikomotoriknya. hal inilah
yang harus dipahami oleh seorang guru.

 Kaitan filosofi dan prinsip pendidikan yang memerdekakan dengan tujuan pendidikan untuk membentuk
profil Pelajar Pancasila

Pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan pada dunia pendidikan
saat ini. Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang
ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses
menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak
tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Profil Pelajar Pancasila ini dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia. Tidak hanya untuk
kebijakan pendidikan di tingkat nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para
pendidik, dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil. Pelajar Pancasila disini berarti
pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang
memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini
adalah:Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; Mandiri;Bergotong-royong;
Berkebinekaan global; Bernalar kritis; Kreatif. Keenam dimensi ini perlu dilihat sebagai satu buah kesatuan
yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi ditiadakan, maka profil ini akan menjadi tidak bermakna.

Hari ke-6
Pembelajaran yang memerdekakan

 Apakah yang saat ini Anda pahami tentang Pendidikan yang Memerdekakan?
Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang berpihak pada anak, selaras dengan pemikiran KHD
yaitu menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan bukan semata-mata kebebasan
individu dari aturan dan kekuasaan lain/paksaan, melainkan kemampuan untuk tidak menggantungkan diri
terhadap uluran tangan orang lain dengan tujuan pendidikan untuk membentuk profil Pelajar Pancasila
 Dari hasil belajar mandiri dan berdiskusi, prinsip apa yang semakin Anda yakini terkait Pendidikan yang
Memerdekakan? Prinsip yang semakin saya yakini terkait
Pendidikan yang memerdekakan adalah prinsip pendidikan berdasarkan filosofi pendidikan Ki Hajar
Dewantara. Ing ngarsa sung tuladha, di depan memberi contoh. Ing madya mangun karsa di tengah memberikan
gagasan. Tut Wuri Handayani, di belakang memberikan dorongan/semangat.
 Pemikiran apa yang Anda rasa perlu dihilangkan atau dirasa tidak sejalan dan relevan lagi setelah Anda
melalui proses belajar? Pemikiran yang perlu dihilangkan adalah
mendidik yang hanya mengajar dan mentranformasikan ilmu pengetahuan di buku teks, memaksa murid
mempelajari alur pembelajaran sesuai kurikulum dan pembelajaran yang tidak menyenangkan (hanya di dalam
kelas dan berceramah), dan memaksa murid mentaati peraturan/tata tertib sekolah yang dibuat sepihak oleh
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai