Anda di halaman 1dari 3

Elaborasi Konsep Pendidikan Yang Memerdekakan

Setelah selesai menonton, pilih konteks penerapan


yang akan Anda bahas, sekolah tempat Anda bekerja
atau sekolah-sekolah di wilayah kerja. Lalu,
buatlah kerangka penerapan Pendidikan yang
Memerdekakan pada konteks yang sudah dipilih.
Namun sebelum itu, untuk memudahkan Anda dalam
membuat kerangka, Anda diminta untuk
mempertimbangkan jawaban dari beberapa pertanyaan
berikut.

1. Pemikiran apa yang harus ditanamkan?

Pemikiran yang harus ditanamkan adalah bahwa anak


sebagai makhluk yang secara kodrat diciptakan
sempurna dengan akal, emosi, potensi dengan
kesadaran dan kehendak yang dimiliki. Pendidikan yang
memerdekakan yakni mengembalikan manusia sebagai
makhluk yang sempurna, merdeka dari tekanan dan
merdeka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tuhan
menciptakan manusia dengan perangkat luar biasa yang bisa
menjadikannya bisa melakukan apapun yang diinginkan.
Perangkat tersebut adalah “akal”. Sehingga manusia
dikatakan makhluk yang sempurna didalam Al Qur’an karena
dikarunia panca indera dan akal. “ Sungguh Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya,
kemudian Kami kembalikan di ke tempat yang serendah
rendahnya “( Al Qur’an Surah At-Tin ayat 4-5 ) pendidikan juga
sebagai pengetahuan dari konsep tauhid, karena dengan
pendidikan seharusnya manusia benar-benar menjadi makhluk
yang menggunakan seluruh potensi yang dimiliki yaitu panca
indera untuk menjadi manusia merdeka. Kemerdekaan yang
dimiliki setiap manusia akan menjadikan bumi ini tempat yang
benar-benar nyaman untuk ditinggali.
2. Praktik-praktik pembelajaran apa yang
menurut Anda bisa diterapkan?

Praktik pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau peserta didik melalui
pendekatan pendidikan yang holistic, evaluasi bersama tentang
kelebihan dan kekurangan, anak-anak diberi
kesempatan untuk membuat perencanaannya
sendiri, fungsi sekolah sebagai penghubung siswa
dengan dunia nyata, menciptakan lingkungan
belajar yang nyaman dan aman, aturan yang
diganti dengan kesepakatan untuk sehingga dapat
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat.

3. Praktik-praktik pembelajaran apa yang menurut


Anda perlu dihilangkan?

Praktik-praktik pembelajaran yang menurut saya


perlu dihilangkan, yaitu pemberian hadian pada
anak yang lebih, pemberian hukuman bagi anak
yang melanggar, serta pembuatan
keputusan/aturan tanpa melibatkan siswa. Menilai
kesuksesan peserta didik dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.

4. Potensi apa yang bisa mendukung


penerapan prinsip Pendidikan yang Memerdekakan?

Potensi yang bisa mendukung penerapan prinsip


Pendidikan yang Memerdekakan antara lain lingkungan
belajar yang nyaman dan aman, warga sekolah yang
memahami satu visi, pemahaman guru, siswa, pemangku
kebijakan, orang tua, dan pejuang pendidikan, untuk menyelenggarakan
pendidikan yang mencerminkan “Merdeka Belajar”.

5. Tantangan apa saja yang dihadapi?


Tantangan yang dihadapi yaitu perkembangan
teknologi yang sangat pesat, ketidak siapan
masyarakat umum dan orang tua murid terkait
pendidikan yang memerdekakan, Minim fasilitas.

6. Langkah pertama apa yang harus


dilakukan?

Langkah pertama yang harus dilakukan melakukan

 Berkolaborasi dengan warga sekolah, orang tua,


tokoh praktisi, dan masyarakat umum.
 Kita guru menjadi teladan, pemberi semangat serta memberi dorongan
dalam menanamkan nilai karakter kedisiplinan dan kerjasama, tolong
menolong dalam setiap kegiatan yang ada disekolah.
 Mengawali aktifitas pembelajaran dengan berdoa, saling memuji diantara
teman, selalu memberikan kata-kata positif untuk teman
sebangku/sekelas, kata terima kasih untuk bantuan/pujian dari teman,
kata maaf jika melakukan kesalah baik sengaja maupun tidak
Membudayakan budaya lokal untuk mentransformasikan pendidikan
karakter anak

Anda mungkin juga menyukai